Professional Documents
Culture Documents
HIMPUNAN
Definisi
Himpunan adalah kumpulan benda-benda dan unsur-unsur
yang telah didefinisikan dengan jelas dan juga memiliki
sifat keterikatan tertentu.
Bentuk himpunan
a. Kata-kata
Suatu himpunan dinyatakan dalam bentuk kalimat tidak
menggunakan lambing atau menuliskan syarat-syarat
keanggotaannya. Contoh: Himpunan bilangan asli
kurang dari 7.
1
Menyatakan himpunan 4 bilangan ganjil pertama secara
tabulasi.
A = {2, 4, 6, …} Metode ini digunakan untuk
menyatakan himpunan tak berhingga yang jumlah
anggotanya sangat banyak.
Macam-macam himpunan
a. Himpunan berhingga
Himpunan yang himpunan jumlah anggotanya bisa
dihitung. Contoh :
A = {bilangan prima kurang dari sepuluh}
A = { 2, 3, 5, 7 }
d. Himpunan semesta
Himpunan dari semua objek yang sedang dibicarakan,
himpunan ini biasanya ditulis dengan symbol S.
Contoh :
D = { 1, 3, 5 }
Maka himpunan semestanya bisa berupa :
S = { bilangan asli }, S = {bilangan ganjil}, dsb.
i. Diagram venn
Menggunakan persegi panjang untuk menyatakan
himpunan semesta S.
3
Operasi pada himpunan
a. Komplemen
Ac = A komplemen
(Ac)c = A
b. Irisan
Contoh :
A = { 1, 2, 3, 4, 5 }
B = { 2, 3, 5, 7, 9 }
A ∩ B = { 2, 3, 5 }
c. Gabungan
Contoh :
A = { 2, 4, 6 }
B = { 4, 6, 8 }
A ∪ B = { 2, 4, 6, 8 }
4
Diagram Venn
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Diagram
Venn:
Himpunan semesta biasanya digambarkan dengan
bentuk persegi panjang.
Setiap himpunan lain yang sedang dibicarakan
digambarkan dengan lingkaran atau kurva tertutup
sederhana.
Setiap anggota masing-masing himpunan digambarkan
dengan noktah atau titik.
Jika banyak anggota himpunannya tak berhingga, maka
masing-masing anggota himpunan tidak perlu
digambarkan dengan suatu titik.
5
BAB 2
BILANGAN
Bilangan asli
yaitu himpunan bilangan positif yang bukan nol
{1, 2, 3, 4, ...}
Bilangan cacah
adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu
{0, 1, 2, 3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli
ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif.
Bilangan bulat
terdiri dari bilangan cacah (0, 1, 2, ...) dan negatifnya (-1, -
2, -3, ...; -0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukkan
lagi secara terpisah). Bilangan bulat dapat dituliskan tanpa
komponen desimal atau pecahan.
6
Jika a, b dan c adalah bilangan bulat, maka perkalian
bilangan bulat memenuhi sifat :
a. Tertutup : a× b adalah bilangan bulat
b. Komutatif : a × b = b × a
c. Asosiatif : (a×b)×c = a×(b×c)
d. 1 adalah unsur identitas perkalian yang memenuhi a×0
= 0×a = 0
e. JIka a≠0, maka a-1=1/a adalah unsur invers perkalian
yang memenuhi a×a-1 = a-1×a = 1
Bilangan prima
adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1, yang faktor
pembaginya adalah 1 dan bilangan itu sendiri. 2 dan 3
adalah bilangan prima. Sepuluh bilangan prima yang
pertama adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23 dan 29. Jika
suatu bilangan yang lebih besar dari satu bukan bilangan
prima, maka bilangan itu disebut bilangan komposit.
7
Bilangan rasional adalah bilangan real yang dapat
dinyatakan dalam bentuk a/b dengan a,b: adalah bilangan
bulat dan b≠0. Contohnya 42 dan −23/129.
Bilangan imajiner
menyatakan bilangan selain bilangan real, seperti √−1.
√−1 sering disimbolkan menjadi “ ”. Misal, 3√−1 = 3 .
