You are on page 1of 8

SEJARAH NOTARIS

Posted on 03/04/2009 by riz4ldee

1. Notariat dalam abad pertengahan di Italia.

Sejarah notariat diawali tumbuh di Italia dimulai pada abad ke XI atau XII yang dikenal
dengan nama “Latinjse Notariat” yang merupakan tempat asal berkembangnya notariat,
tempat ini teletak di Italia Utara, dari perkembangan notariat di italia ini kemudian
meluas ke daerah Perancis dimana notariat ini sepanjang masa jabatannya merupakan
suatu pengabdian yang dilakukan kepada masyarakat umum yang kebutuhan dan
kegunannya senantiasa mendapat pengakuan dari masyarakat dan dari Negara, dari
perancis pada frase ke dua perkembangannya pada perumulaan abad ke XIX lembaga
notariat ini meluas ke negara lain di dunia termasuk pada nantinya tumbuh dan
berkembang di Indonesia.

a. Nama Notariat dengan nama lembaga ini dikenal dimana-mana berasal dari nama
pengabdinya yang pertama yakni NOTARIUS yang menandakan satu golongan orang-
orang yang melakukan suatu bentuk pekerjaan tulis menulis tertentu akan tetapi yang
dinamakan notarius yang dulu tidak sama dengan notaris sekarang arti nama notarius
secara lambat laun berubah dari artinya semula.

b. pada abad ke II dan abad ke III SM, bahkan jauh sebelumnya ada juga yang dinamakan
“NOTARII” tidak lain adalah sebgai orang-orang yang memiliki keahlian untuk
mempergunakan suatu bentuk tulisan cepat didalam menjalankan pekerjaan mereka yang
sekarang disebut stenografen para notarii ini memiliki kedudukan yang tinggi dimana
pekerjaan mereka menuliskan segala sesuatu yang dibicarakan dalam kosistorium kaisar
pada rapat-rapat yang membahas soal-soal rahasia kenegaraan, jadi tidak mempunyai
persamaan dengan notaris yang dikenal sekarang.

c. selain para notarii pada permulaan abad ke III sesudah masehi telah dikenal yang
dinamakan tabeliones sepanjang mengenai pekerjaan yang dilakukan oleh para tabeliones
ini mereka mempunyai beberapa persamaan dengan para pengabdi dari notariat oleh
karena mereka orang-orang yang ditugaskan bagi kepentingan masyarakat umum untuk
membuat akta-akta dan lain-lain surat, walaupun jabatan atau kedudukan mereka itu tidak
mempunyai sifat kepegawaian dan juga tidak ditunjuk atau diangkat oleh kekuasaan
umum untuk melakukan sesuatu formalitas yang ditentukan oleh Undang-Undang, para
tabeliones dikenal semasa pemerintahan ulpianus kenyataan para tabilones dari
pengangkatannya oleh yang berwajib tidak memperoleh wewenang sehingga akta-akta
dan surat tersebut hanya mempunyai kekuatan seperti akta dibawah tangan.

d. disamping para tabeliones masih terdapat suatu golongan orang-orang yang menguasai
teknik menulis dinamakan tabularii yang memberikan bantuan kepada masyarakat
didalam pambuatan akta-akta dan surat-surat, para tabularii ini adalah pegawai negeri
yang mempunyai tugas mengadakan dan memelihara pembukuan keuangan kota-kota dan
juga ditugaskan untuk melakukan pengawasan atas arsip dari magisrat kota-kota dibawah
resort dimana mereka berada.

2. Masa kemerosotan bidang Notariat

Setelah Notariat sampai pada perkembangannya maka pada akhir abad ke XIV terjadilah
kemerosotan dibidang notariat jabatan notaris lambat laun jatuh ketangan orang-orang
yang tidak mempunyai keahlian dibidang notariat hal ini disebabkan tindakan penguasa
pada waktu itu yang mengatasnamakan materi telah menjual jabatan-jabatan notaris
kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab tanpa mengindahkan apakah orang
yang telah membeli jabatan tersebut tidak mampu atau dengan kata lain mereka itu tidak
cukup mempunyai keahlian dibidang notariat, maka terjadilah kemerosotan dalam abad
ke XIV ini.

