You are on page 1of 56

Arah Kebijakan

j
DAK Infrastruktur
Jakarta,  19 Mei 2010

Biro Perencanaan dan KLN


Kementerian Pekerjaan Umum
KONDISI INFRASTRUKTUR
• Jalan Kabupaten/K
abupaten/Kota yang rusak 47 47,,4% dari sekitar 322
322..000 km,
• Jalan Propinsi yang rusak 46
46%% dari sekitar 47
47..600 km,
• Luas areal irigasi 6,77 juta ha, sekitar 1,67 juta ha belum berfungsi
optimal dan irigasi rawa dengan luas sekitar 1,8 juta ha
ha,, baru 0,8 juta
h berfungsi
ha b f (Irigasi dan
d Rawa)
Rawa). Sekitar
k 30 % luas
l d
dari daerah
d h irigasi
fungsional kondisinya rusak
rusak..
• Air minum baru melayani 39
39,,9% penduduk perkotaan dan 7% penduduk
perdesaan;;
perdesaan
• Air limbah 63
63,,5% penduduk
p dan hanya
y 30
30%
% terolah IPLT;
IPLT;
• Pelayanan persampahan perkotaan hanya 18 18,,1 juta jiwa dan drainase
2,5 juta jiwa
jiwa;;
• Luas kawasan kumuh di perkotaan mencapai 42 ribu ha 2
PERKEMBANGAN
ALOKASI DAK INFRASTRUKTUR
Sub  ALOKASI DAK (dlm milyar rupiah)
No
No.
Bidang 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1. JALAN 842.5 839.1 945.0 2,575.7 3,113.0 4,044.7 4,500.9 2,810.2 

2. IRIGASI 338.5 357.2 384.5 627.6 857.3 1,497.2 1,548.9 968.4

AIR 
3. ‐ ‐ 203.5 608.0 1,062.4 1,142.3 1,142.3 357.2 
MINUM

4. SANITASI ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 357.2 

TOTAL 1,269.0 1,196.3 1,533.0 3,811.3 5,032.7 6,684.2 7,192.1 4,493.0 

3
Grafik Perkembangan Alokasi DAK
Bidang Infrastruktur Tahun 2003
2003--2010
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

JALAN IRIGASI AIR MINUM SANITASI TOTAL


4
JUMLAH PENERIMA DAN ALOKASI DAK
2007 2008 2009 2010
No Uraian
Jml Alokasi Jml Alokasi Jml Alokasi Jml Alokasi

1 Jalan Provinsi - - 25 255.968 26 705.968 31 421.531

Jalan
2 434 3.113.000 450 3.788.713 415 3.794.949 458 2.388.676
Kab/Kota

Irigasi
3 - - 24 466.538 26 516.538 31 290.521
Provinsi

Irigasi
4 364 857.000 396 1.030.692 369 1.032.442 387 677.881
Kab/Kota

Air Minum
5 452 357.231,5
Kab/Kota
434 1.602.000 450 1.142.290 431 1.142.290
Sanitasi 357.231,5
6 449
Kab/Kota

TOTAL 5.032.700 6.684.200 7.192.100 4.493.072


5
Arah Kebijakan
Dan Ruang Lingkup
PERAN DEPARTEMEN PU
Berdasarkan PP No 55 Tahun 2005 peran Departemen PU mencakup:
Berdasarkan PP No. 55 Tahun 2005, peran Departemen PU mencakup:
1. Mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai oleh DAK Bidang 
Infrastruktur. Kegiatan Khusus bidang infrastruktur adalah
Infrastruktur. Kegiatan  Khusus bidang infrastruktur adalah 
prasarana Jalan, prasarana Irigasi, dan prasarana dan sarana Air 
Bersih dan Sanitasi.
2. Menyusun dan menyampaikan kriteria teknis untuk pengalokasian 
dan penggunaan dana DAK Bidang Infrastruktur.
3 Menyusun dan menetapkan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK 
3. d k j k k i
sebagai pedoman bagi Daerah dalam menyusun Rencana Kegiatan.
4 Melakukan
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan 
pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan dan
teknis pelaksanaan kegiatan yang didanai dari DAK.
5. Menteri Teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK.
Menteri Teknis menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan DAK.
RUJUKAN
DAK BIDANG INFRASTRUKTUR
• PERMEN PU No. 42 Tahun 2007,, tentang
g Petunjuk
j Teknis Penggunaan
gg DAK
Bidang Infrastruktur
Infrastruktur;;
• Bersifat umum
umum,, hanya sebagai rujukan teknis pelaksanaan
pelaksanaan,,
• Untuk pelaksanaan TA 2010, tetap menggunakan Permen PU No. 42 tahun
2007,, belum ada juknis baru,
2007 baru,
• Beberapa
b k b k untukk pelaksanaan
kebijakan l k 20 0 telah
2010, l h diterbitkan
d b k
melalui Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. KU.01.01
KU.01.01--
Mn/678 tanggal 15 Desember 2009 perihal Ruang Lingkup
Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2010