8
BAB 3
ALJABAR
Mengalikan bentuk aljabar, contoh :
3 x a = 3a
a x a = a2
a2 x a3 = (a x a) x (a x a x a) = a5 2a3 x 4a2 = 2 x 4 x a3 x a2
= 8a5
10
BAB 4
ARITMATIKA SOSIAL
Istilah-istilah dalam perdagangan
1. Harga pembelian
Harga pembelian adalah harga barang dari pabrik atau
grosir atau tempat lainnya.
Harga pembelian sering kali disebut modal. Dalam
situasi tertentu, modal adalah harga pembelian ditambah
dengan ongkos atau biaya lainnya.
2. Harga penjualan
Harga penjualan adalah harga barang yang ditetapkan oleh
pedagang kepada pembeli.
3. Untung
Untung adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembelian jika harga penjualan lebih tinggi dari harga
pembelian.
Untung = harga penjualan – harga pembelian
4. Rugi
Rugi adalah selisih antara harga penjualan dengan harga
pembeklian jika harga penjualan lebih rendah dari harga
pembelian.
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
Presentase rugi = × %
12
Hasil perhitungan presentase untung/rugi dalam satuan
akan sama dengan presentase untung/rugi seluruhnya.
2. Bunga Harian
Bunga harian dapat dihitung dengan rumus berikut:
= × ×
14
BAB 5
PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU
PEUBAH
Kalimat Matematika
Kalimat benar dan salah
Dalam matematika terdapat istilah pernyataan kalimat
benar dan kalimat salah.
Contoh:
1. Bilangan prima adalah bilangan ganjil, merupakan
kalimat salah, karena angka 2 adalah bilangan prima
yang genap.
2. Hasil kali 3 dan 4 sama dengan hasil kali 4 dan 3,
merupakan kalimat yang benar.
Kalimat terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum diketahui nilai
kebenarannya baik itu benar ataupun salah.
Contoh:
x + 7 = 15 adalah kalimat terbuka. Jika x diganti dengan 8,
maka kalimat tersebut bernilai benar.
15
ada kalimat terbuka yang tidak memiliki himpunan
penyelesaian dan biasa disebut HIMPUNAN KOSONG.
16
a > b (a lebih dari b)
a < b (a kurang dari b)
a = b (a sama dengan b)
17
BAB 6
PERBANDINGAN
Perbandingan senilai
Perhatikan tabel di bawah ini!
Permen (buah) Harga (Rp)
2 400
5 1000
8 1600
18
28200 5 ∙ 28200
= ↔ = =3
5 47000 47000
∴ Rp. 28.200 = 3 US $
15 12 ∙ 15
= ↔ = = 18
12 10 10
19
BAB 7
SUDUT DAN PETA MATA ANGIN
Sudut
Sudut adalah gabungan dua buah sinar yang titik
pangkalnya sama. Sudut ABC (ditulis ∠ ) adalah
gabungan ⃗ dan ⃗ ( ⃗ ∪ ⃗ ) seperti terlihat pada
gambar.
20
Ukuran sudut
Salah satu satuan ukuran sudut menggunakan satuan derajat
dimana satu derajat ditulis 1° sama dengan 1/360 dari satu
putaran penuh. Ukuran sudut adalah anggota himpunan
bilangan bukan himpunan titik. Oleh karena itu sudut dan
ukuran sudut merupakan dua konsep yang berbeda tetapi
saling berkaitan. Ukuran ∠ yang biasa digunakan
adalah jarak putar yang terkecil.
21
Jurusan tiga angka
Sebagai pedoman untuk jurusan tiga angka adalah arah
Utara yang dinyatakan dengan 0000 . Untuk menyatakan
besar sudut jurusan tiga angka menggunakan aturan sebagai
berikut:
1. Besar sudut dihitung dimulai dari arah Utara, kemudian
berputar searah dengan perputaran jarum jam.
2. Besar sudutnya dinyatakan dengan tiga angka, misalnya
besar suatu sudut 800 maka jurusan tiga angkanya
adalah 0800
3. Besar sudutnya harus kurang dari 3600, sebab 3600 sama
dengan arah Utara yang jurusan tiga angkanya 0000
22
ditentukan tanpa membuat gambar atau sketsa, yaitu
dengan cara:
1) Jika a < 1800 , maka jurusan tiga angka letak kota Q dari
P adalah (a + 180)0
2) Jika a > 1800, maka jurusan tiga angka letak kota Q dari
P adalah (a - 180)0
Contoh soal:
1) Tentukan Jurusan tiga angka untuk arah Timur Laut!
