Professional Documents
Culture Documents
Penyampaian makalah dipandu oleh seorang moderator yakni Dr. Drh. I Ketut Puja,
M.Kes. dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Setiap makalah yang
dipresentasikan dibahas oleh seorang pembahas utama. Pembahas menyampaikan
bahasan makalah yang dipresentasikan, memberikan masukan, tambahan informasi,
dan menawarkan berbagai solusi agar permasalahan kesehatan masyarakat dapat
dipecahkan secara holistik. Terdapat tiga pembahas antara lain:
1. Kepala Badan Pengelola Sampah Sarbagita (Ir. I Made Sudarma, MS)
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
3. Prof. dr. Tuty Parwati dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Pelaksanaan diskusi terhadap ketiga topik di atas diformulasi dan dirumuskan oleh tiga
Tim Perumus yang terdiri atas:
1. Sekretaris PPLH Lembaga Penelitian Universitas Udayana (Dr. Ir. I Wayan
Sandi Adnyana, MS.)
2. Dosen PS IKM Universitas Udayana (dr. I Wayan Jawi, M.Kes)
3. Dosen FKH Universitas Udayana (Dr. Drh. I Ketut Puja)
Flu burung sangat potensial perkembangannya apabila tidak dilakukan upaya
pencegahan secara baik. Subrata dari Dinas Kesehatan menyatakan bahwa
saat ini terdapat 187 kasus dan pola kemitraan menjadi salah satu upaya untuk
melakukan pencegahan. Kemitraan antar diskes dengan Unud sangat baik dan
didukung oleh keberadaan laboratorium yang memadai. Berkaitan dengan
penanganan kasus flu burung dari diskusi mengemuka bahwa saat ini telah
dilaksanakan tahapan sosialisasi, advokasi, dan pengkajian-pengkajian,
demikian pula telah ada survailan dan protap telah disusun untuk segera dapat
dioperasionalisasikan. Model Desa Siaga Flu Burung perlu mendapatkan
dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga efektivitas
pencegahan dan penanganan kasus flu burung dapat dilaksanakan dengan baik
DBD sudah menjadi penyakit yang endemis di Bali. Pembrantasan DBD
memerlukan pengembangan strategi yang berbasis pada masyarakat yang
dilengkapi dengan pembentukan regulasinya. Upaya yang telah dilaksanakan
dalam rangka menekan jumlah kasus DBD antara lain adalah foging, abatisasi,
gerakan 3 M dan sebagainya. Di Sukoharjo rencananya pada tahun 2009 akan
dilaksanakan pemandulan terhadap nyamuk jantan, solusi ini tentunya
memerlukan pemikiran lebih lanjut untuk dapat diterapkan di Provinsi Bali. Saat
ini dana yang dipergunakan untuk program BDB mencapai kisaran 5 M. Dana
yang cukup besar tersebut perlu dikaji cost efective-nya termasuk pula untuk
pelaksanaan PSN. Dalam diskusi berkembang pula bahwa program PSN saat ini
merupakan program yang paling efektif sehingga perlu didorong terus.
Sampah selalu menjadi persoalan baik di perdesaan dan juga diperkotaaan.
Sampah yang tidak dikelola akan boros terhadap penggunaan lahan, sulit
mendapatkan TPA dan penyebaran pencemaran cukup tinggi. Pengelolaan
sampah yang dilakukan di hulu baik reduce dan reuse masih mengalami banyak
kendala. Perubahan paradigma pengelolaan sampah yang menjadikan sampah
sebagai sumberdaya perlu didorong terus sehingga akan dapat menekan jumlah
timbulan sampah dan dampaknya dapat ditekan. Pengelolaan sampah secara
mandiri belum banyak dilakukan masyarakat sehingga sebagian besar sampah
masuk ke TPA. Pengelolaan sampah di hilir masih menemui banyak kendala.
Komposisasi membutuhkan sentuhan teknologi yang semakin efektif sementara
hasil komposisasi berupa kompos masih menemui berbagai kendala di dalam
pemasarannya.
Timbulan sampah yang tidak dikelola selain dapat menimbulkan pencemaran
pada media lingkungan tanah, air, dan udara, juga sangat potensial sebagai
sumber merebaknya wabah penyakit seperti diare dan sebagainya. Tentunya hal
tersebut akan menjadi hambatan atau memberikan pencitraan yang kurang baik
terhadap perkembangan dunia kepariwisataan di Bali. Ke depan perlu didorong
terus pelaksanaan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan
menerapkan pola 3R kedalam model pengelolaan sampah yang melibatkan
semua unsur kelembagaan yang ada di tingkat basis dan menentukan pola
pengelolaan sampah sesuai dengan kesepakatan masyarakat setempat.