8
PRIORITAS NASIONAL (PERMEN 42)
42) ADALAH:
ADALAH:
• Subbidang Jalan meningkatkan integrasi fungsi jaringan jalan,
jalan
meningkatkan akses‐
akses‐akses ke daerah potensial, membuka
daerah terisolasi dan terpencil,
p , mendukungg ppengembangan
g g
kawasan perbatasan
perbatasan,, mendukung kawasan pariwisata
pariwisata;;
• Subbidang Irigasi, mempertahankan tingkat pelayanan
jaringan irigasi (termasuk jaringan reklamasi rawa) di provinsi
dan kabupaten/kota guna mendukung program ketahanan
pangan;;
pangan
• Subbidang Air Minum dan Sanitasi memberikan akses
pelayanan
l sistem
it penyediaan
di air
i minum
i d sanitasi
dan it i kepada
k d
masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan
kawasan kumuh perkotaan termasuk daerah pesisir dan
permukiman nelayan.
nelayan.
ARAH KEBIJAKAN
J l dan
Jalan d Jembatan,
J b
diarahkan untuk mempertahankan/meningkatkan tingkat pelayanan
prasarana jalan provinsi/kabupaten/kota dan meningkatkan integrasi
fungsi jaringan jalan, dalam rangka memperlancar distribusi penumpang,
barang, dan jasa, terutama untuk meningkatkan akses‐akses ke daerah
potensial seperti pertanian,
pertanian industri,
ind stri dan pariwisata,
pari isata membuka
memb ka daerah
terisolasi dan terpencil, serta mendukung pengembangan kawasan
perbatasan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional.
Irigasi,
diarahkan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat pelayanan
prasarana sistem jaringan irigasi termasuk jaringan reklamasi rawa dan
jaringan irigasi desa yang menjadi urusan provinsi/kabupaten/kota
y di daerah lumbungg p
khususnya pangan
g nasional dan daerah tertinggal
gg
dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
10
ARAH KEBIJAKAN
Air
i Minum
i
diarahkan untuk meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan air
minum dan memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum
kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan kawasan
kumuh perkotaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan
untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Sanitasi,
Sanitasi
diarahkan untuk meningkatkan pelayanan penyehatan lingkungan (air
limbah, persampahan, dan drainase) dan memberikan akses pelayanan
sanitasi kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan dan
kawasan kumuh perkotaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
nelayan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. 11
RUANG LINGKUP KEGIATAN

„ JALAN
Kegiatan pemeliharaan berkala/rehabilitasi dan peningkatan
jalan serta pemeliharaan berkala/rehabilitasi dan
penggantian jembatan. Ruas jalan provinsi dan
kabupaten/kota yang dapat diusulkan dalam Rencana
Kegiatan adalah ruas-ruas jalan sebagaimana yang telah
ditetapkan atau dalam proses penetapan Keputusan
Gubernur/Bupati/Walikota tentang Penetapan Ruas-ruas
Jalan sebagai
g Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten/Kota.

12
RUANG LINGKUP KEGIATAN

„ IRIGASI
Kegiatan rehabilitasi dan peningkatan sistem jaringan irigasi termasuk
sistem jaringan reklamasi rawa berikut bangunan pelengkapnya yang
menjadi wewenang provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung
program ketahanan pangan. Peningkatan sistem jaringan irigasi adalah
untuk meningkatkan fungsi dan kondisi atau menambah luas areal
pelayanan jaringan yang sudah ada. Pada daerah Rawa tidak ada kegiatan
peningkatan
i k t j i
jaringan reklamasi
kl i rawa. Sedangkan
S d k rehabilitasi
h bilit i merupakan
k
kegiatan perbaikan sistem jaringan Irigasi guna mengembalikan fungsi dan
pelayanan irigasi seperti desain semula, atau untuk mencapai pelayanan
maksimum yang pernah dicapai.
dicapai Kegiatan operasi dan pemeliharan (OP)
diharapkan tidak didanai dengan DAK Bidang Infrastruktur.

13
RUANG LINGKUP KEGIATAN
„ AIR MINUM
Kegiatan mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air Minum Terbangun
(pemanfaatan sisa kapasitas terpasang) dan/atau pembangunan baru
Sistem Penyediaan Air Minum bagi masyarakat pada ibukota kecamatan
dan desa-desa rawan air minum, kekeringan dan program PAMSIMAS,
serta pada kawasan kumuh perkotaan. Kegiatan ini tidak diperuntukkan
bagi kegiatan rehabilitasi/peningkatan jaringan PDAM.

„ SANITASI
Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang
prioritas pertamanya adalah kegiatan pengembangan prasarana dan
sarana air limbah komunal berbasis masyarakat dalam rangka
menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan
(BABS). Apabila prioritas pertama sudah dipenuhi (tidak ada BABS),
maka prioritas kegiatan selanjutnya adalah pengembangan fasilitas
pengurangan sampah berbasis masyarakat dengan pola 3R serta
pengembangan prasarana dan sarana drainase mandiri yang
berwawasan lingkungan.