Penyelesaian:
Jurusan tiga angka untuk arah Timur Laut adalah 0450
23
3) Jurusan tiga angka kota P dari kota Q adalah 2000,
tentukan Jurusan tiga angka kota Q dari kota P!
Penyelesaian:
Jika Jurusan tiga angka kota P dari kota Q = 2000 maka
jurusan tiga angka kota Q dari P = 2000 - 1800 = 0200
24
BAB 8
RELASI DAN FUNGSI
Pengertian Relasi
Contoh :
Pak Teguh mempunyai tiga orang anak, yaitu Doni, Pipit,
Dimas. Masing-masing anak mempunyai kegemaran
berolahraga yang berbeda-beda. Doni gemar berolah raga
voly dan renang. Pipit gemar berolah raga voly, Dimas
gemar berolah raga basket dan sepak bola.
25
Cara menyatakan suatu relasi
Suatu relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu
dengan diagram panah, diagram Cartesius, dan himpunan
pasangan berurutan. Misal:
26
c. Dengan Himpunan Pasangan Berurutan
Relasi "pelajaran yang disukai" yang menghubungkan
himpunan P ke himpunan Q dapat dinyatakan dengan
himpunan pasangan berurutan sebagai berikut:
{(Dini, Matematika); (Dini, IPA);
(Arif, Matematika); (Arif, Inggris);
(Alyn, Matematika); (Alyn, IPA); (Alyn, Inggris);
(Rizky, IPS); (Rizky, Seni)}
27
Fungsi (pemetaan) dari A ke B adalah relasi khusus yang
memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu
anggota B.
Korespondensi satu-satu
Contoh :
Perhatikan diagram
panah di samping!
Himpunan P dikatakan
berkoresponsi satu-satu
dengan himpunan Q jika
28
setiap anggota P dipasangkan dengan satu anggota
himpunan Q, dan setiap anggota Q dipasangkan dengan
satu anggota himpunan P
Dengan demikian, pada korespondensi satu-satu dari
himpunan P ke himpunan Q, banyak anggota himpunan P
dan himpunan Q haruslah "sama".
n × (n – 1) × (n – 2) × … × 3 × 2 × 1
atau
1 × 2 × 3 × … × (n – 2) × (n – 1) × n
Contoh:
n(P) = n(Q) = 4
maka banyak korespondensi satu-satu yang mungkin 4 × 3
× 2 × 1 = 244
29
BAB 9
TEOREMA PHYTAGORAS
Teorema Phytagoras menyatakan bahwa pada suatu
segitiga siku-siku luas persegi pada sisi miring sama
dengan jumlah luas persegi pada sisi lainnya.
b a
= +
= −
= −
A c B
30
Triple Phytagoras
Ukuran sisi-sisi segitiga siku-siku sering dinyatakan dalam
tiga bilangan asli. Tiga itu disebut triple phytagoras.
contoh:
Panjang sisi suatu segitiga siku-siku adalah 3,4 dan 5
satuan.
bilangan tersebut disebut Triple phytagoras sebab
5 =3 +4
31
BAB 10
PERSAMAAN GARIS LURUS
Persamaan garis lurus adalah persamaan matematika yang
jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius akan
membentuk sebuah garis lurus.
32
Bentuk persamaan garis lurus
Bentuk umum
+ + =
Bentuk lainnya
=
= +
33
BAB 11
PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH
Sistem persamaan linear dengan dua peubah adalah suatu
sistem persamaan yang terdiri atas dua persamaan linear
atau lebih, yang masing-masing persamaan mempunyai dua
peubah.
Contoh:
Dua persamaan linear dengan dua peubah x dan y
= +2
= 2 +1
Metode grafik
Untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem
persamaan linear dua peubah dengan menggunakan metode
grafik, kita harus mencari titik potong kedua persamaan
linear tersebut. Jadi, himpunan penyelesaian sistem
persamaan dengan dua peubah merupakan titik potong
grafik sistem persamaan tersebut.
Metode Substitusi
Substitusi berarti memasukkan atau menggantikan pada
tempatnya. Untuk menentukan penyelesaian sistem
34
persamaan dengan dua peubah dengan menggunakan
metode substitusi kita harus memasukkan atau
menggantikan x dan y pada kedua persamaan linear
tersebut.