3. Perkembangan Notaris di Perancis

Lembaga Notariat ini perkembangannya dimulai di Italia utara dalam abad ke XIII
dibawa ke Perancis dimana memperoleh puncak perkembangannya pada masa raja
Lodewijk de Heilege dan dianggap sebagai peletak dasar bagi persatuan ketatanegaraan
perancis, yang berjasa didalam permbuatan perundang-undangan dibidang notariat tujuan
utama dari pekelembagaan notariat adalah memberikan jaminan yang lebih bagi
kepentingan masyarakat oleh karena tidak boleh dilupakan bahwa notariat mempunyai
fungsi yang harus diabadikan bagi kepentingan masyarakat umum.

4. Sejarah Notariat di Negeri Belanda.

Puncak perkembangan dari kelembagaan Notariat yang ada di Perancis dibawa kenegeri
Belanda dengan dua buah dekrit raja.

- tanggal 8 November 1810

- tanggal 1 Maret 1811

Dengan dua dekrit tersebut maka ada suatu peraturan yang berlaku umum yang pertama
dibidang notariat dalam perkembangan di negeri belanda tahun 1842 dibentuk suatu
perundang-undangan nasional belanda yaitu undang-undang tanggal 19 juli 1842 (ned
staatblad nomor 20) tentang jabatan notaris undang-undang notatis belanda tersebut berisi
adanya perubahan-perubahan dalam ventosewet dari perancis.

5. Notariat dalam abad ke 17 di Indonesia.

Mulai masuk di indonesia pada permulaan abad ke 17 dengan beradanya “Oost Ind
Compagnie” di Indonesia pada tanggal 27 Agustus 1620 diangkat Notaris pertama di
Indonesia yaitu Melchior kerchem, sekretaris college van schepenen”
Setelah pengangkatan notaris pertama jumlah notaris di indonesia kian berkembang dan
pada tahun 1650 di batavia hanya ada dua orang notaris yang diangkat menurut
kenyatannya para notaris pada waktu itu tidak mempunyai kebebasan didalam
menjalankan jabatannya itu oleh karena mereka pada masa itu adalah pegawai dari Oost
Ind compagnie bahkan tahun 1632 dikeluarkan plakat yang berisi ketentuan bahwa
notaris, sekretaris dan pejabat lainnya dilarang untuk membuat akta-akta transport, jual
beli, surat wasiat dan lain-lain akta, jika tidak mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
gubernur jenderal dan daden van indie dengan ancaman akan kehilangan jabatannya.

Namun dalam prakteknya ketentuan tersebut tidak dipatuhi oleh pejabat-pejabat yang
bersangkutan maksud dan tujuan membawa lembaga notariat ke indonesia adalah untuk
memenuhi kebutuhan akan alat bukti otentik yang sangat dibutuhkan untuk
menggunakan hal dan kepentingan yang timbul karena adanya transaksi dagang yang
mereka lakukan.

Lembaga notariat di indonesia pada waktu itu belum dikenal dan meluas kekota-kota
kecil bahkan desa-desa hal ini dikarenakan sebelum perang dunia ke 2 hampir seluruh
notaris yang ada di inonesia pada waktu itu adalah berkebangsaan belanda sedangkan
yang berkebangsaan indonesia sangat sedikit jumlahnya lagipula mereka mempunyai
kedudukan dikota-kota besar sedangkan orang-orang indonesia berada di daerah-daerah
disamping itu tingkat kesadaran dan budaya hukum masyarakat indonesia pada waktu itu
suatu masyarakat yan bersifat primordial yang masih berpegang teguh pada hukum
adatnya serta kaidah-kaidah religius, masih rendah dan sempit lebih-lebih lagi para
pengasuh dari lembaga notiariat itu lebih menitikberatkan orientasinya pada hukum barat
semua itu merupakan faktor-faktor penghambat yang tidak menguntungkan bagi
perkembangan dan untuk dikenalnya lembaga notariat ini dengan cepat dan secara luas
dikalangan masyarakat yang justru harus dilayaninya

Lembaga kemasyarakatan yang dikenal sebagai notariat ini timbul dari kebutuhan dalam
pergaulan sesama manusia yang menghendai adanya alat bukti baginya mengenai
hubungan hukum keperdataan yang ada dan/atau terjaddi diantra mereka suatu lembaga
dengan para pengabdinya yang ditugaskan oleh kekuasaaan umum (openbaar gezag)
untuk dimana dan apabila undang-undang menhaduskan sedemikian atau dikehendaki
oleh masyarakat membuat alat bukti trtulis yang mempunyai kekuatan otentik.