14
KRITERIA   TEKNIS
KRITERIA TEKNIS

SUBBIDANG IRIGASI

2009 2010
• Luas Daerah 
Daerah Irigasi
Daerah Irigasi • Luas Daerah 
Daerah Irigasi
Daerah Irigasi
• Kondisi prasarana irigasi • Kondisi Daerah 
Daerah Irigasi
Irigasi
• Kepedulian pemda terhadap • Luas Wilayah
prasarana SDA • Jumlah Penduduk
• Kepatuhan dalam pelaporan

16
SUBBIDANG IRIGASI

Bobot Teknis Irigasi Provinsi/Kabupaten/Kota :


Bobot Teknis Irigasi Provinsi/Kabupaten/Kota : 
ITi  = 40% Idi + 40% Ikdi + 10% Ilw + 10% Ijp
Notasi Uraian Keterangan

ITi Indeks Teknis Irigasi

Idi Indeks Luas Daerah Irigasi merupakan perbandingan luas daerah irigasi di
provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap
total luas daerah irigasi secara nasional.
Ikdi Indeks Kondisi Daerah merupakan perbandingan luas daerah irigasi dalam
Irigasi kondisi rusak di provinsi/kabupaten/kota yang
bersangkutan terhadap total luas daerah irigasi
provinsi/kabupaten/kota dalam kondisi rusak secara
nasional.
Ilw Indeks Luas Wilayah merupakan perbandingan luas wilayah di
provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap
total luas wilayah secara nasional.

Ijp Indeks Jumlah Penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk di


provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap
17
jumlah penduduk secara nasional.
KRITERIA TEKNIS

SUBBIDANG JALAN

2009 2010
• Panjang jalan • Panjang jalan
• Panjang jalan kondisi tidak • Panjang jalan kondisi tidak mantap
mantap • Luas wilayah
• Kepedulian pemda terhadap • Jumlah penduduk
prasarana jalan
• Kepatuhan dalam pelaporan

18
SUBBIDANG JALAN
Bobot Teknis Jalan Provinsi/Kabupaten/Kota: 
/ p /
ITj  = 25% Ijl + 35% Ikjl + 20% Ilw + 20% Ijp
Notasi Uraian Keterangan

ITj IndeksTeknis Jalan

Indeks Panjang
j g Jalan merupakan perbandingan panjang jalan di provinsi/kabupaten/kota
Ijl yang bersangkutan terhadap seluruh panjang jalan
provinsi/kabupaten/kota.
Indeks Kondisi Jalan merupakan perbandingan panjang jalan dalam kondisi tidak mantap
Ikjl di provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total panjang
jalan provinsi/kabupaten/kota dalam kondisi tidak mantap secara
nasional.
Indeks Luas Wilayah merupakan perbandingan luas wilayah di provinsi/kabupaten/kota
Ilw yang bersangkutan terhadap luas wilayah nasional.
Ijp Indeks Jumlah merupakan perbandingan jumlah penduduk di
Penduduk provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap jumlah
penduduk nasional.

19
KRITERIA TEKNIS

SUBBIDANG AIR MINUM

2009 2010
– Jumlah penduduk miskin (MBR) – Jumlah penduduk miskin
– Jumlah desa rawan air (MBR)
– Jumlah penduduk
– Jumlah desa rawan air
– lluas wilayah
il h
– Kepedulian pemda terhadap – Jumlah penduduk
prasarana air minum – luas wilayah
– Kepatuhan dalam pelaporan

20
SUBBIDANG AIR MINUM
Bobot Teknis Air Minum Kabupaten/Kota: 
p /
ITam  = 40%Ikam + 40%Imbr + 10%Ilw + 10%Ijp
Notasi Uraian Keterangan

Itam Indeks Teknis AM

Ikam Indeks Kerawanan merupakan


p perbandingan
p g jjumlah desa rawan air minum di
k
Air Minum kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total jumlah desa
rawan air minum secara nasional.
Imbr Indeks Masyarakat merupakan perbandingan jumlah penduduk miskin di
Berpenghasilan k b
kabupaten/kota
t /k t yang bersangkutan
b k t t h d
terhadap t t l jumlah
total j l h
Rendah penduduk miskin kabupaten/kota secara nasional.
Ilw Indeks Luas merupakan perbandingan luas wilayah di kabupaten/kota yang
Wilayah
y bersangkutan
g terhadap
p total luas wilayah
y secara nasional.
Ijp Indeks Jumlah merupakan perbandingan jumlah penduduk di kabupaten/kota
Penduduk yang bersangkutan terhadap jumlah penduduk secara nasional.

