You are on page 1of 22

5 Lima Alat Indera Manusia : Mata, Hidung,

Telinga, Lidah & Kulit (Panca Indera)


Wed, 20/08/2008 - 1:13am — godam64

Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar


untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar
tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera.
Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah.

Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik
untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan
keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup
namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.

Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi /
pengertian, yaitu :

1. Indera Penglihatan / Penglihat = Mata


Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam
bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di
sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling
menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga
butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali
lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.

2. Indera Penciuman / Pencium = Hidung


Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau
sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan
yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium
aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor
untuk mengenali bau.

3. Indera Pengecap = Lidah


Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-
benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan
macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat
menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah
yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk
rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah
yang belakang untuk rasa pait.
4. Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di
sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak
bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar,
bagian tengah dan bagian dalam.

5. Indera Peraba = Kulit


Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu,
sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat
reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak
terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.

Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga
grup kelompok, yakni :

1. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indra pembau (idung) dan indra pengecap (lidah).

2. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran
(kuping).

3. Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti
indra penglihatan atau mata.

Alat indra kita merupakan aset terpenting tubuh kita oleh sebab itu jagalah kesehatan
alat indera kita agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik.

-----dera atau indria merupakan alat penghubung/kontak antara jiwa dalam wujud
kesadaran rohani diri dengan material lingkungan. Dalam ajaran Hindu indria ada
sebelas macam dan disebut sebagai eka dasa indriya.

Lima macam indera berfungsi sebagai alat sensor dalam bahasa Sansekertanya
disebut panca budi indriya dan dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai panca
indera yaitu: alat pembantu untuk melihat (mata), alat pembantu untuk mengecap
(lidah), alat pembantu untuk membau (hidung), alat pembantu untuk mendengar
(telinga), dan alat pembantu untuk merasakan (kulit/indera peraba).
Lima jenis lagi disebut panca budi indria sebagai alat gerak yaitu tangan untuk
mengambil, kaki untuk berjalan, anus untuk membuang air, mulut sampai hidung
untuk bicara-bernapas-makan, alat kelamin untuk menikmati hubungan kelamin.

Indria yang kesebelas merupakan indera utama yang mengontrol jalannya kesepuluh
indera yang lain. Indera kesebelas ini adalah pikiran sebagai kendali segala aktivitas
diri.

[sunting] Lihat pula

Indera Manusia

Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
• Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
• Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat
beradanya indera keseimbangan 9statoreseptor)
• Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
• Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
• Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

Tiap indera akan berfungsi dengan sempurna apabila :


1. Indera tersebut secara anatomi tidak ada kelainan
2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.

Mata
- Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak
- Mata merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya
- Bagian mata yang peka terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat
pada lapisan retina.
- Kita dapat melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik
kuning, kemudian rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di
otak
-
Telinga
- Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang memiliki saraf
pendengaran
- Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga
dalam.
- Pada bagian rumah siput tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan
pusat pendengaran
- Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang terletak pada tiga saluran
setengah lingkaran.
-
Kulit
- kulit berfungsi sebagai indera perasa dan peraba
- kulit peka terhadap rangsang yang berupa panas, dingin, tekanan, sentuhan dan
sakit/nyeri

Lidah
- Lidah berfungsi sebagai indera pengecap
- Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi
beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan
masam)
- Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri.
-
-Hidung
- Hidung berfungsi sebagai indera pembau
- Ujung-ujung saraf pembau terletak pada selaput lender rongga hidung bagian atas,
kerang hidung atas dan permukaan atas kerang hidung yang tengah.
- Pada ujungs araf pembau terdapat selaput lender yang berfungsi sebagai pelembab
- Bau yang busuk pada rongga hidung waktu kita menarik napas ditangkap oleh ujung
saraf kemudian dibawa ke pusat pembau di otak sehingga kita dapat menerima
rangsang bau.

Kelainan dan Penyakit Indera

➔ Miopi atau rabun jauh


Yaitu kelainan pada mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh didepan
retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengash mata
panjang. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif
➔ Hypermetropi atau rabun dekat
Yaitu kelainan mata dimana bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh dibelakang
retina. Kelainan ini terjadi karena lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata
pendek. Kelainan ini dapat ditolong dengan menggunakan lensa positif.

