You are on page 1of 13

PENGENALAN ALAT, PENYIAPAN MEDIUM DAN

STERILISASI BAHAN DAN PERALATAN

Oleh :
Hary Krettiawan
gkrett@gmail.com

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada kondisi sekarang
ini, berdampak pula pada meningkatnya rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang
terdapat di alam semesta ini tidak luput pula perhatian kepada mikrooorganisme yang tak
dapat di lihat dengan mata telanjang. Hal ini mendasari perlunya ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi.
Ilmu ini mempelajari mikroorganisme yang merupakan bagian lain dari mahluk
hidup yang ada di muka bumi. Prediksi, suatu bentuk praktis ilmu pengetahuan, adalah
suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan Praktik (Jawetz, etc. 2001),
dalam hal ini mikrobiologi merupakan ilmu yang mendalami mikroorganisme untuk
penerapannya dalam kehidupan agar ditemukan cara-cara terbaik dalam penyelesaian
masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan dalam hal ini semakin banyaknya
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan kuman yang menyebabkan
semakin kompleksnya permasalahan yang menyangkut mikroorganisme. Namun, selain
akibat yang tidak menguntungkan tersebut banyak mikroorganisme yang dapat
dimanfaatkan misalnya fermentasi.
Untuk mempelajari seluk beluk tentang mikroorganisme ini, tentunya menggunakan
teknik atau cara-cara khusus untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai
mikroorganisme baik sifat dan karakteristiknya. Untuk itu tentu diperlukan peralatan
untuk menunjang kegiatan tersebut. Sehingga pengenalan akan alat-alat laboratorium
mikrobiologi beserta teknik/cara penggunaan alat-alat mutlak diperlukan.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus bebas dari
kontaminan baik bakteri, virus mapun jamur atau dalamkeadaan steril. Pengetahuan
tentang cara- cara atau teknik sterilisasi mutlak diperlukan mengingat alat- alat yang
digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki karakteristik yang berbeda-beda
yang tentunya akan membedakan pula teknik sterilisasinya.
Untuk mendapatkan informasi ilmiah dari mikroorganisme seringkali kita perlu
menumbuhkannya terlebih dahulu. Penumbuhan mikroorganisme tersebut tentunya
memerlukan media yang tepat. Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat makanan (nutrien) untuk menumbuhkan jasad renik
di atas atau di dalamnya. Dengan media pertumbuhan itu juga dapat dipelajari
aktivitasnya dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada media. Media
pertumbuhan juga dapat membantu dalam melakukan isolasi jasad renik.

I.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai alat dan bahan
serta kegunaannya dan cara sterilisasi alat dan bahan tersebut, serta penyiapan medium.
.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. 1. Hasil
A. Pengenalan Alat dan Penggunaannya
1. Mikroskop
Mikroskop adalah salah satu alat optic yang berfungsi untuk mengamati benda-benda
yang berukuran mikro atau sangat kecil. Oleh karena itu mikroskop ini banyak
digunakan untuk mengamatai organisme-organisme yang berukuran mikro, seperti
bakteri.
Mikroskop terdiri dari beberapa bagian-bagian diantaranya adalah (seperti terlihat
pada gambar 1) :
a. Bagian optik terdiri dari : lensa okuler, lensa obyektif, kondensor, diafragma dll.
b. Bagian mekanik terdiri dari : meja objek, penjepit, revolver, tombol pemfokus
kasar, tombol pemfokus halus, tombol pengatur meja mekanis dll.

Gambar 1. Mikrokop Cahaya (sumber : Campbell et al. 1999)