Atas dasar asas konkordasi maka lahirlah peraturan jabatan notaris di indonesia
mengalami perubahan yang sebelum ada perubahan lain terakhir dengan undang-undang
tentang adanya wakil notaris dan wakil notaris ementara undang undang tanggal 13
november 1954 nomor 33 lembaran negara 954 nomor 101 dan mulai berlaku tanggal 20
november 1954.

sifat peraturan jabatan notaris.

a. peraturan jabatan notaris terasuk dalam rubrik undang-undang dan peratruran organik
oleh karena mengatur jabatan notaris
b. entri yang diatur dalam peraturan jabatan notaris termasuuk dalam hukum publik
sehingga ketentuan-ketentuan yang terdapat didalamnya adalah peraturan yang memaksa
atau dwingend recht.

c. peraturannya terdiri atas 66 pasal, mengandung 39 ketentuan hukuman dan disamping


itu tidak mengurangi ancaman-ancaman untuk membayar ongkos kerugian dan bunga.

d. ketentuan-ketentuan hukuman tersebut menyangkut 3 hal hilangnya jabatan yaitu :

- 5 tentang pemecatan

- 9 tentang pemecatan sementara

- 22 tentang denda.

Pengertian Notaris

menurut pasal 15 UUJN nomot 30 tahun 2004)

- Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik mengenai semua
perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta
otentik menjamin kepastian tanggal pembutan akta, menyimpan akta, memberikan
grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembutan akat-akta itu tidak
juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
oleh undang-undang.

notaris berwenang pula

- mengsahkan tandatangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan


dengan mendaftar dalam buku khusus

- membukukan suat -surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus

- membuat copy dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang membuat uraian
sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan

-melakukan engesahan kecocokan fotocopy dengan surat aslinya

- memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembutan akta.

- membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan ; atau

- membuat akta risalah lelang


Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) notaris mempunyai
kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
http://riz4ldee.wordpress.com/

sejarah notaris
I. Notariat pada abad pertengahan di Italia.
Sejarah notariat di Italia dimulai pada abad ke 11 atau ke 12 di daerah
perdagangan di Italia Utara. Di tandai dengan pengangkatan pejabat notariat
oleh penguasa umum untuk kepentingan masyarakat umum yang menerima
honorarium dari masyarakat umum yang menggunakan jasanya. Mereka
disebut dengan Latiinse notariaat. Kemudian lembaga notariat ini mengalami
perkembangan dan meluas hingga ke daratan Eropa melalui Spanyol sampai
ke negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Pada tahun 1888 diadakan peringatan 8 abad berdirinya sekolah hukum
Bologna yang merupakan universitas tertua di dunia. Pendiri dari Universitas
Bologna bernama Irnerius, yang dikatakan berasal dari suatu sekolah notariat.
Buku pertama yang dihasilkan oleh Universitas Bologna yang ditulis oleh
Irnerius berjudul Formularium Tabellionum. Pada akhir abad ke 13 muncul
karya yang termashyur dari seorang penduduk Bologna, Rolandinus Passegeri,
yang berjudul Summa Artis Notariae. Rolandinus Passegeri juga menulis
buku-buku lain di bidang notariat antara lain yang berjudul Flos
Tentamentorum.
Mula-mula lembaga notaris ini dibawa ke Perancis dari Italia. Dari Perancis,
pada permulaan abad ke 19, lembaga notariat meluas ke negara-negara
sekelilingnya dan negara-negara lain.
Nama notariat berasal dari nama pengabdinya yaitu Notarius. Dalam buku-
buku hukum di Romawi klasik telah berulang kali ditemukan nama atau titel
notariat untuk orang-orang yang melakukan suatu bentuk pekerjaan tulis-
menulis tertentu, akan tetapi mempuanyai arti yang tidak sama dengan notaris
yang dikenal sekarang. Dalam abad ke 2 dan ke 3, yang dinamakan notarii
adalah orang-orang yang memiliki keahlian untuk mempergunakan suatu
bentuk tulisan cepat dalam menjalankan pekerjaan mereka, yang dikenal
sekarang sebagai stenografen. Untuk pertama kalinya nama notarii diberikan
kepada orang-orang yang mencatat atau menuliskan pidato yang diucapkan
oleh Cato. Kemudian pada abad ke 5 dan ke 6 nama notarii diberikan secara
khusus kepada para penulis pribadi dari para Kaisar, yang semata-mata
melakukan pekerjaan administratif.
II. Tabeliones
Pada permulaan abad ke 3 berkembang yang disebut Tabeliones, yaitu orang-
orang yang ditugaskan bagi kepentingan masyarakat umum untuk mencatat
akta-akata dan tulisan yang dikehendaki oleh masyarakat dan dibayar oleh
pengguna jasanya. Akan tetapi jabatan atau kedudukan mereka tidak
mempunyai sifat kepegawaian dan juga tidak ditunjuk dan diangkat oleh
penguasa umum. Tabelionis ini dikenal pada masa pemerintahan Ulpianus,
sedangkan mengenai pekerjaannya mulai diatur oleh undang-undang pada
masa pemerintahan Kaisar Justisianus, walaupun belum diberikan sifat
kepegawaian kepada mereka. Karena tidak adanya pengakatan dari penguasa
tersebutlah, maka sifat dari akta-akta yang dibuat oleh para tabeliones adalah
bersifat di bawah tangan dan tidak mempunyai kekuatan seperti akta otentik.