➔ Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak elastisnya lensa mata untuk berakomodasi.
Penderita kelainan ini biasanya menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan
lensa negative.
➔ Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan
melihat benda saat terjadi perubahan dari terang ke gelap atau saat senja
➔ Katarak
Yaitu mengaburnya lensa mata, yang dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B
atau juga factor usia

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu
dalam tindakan bicara.

Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa
Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani, γλωσσα.

Struktur
Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis
otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.
Terdapat tiga jenis papila yaitu:
1. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V
di belakang lidah;
3. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata
pada hewan pengerat.

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua
sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang.

Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan.


Indra yang kita kenal ada lima, yaitu :

1. Indra penglihat (mata)


2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh
karenanya disebut eksoreseptor. Reseptor yang berfungsi untuk mengenali
lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa
dan sebagainya, disebut interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi,
dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan
tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor
yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.
MATA

Gambar:Indera Penglihat

Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu
mata.

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga
lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

• Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak
tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea.
Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata.
Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

• Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi
banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina.
Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di
bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk
iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata).
Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran
pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang
berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan
mengatur cembung pipihnya lensa.

• Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan
badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang
sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan
daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi
dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous
humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua
cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva.
Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan
serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari
kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata
berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam
mata.

Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut
otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot
rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah.
Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali
yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor.
Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan
jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang
(sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.
Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang
terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk
situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana
terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang
makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa
protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin
akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi
dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut
adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk
melihat.

Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan
gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka
terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata
dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan
menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum
proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh
(punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk
ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka
sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat
Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus
direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek
terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut
pemfokusan.

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang
jauh. Mata mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah
bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan
pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot
siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai
akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi sehingga
apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor
bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa
memanjang dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda
disebut daya akomodasi.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara
mengubah fokus lensa.

Kelainan pada Mata


Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur
11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50
tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh
karena itu memerlukan pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata
cembung (positif). Cacat mata seperti ini disebut presbiopi atau mata tua karena
proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas lensa berkurang. Penderita
presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi pada anak-
anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang
retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.

Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu
panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan
retina. Pada mata dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya
dapat melihat benda yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong
dengan lensa cekung (negatif). Miopi biasa terjadi pada anak-anak.

Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa
mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama,
akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang
yang cacat seperti ini dibuat lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.

Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata.
Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak
pandangan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.

Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:

1. Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun


2. Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik
3. Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.
INDERA PENDENGAR

Gambar:telinga

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan
getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan
menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

• Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.
Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada
anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut
halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga
agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.

• Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga
tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar
melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam
melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran
yang transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah
tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus).
Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu
tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan
dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang
memungkinkan gerakan bebas.

Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari
gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela
oval.

• Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.

1. Tiga saluran setengah lingkaran


2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan
keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea
mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang
sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran
tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran
(kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran
vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara
saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran
tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel
dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar
tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran
tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan
dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka
terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

Cara kerja indra pendengaran


Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran
Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam
saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan
dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada
jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika
rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls).
Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada
organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat
pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan


Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah
lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan
yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang
berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke
sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan
yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai
rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran
semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf
yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium
karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang
menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

INDERA PERABA
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan.

Susunan Kulit

Gbr. Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan
dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis
tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah
stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu
di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit
keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari
lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga
merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat
(lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.
Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat
yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat
elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.

Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk


kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah
yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan
serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada
waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di
sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan
untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;
sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap
berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan


reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke
daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari
epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di
dekat epidermis.
INDERA PENGECAP

Gbr. Lidah
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan
epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa
tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai
tonjolan seperti rambut.

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran
yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada
paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan
di permukaan papila berbentuk benang.

INDERA PEMBAU
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu
pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas
pengecap.

Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan


aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel
pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau
yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

Kelainan Dan Penyakit Pada Alat Indra


Kelainan dan penyakit pada alat indra dapat mengganggu manusia ketika berinteraksi
terhadap lingkungannya. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, sebagian kelainan dan
gangguan tersebut dapat diatasi. Beberapa kelainan dan penyakit yang menyerang
alat-alat indra antara lain sebagai berikut.
1. Astigmatis
Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mafa yang menyebabkan penglihatan
menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-garis
horizontal dan vertikal secara bersama-sama. Mata tidak mampu memfokuskan
pandangan karena kornea mata tidak berbentuk bola. Kelainan ini dapat diatasi
dengan memakai kacamata silindris.
2. Miopia
Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat
melihat jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda
jatuh di depan bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata
berlensa cekung (negatif).
3. Hipermetropi
Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata
tidak dapat melihat dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan
bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai
kaca mata berlensa cembung (positifl.
4. Presbiopia
Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak
dapat melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi ka.rena daya akomodasi mata mulai
berkurans. Kelainan ini dialami oleh orang tua sehingga disebut juga mata tua.
Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa rangkap, yaitu bagian
atas berlensa cekung (negatif) dan bagian bawah berlensa cembung (positif).
Kelainan miopia, hipermetropia, dan presbiopia serta cara menolongnya telah kamu
pelajari di kelas VIII.
5. Rabun Senja
Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja dan
malam hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini
disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini
ialah dengan mengonsumsi rnakanan yang banyak mensandung vitamin A. Misalnya
wortel. pepaya, dan tomat.
6. Keratomalasi
Keratomalasi ditandai dengan kornea mata yang keruh. Penyebabnya adalah
kekurangan vitamin A yang sangat parah. Jadi, penyakit ini merupakan tingkat lanjut
rabun senja. Kekurangan vitamin A menimbulkan penebalan selaput lendir mata.
Akibatnya, permukaan mata yang biasanya basah menjadi kering dan kasar
(xeroftalmia/xerosis). Ji ka tidak segera cliatasi. akan menimbulkan kebutaan.
7. Katarak
Katarak (bular mata) merupakan kelainan pada lensa mata. Lensa mata menjadi kabur
dan keruh sehingga cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina. Biasanya,
katarak diderjta oleh orang yang berusia lanjut. Katarak dapat diatasi dengan tindakan
operasi.
8. Juling
Kelainan mata ini disebabkan adanya ketidak serasian kerja otot penggerak bola mata
kanan dan kiri. Kelainan ini dapat diatasi dengan tindakan operasi pada otot mata.
9. Glaukoma
Kelainan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata. Tekanan
terjadi karena adanya sumbatan pada saluran di dalam bola mata dan pembentukan
cairan di bola mata yang berlebihan. Kelainan yang tidak segera diatasi dapat
menyebabkan kebutaan. Kelainan ini dapat diatasi dengan obat-obatan yang harus
diminum seumur hidup atau dengan tindakan pembedahan.
10. Buta Warna
Penderita buta warna tidak dapat membedakan warna tertentu. misalnya merah, hijau.
dan biru. Buta warna merupakan penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan.
Buta warna lebih banyak diderita laki-laki dari pada perempuan.
11. Radang Telinga
Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian
luar terjadi karena bakteri. jamur. atau virus yang masuk melalui berbagai cara.
misalnya masuk bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media)
dapat terjadi karena bakteri atau virus. misalnya virus influenze. yang masuk dari
rongga mulut melirlui saluran Eustachius.
12. Otosklerosis
Penyakit ini merupakan tuli konduksr yang menahun karena tulang sanggurdi kaku
dan tidak dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh dokter
THT.
13. Anosmia
Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk
membau. Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi
di dasar kepala, keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian
depan. Untuk mengatasi gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.
</div>

http://www.crayonpedia.org/mw/Alat_Indra_Pada_Manusia_9.1
ANCA INDRA
Indra adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk perubahan
lingkungan. Agar dapat terjadi suatu penginderaan harus dipenuhi empat syarat
mutlak yaitu :
1. Adanya stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu unuk membangkitkan
respon sistem syaraf
2. Reseptor atau organ indra harus dapat menerima stimulus dan mengubahnya
menjadi impuls syaraf
3. Impuls syaraf harus dihantarkan sepanjang lintasan sysraf dari reseptor atau organ
indra ke otak
4. Pusat indra yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan impuls syaraf yang
diterimanya menjadi sebuah kesan.
Setiap indra menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Impuls
sensoris yang berakhir pada pusatpusat indera di otak, akan menimbulkan
penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan ke medula
spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang dihasilkan
bersifat tidak disadari.

