You are on page 1of 11

Banyak kota-kota di Indonesia yang meninggakan sejarah dan 

aset-aset budaya yang harus kita


abadikan, Berikut adalah peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Indonesia:

Berikut adalah peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di Indonesia:

A. Buku – Buku

1. Kitab Mahabarata, dikarang oleh Resi Wiyasa.


2. Kitab Ramayana, dikarang oleh Mpu Walmiki.
3. Arjuna Wiwaha, di karang oleh Mpu Kanwa (pada zaman kerajaan Airlangga,
Kahuripan).
4. Kitab .Smaradahana, di karang oleh Mpu Darmaja (pada zaman Raja Kameswara I,
Kediri.
5. Kitab Bharatayuda, dikarang oleh Mpu Sedah dan empu panuluh (pada jaman Raja Jaya
Baya, Kediri).
6. Kitab Negarakertagama, dikarang oleh Mpu Prapanca (pada zaman  Majapahit).
7. Kitab,Sotasoma, di karang oleh Mpu Tantular (pada zaman Majapahit).

B. Prasasti-Prasasti

1. Prasasti Muara Kaman, di tepi sungai Mahakam. Kalimantan Timur, tentang Kerajaan
Kutai, didirikan kira-kira tahun 400 M
2. Prasasti Ciaruteun, di daerah Bogor, Jawa Barat.
3. Prasasti Kebon Kopi, di daerah Bogor, Jawa Barat.
4. Prasasti Jambu, di daerah Bogor, JawaBarat.
5. Prasasti Pasir Awi, di daerah Bogor, Jawa Barat.
6. Prasasti Muara Cianten, di daerah Bogor, Jawa Barat.
7. Prasasti Tugu, di daerah Bogor, JawaBarat.
8. Prasasti Lebak, di daerah Bogor.Jawa Barat.    
9. (Dari nomor 2 sampai dengan nomor 8 adalah prasasti-prasasti tentang Kerajaan
Tarumanegara
10. Prasasti Kedukan Bukit (684 M), di dekat Palembang.
11. Prasasti Talang Tuo (684 M), di dekat Palembang.
12. Prasasti Telaga Batu, di dekat Palembang.
13. Prasasti Karang Berahi, di daerah Jambu Hulu.
14. Prasasti Palas Pasemah, di daerah Lampung selatan.
15. (Dari nomor 9 sampai dengan nomor 13 adalah prasasti-prasasti tentang kerajaan
Sriwijaya).
16. Prasasti Dinoyo (760 M) dekat Malang, tentang kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan.
17. Prasasti Canggal (732 M) dekat Magelang, tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan
Raja Sanjaya.
18. Prasasti Kalasan (778 M) dekat Yogyakarta, tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan
Raja Rakai Panangkaran.
19. Prasasti Kedu (907 M), dari Raja Blitung, Kerajaan Mataram Hindu.

C. Candi – Candi

1. Candi Muara Tikus : di Jambi.


2. Candi Gunung Wukir : di Magelang, Jawa Tengah.
3. Candi Kalasan : di Yogyakarta.
4. Candi Condong songo : di Semarang, Jawa Tengah
5. Candi Mendut : di Magelang, Jawa Tengah
6. Candi &borobudur : di Magelang, Jawa Tengah
7. Candi Sewu : di Magelang, Jawa Tengah.
8. Candi Pawon : di Magelang. Jawa Tengah
9. Candi Sari : di Magelang, Jawa Tengah.
10. Candi Ngawen : di Magelang, Jawa Tengah
11. Candi Dieng : di Jawa Tengah.
12. Candi Prambanan : di Klaten, Jawa Tengah
13. Candi Padas : di Tampak Siring, Bali.
14. Candi Kidal : di Malang, Jawa Timur.
15. Candi Singosari : di Malang, Jawa Timur.
16. Candi Jago : di Malang, Jawa Timur.
17. Candi Sumberjati : di Blitar, Jawa Timur.
18. Candi Penataran : di Blitar, Jawa Timur.
19. Candi Sawentar : di Blitar. Jawa Timur.
20. Candi Surawana: di Pare, Jawa Timur.
21. Candi Tigawangi : di Pare. Jawa Timur.
22. Candi Bajangratu : di Mojokerto, Jawa Timur.
23. Candi Tikus : di Mojokerto, Jawa Timur.
24. Candi Waringin Lawang : di Mojokerto, Jawa Timur
25. Candi Cangkuwang : di Jawa Barat.
26. Candi Berahu : di Mojokerto, Jawa Timur.
27. Candi Jabung : di Kraksan, Jawa Timur.
28. Candi Raja Jongrang : di Klaten, Jawa Tengah.
29. Candi Ijo : di Kalimantan Selatan

