You are on page 1of 19

Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

BAB 2
PROSES KEHAMILAN
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia.
Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan
terjadinya menstruasi. Untuk itu akan dibahas tentang anatomi fisiologi organ reproduksi wanita,
proses konsepsi serta pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN GENITALIA WANITA


Organ reproduksi wanita atau disebut tractus genitalis terletak dalam rongga panggul terbagi atas
organ genitalia eksterna dan interna.

Organ Genetalia Eksterna

Gambar 2.1. Organ Genitalia Eksterna Wanita

Organ genetalia eksterna wanita terdiri atas :


a. Mons veneris/Mons Pubis
Adalah bagian yang menonjol berupa bantalan lemak yang ditutupi oleh kulit, yang terletak
diatas sympisis pubis. Setelah pubertas akan ditumbuhi rambut (pubes). Pertumbuhan rambut
kemaluan ini tergantung dari suku bangsa. Pada wanita umumnya batas atasnya melintang
sampai pinggir atas sympisis, sedangkan ke bawah sampai ke sekitar anus dan paha.
b. Labia mayora (bibir besar)
Merupakan 2 lipatan membulat besar, terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke
bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah
belakang kedua labisa mayora bertemu dengan membentuk komisura posterior. Permukaan
sebelah dalam labia mayora halus dan mengandung banyak kelenjar keringat (gandula
sudofera) dan kelenjar minyak (glandula sebacea). Sedangkan permukaan luarnya setelah
pubertas akan tertutup oleh rambut.
c. Labia Minora (bibir kecil)
Dua lipatan kulit yang berwarna merah muda yang lebih kecil terletak memnjang di bagian
dalam labia mayora. Kedua labia minora ini halus, tertutup oleh rambut, tetapi mengandung
sejumlah glandula sudorifera dan glandula sebacea. Ke depan bibir kecil bertemu dan
membentuk klitoris preputium klitoridis (atas) dan klitoris frenulum klitoridis (bawah). Ke
belakang, kedua bibir kecil menyatu dan membentuk fossa naviculare/fourcette yang pada
wanita yang belum pernah melahirkan tampak masih utuh, cekung seperti perahu, pada wanita
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

yang pernah melahirkan kelihatan tebal dan tidak rata dan dapat mengalami robekan saat
melahirkan. Ujung-ujung urat saraf menyebabkan labia minora sangat sensitive dan jaringan
ikatnya mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir
kecil ini dapat mengembang.
d. Klitoris
Kira-kira sebesar kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas gland klitoridis,
korpus klitoridis dan 2 krura yang menggantungkan klitoris kea rah os. Pubis. Gland klitoridis
terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan urat saraf hingga amat sensitive.
Klitoris apat disetarakan dengan penis pada pria

e. Vestibulum/Vulva
Untuk memeriksa vestibulum, maka kedua lipatan labia minora harus dibuka agar vestibulum
tampak. Terdapat 6 muara pada vestibulum
1) Orifisium uretra eksternum
Terletak di bawah klitoris, merupakan pintu masuk dari saluran perkemihan
2) 2 ductus scene
Muara kedua tubuli skene berjalan sejajar dengan uretra sepanjang 6 mm dan kemudian
bermuara pada kedua sisi orifisium uretra eksternum. Saluran skene analog dengan kelenjar
prostate pada laki-laki.
3) Introitus vagina
Menempati 2/3 bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo intacta) ostium vagina ini ditutupi
oleh hymen yaitu suatu membaran (selaput) berlubang-lubang yang dapat dilewati darah
menstruasi. Himen mempunyai bentuk yang berbeda-beda dari yang semilunar (bulan sabit)
sampai yang berlubang-lubang atau ada yang ada pemisahnya (septum), konsistensinyapun
berbeda-beda juga dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Lubang selaput dara (hiatus
himenalis) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh dua jari.
Umumnya hymen robek pada koitus dan robekan ini terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan
sampai pada dasar selaput dara sesuadah persalinan, hymen robek pada beberapa tempat
dan apa yang dilihat adalah sisa-sisanya (karunkula himenalis) saja.
4) 2 ductus dan glandula bartolini
Terletak di kedua sisi vagina dengan ukuran kurang lebih 1 cm, terletak di bawah otot
konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1.5-2 cm yang bermuara di vulva, tdak
jauh dari fossa navikulare. Pada koitus kelenjar bartolini mengeluarkan getah lendir, selain itu
kelenjar bartolini juga mengeluarkan sekresi yang akan mempertahankan genithalia eksterna
tetap lembab
f. Perineum
Terletak antara vulva dan anus. Panjang rata-rata 4 cm. Bisa meregang saat persalinan dan bisa
mengalami robekan jika perineum kaku atau salah dalam pertolongan persalinan

Organ Genetalia Interna


a. Vagina
Merupakan saluran yang merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus.
Bentuk seperti pipa potensial dan bagian dalam berlipat-lipat disebut rugae. Lipatan-lipatan ini
memungkinkan vagina pada persalinan melebar. Dinding depan lebih pendek dari dinding
belakang masing-masing panjangnya 6,6 dan 9 cm. Pada ujung vagina bagian dalam terdapat
Forniks anterior, Forniks posterior dan Forniks lateral. Vagina mendapatkan banyak
suplai darah antara lain dari arteria uterine, arteria vesikalis inferior dan arteria
hemorodialis. Vagina berfungsi untuk masuknya spermatozoa, keluarnya darah menstruasi
dan hasil konsepsi, membantu menopang uterus, dan membantu mencegah infeksi karena
terdapat media asam di dalam vagina yang dihasilkan oleh bacillus duoderlein yang
merupakan mikroorganisme normal di dalam vagina. Bekerja merubah glikogen pada dinding
vagina menjadi asam laktat. PH normal berkisar antara 3,8 – 4,5. Bila medium asam akan
menghancurkan organisme pathogen, tetapi bila bacillus tadi tidak ada atau berkurang maka
keasaman vagina akan berubah sehingga menyebabkan vaginitis.

