Professional Documents
Culture Documents
A. LARUTAN
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekul, atom ataupun iondari dua zat atau lebih. Disebut
campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah.
Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga
tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat
berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam
yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air,
dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan
zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang utama
yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan
komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan
terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni
yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan
tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan
sesamanya, karena itu campuran gas adalah larutan.
1
negatif,, Penyimpangan negatif jika Penyimpangan cukup besar,
kurva tekanan uap total memperlihatkan minimum, mengikuti
hukum Roult, kecenderunagn melepaskan diri, Sedangkan untuk
penyimpangan positif jikakurva tekanan uap total maksimum,
tekanan parsial lebih besar daripada hukum Roult,
kecenderungan melepaskan diri akibat ketidaksamaan kepolaran
atau tekanan dalam dari konstituen
Jenis-jenis Larutan
a. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik
Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik,
larutan dapat dibedakan sebagai larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Larutan elektrolit mengandung zat elektrolit
sehingga dapat menghantarkan listrik, sementara larutan
non-elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.
• Larutan Elektrolit
2
maupun garam. Larutan asam adalah larutan dimana zat
terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion hidrogen (H+) di
dalam larutan. Larutan basa adalah larutan dimana zat
terlarutnya terdisosiasi melepaskan ion hidroksida (OH-) di
dalam larutan. Larutan garam adalah larutan dimana zat
terlarutnya bersifat netral dan terdisosiasi menjadi ion-ion
pembentuk garamnya di dalam larutan. Jenis dan
konsentrasi (kepekatan) suatu larutan dapat berpengaruh
terhadap daya hantar listriknya. Untuk menunjukkan
kekuatan elektrolit digunakan derajat ionisasi yaitu jumlah
ion bebas yang dihasilkan oleh suatu larutan. Derajat
ionisasi (a) didapat dari perbandingan antara jumlah zat
yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. Makin
besar harga a , makin kuat keelektrolitan larutan tersebut.
3
a. Asam Lemah
b. Basa Lemah
Contoh: Contoh:
4
Garam dapur (NaCl) Larutan gula
Cuka dapur (CH3COOH) (C12H22O11)
Air accu (H2SO4) Larutan urea (CO
Garam magnesium (MgCl2) NH2)2
Larutan alkohol
C2H5OH (etanol)
Larutan glukosa
(C6H12O6)
5
Sukrosa
(gula) dalam
air; natrium
Air Etanol dalam air;
klorida
terkarbonasi campuran
(garam
Cairan (karbon berbagai
dapur)
dioksida dalam hidrokarbon
dalam air;
air) (minyak bumi)
amalgam
emas dalam
raksa
Hidrogen larut Aloi logam
Air dalam arang
Padata dalam logam, seperti baja
aktif; uap air
n misalnya dan
dalam kayu
platina duralumin
B. KELARUTAN
6
perak klorida dalam air. Istilah "tak larut" (insoluble) sering
diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya
hanya ada sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada
bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan
suatu larutan yang disebut lewat jenuh (supersaturated) yang
metastabil.
• Sifat solvent
• Suhu
7
umum untuk perubahan suhu terhadap kelrutan cairan-
cairan dan padatan-padatan.
• Tekanan
Satuan Kelarutan
8
• tekanan uap
• titik didih
• titik beku
• tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik
didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih
pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat
terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut
larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat
encer.
9
Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya
menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada
pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih
larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya, atau
dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan etil alkohol
dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100˚C tetapi lebih
tinggi dari 78,3˚C (titik didih etil alkohol 78,3˚C dan titik didih air
100˚C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri
atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut
lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari
titik didih pelarutnya, atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada
contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika dianggap
pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih larutan juga naik.
Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan
uap larutan.
Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih
larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus dengan
molalitas larutan.
Δtb = kb .
m
10
Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik
beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas
larutan.
Δtf = kf .
m
11