D. Arca – Arca

1. Arca Buddha : di Candi Mendut.


2. Arca Rara Junggrang : di Candi Prambanan.
3. Arca Ken Dedes : di Candi Singasari.
4. Arca Airlangga: di Candi Belahan.
5. Arca Kertajasa : sebagai Harihara.
6. ArcaTribhuwana : di Candi Arimbi.
7. Arca Suhita : dari Kerajaan Majapahit.
8. Arc Gajah Mada : dari Kerajaan Majapahit.
9. Arca Ken. Arok : dari Kerajaan Singasari.
10. Arca Kartanegara : dari kerajaan singasari

E. Keraton / Istana Raja

1. Keraton Susuhunan, di Surakarta.


2. Keraton Mangkunegaran, diSurakarta.
3. Keraton Kasultanan, di Yogyakarta.
4. Keraton Paku Alam, di Yogyakarta.
5. Keraton Kasepuhan, di Cirebon.
6. Kanoman, di Cirebon.
7. Karaton Maimun, di Medan.
8. Istana Raja Goa, di Sulawesi Selatan.
9. Istana Raja Khungkung, di Bali.

F. Bangunan Mesjid

1. Mesjid Raya, di Aceh, Daerah Istimewa Aceh.


2. Mesjid Demak, di Demak, Jawa Tengah.
3. Mesjid Banten, Jawa Barat.
4. Mesjid Katangka, di Katangka, Sulawesi selatan.
5. Mesjid Azisi, di langkakt. Sumatra Utara.
6. Mesjid Sunan Ampel, di Surabaya, Jawa timur.
7. Mesjid Sunan Giri, di Gresik Jawa Timur.
8. Mesjid Istiqlal, di Jakarta.

G. Makam-Makam Peninggalan Sejarah.

1. Makam Raja - raja demak Demak, di Demak, Jawa Tengah.


2. Makam Raja - raja Mataram. di Imogiri.
3. Makam Raja - raja Mangkunegara, - di istana   Giri Tengah.
4. Makam Maulana Malik Ibrahim, di Gresik, Jawa timur.
5. Makam Sunan Giri, di Gresik, Jawa Timur.
6. Makam Sunan Ampel, di Surabaya Jawa Timur.
7. Makam Raja - raja Banten, di Banten. Jawa Barat.
8. Makam Sunan Gunung J ati, di Cirebon.
9. Makam Sunan Kalijaga, di Kadilangi Demak, Jawa Tengah.
10. Makam Raja - raja Bugis, di Watang Lamuru. Katangga, Sulawesi Selatan.
11. Makam Raja - raja Goa. di Katangga, Sulawesi Selatan.
12. Makam Malikus Saleh, di Aceh, Daerah Istimewa Aceh.

H. Benteng - Benteng Bersejarah

1. Benteng, Inang Bale : di Aceh, Daerah Istimewa Aceh.


2. Benteng, Bonjol : di Bonjol  Sumatra Barat
3. Benteng Duurstede : di Saparua, Maluku.
4. Benteng Surason : di Banten, JawaBarat.
5. Benteng Jagaraga : di Bali
6. Benteng Kastilia : di Saparua Maluku
7. Benteng Marlbouegh : di Bangkulu
8. Benteng Sombaupu : di Sulawesi Selatan
Pada masa kerajaan Hindu-Budha di Nusantara, banyak meninggalkan sumber sejarah, baik
berupa bangunan kuno (seni bangun), prasasti, hasil kesusastraan. Berikut beberapa peninggalan
sejarah yang bercorak Hindu- Budha.

a. Seni bangun
Peninggalan-peninggalan sejarah ada beberapa jenisnya, seperti komplek percandian,
pemandian, keraton, makam. Candi adalah peninggalan berupa komplek bangunan yang bersifat
Hindu, sedangkan yang bersifat Budhis disebut Stupa, Stupika. Diantara candi-candi Hindu, di
Jawa Tengah terdapat