b. Uterus
Berbentuk seperti buah advocate atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka belakang,
ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Terletak di dalam pelvis dengan posisi
normal anteversi dan antefleksi. Panjang: 7-7,5 cm, Lebar: 5,25 cm, dan Tebal: 2,5 cm. Terdiri
dari beberapa bagian yaitu fundus uteri (1/3 bagian uterus atas), korpus uteri (1/3 bagian
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

tengah uterus), serviks uteri (1/3 bagian bawah uterus), Cornu uteri (bagian dari uterus yang
akan menuju tuba falopii), istmus uteri (bagian sempit yang menghubungkan serviks dengan
korpus) dan Cavum uteri (rongga uterus). Uterus dilapisi oleh 3 dinding yaitu Endometrium
(dinding uterus bagian dalam yang terbentuk dari lapisan mukosa), Miometrium (dinding
uterus bagian tengah yang terbentuk dari otot yang berkontraksi pada saat proses persalinan
dan proses involusi) dan Perimetrium (dinding uterus bagian luar yang erbenuk dari jaringan
serosa). Uterus berfungsi untuk menyiapkan tempat untuk ovum yang telah mengalami
fertilisasi, memberi makan ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan, mengeluarkan
hasil konsepsi setelah cukup umur dan mengadakan involusi setelah kelahiran bayi. Selain itu
supaya tetap ditempatnya, uterus ditopang oleh beberapa ligamen antara lain :
1) Ligamentum kardinale sinistra dan dekstra
Fungsi : Mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal
Berjalan dari serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis. Di dalamnya
ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterine
2) Ligamentum sacrouterinum sinistra dan dekstra
Ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dan serviks
bagian belakang, kiri dan kanan, kearah os. sacrum kiri dan kanan
3) Ligamentum rotundum sinistra dan dekstra
Ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri
dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan.
4) Ligamentum Infundibulo pelvikum
Ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak banyak mengandung
jaringan ikat.

c. Serviks
Merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks antara 2,5-3 cm dan 1 cm menonjol
ke vagina. Ujung dari serviks yang menonjol ke vagina disebut porsio. Porsio akan sedikit
terbuka pada wanita yang sudah pernah melahirkan (multipara). Di dalam serviks terdapat
saluran yang disebut kanalis servikalis yang terdiri dari 2 muara yaitu OUE (ostium uteri
internum) dan OUI (Ostium uteri Internum). Serviks tersusun dari jaringan ikat fibrosa,
sejumlah kecil serabut otot dan jaringan elastis. Oleh karena itu, pada saat persalinan serviks
dapat membuka atau meregang untuk dapat mengeluarkan kepala bayi. Serviks juga banyak
mengadung pembuluh darah sehingga pada saat terjadi kehamilan akan terjadi
hipervaskularisasi sehingga terlihat keunguan.

Gambar 2.4. Genitalia Interna Wanita (Serviks-Porsio)


Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

Gambar 2.2. Organ Genitalia Interna Wanita

Gambar 2.3. Organ Genitalia Interna Wanita

d. Tuba Falopii
Masing-masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan kedua sisi dinding pelvis, kemudian
membelok ke bawah dan ke belakang sebelum mencapai dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini
terletak di dalam ligamentum latum. Tuba falopii berbentuk tubuler (seperti tabung), seperti
yang ditunjukkan oleh namanya. Lumen setiap tuba berhubungan dengan cavitas peritonealis
pada ujung distalnya. Dengan demikian terdapat hubungan langsung antara ostium vaginae
pada vulvdan cavitas peritonealis, sehingga meningkatkan resiko infeksi tractus genitalis yang
menyebar ke atas. Tuba mempunyai silia yang bergerak menuju uterus.

Panjang masing-masing tuba kira-kira 10 cm. Secara makroskopik terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
1) Pars intersisialis tuba, terletak dalam dinding uterus dan panjangnya 2.5 cm, diameter 1 mm.
2) Istmus tuba, daerah paling sempit dengan diameter 2,5 mm dan bekerja sebagai reservoir
spermatozoa karena suhunya lebih rendah pada daerah ini dibandingkan dengan daerah lain
pada tuba. Lumen istmus di bawah pengendalian hormone dan mengalami kontraksi dan
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

dilatasi tergantung dari hormone yang memberi rangsangan (stimulasi) yang juga
mempengaruhi keadaan endometrium uterus.
3) Ampulla tuba, daerah yang membesar dengan diameter 6mm dan panjang 5 cm, biasanya
sebagai tempat terjadinya fertilisasi.
4) Infundibulum tuba, diameter 6 mm, terdapat fimbriae pada ujungnya yang berfungsi untuk
menangkap ovum saat keluar dari ovarium (ovulasi)

Gambar 2.5. Genitalia Interna Wanita (Tuba falopii) Gambar


2.6. Ovarium

e. Ovarium
Kedua ovarium terletak di dalam cavitas peritonealis pada cekungan kecil pada dinding posterior
ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung tuba falopii yang mengandung fimbriae
pada kira-kira setinggi pintu masuk pelvic. Ovarium merupakan organ yang kecil berbentuk
seperti buah kenari berwarna putih dan permukaannya bergerigi. Dengan ukuran 3 cm x 2 cm x
1 cm dan beratnya 5-8 gr. Berfungsi untuk menghasilkan ovum untuk fertilisasi , menghasilkan
hormon esterogen dan progesterone. Di dalam ovarium terjadi siklus perkembangan folikel dari
folikel primordial menjadi folikel de graff yang pada fase ovulasi akan muncul ke permukaan
ovarium dan mengeluarkan ovum. Sisa dari folikel de graff yang ada di ovarium akan
berkembang menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan progesteron dan berdegenerasi
jika tidak terjadi pembuahan menjadi korpus albican.