21
KRITERIA TEKNIS

SUBBIDANG SANITASI

2009 2010
• Kondisi sanitasi • Kondisi sanitasi
• Jumlah penduduk
• luas wilayah • Luas Wilayah Kumuh
• L
Luas Wil h Kumuh
Wilayah K h • Luas Wilayah
• Kepedulian pemda terhadap • Jumlah penduduk
prasarana sanitasi
• Kepatuhan dalam pelaporan

22
SUBBIDANG SANITASI
Bobot Teknis Sanitasi Kabupaten/Kota: 
p /
Bts = 30%Iksan + 30%Ikpdts + 20%Ijp + 20%Ikmh
N
Notasi
i U i
Uraian K
Keterangan

ITs Bobot Teknis Sanitasi

Iksan Indeks Kondisi Sanitasi merupakan perbandingan kondisi sanitasi di kabupaten/


kota yang bersangkutan terhadap kondisi sanitasi secara
nasional.
Ikpdts Indeks Kepadatan Indeks Kepadatan Kabupaten/Kota Standarisasi,
Kabupaten/Kota merupakan perbandingan indeks kepadatan penduduk di
Standarisasi kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap total indeks
kepadatan penduduk kabupaten/kota secara nasional.
Indeks Kepadatan Kabupaten/Kota, merupakan
perbandingan jumlah penduduk terhadap luas wilayah di
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Ijp Indeks Jumlah merupakan perbandingan jumlah penduduk di
Penduduk kabupaten/kota yang bersangkutan terhadap jumlah
penduduk secara nasional.
23
Ikmh Indeks Luas Kawasan merupakan perbandingan Luas kawasan kumuh terhadap
Kumuh luas wilayah di kabupaten/kota yang bersangkutan.
DATA TEKNIS
„ DASAR
• Surat Sekjen atas nama Menteri PU No. KU.03.01-Mn/295, tgl 6 Mei 2008,

„ KONDISI DATA
• Data diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya dari Usulan Daerah,
Laporan Daerah, BPS, Depdagri, dan Depkeu.
• Sebagian data yang masuk sulit dikompilasi, antara lain karena satuan yang
tidak sama, tidak lengkap, tidak masuk akal, yang mungkin disebabkan
pemahaman pengisi data masih kurang.
• Diharapkan melalui Kegiatan Pemantauan dan Pengendalian Pemanfaatan
DAK Bidang Infrastruktur diperoleh data terbaru yang akurat.
• D
Data
t teknis
t k i tersebut
t b t dikompile
dik il bersama
b antara
t Bi PKLN dan
Biro d S t i k l
Satminkal,
dan dikonsolidasikan sebelum disampaikan
sampaikan ke Depkeu.
Depkeu.

24
Fenomena
Penyelenggaraan
Fenomena Penyelenggaraan DAK
Perencanaan
■ Ada kecenderungan daerah mengurangi alokasi APBD untuk
bidangg infrastruktur,,
■ Sebagian daerah belum siap dengan sistem data base untuk
proses perencanaan yang optimal,
■ S b i
Sebagian k i t
kegiatan masih
ih belum
b l mengikuti
ik ti kaidah-kaidah
k id h k id h
perencanaan yang baik dan benar,
■ Adanya keterbatasan SDM pelaksana proses perencanaan,
terutama untuk daerah-daerah pemekaran,
■ Masih adanya perbedaan prioritas antara para pemangku
kepentingan,
■ Penentuan program (paket, lokasi, dan besaran biaya), belum
melalui justifikasi teknis dan ekonomis yang semestinya,
■ S
Sangat bervariasinya kondisi dan kebutuhan daerah,
■ fungsional)26.
Masih ada kegiatan yang kurang efektif (tidak segera fungsional)
Fenomena Penyelenggaraan DAK
Pelaksanaan
■ Masih terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan petunjuk teknis
teknis,,
■ Penggunaan DAK dirasakan masih belum optimal,
■ Masih ada daerah yan
angg kesulitan menyediakan dana pendamping,
pendamping,
■ Jenis pekerjaan kurang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan
lapangan,,
■ Masih terdapat kegiatan yang tidak selesai pada waktunya,
waktunya,
■ Kualitas pekerjaan masih substandar
substandar,,
■ Kualitas dan substansi pelaporan kurang memadai,
memadai,
■ Waktu pelaporan terlambat terlalu jauh dari yang semestinya,
semestinya, sehingga
sulit dievaluasi
dievaluasi,,
■ Monev masih sulit dilakukan (kemampuan pusat terbatas sedang jumlah
daerah terlalu banyak
banyak),
y ),
■ Peran provinsi dalam koordinasi dan monev kurang optimal
optimal..
27
PERMASALAHAN DAERAH PEMEKARAN
Š Kesulitan dalam identifikasi data teknis
Š Adanya
y duplikasi
p data ((data daerah ppemekaran masih tercatat
di daerah induk
induk))
Š Data yang dikirimkan oleh daerah terkadang belum valid dan
format datanya terkadang “rancurancu””
Š Belum optimalnya koordinasi antara Pemprov dengan
PemKab/Kota
PemKab /Kota Induk dengang Daerah Pemekaran
Š Belum jelas ketersediaan sdm dan SDM daerah yang kurang
kompeten
Š Belum terbentuknya instansi pelaksana DAK
Š Tidak ada informasi data teknis (jalan
jalan,, irigasi,
irigasi, air minum dan
sanitasi))
sanitasi
Š Tidak ada konversi Panjang jalan dengan kab. Induk 28
Terus Bagaimana?