Candi Prambanan.
Candi Prambanan merupakan peninggalan yang bersifat Hindu yang didirikan abad ke VIII M.
Candi ini terletak di desa Prambanan Sleman, Jogjakarta. Candi ini adalah candi Hindu.
Fungsinya adalah sebagai tempat pemujaan (kuil).
Candi ini terdiri dari Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu. Bangunan candi yang
tertinggi adalah yang di tengah yang bersifat Siwa. Pada ruangan candi kita menemukan arca
Durga Mahisasuramardini. Arca ini juga dikenal juga dengan nama Roro Jongrang. Pada dinding
candi Prambanan terdapat relief yang menggambarkan cerita Ramayana. Selain candi Prambanan
di Jawa Tengah masih terdapat candi Hindu di Jawa Tengah seperti candi Gedong Sango,
percandian Dieng, Ratu Baka, Candi Kalasan dan sebagainya. Di Jawa Timur terdapat candi
Singasari, candi Kidal, Candi Panataran, dan kompleks percandian di Trowulan Mojokerto.

Disamping candi Hindu, juga terdapat banyak peninggalan yang bersifat Budhis. Pada masa
kerajaan Sriwijaya ditemukan candi Muara takus di daerah Jambi. Di Jawa Tengah ada Stupa
Borobudur, candi Mendut dan candi Pawon. Bangunanbangunan ini berfungsi sebagai tempat
ibadah. Sampai sekarang peninggalan-peninggalan tersebut masih dipergunakan oleh umat
Budha untuk pelaksanaan upacara memperingati hari Waisak.
Peninggalan-peninggalan sejarah ada beberapa jenisnya, seperti komplek percandian,
pemandian, keraton, makam.
Candi adalah peninggalan berupa komplek bangunan yang bersifat Hindu, sedangkan yang
bersifat Budhis disebut Stupa, Stupika. Candi Prambanan merupakan peninggalan yang bersifat
Hindu sedangkan Stupa Borobudur bersifat Budha. Kedua monumen tersebut terletak di Jawa
Tengah.

b. Seni Rupa dan Seni Ukir.


Pengaruh India membawa perkembangan dalam bidang seni rupa dan seni ukir atau pahat. Hal
ini disebabkan adanya akulturasi. Misalnya relief yang dipahatkan pada dinding candi Borobudur
yang merupakan relief tentang riwayat Sang Budha. Relief ini dikenal dengan Karma Wibangga
yang dipahatkan dalam salah satu dinding Studa Borobudur.

c. Seni Sastra dan Aksara


Hasil sastra berbentuk prosa atau puisi : isinya antara lain tentang tutur (pitutur : kitab
keagamaan), wiracarita (kepahlawanan), kitab Hukum (Undang-Undang).
Wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu Kitab Ramayana dan Mahabarata. Timbul wiracarita
gubahan pujangga Indonesia. Misalnya, Kitab Baratayuda yang digubah oleh Mpu Sedah dan
Mpu Panuluh.
Perkembangan aksara, perkembangan huruf Pallawa dari India ke Indonesia, mengakibatkan
berkembangnya karya-karya sastra. Misal, karya-karya sastra Jawa kuno. Huruf Nagari (dari
India) disertai huruf Bali kuno (dari Indonesia).

d. Sistem Kemasyarakatan.
Sistem kasta merupakan penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat atau derajad orang yang
bersangkutan. Setiap orang sudah ditentukan kastanya. Sistem kasta ini muncul dalam
masyarakat Indonesia setelah ada hubungan dengan India. Terdapat empat kasta yaitu kasta
Brahmana, Ksatria, Weisya dan Sudra. Sistem kasta ini bukan asli Indonesia.

e. Filsafat dan Sistem Kepercayaan.


Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. percaya adanya kehidupan
sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan maka roh nenek
moyang dipuja. Masuknya pengaruh India tidak menyebabkan
pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi
candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai tempat pemujaan, candi
juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah wafat.
Dapat terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan diatasnya didirikan
patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut merupakan perpaduan antara fungsi candi di
India dengan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.

f. Sistem Pemerintahan
Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan, adalah adanya sistem pemerintahan
secara sederhana.
Setelah pengaruh India masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta
wilayahnya disebut kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya
namanya ditambah “warman”. Contoh: di Kerajaan Kutai, Taruma dan sebagainya.
Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya : raja harus berwibawa dan dipandang punya
kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah menunjukkan adanya pemujaan Dewa
Raja.
Peninggalan-Peninggalan Sejarah Bercorak Islam
 

Islam tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Bukti keberadaan Islam itu dapat dilihat bukan
saja dari para pemeluknya yang memiliki pengikut paling besar di Indonesia.

