You are on page 1of 1

Sejak lahirnya agama Islam dipermukaan bumi ini berbagai penyakit sosial merupakan harapan

utamanya. Untuk tentu saja, bagi orang Islam, tetapi yang paling ampuh adalah kepada Al-Qur’an dan As-
Sunnah atau Hadis Nabi. Salah satu fungsi Islam adalah kemampuan memberikan standar atas motifasi
moral etika dalam kehidupan. Sumber-sumber otentik dan konenik agama Islam yang berasal dari yang
absolut memungkinkan peran tersebut tetap aktual. ditingkat praktisnya peran dan fungsi Islam yang
demikian itu yang tercermin dalam kemampuan untuk menyucikan dan memberikan standar nilai terhadap
norma-norma dan nilai-nilai yang telah ada, terbentuk dan dianut dalam masyarakat. dalam artian norma-
norma moral dan etika yang sudah terlambang dalam periode ini, dikaji kembali secara kritis karena
masyarakat membutuhkannya dalam menjawab persoalan – persoalan kehidupan. Kekuasaan dalam
konflik-konflik terjadi dalam kehidupan kita bahkan seperti telah menjadi bagian dari budaya kita sehari-
hari tanpa ada suatu instrument pengendalian yang dianggap efektif. Konflik – konflik tersebut sungguh
sangat berlawanan dengan tuntunan dunia batin manusia yang membutuhkan ketentraman, kedamaian,
keselarasan, dan cinta kasih. Pada saat ini masyarakat sedang menggugat peradogma moral yang selama ini
telah dianggap mapan dan berlaku efektif dalam menegakkan dan membangun systim sosial.
A. Pemberdayaan Umat
Kenyataan bahwa masyarakat sekarang sedang berhadapan dengan bangunan systim. Nilai dan
systim sosial yang tengah resah dan porak poranda. Dan sejauh ini masyarakat tidak tahu bagaimana cara
penyelesaiannya. Para tokoh agama berusaha untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Disamping itu
masyarakat harus berusaha mencarinya didalam dirinya masing-masing, didalam cara berfikir dan sikap
mental mereka. Setelah itu dibicarakan tentang resep-resep dam konsep-konsep untuk melahirkan
pemberdayaan- pemberdayaan umat, perbaikan- perbaikan masyarakat atau melakukan reformasi-
reformasi system nilai dan systim sosial yang terlanjur rusak. Sabda didalam Al-Ra’al 13:11, telah
ditegaskan bahwa “ sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu masyarakat, sebelum mereka
mengubah sebab-sebab kemunduran yang menimpa mereka”. Sebagai ahli tafsir memberi keterangan pada
ayat tersebut bahwa tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu masyarakat sebelum mereka mengubah
sebab kemunduran yang menimpa mereka. Hal ini berarti merupakan tugas keilmuan dan analisis sosial.
Dan ini menjadi tanggung jawab umat islam manakala masyarakat ingin mengisi kevakuman nilai sosial
denga paradogma nilai agama yang dicita-citakan. Jangan sampai kemunduran system nilai yang lebih baik
dari yang kami sedang mengalami kebangkrutan. Sementara itu perkataan anfusihim (diri mereka) dalam
ayat Al-Qur’an tadi menunjukkan pada masyarakat ( Qaum) yang disebutkan sebelumnya. Menurut Prof
Dr. M Quraish Shihab (1996:134), perkataan anfusihim menunjukkan bahwa perubahan yang hanya terjadi
pada satu dua orang yang tidak mampu menyakinkan arus ke masyarakat, sehingga tidak mengenai dapat
merespon dan tidak dapat menghasilkan perubahan masyarakat. perubahan yang terjadi pada diri seseorang
harus diwujudkan dalam bentuk landasan yang kokoh serta berkaitan erat dengan agama, sehingga
menciptakan arus gelombang atau paling sedikit jarak yang menyentuh orang lain kemudian melakukan
suatu tatanan masyarakat madani yaitu masyarakat yang cinta dan rindu dalam keindahan, kebaikan dan
kebenaran itulah masyarakat yang beradab. Sebagai mana ditegaskan oleh Prof. Dr. Nur Cholis Madjid,
(1999,1989), “Kemanusiaan yang beradap hanya ada dalam masyarakat yang berkeadilan dan hanya
manusia berkeadilan yang mampu mendukung peradapan”. Masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari
masyarakat yang cinta akan kemanusiaan dan menjunjung tinggi harkat dan martabat masyarakat melebihi
segala-galanya, merupakan cita-cita masyarakat madani yang ingin kita bangun dan kita respon menuju
masa depan yang lebih baik di Negeri ini. Melihat skala perkembangan dan pergesekan yang begitu keras
ditengah masyarakat yang begitu keras akhir-akhir ini, yaitu melibatkan kelompok-kelompok politik efnik,
maka mau tidak mau akan sampai pada suatu kesimpulan yang sangat getir bahwa yang terjadi bukan
hanya pertanyaan di lingkungan sekelompok kecil elit yang membias pada masyarakat bawah, melainkan
juga bahwa ada arus besar dan gelombang dasyat ditengah-tengah masyarakat kita yang telah menginjak-
nginjak nilai-nilai kebenaran dan pluralisme.

You might also like