Payudara
Payudara wanita, disebut juga glandula mammaria adalah alat reproduksi tambahan. Setiap
payudara terletak pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam.
Ditopang oleh ligamentum suspensorium sehingga teap stabil. Berbentuk tonjolan setengah bola
dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla ( disebut cauda
axillaris). Ukuran payudara berbeda unuk setiap individu, juga bergantung pada stadium
perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar dari
payudara yang lain. Terdiri dari struktur makroskopik yaitu :
Cauda axilaris adalah jaringan payudara yang meluas ke arah axilla
Areola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit longgar dan mengalami
hiperpigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Pada kehamilan
areola mengalami hiperpigmentasi dan membesar disebut tuberculum Montgomery.
Papilla mamae terletak di pusat areola mamae setinggi costa ke-4. Merupakan tonjolan
dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jringan erektil berpigmen dan sangat peka. Papilla ini
berlubang-lubang yang merupakan muara dari duktus laktiferus.
Dan struktur mikroskopik terdiri dari :
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

Alveoli yang mengandung sel-sel yang menyekresi air susu, Tubulus laktiferus yaitu saluran
kecil yang berhubungan dengan alveoli. Ductus laktiferus adalah saluran sentral yang merupakan
muara beberapa tubulus laktiferus
Ampulla adalah bagian dari duktud laktiferus yang melebar, yang nerupakan tempat menyimpan
air susu. Ampula terletak di bawah areola.
Suplai darah ke payudara berasal dari arteria mammaria interna, ekserna dan arteri intercostalis
superior. Drainase vena melalui pembuluh darah yang akan masuk ke dalam vena mammaria
interna dan vena aksilaris.

Panggul
Panggul merupakan salah satu jalan lahir keras yang memiliki fungsi yang lebih dominan daripada
jalan lahir lunak. Janin harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
a. Anatomi tulang panggul, dibentuk oleh tulang-tulang :

- Illium - Sakrum - Pubis


- Iskium - Koksigis
b. Pembagian segmen Tulang panggul sejati dan ukuran panggul dalam.
Berikut adalah pembagian tulang panggul sejati ada 3 jenis. Sedangkan yang disebut dengan
panggul tidak sejati adalah tulang keras diatas PAP.
- Pintu atas panggul, dibatasi oleh tepi atas simpisis, tulang inominata, dan promontorium.
- Rongga panggul / panggul tengah, merupakan bidang terluas dan mempunyai diameter
terpanjang. Dibatasi oleh bagian posterior simpisis pubis, iskium, sebagian illium, sakrum dan
koksigeum.
- Pintu bawah panggul, merupakan bidang terkecil saluran panggul. Dibatasi oleh lengkung
pubis, tuberositas iakium, spina ischiadica dan ujung os koksigis.

c. Ukuran panggul dalam


1) Ukuran panggul dalam
Dapat diukur dengan melakukan pemeriksaan dalam
Tabel 2.1. Ukuran tiap bidang panggul
Bidang Diameter Keterangan
Pintu Atas panggul
- Konjugata diagonalis 12,5 – 13 cm Diukur dari tepi bawah simpisis
ke promontorium
- Konjugata obstetrika Konjugata Ukuran dari tepi tengah
diagonalis -1,5/2 simpisis ke promontorium
- cm Ukuran dari tepi atas simpisis
Konjugatavera/DiameterAnterop >11 cm ke promontorium
osterior Diukur dari diameter melintang
12,5 -13 cm
- Diameter transversa
Bidang tengah/Rongga
Panggul 10,5 cm Dua tulang spinosus
Diameter transversa
Pintu bawah panggul
Diameter transversa > 8 cm Ukuran 2 tulang tuberositas

2) Ukuran panggul luar


Tabel 2.2 Ukuran anggul luar tiap bidang panggul
Ukuran Diameter Keterangan
Distansia spinarum 24-26cm Diukur dari 2 sias
Diatansia kristarum 28-30 cm Diukur dari 2 krista iliaka
Konjugta eksterna/ 18 cm Diukur dari tepi atas simpisis dan lumbal
Boudeloque ke-5
Distansia tuberum 10,5 cm Dari 2 tuberositas
Lingkar panggul > 80 cm Dari tepi atas simpisis, trochanter, ke
lumbal ke-5

d. Pembagian tulang panggul berdasarkan bidang hodge


Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

- Hodge I : Setinggi PAP (PAP dibatasi oleh promontorium dan tepi atas simpisis
- Hodge II : Sejajar Hodge I dibatasi oleh tepi bawah simpisis
- Hodge III : Sejajar Hodge I dibatasi oleh spina ischiadica
- Hodge IV : Sejajar Hodge I dibatasi oleh ujung os. Koksigis

e. Ciri-ciri panggul yang normal


- Promontorium tidak bisa diraba
- Os. Sakrum berbentuk cekung/konkaf
- Spina ischiadica tidak runcing/tumpul
- Sudut ramus pubis >90 derajad

f. Pembagian panggul berdasarkan type


- Ginekoid (tipe wanita klasik)
- Android (mirip panggul pria)
- Antrhropoid (mirip panggul kera)
- Platipelloid (panggul pipih)