• Hanya untuk
menyeimbangkan fiskal?

• Melengkapi
M l k i pe-
pe-UU
UU--an
DAK Ke • Menyeimbangkan Fiskal • Meningkatkan
Depan? • Mendukung
g RPJM
Koordinasi di Pusat,
• Bappenas
• Bersinergi dengan Program
Mengkoordinasikan
Pusat dan Daerah Monev,
• Peningkatan Kapasitas
Pemda dan sarana • Mengoptimalkan Peran
pembinaan Departemen Teknis
• Meningkatkan efektifitas • Meningkatkan Peran
penggunaannya,
gg Provinsi,
• dll 29
Usulan Perbaikan
■ Perlu dilakukan mapping dan update database yang lebih baik mengenai kebutuhan
daerah sehingga kegiatan yang didanai dari DAK sesuai dg kondisi dan kebutuhan
kebutuhan,,
■ Menyempurnakan petunjuk teknis yang lebih lengkap,
lengkap, sederhana
sederhana,, dan mudah
diimplementasikan,,
diimplementasikan
■ Mengintensifkan sosialisasi dan desiminasi Petunjuk Teknis dan proses perencanaan,
perencanaan,
■ Mengintensifkan pembinaan teknis terhadap SDM-
SDM-SDM di daerah untuk
meningkatkan kapasitasnya
kapasitasnya,,
■ Diatur lebih lanjut mengenai :
■ Mekanisme penentuan program/kegiatan
program/kegiatan,, agar penggunaan DAK lebih optimal,
■ Mekanisme pemantauan
pemantauan,, monitoring, dan evaluasi
evaluasi,,
■ Peningkatan peran Pemerintah Provinsi
Provinsi,,
■ Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi daerah
daerah;;
■ Mengoptimalkan institusi fungsional pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan DAK,
■ Penyederhanaan format pelaporan
pelaporan,, dan pemberian insentif/disinsentif.
insentif/disinsentif.
■ M
Memanfaatkan
f tk teknologi
t k l i informasi
i f i seperti
ti e-monitoring,
it i sehingga
hi pelaporan
l lebih
l bih
mudah,, cepat
mudah cepat,, dan murah.
murah. 30
DAK 2010
„ Sanitasi menjadi Subbidang sendiri,
sendiri, terpisah dari Air
Minum dan Sanitasi;
Sanitasi;
„ Ada usulan agar penyediaan dana pendamping
dibuat agak fleksibel,
fleksibel, untuk membantu daerah
daerah‐‐
daerah yang PADnya sangat terbatas;
terbatas;

31
Perkiraan Kebutuhan
Dana Infrastruktur
Perkiraan Kebutuhan Per Tahun

Total Teralokasi Perkiraan


N
No. U i
Uraian dl APBD Kebutuhan
dlm
(jt rp) (jt rp) (jt rp)
1 IRIGASI PROVINSI 4.838.950
4 838 950 827 605
827.605 4 011 345
4.011.345
2 IRIGASI KAB/KOTA 10.864.935 1.272.832 9.592.103
3 JJALAN PROVINSI
O S 16.544.475
65 5 4.319.325
3 9 3 5 12.225.000
5 000
4 JALAN KAB/KOTA 90.289.360 17.035.072 73.254.000
5 AIR MINUM 6.570.000 838.234 5.731.766
6 SANITASI 9.261.950 - 9.261.950
INFRASTRUKTUR 138.369.670 24.293.068 114.076.164

33
Perkiraan Kebutuhan Dana Bidang Irigasi

Est Hrg Perkiraan


No. Uraian Satuan Luas Satuan Kebutuhan Keterangan
(jt rp) (jt rp)

A IRIGASI PROVINSI 4.838.950 Alokasi sektor irigasi


dalam APBD seluruh
1 - Total Luas Jaringan Irigasi Ha 1.423.222 Provinsi adalah Rp.
827 605 juta,
827.605 juta sehingga
2 - Luas dalam kondisi rusak Ha 494.942 masih kurang sekitar
Rp. 4.011.345 juta
3 - Rehabilitasi (20%) Ha 284.644 7 1.992.510

4 - Peningkatan (10%) Ha 142.322 20 2.846.440

B IRIGASI KAB/KOTA 10.864.935 Alokasi sektor irigasi


dalam APBD seluruh
1 - Total Luas Jaringan Irigasi Ha 3.195.568 Kab/Kota adalah Rp.
1.272.832 juta, sehingga
2 - Luas dalam kondisi rusak Ha 1.094.761 masih kurang sekitar
Rp. 9.592.103 juta
3 - Rehabilitasi (20%) Ha 639.114 7 4.473.795