Contoh:
Penyelesaian sistem persamaan:
= +2
=2 +1
Metode Eliminasi
Eliminasi berarti menghilangkan salah satu peubah.
Untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan dengan
dua peubah, dengan menggunakan metode eliminasi,
adalah dengan mengurang atau menambah persamaan yang
satu dengan yang lainnya sehingga salah satu peubah
hilang.
Contoh:
Penyelesaian sistem persamaan:
= +2
=2 +1
35
dapat diselesaikan dnegan metode eliminasi sebagai
berikut:
Agar salah satu peubah hilang maka dilakukan
pengurangan:
= +2
=2 +1
0 = − + 1 → peubah yang hilang adalah y.
=1
36
BAB 12
SUDUT GARIS SEJAJAR
Gambar Istilah Sifat
tolak belakang Besar sudutnya sama
37
BAB 13
PELUANG
Peluang atau kebolehjadian atau dikenal juga sebagai
probabilitas adalah cara untuk mengungkapkan
pengetahuan atau kepercayaan bahwa suatu kejadian akan
berlaku atau telah terjadi. Probabilitas suatu kejadian
adalah angka yang menunjukkan kemungkinan terjadinya
suatu kejadian. Nilainya di antara 0 dan 1. Kejadian yang
mempunyai nilai probabilitas 1 adalah kejadian yang pasti
terjadi atau sesuatu yang telah terjadi. Misalnya matahari
yang masih terbit di timur sampai sekarang. Sedangkan
suatu kejadian yang mempunyai nilai probabilitas 0 adalah
kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi.
Misalnya seekor kambing melahirkan seekor sapi.
Contoh soal:
Misalkan sebuah dadu bermata enam dilemparkan satu kali
maka tentukan: hasil yang mungkin muncul, ruang sampel,
titik sampel, banyaknya kejadian mata dadu ganjil,
banyaknya kejadian mata dadu kurang dari 3?
Jawab:
Hasil yang mungkin muncul adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5,
atau 6
39
BAB 14
LINGKARAN
Unsur-unsur lingkaran:
Titik pusat lingkaran (O) adalah titik yang terletak di
tengah-tengah lingkaran.
Jari-jari (AO) adalah garis dari titik pusat lingkaran ke
lengkungan lingkaran.
Diameter (AOB) adalah garis lurus yang
menghubungkan dua titik pada lingkaran dan melalui
titik pusat.
Busur (BC) adalah garis lengkung yang terletak pada
lengkungan lingkaran dan menghubungkan dua titik
pada lingkaran tersebut.
Tali busur (DGF) adalah garis lurus dalam lingkaran
yang menghubungkan dua titik pada lengkungan
lingkaran.
Tembereng (DEF) adalah luas daerah dalam lingkaran
yang dibatasi oleh busur dan tali busur.
40
Juring (OBC) adalah luas daerah dalam lingkaran yang
dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur yang
diapit oleh kedua jari-jari tersebut.
Apotema (OG) adalah garis yang menghubungkan titik
pusat lingkaran dengan tali busur lingkaran tersebut.
Keliling lingkaran
= =
Luas lingkaran
=
= 3,14 atau 22/7
=
= −
41
Hubungan antara sudut pusat, panjang busur, dan luas
juring.
= =
360°
1
T ∠ = × (∠ +∠ )
2
1
∠ = × (∠ −∠ )
2
T
42
Sudut-sudut segi-n beraturan
360°
Besar setiap sudut pusat segi − n beraturan =
Besar setiap sudut segi − n beraturan
360° ( − 2) × 180°
180° − =
Dari dua lingkaran yang saling lepas dapat dibuat dua garis
singgung persekutuan luar dan dua garis singgung
persekutuan dalam.
43
= −( − )
= −( + )
di mana:
l = panjang garis singgung persekutuan luar
d = panjang garis singgung persekutuan dalam
k = jarak kedua titik pusat lingkaran
R = jari-jari lingkaran pertama
r = jari-jari lingkaran kedua
44
BAB 15
LOGARITMA
Definisi
Logaritma bilangan b dengan bilangan pokok a sama
dengan c yang memangkatkan a sehingga menjadi b.
