Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Biaya-Volume-Laba
Fitriyani
A21106045
Dwi Hastuti
A21106063
Nurrachma Aria R.
A31107020
Nelly Wiharjo
A31107048
Lucresia Fransisca
A31107052
Dewi Maharani
A31107069
Rosally N. Katuuk
A31107097
Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit-CPV) adalah salah satu dari beberapa alat yang
sangat berguna bagi manajer dalam memahami hubungan timbal balik antara biaya, volume dan laba
dalam organisasi dengan memfokuskan pada interaksi antarlima elemen:
1. Harga produk
2. Volume atau tingkat aktivitas
3. Biaya variabel per unit
4. Total biaya tetap
5. Bauran produk yang dijual
Analisis biaya volume laba membantu manajer mengerti hubungan timbal balik antarbiaya-
volume-laba, hal ini sangat penting dalam berbagai keputusan bisnis. Keputusan-keputusan ini
mencakup, sebagai contoh, produk apa yang harus diproduksi dan dijual, kebijakan harga apa yang
harus dijalankan, strategi pemasaran apa yang harus digunakan, dan struktur biaya apa yang harus
digunakan.
Margin Kontribusi : jumlah yang tersisa dari pendapatan beban variabel. Jadi, ini
adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba
untuk periode tersebut.
Margin Kontribusi
Rasio CM =
Penjualan
Sejumlah asumsi-asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba:
1. Harga jual adalah konstan. Harga produk atau jasa tidak berubah ketika volume berubah
2. Biaya adalah linear dan dapat secara akurat dibagi menjadi elemen variabel dan tetap. Elemen
variabel adalah konstan per unit dan elemen tetap adalah konstan secara total dalam rentang
yang relevan.
3. Dalam perusahaan dengan berbagai produk, bauran penjualan adalah konstan.
4. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama
dengan jumlah unit terjual.
Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi,
ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk
periode tersebut. Perhatikan urutannya-margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup beban tetap
dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap
perusahaan maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut.
Rasio Margin Kontibusi
Rasio margin kontribusi (contibution margin-CM) adalah margin kontribusi sebagai
persentase dari total penjualan.
Rasio margin kontribusi dihitung sebagai berikut:
M arginkontribusi
Rasio CM = Penjualan
Analisis biaya-volume-laba seringkali diartikan sebagai analisis titik impas, tapi kedua
berbeda karena analisis titik impas hanyalah satu elemen dalam analisis biaya-volume-laba. Titik
impas (break even point) dapat didefinisikan sebagai titik dimana total penjualan sama dengan total
beban atau titik dimana total margin kontribusi sama dengan total beban tetap.
1. Metode Persamaan; memusatkan pada pendekatan kontribusi hingga laporan laba rugi. Bentuk
dari laporan laba rugi digambarkan dengan persamaan:
Laba = (Penjualan - Beban Variabel) - Beban Tetap; atau
Penjualan = Beban Variabel + Beban Tetap + Laba
2. Metode Margin Kontribusi; memusatkan pada ide bahwa setiap unti yang terjual memberikan
sejumlah margin kontribusi yang akan menutup biaya tetap.
Bebantetap
Titik impas dalam unit yang terjual = M arg inkontribusiperunit
Bebantetap
Titik impas dalam dolar penjualan = RasioCM
Margin Keamanan
Margin keamanan (safety of margin) adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan
(aktual) diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah dimana
penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin keamanan, semakin
rendah risiko untuk tidak balik modal.
Margin keamanan = Total penjualan yang dianggarkan (aktual) - Penjualan titik impas
M arg inkeamanandalamdolar
Persentase margin keamanan = Totalpenjualanyangdianggarkan(aktual )
Struktur biaya mengacu pada proporsi relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu
organisasi. Sebuah perusahaan seringkali memiliki kebebasan untuk melakukan trade-off kedua
jenis biaya ini. Sebagai contoh, investasi tetap dalam peralatan otomatis dapat menurunkan biaya
tenaga kerja variabel. Dalam bagian ini, kita mendiskusikan beberapa pilihan struktur biaya. Kita
memfokuskan pada pengaruh struktur biaya terhadap profitabilitas perusahaan, di mana operating
leverage memainkan peranan kunci.
Struktur biaya dan stabilitas laba. Untuk menentukan struktur biaya yang mana yang lebih
baik – biaya variabel yang tinggi dan biaya tetap yang rendah atau sebaliknya, tergantung
dari banyak faktor.
Operating Leverage
Operating Leverage adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba bersih terhadap
perubahan dalam penjualan. Operating Leverage bertindak sebagai pengganda (multiplier). Jika
operating leverage tinggi, peningkatan persentase yang kecil dalam penjualan dapat menghasilkan
peningkatan laba bersih dalam persentase yang jauh lebih besar.
M arg inkontribusi
Tingkat operating leverage = Lababersih
Menghitung tingkat operating leverage pada tingkat penjualan tertentu dan menjelaskan
bagaimna tingkat operating leverage dapat digunakan untuk memprediksi perubahan dalam laba
bersih.
seorang manajer juga dapat menggunakan tingkat operating leverage untuk memperkirakan
secara cepat pengaruh berbagai presentase perubahan dalam penjualan terhadap laba, tanpa harus
mempersiapkan laporan laba rugi yang lengkap.
Perusahaan umumnya membayar tenaga penjual dengan menggunakan basis komisi atas
penjualan atau gaji plus komisi penjualan. Penjualan dengan sistem komisi dapat mengakibatkan
laba yang lebih rendah untuk perusahaan. Untuk mengurangi konflik, komisi dapat didasarkan pada
margin kontribusi dibanding hanya pada harga jual. Jika ini dilakukan, tidak perlu khawatir tentang
bauran produk yang dijual tenaga penjual karena mereka akan ingin menjual bauran produk yang kan
memaksimalkan margin kontribusi. Dengan asumsi biaya tetap tidak dipengaruhi oleh bauran
penjualan, memaksimalkan margin kontirbusi juga akan memaksimalkan laba perusahaan. Hasilnya,
dengan memaksimalkan kompensasi mereka sendiri, tenga penjual yang memaksimalkan laba
perusahaan juga.
Kesimpulan
1. Analisis CVP yang disajikan kali inhi berdasarkan pada model sederhana tentang bagaimana
respon laba terhadap harga, biaya, dan volume. Model ini dapat digunakan untuk menjawab
beragam pertanyaan kritis seperti, berapa titik impas perusahaan dalam volume, berapa
margin keamanan, dan apa yang akan terjadi jika terdapat perubahan yang spesifik pada
harga, biaya dan volume.
2. Grafik CVP menggambarkan hubungan antara volume penjualan dalam unit di satu sumbu
dan beban tetap, beban variabel, total beban, dan laba di sumbu yang lain. Grafik CVP
bermanfaat untuk memebangun intuisi tentang bagaimana respon biaya dan laba terhadap
perubahan volume penjualan.