4 - Peningkatan
g ((10%)) Ha 319.557 20 6.391.140

34
Perkiraan Kebutuhan Dana Bidang Jalan
(hanya untuk mempertahankan kondisi)
No. Uraian Satuan Panjang Est Hrg Perkiraan Keterangan
Satuan Kebutuhan
(jt rp) (jt rp)
A JALAN PROVINSI 16.544.475 Alokasi sektor jalan
j
1
dalam APBD seluruh
- Panjang Total Jalan Km 47.610
Provinsi adalah Rp.
2 - Peningkatan Jalan (10%) Km 4.761 1.200 5.713.200 4.319.325, sehingga
3
masih kurang sekitar
- Pemeliharaan Berkala Jalan (20%) Km 9.522 600 5.713.200
Rp. 12.225.000 juta
4 - P
Pemeliharaan
lih Rutin
R ti Jalan
J l (70%) K
Km 33 327
33.327 75 2 499 525
2.499.525
5 - Panjang Total Jembatan M 952.200
6 - Penggantian Jembatan (2.5%) M 23.805 120 1.428.300
7 - Pemeliharaan Jembatan (10%) M 95.220 25 1.190.250

B JALAN KAB/KOTA 90.289.360 Alokasi sektor jalan


1
dalam APBD seluruh
- Panjang Total Jalan Km 322.462
Kab/Kota adalah Rp.
2 - Peningkatan Jalan (10%) Km 32 246
32.246 1 000
1.000 32 246 200
32.246.200 17 035 072 sehingga
17.035.072,
3
masih kurang sekitar
- Pemeliharaan Berkala Jalan (20%) Km 64.492 500 32.246.200
Rp. 73.254.000 juta
4 - Pemeliharaan Rutin Jalan (70%) Km 225.723 50 11.286.170
5 - Panjang Total Jembatan M 3.224.620
6 - Penggantian Jembatan (2.5%) M 80.616 100 8.061.550
7 - Pemeliharaan Jembatan (10%) M 322.462 20 6.449.240
Perkiraan Kebutuhan Dana
Bidang AM & S Per tahun
No. Uraian Satuan Luas Est Hrg Perkiraan Keterangan
Satuan Kebutuhan
(jt rp) (jt rp)

A AIR MINUM KAB/KOTA 6.570.000 Alokasi air minum dalam


APBD seluruh Kab/Kota
1 - Jumlah Desa / Kelurahan Bh 72.690 adalah Rp. 838.234 juta,
sehingga masih kurang
2 - Jumlah Desa/Kel rawan air bersih Bh 21.895 sekitar Rp. 5.731.766
juta
3 - Optimalisasi dan Pembangunan Bh 4.380 1.500 6.570.000
baru sarana air minum (20%)

B SANITASI KAB/KOTA 9.261.950 Alokasi sektor Sanitasi


dalam APBD seluruh
1 - Jumlah Desa / Kelurahan Bh 72.690 Kab/Kota adalah Rp.
………… juta, sehingga
2 - Luas Desa/Kel Kumuh Ha 168.396 masih kurang sekitar
Rp. 9.261.950 juta
3 - Penanganan sampah pola 3R (20%) Ha 33.679 50 1.683.950

4 Sanitasi berbasis masyarakat (10%) Ha 16.840 200 3.368.000

5 On site detention (5%) Ha 8 420


8.420 500 4 210 000
4.210.000
Tingkat Pelayanan Jalan

37
Koordinasi
dan
Pelaporan
l
Mekanisme Koordinasi dan Pelaporan
MENTERI PU

Ti Koordinasi
Tim K di i Penyelenggaraan
P l DAK Bidang
Bid Infrastruktur
I f t kt
Departemen PU
GUBERNUR
Tim Teknis Sub Tim Teknis Sub Tim Teknis SB Air
Bidang Irigasi Bidang Jalan Bersih dan Sanitasi

Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Infrastruktur Provinsi

Balai/Satker Satker Satker


PSDA P2JJ P2AM dan P3LP

BUPATI / WK
Tim Koordinasi Penyelenggaraan DAK Bidang
Infrastruktur Kabupaten/Kota