a
log b = c ↔ ac = b ~ “mencari pangkat”
dengan
a = bilangan pokok (a > 0 dan a ≠ 1)
b = numerus (b > 0)
c = hasil logaritma
Sifat-sifat logaritma
a
log bc = alogb + alogc
a
log bc = c alog b
a
log b/c = alog b -alog c Hubungan alog b/c = - a log b/c
a
log b = (clog b)/(clog a) Hubungan alog b = 1 / blog a
a
log b. blog c = a log c
a
log b = b
a
log b = c aplog bp = c Hubungan : aqlog bp = alog bp/q
= p/q alog b
Keterangan:
1. Bila bilangan pokok suatu logaritma tidak diberikan,
maka maksudnya logaritma tersebut berbilangan pokok
= 10. [ log 7 maksudnya 10log 7 ]
2. lognx adalah cara penulisan untuk (logx)n
Bedakan dengan log xn = n log x
45
BAB 16
TRIGONOMETRI
Pengertian
Trigonometri terdiri dari sinus (sin), cosinus (cos), tangen
(tan), cotangen (cot), secan (sec) dan cosecan (cosec).
Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang
didefinisikan pada koordinat kartesius atau segitiga siku-
siku.
Sinus
Sinus dalam matematika adalah
perbandingan sisi segitiga yang C
ada di depan sudut dengan sisi
miring (dengan catatan bahwa b a
segitiga itu adalah segitiga siku-
siku atau salah satu sudut segitiga
itu 90o). Perhatikan segitiga di
kanan; berdasarkan definisi sinus
di atas maka nilai sinus adalah A B
c
sin A = sin B =
Nilai sinus positif di kuadran I dan II dan negatif di kuadran
III dan IV.
Kosinus
Kosinus atau cosinus (simbol: ) dalam matematika
adalah perbandingan sisi segitiga yang terletak di sudut
dengan sisi miring (dengan catatan bahwa segitiga itu
46
adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu
90°).
Berdasarkan definisi kosinus di atas maka nilai kosinus
adalah
cos A = cos B =
Nilai kosinus positif di kuadran I dan IV dan negatif di
kuadran II dan III.
Tangen
Tangen (bahasa Belanda: tangens; lambang tg, tan) dalam
matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang ada di
depan sudut dengan sisi segitiga yang terletak di sudut
(dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku
atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di
kanan; berdasarkan definisi tangen di atas maka nilai
tangen adalah
tan A = tan B =
Nilai tangen positif di kuadran I dan III dan negatif di
kuadran II dan IV.
Sekan
Sekan (lambang: sec) dalam matematika adalah
perbandingan sisi miring segitiga dengan sisi yang terletak
pada sudut (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah
segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90o).
47
Perhatikan segitiga di kanan; berdasarkan definisi sekan di
atas maka nilai sekan adalah
sec A = sec B =
Kosekan
Kosekan (disimbolkan dengan cosec atau csc) dalam
matematika adalah perbandingan sisi miring segitiga
dengan sisi yang terletak di depan sudut (dengan catatan
bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu
sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di kanan;
berdasarkan definisi kosekan di atas maka nilai kosekan
adalah
csc A = csc B =
Kotangen
Kotangen (lambang: cot, cotg, atau cotan) dalam
matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang terletak
pada sudut dengan sisi segitiga yang terletak di depan sudut
(dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku
atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di
kanan; berdasarkan definisi kotangen di atas maka nilai
kotangen adalah
48
cot A = cot B =
Sin α 0 1
√ √
Cos α 1 0
√ √
Tan α 0 1 √ ∞
√
49
BAB 17
BARISAN DAN DERET
Pola barisan bilangan
Barisan adalah urutan bilangan dengan pola tertentu
1. Barisan bilangan genap: 0,2,4,6,8,…
2. Barisan bilangan ganjil : 1,3,5,7,9,…
3. Barisan bilangan segitiga : 1,3,6,10,…
4. Barisan bilangan persegi : 1,4,9,16,…
5. Barisan bilangan segitiga Pascal:
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1…dst .
Jumlah n suku
( )
= , untuk r ≥
( )
= , untuk r ≤
51
BAB 18
BILANGAN BASIS
Basis Bilangan dengan Metode Napier
Metode Napier yang dimaksud dalam bagian ini adalah
suatu cara dari John Napier yang dilakukan untuk
menyelesaikan soal-soal basis. Dalam metode ini kita dapat
menempatkan semua angka pada tempat yang sudah
tersediakan sehingga siswa tidak perlu mengingat perkalian
angka yan sudah lewat, karena angka akan tercantum.