Cara penggunaan mikroskop :


a. Atur penggunaan cahaya, diafragma dan kondensor sehingga lapang pandang
menjadi terang. Letakan preparat di atas menja objek tepat di bawah lensa
objektif, tanpa melalui lensa okuler turunkan lensa obyektif (tubus) hingga titik
terendah (lensa tidak boleh mengenai preparat), lalu lakukan pemutaran tombol
pemfokus kasar sambil melihat lensa okuler dengan menaikan lensa obyektif
secara pelahan hingga preparat mulai tampak dengan mengatur tombol
pemfokus kasar, untuk pemeriksaan pertama digunakan lensa objektif 10 x.
b. Setelah preparat terlihat jelas dan tajam, lalu gantu dengan lensa objektif 40 x
dengan memutar revolver. Lensa objektif tidak perlu dinaikan maka akan tampak
preparatnya walaupun kadang-kadang kurang jelas dan lakukan pemutaran sedikit
tombol pemfokus halus untuk melihat preparat agar lebih tajam.
a. Naikan lensa objektif dengan memutar tombol pemfokus kasar lalu ganti dengan
lensa objektif 100 x dengan mengatur revolver. Setelah itu tetaskan minyak
imersi pada preparat yang akan dilihat, dan lakukan pemutaran tombol pemfokus
kasar untuk menurunkan lensa objektif hingga menyentuh minyak imesi tersebut,
tetapi jangan sampai menyentuh preparat yang akan dilihat. Lalu lihatlah melalui
lensa okuler dan fokuskan preparat dengan memutarkan tombol pemfokus halus
sedemikian hingga lensa objektif menjauhi gelas objek dan preparat terlihat jelas.

2. Autoklap
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC
(250oF).

Gambar 2. Autoklap
Cara penggunaan autoklap :
a. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
c. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih
dahulu.
d. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
e. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf
dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup
(dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak
tekanan mencapai 2 atm.
f. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
3. Inkubator
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi mikroorganisme yang
telah ditanam pada media. Suhu di dalam inkubator konstan dan dapat diatur sesuai
dengan tujuan inkubasi. Bentuk inkubator yang dikenal ada yang berupa shaker dan
water bath.

Cara penggunaan inkubator adalah semua medium yang sudah dimasukan ke dalam
cawan petri dan terbungkus kertas dimasukan ke dalam inkubator selama 24 jam
dengan suhu konstan sesuai dengan yang diinginkan.

Gambar 3. Inkubator
4. Peralatan Kaca
a. Cawan petri adalah alat untuk menaruh
media dan tempat untuk mengkultur bakteri
dan khamir Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas
sebagai penutup.
b. Beker gelas merupakan alat yang memiliki
banyak fungsi. Di dalam mikrobiologi, dapat
digunakan untuk preparasi media media,
menampung akuades maupun tempat untuk
memanaskan air
c. Gelas ukur berguna untuk mengukur volume
suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas
ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan
skala volumenya.

d. Pipet isap adalah alat untuk memindahkan


larutan ekstrak media
e. Batang penyebar yang terbuat dari kaca alat
untuk menyebarkan bakteri dan khamir

f. Tabung reaksi di dalam mikrobiologi


digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan
menumbuhkan mikroba. Tabung reaksi
dapat diisi media padat maupun cair. Tutup
tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup
metal, tutup plastik atau aluminium foil.

g. Tabung elenmeyer adalah alat menyimpan


biakan bakteri dan khamir

h. Labu elenmeyer adalah alat menyimpan


larutan garam fisiologis maupun biakan
bakteri dan khamir
i. Kaca penyaring adalah alat untuk menyaring
bakteri dan khamir, biasanya dikombinasikan
dengan kertas saring.
j. Botol sampel adalah alat untuk menyimpan
larutan garam fisiologis

5. Peralatan Lain-Lain Berupa :


a. Timbangan elektrik adalah alat yang digunakan untuk menimbang bahan
pembuatan ekstrak
b. Bunsen adalah alat untuk sterilisasi sistem panas tinggi
c. Lup inokulasi adalah alat terbuat dari kawat yang digunakan untuk pembuat
goresan pada media
d. Mikro pipet adalah alat untuk memindahkan biakan bakteri maupun khamir
e. Tabung mikro adalah alat untuk menyimpan biakan bakteri dan khamir
f. Jarum inokulasi ose adalah alat untuk menyebarkan bakteri dan khamir pada
media agar
g. Membran Filter adalah alat untuk menyaring bakteri dan khamir