SKPD DAK
K b
Kabupaten/Kota
t /K t

39
Tim Koordinasi
Tim Koordinasi Departemen
„ Dibentuk oleh Menteri
„ Terdiri dari unsur Sekjen, Itjen, dan Eselon-1 terkait.
„ Tugas
T dan
d ttanggung jjawab
b meliputi:
li ti
• Menyusun petunjuk teknis penggunaan DAK Infrastruktur;
• Memfasilitasi pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi, serta
pembinaan pelaksanaan;
• Memfasilitasi pelaksanaan pemantauan dan evaluasi DAK
Infrastruktur;
• Memberikan saran,
saran masukan,
masukan maupun rekomendasi kepada
Menteri PU;
y p
• Menyiapkan laporan
p tahunan Departemen
p kepada
p Menteri
Keuangan.
40
Tim Teknis
Tim Teknis Unit Eselon‐
Unit Eselon‐1
„ Dibentuk oleh Direktur Jenderal terkait.
„ T
Tugas dan
d tanggung
t jawab
j b meliputi:
li ti
• Membantu pelaksanaan sosialisasi,
sosialisasi, diseminasi,
dan pembinaan pelaksanaan kepada daerah-
daerah-
daerah;
daerah;
• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan DAK
DAK;;
• Menyiapkan laporan tahunan subbidangnya
subbidangnya,, untuk
di
disampaikan
ik k
kepada
d Tim
Ti Koordinasi
K di i Departemen.
D
41
Tim Koordinasi
Tim  Koordinasi Provinsi
„ Dibentuk oleh Gubernur
„ Terdiri dari unsur Bappeda Provinsi,
Provinsi, Dinas teknis terkait,
terkait,
dan Balai/
Balai/Sat
Satuan
uan Kerja Pusat yang ada di daerah terkait.
„ Tugas dan tanggung jawab meliputi:
• Memberikan masukan penyusunan petunjuk teknis,
• Membantu pelaksanaan sosialisasi,
sosialisasi diseminasi,
diseminasi dan pembinaan,
pembinaan
• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi,
• Memberikan saran dan masukan atas RK yang disusun
Pemerintah Kabupaten/Kota,
Kabupaten/Kota
• Menyiapkan laporan triwulanan, semesteran, dan tahunan.
„ Operasional Tim dibantu oleh Sat
Satker
ker Pusat terkait:
terkait:
• Subbidang Jalan oleh SNVT P2JJ,
P2JJ,
• Subbidang Irigasi oleh B
Balai
alai Wilayah Sungai atau Satker
Satker PSDA.
SDA.
• Subbidang Air Minum dan Sanitasi oleh Satker
Satker Pengembangan
PAM
PA M, dan Satker
Satker PPPLP.
PPPLP.
42
Tim Koordinasi
Tim Koordinasi Kab/Kota
Kab/Kota
„ Dibentuk oleh Bupati/Walikota
„ Terdiri dari unsur Bappeda kabupaten
kabupaten/kota
/kota dan dinas teknis
terkait.
„ Tugas dan tanggung jawab meliputi:
• Memberi masukan penyusunan petunjuk teknis;
• Membantu pelaksanaan sosialisasi, diseminasi, dan
pembinaan
bi pelaksanaan
pelaksanaan;
l k ;
• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi;
• Menyiapkan laporan triwulanan,
triwulanan semesteran
semesteran, dan tahunan.
tahunan
„ Pelaksanaan kegiatan operasional Tim Koordinasi didukung
oleh SKPD DAK di kabupaten/
kabupaten/kota yang bersangkutan.
bersangkutan.

43
Mekanisme Koordinasi
a. SKPD DAK tingkat Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota sebagai anggota
Tim Koordinasi Kabupaten/Kota
Kabupaten /Kota melakukan
koordinasi dengan instansi terkait dalam menyusun
laporan DAK Daerah Kabupaten
Kabupaten/Kota
/Kota;;

b. Satuan Kerja
Kerja//Balai Departemen sebagai anggota Tim
Koordinasi Provinsi melakukan koordinasi dengan
instansi terkait dalam menyusun laporan DAK
Provinsi;;
Provinsi

c. Tim Teknis Sub Bidang sebagai anggota Tim


Koordinasi Pusat melakukan koordinasi dalam
menyusun laporan Pemanfaatan DAK Bidang
Infrastruktur ;
44
MONEV
SEB Kepala Bappenas
Bappenas,, Menkeu dan
Mendagri No. 0239/M.PPN/11/2008

tanggal 21 November 2008

perihal Petunjuk Pelaksanaan


Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan
Evaluasi Pemanfaatan DAK.
45
46
47
Pelaporan
a. Laporan disampaikan
di ik secara berkala
b k l triwulanan:
triwulanan
i l :
„ Triwulan I pada minggu ke dua bulan April
„ Triwulan ke II pada minggu ke dua bulan Juli
„ Triwulan ke III pada minggu ke dua bulan Oktober
„ Triwulan ke IV pada minggu ke dua bulan Januari tahun berikutnya
b. Substansi Laporan:
Laporan:
„ Data Umum (1 Kali kecuali berubah
berubah))
„ Data Dasar (1 Kali kecuali berubah)
berubah)
„ Data Kesesuaian Program (1 Kali setahun)
setahun)
„ Data Pelaksanaan Pekerjaanj (Triwulanan
Triwulanan))
„ Data Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan (Triwulanan
Triwulanan))
„ Masalah dan Upaya Pemecahan (Triwulanan
Triwulanan))
c. Penyampaian Laporan Triwulanan:
Triwulanan:
„ SKPD kepada Bupati/
Bupati/Walikota tembusan Tim Koordinasi Provinsi
„ Bupati
Bupati//Walikota kepada Menteri cq.
cq. Sekretaris Jenderal
„ Tim Koordinasi Provinsi kepada Tim Teknis Eselon I terkait
„ Gubernur
G b k
kepada
d Menteri
M t i cqcq.. Sekretaris
S k t i Jenderal
J d l
48
Lingkup Pemantauan dan Evaluasi
a. Persiapan
„ Usulan sampai dengan Rencana Kegiatan (RK)
„ Kesesuaian RK 
RK dengan
dengan Program 
Program Prioritas
Prioritas Nasional
b. Pelaksanaan
„ Kesesuaian Pekerjaan dengan RK
„ Kesesuaian hasil dengan NSPM
„ Pencapaian Sasaran
c. Pelaporan
„ Tingkat Kepatuhan
Tingkat Kepatuhan
„ Substansi Laporan sesuai Format 
Format dalam Juknis
Format dalam
d. Evaluasi
„ Evaluasi Dampak
p dan Manfaat
„ Evaluasi Kinerja
49
PELAPORAN & PENCAPAIAN
DAK BIDANG INFRASTRUKTUR