Penggunaan metode ini menurut penulis dapat membantu
dalam menyelesaikan soal-soal basis yaitu dalam operasi
basis. Jika sudah dipahami penggunaan metode ini maka
akan lebih mudah dan lebih teliti. Metode Napier akan kita
simak dalam penjelasan-penjelasan di bawah ini:
1) Penjumlahan
Contoh: (3184)10 + (1582)10 = …
52
dikurangkan, maupun dikalikan, kemudian angka terebut
ditaruh di atas dan di bawah kotak.
Masing-masing kotak dibagi menjadi dua dari sudut kanan
atas se sudut kiri bawah. Bagian atas untuk menempatkan
jumlah bilangan dasar dan bagian bawah untuk
menempatkan sisa. Adapun untuk mengetahui hasilnya
diperoleh dengan cara menjumlahkan bilangan-bilangan
pada jalur-jalur yang miring ke kiri. Dengan penjelasan di
atas kita akan dapatkan hasil penjumlahan sebagai berikut:
53
Pada pengurangan dan perkalian dengan metode Napier
juga sama halnya dengan penjumlahan, hanya tandanya
saja yang berbeda.
2) Pengurangan
Contoh: (3322)5-(442)5 =…
54
c. 3-4 menjadi 2-4 (telah dipinjam 1 limaan)
2-4, agar dapat dilakukan pengurangan dipinjamkan 1
limaan dari angka depannya, sehingga menjadi 7 . 4,
pinjaman 1 ditulis (-1)
d. 3-0 menjadi 2-0 (telah dipinjam 1 limaan)
2 -0 = 2
Dengan melihat penjumlahan pada jalur-jalur miring
diperoleh (1230)5
Jadi, (3322)5 . (442)5 = (1230)5
3) Perkalian
Contoh: (331)5 x (04)5 =…
55
Jadi, (331)5 x (04)5 = (2424)5
1) Penjumlahan
Penjumlahan basis bilangan dapat dilakukan dengan cara
penjumlahan bentuk panjang atau penjumlahan bersusun.
Tetapi dalam hak ini yang kita bahas adalah penjumlahan
bersusun. Perhatikan contoh:
Contoh: Jumlahkan 3425 dan 2335
2) Pengurangan
Contoh: Kurangkan 425 dengan 235
56
Perhatikan: 2-3 tidak mungkin, ambil (1 x 5) dari (4
x 5)
Menjadi (1 x 5) + 2 = 7 satuan, 7-4 = 3
Karena dari (4 x 5) telah diambil (1 x 5), maka yang
dikurangkan
menjadi: (3 x 5)-(2 x 5) = (1 x 5)
Hasilnya: (1 x 5) + 4 atau 145
3) Perkalian
Untuk perkalian pada basis dua (biner) perlu kita
mengingat tabel (daftar) yang cukup sederhana sebagai
berikut:
57
Keterangan: 4x0=0
1x0=0
4 x 3 = 12 ( 2 basis basis limaan dan 2 satuan), jadi yang
ditulis 2
satuannya dan 2 basis limaannya ditambahkan ke angka
depannya
3 x 1 = 3 (ditambah 2 dari angka depannya, 3 + 2 = 5)
58
BAB 19
BANGUN DATAR
Persegi
Definisi
Bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang
Keliling = 4xs
Luas = s x s
s = panjang sisi
Persegi Panjang
Definisi
Bangun datar mirip bujur sangkar namun dua sisi yang
berhadapan lebih pendek atau lebih panjang dari dua sisi
yang lain. Dua sisi yang panjang disebut panjang,
sedangkan yang pendek disebut lebar.