Timbang Elektrik Lampu Bunsen Lup/Colony Counter Mikro ipet

Tabung Mikro Jarum Inokulasi Ose Membran Filter


Gambar 5. Peralatan Lain-Lain
B. Penyiapan Media
Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba adalah
berupa bahan yang terdiri dari campuran zat makanan (nutrient) yang digunakan untuk
kebutuhan makluk hidup dalam melakukan aktivitas dan pertumbuhan selama hidupnya.
Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya
elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini
dalam bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan
media sebagai tempat berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu
bahan yang terdiri dari campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan
mikroba (Anonim, 2007).
Menurut Irianto (2002) pembiakan diperlukan untk mempelajari sifat bakteri
untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang
ditenukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti
makanan (nutrisi), atmosfir, suhu, lengas, konsenrasi ion hydrogen, cahaya dan bebaai zat
kimia yang dapat menghambat atau membunuh.
Menurut kebiasaannya, kebutuhan berbagai jenis bakteri itu berlainan, ada yang
dapat hidup dalam lingkungan yang luas dan ada pula yang hanya terbatas pada
lingkungan yang sempit terutama yang termasuk dalam golongan yang hidup sebagai
parasit pada manusia atau hewan. Keberhasilan dalam pembiatan media tumbuh
mikroorganisme ditentukan oleh banyak faktor, antara lain peralatan dan bahan
pembuatan medium serta sterilisasi alat dan bahan yang digunakan.
Media yang digunakan mikroorganisme untuk hidup adalah berupa; air, karbon
atau nitrogen, enargi, mineral, asam amino dan vitamin. Bahan untuk media hidup
mikroorganisme dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Bahan Dasar Berupa :
· Air digunakan untuk protoplasma sel, wahana masuknya nutrient, untuk sekresi/
ekskresi dan untuk reaksi enzimatik sel sekitar 70 – 80 % (air untuk pembuatan
media sebaiknya menggunakan air suling).
· Agar-agar (tumbuhan laut) tidak diuraikan jasad renik dan dapat membeku pada
suhu 15 – 20 ºC. Gelatin adalah berupa protein yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yang sifatnya sama dengan agar-agar.
2. Unsur-Unsur Nutrisi Berupa : sumber karbon yang berasal dari karbohidrat (ex
amilum dan glukosa) dan dari asam organik (ex asam asetat) digunakan
mikroorganisme untuk sumber tenaga, sumber netrogen (ex pepton dan ekstrak
daging), sumber garam-garam (ex K, Na, Fe dan Mg), vitamin (ex vitamin B), bahan
dari alami (ex sari buah, ekstrak sayuran dan susu).
3. Bahan Tambahan (berupa bahan indikator dan antibiotik)
Berdasarkan macam-macam media hidup mikroorganisme dapat dikelompokkan
menjadi beberapa komponen, yaitu :
1) Berdasarkan Fase atau Sifat Fisik Medianya :
a. Media padat yaitu menggunakan bahan mengandung agar sekitar 15 g/l
berupa ex NA, digunakan untuk penampilan morfologi koloni dan mengisolasi
biakan murni.
b. Media setengah padat yaitu menggunakan bahan yang mengandung agar
sekitar 0,5 %/l media, digunakan untuk mengamati mortalitas bakteri.
c. Media cair tidak menggunakan agar (ex NB), digunakan untuk pembiakan
dalam jumlah besar melalui penelahaan fermentasi.
2) Berdasarkan Komposisi Zat Kimia Medianya :
a. Media sintesis, yaitu berdasarkan komposisi zat kimia yang diketahui secara
pasti
b. Media semi-sintesis, yaitu berdasarkan sebagian besar komposisi zat kimia
yang diketahui
c. Media non sintesis, yaitu berdasarkan komposisi zat kimia dalam media yang
tidak diketahui
3) Berdasarkan Fungsi Medianya :
a. Media Umum, yaitu media yang digunakan terdiri dari peptone dan ekstrak
khamir (yeast ekstrak) berupa media NA (Nutrien Agar), digunakan untuk
pertumbuhan banyak jenis mikroba.
b. Media selektif, yaitu media yang ditambahkan zat tertentu sehingga bersifat
selektif untuk merangsang pertumbuhan satu jenis mikroba dan jenis yang lain
mati (ex bakteri Vibrio sp yang hanya dapat tumbuh pada media TCBSA
(Thiosulphate Citrate Bile Salt Sucrose).
c. Media differensial, yaitu media yang mengandung suatu komponen yang
dapat menyebabkan mikroba tertentu terjadi perubahan sehinga mikroba
tersebut dapat dibedakan dengan yang lainnya, misalnya pertumbuhan koloni
bakteri E. coli yang khas pada medium EMBA (Eosin Methylene Blue Agar).
d. Media uji (assay media), yaitu media dengan komposisi tertentu untuk
mengetahui atau menguji adanya zat tertentu.
e. Media diperkaya, yaitu media yang berisikan komponen komplek (berupa
darah dan serum).