Tabel 2.3. Perbandingan tipe panggul


Keterangan Ginekoid Android Anthropoid Platipeloid
Prosentase 50% 23% 24% 3%
Bentuk Bulat hati Oval Pipih
Kedalaman Sedang Dalam Dalam Dangkal
Dinding tepi Lurus Konvergen Lurus Lurus
Diameter Hampir sama Hampir sama Lebih panjang Lebih
anteroposterior dengan dengan diameter dari diameter pendek dari
diameter transversa transversa diameter
transversa transversa
Spina ischiadica Tumpul, agak Menonjol, Menonjol, Tumpul,
jauh terpisah diameter diameter terpisah
interspinosa interspinosa jauh
sempit sempit
Sakrum Dalam, Sedikit Sedikit Sedikit
melengkung melengkung, melengkung melengkung
ujung sering
bengkok
Lengkung Lebar sempit sempit Lebar
suprapubik
Jenis persalinan Pervaginam SC Forceps/sponta Spontan
Spontan pd Pervaginam n dengan
posisi Sulit, jika oksipitoposteri
oksipitoanterior menggunakan or atau
forceps oksipitoanterio
r

Siklus Hormonal
Hipotalamus menghasilkan hormon yang
mengaktifkan kelenjar pituitari, dan saat
dibutuhkan, menghasilkan juga hormon
yang menghentikan kelenjar pituitari di
saat yang tepat sehingga tak melepaskan
hormon tertentu. Kemudian Kelenjar
pituitari atau kelenjar hipofisis mempunyai
2 lobus yaitu Hiposisis anterior dan
hipofisis posterior. Hipofisis posterior akan
merangsang pengeluaran Hormon
perangsang tiroid (TSH), Hormon
perangsang kelenjar adrenal (ACTH,
hormon adrenokortikotropik), Hormon

Gambar 2.6. Hormon


Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

perangsang folikel (FSH), Hormon


Luteneizing (LH), Hormon-hormon yang
bekerja pada jaringan tubuh (non-tropik),
Hormon pertumbuhan (GH), Hormon
prolaktin (PRL). Sedangkan hipofisis
posterior akan merangsang pengeluaran
Vasopresin (hormon antidiuretik) dan
hormone Oksitosin.

SIKLUS MENSTRUASI
Siklus menstruasi adalah suatu daur kejadian yang terjadi pada ovarium yang menghasilkan
perubahan bukan hanya pada uterus tetapi juga pada tubuh wanita secara keseluruhan. Siklus ini
terutama diatur oleh kelenjar hipofisis anterior yang mengadakan rangsangan pada gonad. Berikut
beberapa hormone yang berperan dalam siklus menstruasi:
a. FSH dikeluarkan oleh hipofisis posterior berfungsi untuk mematangkan folikel de graff
b. LH dikeluarkan oleh hipofisis posterior berfungsi untuk memelihara korpus luteum
c. Hormon esterogen, dikeluarkan akibat pengaruh FSH ke ovarium dan mempunyai fungsi:
1) Memacu pertumbuhan endometrium dan meningkatkan vaskularisasinya
2) Meningkatkan regenerasi endometrium setelah menstruasi
3) Meningkatkan mucus serviks
4) Menyebabkan proliferasi epitel vagina dan terisi glikogen
d. Hormon progesteron, dikeluarkan akibat pengaruh LH ke Ovarium dan mempunyai fungsi:
1) Menyebabkan mukus serviks lebih lengket
2) Meningkatkan tonus otot pada tuba falopii
3) Menurunkan frekuensi kontraksi peristaltik
4) Meningkatkan vaskularisasi payudara dan menyebabkan proliferasi jaringan
payudara
5) Meningkatkan retensi air dan natrium dalam tubuh

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi. Seorang wanita biasanya mengalami menstruasi pertama (disebut menarche) pada umur
13 tahun yang menandai telah masuk masa pubertas. Ada beberapa fase pada siklus menstruasi
dilihat dari perubahan pada endometrium yaitu fase menstruasi, proliferasi, ovulasi dan sekresi.
Sedangkan dilihat dari perubahan pada ovarium, dibagi menjadi 2 fase yaitu fase folikular (pre-
ovulasi) dan fase luteal (post ovulasi) yang biasanya berlangsung selama 14 hari dan rata-rata
sama pada setiap wanita. Jadi meskipun seorang wanita mempunyai siklus menstruasi yang
panjang tetapi fase lutealnyanya rata-rata sama. Disebut satu siklus menstruasi dihitung dari hari
pertama menstruasi sampai menstruasi pada bulan berikutnya.
Seperti disebutkan tadi bahwa siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yaitu :
a. Fase Menstruasi
Dimulai sejak hari pertama pengeluaran darah menstruasi, biasanya berlangsung 5-7 hari. Pada
saat ini, kadar hormon esterogen dan progesteron dalam tingkat paling rendah. Sehingga
kemudian merangsang hipofisis anterior untuk melepaskan FSH sehingga dikeluarkan folikel
primordial untuk dimatangkan menjadi folikel de-graff.
b. Fase proliferasi
Berlangsung sekitar hari ke-5 sampai terjadinya ovulasi. Pada fase ini, esterogen mulai
diproduksi dan meningkat sehingga menghambat pengeluaran FSH. Esterogen ini berfungsi
untuk regenerasi endometrium yang telah luruh. Endometrium akan mengalami penebalan 8-10
kali lipat. Dan folikel de graff menjadi semakin matang.
c. Fase ovulasi
Ada yang mengatakan fase ini merupakan bagian dari fase proliferasi. Pada fase ini esterogen
meningkat disertai lonjakan LH sehingga ovum dikeluarkan dari folikel de graff atau disebut
”ovulasi”. Biasanya terjadi 14 hari sebelum menstruasi bulan berikutnya.
d. Fase Sekresi
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