Alat indera pada mamalia dapat diklasifikasikan menjadi


1. Menurut distribusinya
- Indera umum
Tersebar luas di seluruh tubuh, contohnya adalah alat indera.
- Indera khusus
Indera ini hanya berada di tempat-tempat tertentu, contohnya adalah fotoreseptor
pada retina mata.
2. Menurut lingkungan fisik yang mempengaruhinya
- Eksteroreseptor
Eksteroreseptor menerima stimulus dari luar tubuh, terletak di bagian tubuh. Terletak
pada bagian tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan lingkungan luar.
- Interoreseptor
Interoreseptor stimulus dari dalam tubuh, terletak di dalam otot, sendi, tendon, dan
organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon dan persendian memiliki
proprioreseptor, yang peka terhadap perubahan tegangan atau regangan otot. Impuls
dari proprioreseptor sangat penting untuk dapat terjadi kontraksi yang serasi dari
beberapa otot yang terlibat dalam suatu gerakan, dan untuk mempertahankan
keseimbangan posisi tubuh.

INDERA PERABA
Indera peraba merupakan indera yang paling penting sederhana, umumnya tersebar
pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada
manusia sangat besar, teruama di ujung jari dan bibir.
Klasifikasi reseptor antara lain:

Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu


1. Termo reseptor (peka terhadap perubahan suhu)
2. Mekano reseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan)
3. Kemo reseptor (peka terhadap perubahan kimiawi)
4. Osmo reseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).

Berdasarkan sumber rangsangan


1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan
eksterna atau luar
2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama
berhubungan dengan sistem muskulo skeletal
3. Interoresptor, terletak pada visera/alat dalam dan pembulih darah.

Berdasarkan morfologi
1. Badan terakhir yang bebas/terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan
tipe sel lainnya
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan syaraf di
samping syaraf badan akhir syaraf

Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :

Ujung Syaraf Bebas


Serat syaraf sensorik aferen berakhir sebagaiujung akhir syaraf bebas pada banyak
jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. Serat akhir syaraf
bebas ini merupakan serat syaraf yang tak bermielin, atau serat syaraf bermielin
berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir,
dilanjutkan serat syaraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Sebuah serat
syaraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan,
sehingga hampir mencapai stratum korneum. Serat yang berbeda mungkin menerima
perasaan raba, nyeri,dan suhu. Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang
serat syaraf yabg berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambutdalam dermis.
Beberapa syaraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. Pada epidermis
berhubuingan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir syaraf membentuk
badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). Badan ini merupakan
sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. Seperti mekanoreseptor
badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan
epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. Telah dibuktikan bahwa
beberapa diskus merkel merespons rangsangan getaran dan juga resepor terhadap
dingin.

Korpuskulus Peraba (Meissner)


Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung
jari, bibir, putting dan genetalia. Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus
permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron.
Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium syaraf yang menyuplai
setiap korpuskel. Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang
tersusun transversal. Beberapa sel syaraf menyuplai setiap korpuskel dan serat syaraf
ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak
mangandung mielin. Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan
diskriminasi/pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang
letaknya berdekatan).
Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak
tangan, telapak kaki, jari, putting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan
genetalia eksterna. Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan
diameter 0,5 – 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang,
karena bentuknya mirip bawang.
Setiap korpuskulus disuplai oeh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah
kehilangan sarung sel schwann-nya pada tepi korpuskulus. Akson syaraf banyak
mengandung mitokondria. Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat
(terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal
pada sisinya.
Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.

Korpuskulus Gelembung (Krause)


korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia
eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut.korpuskel ini berbentuk
bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal
yang menyatu dengan endoneurium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin
kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel
schwann.seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir
syaraf yang menggelembung sebagai gada. Korpuskel ini jumlahnya berkurabg
dengan bertambahnya usia.
Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.

Korpuskulus Ruffini
korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi.
Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir syaraf
yang menggelembung. Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip
dengan organ tendo golgi.
Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang
terbungkus dalam kapsula berlamela. Akhir syaraf tak bermielin yang bebas,
bercabang di sekitar berkas tendonya. Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau
kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.

You might also like