C. Sterilisasi Bahan dan Peralatan


Pemeliharaan suatu mikroba secara biakan murni perlu digunakan peralatan dan
bahan yang steril, untuk mensterilisasikan peralatan dan bahan yang digunakan untuk
membuat media dapat dilakukan dengan cara :
1. Sterilisasi dengan sistem pemanasan, yaitu dengan sistem :
a. Basah, yaitu bahan yang digunakan harus dengan menggunakan uap air pada suhu
tinggi, misalnya sterilisasi media dalam autoklap.
b. Kering, yaitu menggunakan dengan panas tinggi, misalnya sterilisasi ose dengan
bunsen.
2. Sterilisasi dengan sistem kimia, yaitu menggunakan bahan kimia tertentu, misalnya
membesihkan meja dengan menggunakan alkohol.
3. Sterilisasi dengan sistem filtrasi, yaitu menstrilkan bahan yang tidak tahan suhu
tinggi, misalnya sterilisasi antibiotik dengan menggunakan filtrasi (penyaringan).
Mensterilkan media dalam tabung erlenmeyer diatas uap air secara tertutup
sampai mendidih, lalu media dalam tabung erlenmeyer yang sudah dipanaskan masukan
ke dalam cawan petri yang sudah diberi pemanas dengan lampu bunsen, cara memasukan
media dalam tabung erlenmeyer ke dalam cawan petri yang sudah dipanaskan baik secara
miring atau agak dengan jumlah tertentu sesuai dengan keinginan.
Teknik mensterilkan meja dan peralatan, teknik menindahkan media dari tabung
ke tabung dan teknik penggoresan di dalam cawan petri sebaiknya tidak jauh dari api
bunsen, ruangan sebaiknya ber AC, tidak ada udara/angin dan tidak boleh berbicara
maupun mengeluarkan napas pada saat memindahkan koloni bakteri.
Sterilisasi dalam mikrobiologi menurut Irianto (2002) berarti membebaskan tiap
benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Sterilisasi dilakukan
bertujuan mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan dengan panas
(kalor), gas-gas seperti formalsehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-
macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gama. Mikroorganisme juga
dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi.
Sterilisasi dilakukan dalam proses pembiakan bakteri agar didapatkan bakteri atau
mikroorganisme yang kita inginkan dan menyingkirkan mikroorganisme yang bukan
menjadi pusat perhatian kita.
Lebih lanjut Irianto (2002) mengemukakan bahwa sterilisasi dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu sterilisasi pemanasan basah, dengan menggunakan uap atau air
panas, sterilisasi kering dalam tanur dan pembakaran total (incineration). Pada umumnya
sterilisasi peralatan yang digunakan dalam pembiakan mikroorganisme seperti bakteri
menggunakan sterilisasi kering yakni melalui jilatan api (flaming). Jilatan ai diterapkan
terhadap scalpel, jarim, mulut tabung biakan, kaca objek dan kaca penutup, caranya
dengan menjilatkan pada api Bunsen.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Bedasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam
pembuatan media kultur mikroorganisme tergantung pada sterilisasi alat dan bahan serta
urutan kerja dalam proses pembuatan medium dan setiap mikroorganisme mempunyai
persyaratan media tumbuh yang berbeda.

4.2. Saran
Dalam melakukan aktivitas di laboratorium perlu ketelitian dan mengikuti
prosedur dan peraturan yang berlaku demi keselamatan dan keberhasilan pengujian.

You might also like