50
Tingkat Kepatuhan Pelaporan
DAK Bidang
Bid I f
Infrastruktur
t kt
Subbidang 2005 2006 2007 2008 2009

(Prov/Kab/ Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


Pelaporan Pelaporan Pelaporan Pelaporan Pelaporan
Kota)
Peneri Peneri Peneri Peneri Peneri
ma Jumlah % ma Jumlah % ma Jumlah % ma Jumlah % ma Jumlah %

Jalan 288 242 84 434 276 63 434 379 87 475 437 92 441 414 94

Irigasi 232 158 68 341 205 60 364 253 69 420 379 90 395 367 93

Air Minum
259 148 57 433 235 54 434 341 78 450 271 60 431 275 64
& Sanitasi

Infrastruktur 779 548 70 1208 716 59 1232 973 79 1345 1087 81 1267 1056 83

51
Progres Fisik dan Keuangan
DAK Bidang Infrastruktur

(dalam Rp. Milyar)

Subbidang 2005 2006 2007 2008 2009

(Prov/Kab/
Progres Progres Progres Progres Progres
Kota)
PAGU PAGU PAGU PAGU PAGU
Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik

Rp Rp % % Rp Rp % % Rp Rp % % Rp Rp % % Rp Rp % %

Jalan 1,052 538 51 38 1,786 1,278 71 71 3,497 1,95 55 62 4,435 2,97 67 76 4,996 3,809 76 84

Irigasi
g 426 245 57 43 412 412 76 76 956 339 35 36 1,63
, 1,533
, 94 94 1,696
, 1,604
, 95 95

Air Minum
228 99 43 25 372 372 67 67 1,186 422 35 37 1,222 561 46 54 1,225 0,523 43 45
& Sanitasi

Infrastruktur 1,707 882 51 38 2,571 1,844 71 71 5,64 2,711 48 52 7,283 5,065 69 76 7,917 5,936 75 80

52
Pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur TA. 2009
Rekapitulasi Pelaporan
Status : 17 Maret 2010

Progress Pelaporan Triwulanan


Jumlah Daerah
Bidang Penerima I II III IV
Prov/Kab/Kota
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Irigasi 395 365 92 364 92 203 51 364 92

Jalan 441 313 71 273 62 374 85 238 54

Air Minum dan Sanitasi 431 97 23 84 20 136 32 154 36

Total Bidang Infrastruktur 1267 775 61 721 57 713 56 756 60


Pelaksanaan DAK Bidang Infrastruktur TA. 2009
Progress
g Pencapaian
p
Status : 17 Maret 2010

(d l
(dalam Rp.
R Milyar)
Mil )
Prov/Kab/Kota Pengirim Laporan
Jumlah Pagu Progress
Jumlah
Bidang Prov/Kab/Kota Pencapaian
Prov/Kab/Kota DAK Pendamping
p g Total Keuangan
g Fisik
Penerima DAK
Jumlah (%) (%) (%)

Irigasi 395 367 93 1.549 151 1.700 1.604 95 94

Jalan 441 414 94 4.501 495 4.996 3.809 76 84

Air Minum dan


431 275 64 1.442 82 1.224 523 43 45
Sanitasi
Total Bidangg
1267 1056 83 7 492
7.492 728 7 920
7.920 5 936
5.936 75 80
Infrastruktur
Kendala Efektifitas Monev

Sesuai Pasal 5, Pasal 9 dan Pasal 10 UU No. 45 Tahun 2008 tentang 
p j
APBN TA 2008 DAK disampaikan dalam bentuk belanja transfer
Pencairan anggaran DAK dapat dilakukan secara langsung oleh 
Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) karena telah disampaikan ke Kas 
Daerah dalam bentuk belanja transfer 
Tidak ada keharusan mempunyai acuan berupa Rencana Definitif (RD) 
atau Rencana Kegiatan (RK) dalam pemanfaatannya
Pemantauan agak sulit dilakukan mengingat tidak terdapat acuan 
d l
dalam pemanfaatannya
f t
Kurangnya kerjasama Daerah dalam penyusunan rencana 
pemanfaatannya mengingat tidak ada keharusan mempunyai RD/RK
pemanfaatannya mengingat tidak ada keharusan mempunyai RD/RK.

You might also like