Setelah terjadi ovulasi, maka folikel de graff berubah menjadi korpus luteum yang akan
dipeliharan oleh LH. Korpus luteum ini akan menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah
yang tinggi yang berfungsi untuk membuat dinding endometrium mengeluarkan sekret dan
semakin berkelok-kelok untuk memfasilitasi jika terjadi pembuahan/fertilisasi sebagai tempat
nidasi hasil konsepsi. Jika tidak terjadi pembuahan, maka korpus luteum akan menjadi korpus
albican dan hormon progesteron berhenti berproduksi dan akhirnya kadar akan menurun dan
terjadilah menstruasi.

Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan gambar siklus menstruasi dibawah ini :

Gambar 2.7 Siklus menstruasi Gambar 2.8.


Hubungan antar hormon

PROSES KONSEPSI
Untuk mempelajari proses konsepsi, harus dipahami dulu tentang ovum dan sperma sebagai hal
penting.
Ovum
1.Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis
2.Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid dan akan habis jika
sudah masuk masa menopause
3.Ovum mempunyai waktu hidup 24- 48 jam setelah dikeluarkan dari ovarium
4.Mempunyai lapisan pelindung yaitu sel-sel granulosa dan zona pellusida yang harus bisa
ditembus oleh sperma untuk dapat terjadi suatu kehamilan

Sperma
1.Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannya disebut spermatogenesis
2.Jumlahnya akan berkurang dan tetapi tidak akan habis seperti pada ovum, tetap berproduksi
meskipun pada lansia.
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

3. Kemampuan fertilisasi selama 2-4 hari, rata-rata 3 hari


4. Terdapat 100 juta sperma pada setiap mililiter air mani yang dihasilkan
5. Mengeluarkan enzim hialuronidase untuk melunakkan korona radiata atau sel-sel
granulosa.
6. Mempunyai morfologi yang sempurna yaitu Kepala : berbentuk lonjong agak gepeng berisi
inti (nukleus), diliputi lagi oleh akrosom dan membran plasma. Leher : Menghubungkan kepala
dengan bagian tengah. Ekor : Panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar
sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat

Kemudian secara garis besar, proses kehamilan meliputi beberapa tahapan yang tertuang pada
diagram berikut :

Fertilisasi
Gambar 2.9. Proses Kehamilan

Fertilisasi
Proses kehamilan dimulai dari ”Fertilisasi” yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Saat
terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang lebih
berisi 300 juta sperma. Setelah masuk ke organ genitalia interna wanita sperma akan menghadapi
beberapa rintangan antara lain : lendir vagina yang bersifat asam, lendir serviks yang kental,
panjangnya uterus, serta silia yang ada di tuba falopii. Untuk bisa menghadapi rintangan tersebut,
maka sperma harus mempunyai akrosom dan melewati proses kapasitasi. Sedangkan ovum akan
dikeluarkan dari ovum satu setiap bulan, ditangkap oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba falopii.
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

Tempat bertemunya ovum dan sperma paling sering adalah di daerah ampula tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu :

1. Tahap penembusan korona radiata


Dari 200-300 juta hanya 300-500 yang sampai di tuba falopii yang bisa menembus korona radiata
karena sudah mengalami proses kapasitasi.
2. Penembusan Zona pellusida
Zona pellusida adalah sebuah perisai glikoprotein di ekeliling telur yang mempermudah dan
mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Spermatozoa lain ternyata
bisa menempel di zona pellusida, tetapi hanya satu yang terlihat mampu menembus oosit.
3. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma.
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44 autosom dan
2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki

Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah membelah menjadi tingkat 2 sel ( 30 jam), 4 sel, 8 sel sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun longgar.
Setelah 3 hari sel-sel tersebut akan membelah membentuk buah arbei dari 16 sel disebut Morula (4
hari). Saat morula memasuki rangga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk ke dalam
ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur-angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga atau blastokel sehingga disebut Blastokista ( 4 ½ - 5 hari). Sel yang
bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang
sehingga trofoblast bisa memasuki dinding rahim (endometrium) dan siap berimplantasi (5 ½ - 6 hari)
dalam bentuk Blastokista tingkat lanjut.