Bukti historis dan arkeologis juga mendukung keberadaan Islam di Indonesia.

Bukti historis dan arkeologis dapat dilihat pada budaya dan tradisi yang telah lama hidup dan
berkembang pada masyarakat.

Peninggalan Islam yang dapat kita saksikan hari ini merupakan perpaduan antara kebudayaan
Islam dan kebudayaan setempat. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam dapat kita temukan
antara lain dalam bentuk bangunan (masjid, makam) dan seni.

a. Peninggalan dalam Bentuk Bangunan

Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton, dan makam
(nisan).

1) Masjid

Masjid merupakan tempat salat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah.
Namun, biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun adalah
tempat bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya rakyat dan rajanya
sebagai sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan bertindak sebagai imam dalam
memimpin salat.

Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas sebuah masjid
ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun, makin ke atas makin
kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.

Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang
denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya berbentuk
susunan payung-payung yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan

bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.

Beberapa di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin


menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya menara Masjid Kudus yang memiliki
bentuk dan struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura Taman Ayun. Kul-kul
memiliki fungsi yang sama dengan menara, yakni memberi informasi atau tanda kepada
masyarakat mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan suci atau yang lain dengan
dipukulnya kul-kul dengan irama tertentu.

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk masjid, dapat kita lihat antara lain pada beberapa masjid
berikut.

(1) Masjid Banten (bangun beratap tumpang)

(2) Masjid Demak (dibangun para wali)

(3) Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)

(4) Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)

(5) Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap tumpang)

(6) Masjid tua di Kotawaringin, Kalimantan Tengah (dibangun ulama penyebar siar pertama di
Kalteng)

(7) Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli (dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)

2) Makam dan Nisan

Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam biasanya
memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan pada makam tersebut,
biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam yang terkenal antara lain
makam para anggota Walisongo dan makam raja-raja.
Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut cungkup
atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus, Sunan
Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa
makam berikut.

(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)

(2) Makam Walisongo

(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)

(4) Makam Raja Gowa

Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa nisan
berikut.

(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf Arab, yang
memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun
yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);

(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik alsaleh yang
berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);

(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;

(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan

(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.

b. Peninggalan dalam Bentuk Karya Seni

Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni ukir, seni pahat,
seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat ini dapat dijumpai pada
masjid-masjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan tarian, misalnya tarian Seudati.
Pada seni aksara, terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu, yaitu tulisan arab yang tidak
memakai tanda (harakat, biasa disebut arab gundul).

Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah kaligrafi.

Kaligrafi adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab. Kaligrafi dapat ditemukan
pada makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.

Karya sastra yang dihasilkan cukup beragam. Para seniman muslim menghasilkan beberapa
karya sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab.
Syair banyak dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang terkenal adalah
Syair Dagang, Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si Dang Fakir.

Syair-syair sejarah peninggalan Islam antara lain Syair Kompeni Walanda, Syair Perang
Banjarmasin, dan Syair Himop. Syair-syair fiksi antara lain Syair Ikan Terumbuk dan Syair Ken
Tambunan.

Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan tokoh
sejarah. Peninggalan Islam berupa hikayat antara lain, Hikayat Raja Raja Pasai, Hikayat Si
Miskin (Hikayat Marakarma), Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Hang
Tuah, dan Hikayat Jauhar Manikam.

Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Peninggalan Islam berupa suluk
antara lain Suluk Wujil, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sukarsa, Suluk Syarab al Asyiqin, dan
Suluk Malang Sumirang.

Babad adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat
yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara lain Babad Tanah Jawi,
Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin), Babad Raja-Raja Riau, Babad Demak, Babad
Cirebon, Babad Gianti.

Adapun kitab-kitab peninggalan Islam antara lain Kitab Manik Maya, Us-Salatin Kitab Sasana-
Sunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, serta Sastra Gending karya Sultan Agung.

You might also like