III. Tabularii
Selain itu ada yang disebut sebaga Tabularii, yang juga menguasai teknik
tulis-menulis dan memberikan bantuan kepada masyarakat dalam hal
pembuatan akta-akta dan surat-surat. Para tabularii ini adalah pegawai negeri
yang mempunyai tugas mengadakan dan memelihara pembukuan keuangan
kota-kota dan juga ditugaskan untuk melakukan pengawasan atas arsip.
Mereka juga dinyatakan berwenang dalam beberapa hal tertentu membuat
akta-akta. Sehingga pada zaman pemerintahan Justisianus, mereka menjadi
saingan para Tabelliones dalam pembuatan akta. Kemudian pada zaman
kekuasaan Longobarden, para Tabelionis diangkat menjadi pegawai
kekaisaran yang bertugas mencatat akta-akta untuk kepentingan masyarakat.
Para tabelionis yang diangkat ini kemudian disebut notarii. Hal ini membuat
masyarakat lebih suka menggunakan jasa tabeliones yang diangkat daripada
para tabeliones yang tidak diangkat. Para Tabeliones yang tidak diangkat
kemudian bekerja dikerajaan tanpa diangkat, hal ini menimbulkan persaingan
diantara tabeliones yang diangkat dan yang tidak diangkat. Lalu pada zaman
Karel de Grote, ada 2 pemahaman tentang notarii yaitu sebagai Kanseleri
Kekaisaran yang disebut notarius dan notarii dan Kanseleri Paus yang disebut
dengan tabelio dan clericus notarius publicus.
Setelah mengalami berbagai perkembangan, lambat laun tabellionaat dan
notariat bergabung menjadi satu dan menamakan diri kollegium, yang
selanjutnya disebut notarii, yang dipandang sebagai satu-satunya pejabat yang
berhak untuk membuat akta-akta.
IV. Masa kemerosotan di bidang notariat
Pada akhir abad ke 14 terjadilah kemerosotan di bidang notariat. Hal ini
disebabkan karena para notarii sendiri. Karena mengalami kesulitan keuangan,
mereka menjual jabatan-jabatan notarii mereka kepada para orang-orang,
tanpa mengindahkan apakah mereka ini mempunyai cukup keahlian di bidang
notariat. Lalu muncullah keluhan-keluhan dari kalangan masyarakat mengenai
kebodohan dari para notaris dan berkurangnya kepercayaan terhadap para
notaris.
V. Perkembangan notariat di Perancis
Lembaga notariat ini, pada abad ke 13 dibawa ke Perancis dari Italia Utara.
Raja Lodewijk de Heilige yang dianggap sebagai peletak dasar bagi kesatuan
ketatanegaraan Perancis, banyak berjasa dalam pembuatan perundang-
undangan di bidang notariat. Pada tanggal 6 Oktober 1791 di Perancis mulai
diundangkan undang-undang di bidang notariat. Undang-undang tersebut
kemudian diganti dengan Undang-undang dari 25 Ventose an IX. Berdasarkan
undang-undang ini para notaris dijadikan ambtenaar dan sejak itu mereka
berada di bawah pengawasan dari Chambre des notaires. Berdasarkan undang-
undang tersebut dimulailah pelembagaan utama notariat yang mempunyai
tujuan utama untuk memberikan jaminan yang lebih baik bagi kepentingan
masyarakat, oleh karena itu, notariat mempunyai fungsi yang harus diabdikan
pada kepentingan masyarakat umum dan bukan untuk memberikan kedudukan
yang kuat bagi kepentingan notariat itu sendiri.
VI. Sejarah notariat di Belanda
Notariat dibawa ke Belanda melalui 2 dekrit Kaisar, yaitu masing-masing
pada tanggal 8 November 1810 dan tanggal 1 Maret 1811 yang dinyatakan
berlaku di seluruh negeri Belanda terhitung mulai tanggal 1 Maret 1811.
Perundang-undangan dari Perancis tersebut tidak serta merta hilang dengan
lepasnya Belanda dari kekuasaan Perancis pada tahun 1813. Baru pada tahun
1842 dikeluarkan Undang-Undang tanggal 9 Juli 1842 (Ned. Stb. No 20)
tentang jabatan notaris.