Nidasi/Implantasi
Nidasi atau implantasi adalah Penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
ke dalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri
bagian anterior atau posterior. Pada saat implantasi, selaput lendir rahim sedang berada pada
fase sekretorik (2-3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi
berkelok-kelok dan jaringan ini mengandung banyak cairan.
Proses Nidasi :
Blastokista tingkat lanjut diselubungi oleh suatu simpai disebut trofoblast yang mampu
menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastokista mencapai rongga rahim, jaringan
endometrium berada dalam masa sekresi. Jaingan endometrium ini banyak mengandung sel-sel
desidua yaitu sel-sel besar yang banyak mengandung glikogen serta mudah dihancurkan oleh
trofoblast. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam(inner-cell mass) akan mudah masuk ke
dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya,
kadang-kadang saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda hartman).
Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI


Pertumbuhan dan perkembangan embrio
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai proses pertumbuhan
dan perkembangan janin. Janin akan berkembang dari Inner mass sel. Terdapat 3 masa dalam
pertumbuhan janin yaitu :

1. Masa pre-embrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah terjadinya fertilisasi. Terjadi proses pembelahan sampai
dengan nidasi. Kemudian bagian inner mass sell akan membentuk 3 lapisan utama yaitu
Ektoderm, melapisi cavitas amniotica. Merupakan lapisan sel tunggal yang bertanggung jawab
atas pertumbuhan kulit, rambut, kuku, jaringan saraf, meliputi pula alat indera, kelenjar ludah,
cavitas nasi, bagian bawah canalis analis, traktus genitalis dan glandula mamae, Endoderm,
Melapisi saccus vitellius dan berkembang membentuk traktus dgestivus, hepar, pancreas, laring,
trachea, paru, vesika urinaria dan urethra. Dan Mesoderm, lapisan jaringan selain ectoderm dan
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

endoderm yang berasal dari inner mass sel. Terletak disekitar cakram embrio, menghasilkan n
system sirkulasi dan limfatik, tulang, otot, ginjal, ureter, organ genitalia dan jaringan sub kutan

2. Masa Embrionik
Berlangsung sejak 2 sampai 8 minggu. Sistem utama di dalam tubuh telah ada dalam bentuk
rudimenterJantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali disebut masa
organogenesis atau masa pembentukan organ. Sebagai akibat pembentukan organ, maka ciri-ciri
utama bentuk tubuh mulai jelas:
a. Lapisan mudigah ectoderm berfungsi membentuk organ dan struktur tubuh yang
memelihara hubungan dengan dunia luar yaitu Susunan saraf pusat, Sistem saraf tepi, Epitel
sensorik telinga, hidung dan mata, Kulit, termasuk rambut dan kuku, Kelenjar hipofise, kelenjar
mamae dan kelenjar keringat dan Email gigi
b. Lapisan mesoderm , terutama mesoderm para aksial yang membentuk somity
dimana somit tersebut membentuk miotom (jaringan otot), sklerotom (tulang rawan dan
hidung) dan dermatotom (Jaringan subkutan kulit), Mesoderm juga membentuk system
pembuluh yaitu jantung, pembuluh nadi, pembuluh balik, pembuluh getah bening dan
semua sel darah dan sel getah bening, juga membentuk system kemih-kelamin :
ginjal, gonad dan saluran-salurannya (tetapi tidak termasuk kandung kemih) juga
membentuk limpha dan korteks adrenal
c. Lapisan endoderm menghasilkan lapisan epitel saluran pencernaan, saluran
pernafasan dan kandung kemih, membentuk parenkim tiroid, kelenjar paratiroid,
hati dan kelenjar pancreas, kavum timpani dan tuba eustachius.

3. Masa Fetal

Berlangsung setelah minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir. Berikut perkembangan yang terjadi
tiap bulan.

Mg ke-12 Panjang tubuh kira-kira 9 cm, berat 14 gram, Sirkulasi fetal telah berfungsi secara
penuh, Traktus renalis mulai berfungsi, Terdapat refleks menghisap dan menelan,
Genitalia eksterna telah tampak dan dapat ditetapkan jenis kelaminnya.
Mg ke-16 Panjang badan kira-kira 16 cm, berat 100 gr, Kulit sangat tembus pandang/transparan
sehingga vasa darah
terlihat, Deposit lemak subutan terjadi, Rambut mulai tumbuh pada kepala dan lanugo
mulai tumbuh pada tubuh
Mg ke-20Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh panjang badan, Gambaran wajah telah
nyata dengan
telinga yang terletak pada tempatnya yang normal, Kelopak mata (palpebra), alis mata
dan kuku telah tumbuh sempurna, Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar-X ,
Kelenjar minyak telah aktif dan verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, Gerakan
janin dapat dirasakan oleh ibu setelah kehamilan minngu ke-18, Traktus renalis mulai
berfungsi dan sebanyak 7-17 ml urine dikeluarkan setiap 24 jam
Mg ke-24 Kulit sangat berkeriput karena terlalu sedikit lemak subkutan, Lanugo menjadi lebih
gelap dan vernix
caseosa meningkat, Dari minggu ke-24 dan seterusnya, fetus akan menyepak dalam
merespon rangsangan (stimulus) misalnya bising yang keras dari luar. Bayi tampak
tenang apabila ibu mendengarkan musik yang tenang dan merdu
Mg ke-28 Mata terbuka, alis mata dan bulu mata telah berkembang dengan baik, Rambut
menutupi kepala, Lebih banyak deposit lemak subcutan yang menyebabkan kerutan
kulit berkurang, Testis mengalami penurunan, dari abdomen ke scrotum pada minggu
ke-28. fetus yang lahir pada akhir masa ini masih mempunyai angka kematian
(mortalitas) yang tinggi karena gangguan respirasi (pernafasan).
Mg ke-32 Lanugo mulai berkurang, Tubuh mulai lebih membulat karena lemak disimpan disana,
Testis terus turun
Mg ke-36 Lanugo sebagian besar telah terkelupas, tetapi kulit masih tertutup verniks kaseosa,
Testis fetus laki-laki terdapat di dalam scrotum pada minggu ke-36, Ovarium
perempuan masih berada di sekitar cavitas pelvic, Kuku jari tangan dan kaki mencapai
ujung jari, Umbilicus sekarang terletak lebih di pusat abdomen
Mg ke-40 Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan ini
merupakan keuntungan dan memudahkan lewatnya fetus melalui jalan lahir, Sekarang
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

terdapat cukup jaringan lemak subutan dan fetus mendapatkan tambahan berat badan
hampir 1 kg pada minggu tersebut.
Saat lahir Kebanyakan system pada bayi masih imatur, tetapi :
 Fetus mampu bergerak
 Fetus dapat bernafas dan menangis kuat
 Fetus ingin minum ASI
 Dalam gerakannya pada saat lahir, fetus mengeluarkan urine dan mekoneum
 Fetus memperlihatkan respons terhadap rangsang (stimulus) cahaya, suara
dan rabaan.