Keliling = 2 ( )
Luas =
59
p = panjang
l = lebar
Segitiga
Definisi
Suatu bangun yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis
lurus dan tiga sudut
Keliling = a + b + c
Luas = 1/2 (a x t)
a, b, dan c adalah panjang ketiga sisi segitiga
Lingkaran
Definisi
himpunan semua titik pada bidang dalam jarak tertentu,
yang disebut jari-jari, dari suatu titik tertentu, yang disebut
pusat
Keliling = 2π x r
Luas = π x r x r
π = 3,14 atau 22/7
60
r = jari – jari lingkaran (½ diameter)
Trapesium
Definisi
Trapesium ialah suatu segi empat yang memiliki tepat
sepasang sisi yang sejajar
Keliling = a + b + c + d
Luas = ½ x jumlah sisi sejajar x t
a, b, c, dan d adalah sisi – sisi trapesium
t = tinggi trapesium
6.Layang - Layang
Definisi
Layang-layang adalah bangun datar yang mirip dengan
belah ketupat, namun sisinya berbeda
Keliling = 2 x (a + b)
a dan b adalah sisi- sisi pada layang - layang
Luas = ½ x d1 x d2
61
d = panjang diagonal layang - layang
Jajar Genjang
Definisi
Jajar genjang memiliki masing-masing 2 sisi yang sama
besar
Keliling = 2 x (a + b)
a dan b adalah sisi- sisi pada jajar genjang
Luas = a x t
t = tinggi jajar genjang
Belah Ketupat
Definisi
Jajar genjang yang dua sisinya yang sama panjang
Keliling = 4 x a
a = panjang sisi belah ketupat
Luas = ½ x d1 x d2
d = panjang diagonal belah ketupat
62
BAB 20
BANGUN RUANG
Kubus
Ciri-ciri Kubus :
1. Jumlah bidang sisi ada 6 buah yang berbentuk bujur
sangkar (ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CDHG, ADHE,)
2. Mempunyai 8 titik sudut (A, B, C, D, E, F, G, H)
3. Mempunyai 12 rusuk yang sama panjang (AB, CD, EF,
GH, AE, BF, CG, DH, AD, BC, EH, FG)
4. Semua sudutnya siku-siku
5. Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang (4
diagonal ruang = garis AG, BH, CE, DF ) dan 12 diagonal
bidang = garis AC, BD, EG, FH, AH, DE, BG, CF, AF,
BE, CH, DG)
Volume (V) = s x s x s = s3
Luas (L) = 6 x s x s = 6 s2
63
Keliling = 12 x s
Panjang diagonal bidang = s2 + s2 = 2s2 = s2
Panjang diagonal ruang = s2 + s2 + s2 = 3s2 = s3
BALOK
Ciri-ciri Balok :
1. Alasnya berbentuk segi empat
2. Terdiri dari 12 rusuk
3. Mempunyai 6 bidang sisi
4. Memiliki 8 titik sudut
5. Seluruh sudutnya siku-siku
6. Mempunyai 4 diagonal ruang dan 12 diagonal bidang
Volume = p x l x t
Luas = 2 x {(pxl) + (pxt) + (lxt) }
Keliling = 4 x (p+ l + t)
Diagonal Ruang = p2 + l 2 + t 2
64
Prisma Tegak segitiga siku-siku
a b
Ciri-ciri :
1. Terdiri dari 6 titik sudut
2. Mempunyai 9 buah rusuk
3 Mempunyai 5 bidang sisi
Kerucut
Ciri-ciri :
1. Mempunyai 2 bidang sisi (1 bidang sisi lingkaran dan 1
bidang sisi selimut)
2. Mempunyai 2 rusuk dan 1 titik sudut
Luas selimut = π x r x s
Luas alas = π x r 2
65
Luas Permukaan kerucut = Luas alas + Luas Selimut
=πxr2+πxrxs
= π r (r + s)
Tabung
Ciri-ciri:
1. Mempunyai 2 rusuk
2. Alas dan atapnya berupa lingkaran
3. Mempunyai 3 bidang sisi ( 2 bidang sisi lingkaran atas
dan bawah, 1 bidang selimut)
66
Limas
a. Limas Segitiga
Ciri-ciri :
1. Alasnya berbentuk segitiga
2. Mempunyai 4 bidang sisi (alas dan 3 sisi tegak)
3. Mempunyai 6 rusuk
4. Mempunyai 4 titik sudut
E D
67
Ciri-ciri :
1. Alasnya berbentuk segiempat (BCDE)
2. Mempunyai 5 bidang sisi (BCDE, ABC, ACD,ABE,
ADE)
3. Mempunyai 5 titik sudut ( A, B,C,D,E)
4. Mempunyai 8 rusuk (AB, AC,AD,AE,BC,CD,DE,BE)
Bola
Ciri-ciri :
1. Hanya mempunyai 1 bidang sisi
2. Tidak mempunyai sudut dan tidak mempunyai rusuk
Volume = 4/3 π r 3
Luas = 4 π r 2
68