VII. Notariat dalam abad ke 17 di Indonesia


Notariat mulai masuk ke Indonesia pada abad ke 17. Pada tanggal 27 Agustus
1620, Melchior Kerchem, Sekretaris dari College van Schepenen di Jacatra,
diangkat menjadi notaris pertama di Indonesia. Kepadanya ditugaskan untuk
mendaftarkan semua dokumen dan akta yang dibuatnya. Setelah
pengangkatan Kerchem, jumlah notaris terus bertambah meskipun lambat. Di
daerah luar Batavia yang dinamakan buitenposten juga terdapat notaris.
Sejak masuknya notaris di Indonesia sampai tahun 1822 notariat hanya diatur
oleh 2 buah reglemen yang sering mengalami perubahan-perubahan. Selama
pemerintahan dari Inggris (1795-1811) peraturan-peraturan lama di bidang
notariat yang berasal dari Republiek der Vereenidge Nederlanden tetap
berlaku di Indonesia. Pada tahun1822 dikeluarkan Instructie voor de
notarissen in Indonesia. Pada tahun1860 diundangkanlah Peraturan jabatan
Notaris (Notaris reglemen) yang merupakan dasar kuat bagi pelembagaan
notaris di Indonesia. Pasal-pasal yang terdapat dalam Peraturan Jabatan
Notaris merupakan copy dari dari pasal-pasal yang terdapat dalam Notariswet
yang berlaku di Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, notaris-notaris di Batavia yang kebanyakan adalah
orang Belanda, memilih kembali ke negaranya. Sehingga dengan demikian
jabatan notaris di Indonesia menjadi kosong. Maka dibentuklah kursus-kursus
bagi orang-orang yang ingin menduduki jabatan notaris. Yang dapat
mengikuti kursus ini hanyalah orang-orang yang dianggap mengetahui atau
dekat dengan dunia hukum, seperti hakim, panitera ataupun pegawai kota
praja. Pada tahun 1950an dibuka pendidikan spesialis notaris yang pertama di
Universitas Indonesia di Teuku Umar. Dalam perkembangannya pada tahun
1999 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 terjadi
perubahan yaitu semua pendidikan spesialis tidak dikelola oleh universitas
tetapi oleh organisasi notaris. Lalu terjadilah tarik menarik antara organisasi
notaris dan universitas. Kemudian keluar SK Mendikbud yang berisi bahwa
notaris masuk ke dalam institusi pendidikan akan tetapi dibuat dalam bentuk
magister, yang merupakan penggabungan antara keilmuan dan keahlian.
Landasan notaris di Indonesia saat ini adalah Staadblad 1860 Nomor 3 yang
selanjutnya di sebut Peraturan Jabatan Notaris dan Undang-Undang Jabatan
Notaris Nomor 30 tahun 2004.
http://brokenhard13.blogspot.com/2009/05/sejarah-notaris.html

You might also like