Struktur dan fungsi amnion


Ukuran cavitas amniotica yang makin meningkat sebagian disebabkan oleh fetus yang berkembang,
dan sebagian oleh adanya cairan yang timbul mulai kehamilan 4 minggu. Cairan amnion ini terutama
berasal dari sel-sel membran amnion, yaitu ectoderm. Urine fetus ditemukan dalam cairan amnion
sejak minggu ke-4, dan urine ini terutama terdiri dari air karena produk limbah diekskresikan lewat
system sirkulasi fetal-maternal. Setelah 20 minggu, cairan dari paru-paru fetus juga masuk ke dalam
cairan amnion. Cairan ini, kadang-kadang disebut liquor amnii adalah cairan jernih berwarna seperti
jerami, dengan reaksi alkalis dan dengan demikian dapat dibedakan dari urine ibu setelah pecahnya
membran. Jumlah airan yang dihasilkan ini meningkat selama kehamilan, sehingga pada minggu ke-38
terdapat kira-kira 1 liter cairan yang mengisi cavitas amniotica. Setelah 28 minggu, volume ini turun.
Fetus menelan cairan amnion kira-kira 400 ml setiap hari, dan terjadi perubahan bertahap airan
amnion setiap kira-kira 3 jam.
Komposisi : 99% air dan 1 % zat-zat padat, yang meliputi : Protein, lemak, urea, asam urat,
karbohidrat, garam mineral, enzim-enzim, hormon plasenta, pigmen empedu, verniks kaseosa, lanugo
dan sel-sel fetus yang mengelupas.

Fungsi Cairan amnion


KEHAMILAN PERSALINAN
1. Memungkinkan fetus bergerak bebas 1. Bekerja sebagai bantalan untuk melindungi
2. Memungkinkan anggota badan fetus kepala fetus terhadap tekanan
berkembang dan bergerak tanpa saling 2. Mempertahankan lingkungan fetus tetap steril
menekan satu sama lain; tanpa tertekan oleh 3. Bekerja sebagai baji (wedge) untuk membantu
badan fetus dan dinding uterus. dilatasi serviks
3. Menyeimbangkan tekanan intrauteri dan 4. Mengurangi efek kontraksi uterus terhadap
bekerja sebagai pereedam goncangan. peredaran darah plasenta
4. Menstabilkan suhu intrauteri. 5. Menyediakan douche (siraman) steril bagi jalan
lahir tepat sebelum kelahiran pada saat accus
amnioticus pecah.

Kelainan Cairan amnion


1. Polihidramnion adalah jumlah cairan amnion yang berlebihan yang dihubungkan dengan diabetes
pada ibu, defek tuba neuralis, dan atresia esophagus pada fetus, dan adanya kembar uniovuler.
Malpresentasi dan letak yang tidak stabil, keduanya biasanya disertai dengan polihidramnion dan
prolapsus funiculi umbilicalis lebh mungkin terjadi.
2. Oligohidramnion . Menunjukkan pengurangan jumlah cairan amnion yang tidak memungkinkan
fetus untuk cukup bergerak in utero. Pada sejumlah keadaan, anggota badan fetus begitu
mengalami tekanan sehingga ibu perlu diajarai bagaimana ara merangsang gerakan bayi setelah
kelahiran. Kulit bayi akan kering dan tampak seperti kulit hewan (leathery). Oligohidramnion juga
dihubungkan dengan suatu kelainan yang jarang terjadi yaitu agenesis ginjal.
3. Warna mekoneum, Seringkali disebabkan karena janin mengalami fetal distress sehingga proses
bowl menjadi lebih cepat

Struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat


Funiculus umbilikalis berasal dari saluran yang terbentuk antara cavitas amniotica dengan saccus
vitellius.
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

Letak terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai daerah umbilicus fetus berlanjut sebagai
kulit fetus pada perbatasan tersebut. Seara normal berisnsersi di bagian tengah
plasenta
Ukuran Panjang kira-kira 40-50 cm diameter 1-2 cm
Bentuk Seperti tali dan mempunyai kira-kira 40 puntiran spiral

Struktur
Amnion menutupi funiulus umbilikalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal
plasenta
Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik
kulit maupun membran amnion berasal dari ectoderm
Pembuluh darah Saling berpilin di dalam tali pusat dan melanjutkan diri sebagai pembuluh
darah keil pada villi korion plasenta. Satu vena umbilikalis membawa oksigen dan
memberi nutrien ke system darah fetus dan darah ibu (maternal) yang terletak di
dalam spatium choriodeciduale. Dua arteri umbilikalis mengembalikan produk sissa
atau limbah dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam
peredaran darah maternal untuk diekskresikan.
Jelli Wharton mengelilingi pembuluh darah . Merupakan bahan (substansi ) jel , juga berasal dari
mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jumlah jelli inilah yang menyebabkan
funiculus umbilikalis ini menjadi tebal atau tipis

Tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh limfatik pada funikulus umbilikalis

Kelainan insersi
Insersi lateral Insersi pada pinggir plasenta
Insersi battledore Insersi pada tepi plasenta
Insersi velamentosa Insersi pada membran plasenta

Struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta


Letak Pada banyak kejadian dan normalnya uterus berada pada segmen atas uterus
Bentuk Agak bulat dan datar
Ukuran Diameter kurang lebih 22 cm, tebal 2 cm dibagian tengah dan menipis di bagian pinggir, berat
0,5 kg.
Struktur Permukaan maternal, terletak setelah uterus terkubur di dalam deciduas, tersusun atas
kotiledon atau lobus, permukaanya agak kasar. Permukaan fetal, Permukaan ini menghadap
ke bayi dengan warnanya yang abu-abu kebiruan dan permukaanya yang halus dan
mengkilat. Funiculus umbilicalis berinsersi pada bagian ini, biasanya di bagian tengah.
Amnion, Merupakan membran transparan yang kuat dan sangat sulit dirobek. Membran ini
membatasi cavitas amniotica dan mensekresi cairan amnion. Korion, adalah membran yang
tipis dan rapuh walaupun kelihatannya lebih tebal dari amnion. Korion ini mudah dirobek,
sehingga kadang-kadang potongan-potongan kecil akan terlepas pada saat persalinan dan
tertinggal dalam uterus.

Fungsi Plasenta
SISTEM 1.Nutrien, plasenta mempunyai banyak enzim dan dapat mensintesis
PERTUKARAN Karbohidar, protein, lemak, vitamin B dan C yang larut dalam air serta garam-
garam mineral
2.Produk limbah dikembalikan ke peredaran darah maternal lewat villi korion :
Produk yang mengandung nitrogen dan nutrien serta bilirubun (hasil
pemecahan sel darah merah)
3.Gas : Oksihemoglobin maternal dipecah menjadi

SISTEM Melindungi jaringan fetus dari penolakan maternal


PERLINDUNGAN Perlindungan parsial terhadap infeksi

SISTEM Ekskresi HCG, Esterogen, Progesteron, Relaksin, Human plasental lactogen (HPL)
EKSKRESI
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

STABILISASI villi chorion yang masuk sangat dalam ke dalam desidua dan menambatkan
plasenta dengan erat.

Kelainan Perkembangan Plasenta


1. Plasenta succenturiata, adalah plasenta yang mempunyai satu kotiledon tambahan yang timbul
jauh dari struktur plasenta utama. Dua komplikasi yang bisa ditimbulkan adalah : Lobus tambahan
dapat tertinggal dalam uterus sehingga terjadi perdarahanm post partum, menyebabkan anoksia
pada janin.
2. Vasa previa, Pembuluh darah yang berda pada membran plasenta
3. Plasenta bipartite, terbentuk dua daerah jaringan plasenta yang terpisah, tetapi tidak ada
pembuluh darah yang menghubungkan kedua plasenta tersebut.
4. Plasenta sirkumvalata, Selama perkembangan amnion dan korion melipat ke belakang di sekeliling
tepi-tepi plasenta yang memberikan gambaran seperti leher baju
5. Plasenta velamentosa, Tali pusat berinsersi pada membran plasenta
6. Plasenta previa, merupakan kelainan letak plasenta; tipe 1 : plasenta sebagian terletak di segmen
bawah uterus, tipe 2: Plasenta sebagian besar terletak pada segmen bawah uterus dan mencapai
tepi ostium internum, tipe 3:Plasenta sebagian terletak diatas ostium internum dan tipe 4: plasenta
bagian tengahnya terletak di atas ostium internum

Sirkulasi darah janin


Darah mengalir dari plasenta ke janin
melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang
mengalir melalui tali pusat sekitar 125
ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per
menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus
venosus, darah mengalir ke dalam vena
cafa inferior, bercampur darah yang
kembali dari bagian bawah tubuh, masuk
atrium kanan di mana aliran darah dari
vena cafa inferior lewat melalui foramen
ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel
kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke
seluruh tubuh. Darah yang mengandung
karbondioksida dari tubuh bagian atas,
memasuki ventrikel kanan melalui vena
cafa superior.Kemudian melalui arteri
pulmonalis besar meninggalkan ventrikel
kanan menuju aorta melewati duktus
arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta
melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri
umbilikalis untuk mengadakan pertukaran
gas selanjutnya. Foramen ovale dan
duktus arteriosus berfungsi sebagai

Gambar 2.10. Peredaran Darah Janin

Soal Latihan
1. Jelaskan tentang siklus menstruasi yang normal pada seorang wanita!
2. Jelaskan proses terjadinya fertilisasi!
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

3. Sebutkan organ genitalia apa saja yang mengalami perubahan saat kehamilan dan
apa saja perubahan tersebut?
4. Jelaskan tentang perkembangan janin yang terjadi pada masa embrionik dan apa hal
penting yang perlu diperhatikan pada masa tersebut!
5. Untuk merangsang perkembangan bayi supaya optimal, sudah mulai bisa dilakukan
pada usia kehamilan 24 minggu, jelaskan bagaimana caranya?
6. Plasenta mempunyai peran penting pada masa kehamilan, jelaskan!
7. Sirkulasi darah fetus berbeda dengan sirkulasi orang dewasa, jelaskan perbedaanya!
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)
Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

You might also like