You are on page 1of 41

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Latar belakang yang mendorong diciptakannya Auto Fan adalah karena
meningkatnya suhu atau tekanan udara di dalam bumi yang kita tempati ini. Dan
karena suhu atau tekanan udara berbeda - beda antara satu ruangan yang satu
dengan yang lain mungkin dengan alat ini kita dapat menanggulanginya. Karena
alat yang kami buat ini bekerja berdasarkan sensitifan dari sebuah sensor ( dalam
percobaan kami menggunakan sensor jenis LM 335 ) dimana sensor ini akan
-memutarkan sebuah kipas secara otomatis pada suatu suhu tertentu. Maka alat
ini sangat membantu dalam berbagai aktifitas. Dahulu manusia masih
menggunakan kipas tangan atau kipas yang biasa digunakan oleh kaum ibu - ibu
untuk mendinginkan nasi pada saat memasak. Kipas tangan ini hanya terbuat dari
sebuah selembaran daun rotan yang di anyam sedemikian rupa hingga membuat
suatu bidang datar yang tipis. Seiring dengan perkembangan zaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan maka akhirnya salah satu ilmuan menemukan
bagaimana caranya membuat kipas angin. Kipas angin tersebut adalah kipas yang
sering kita pergunakan hingga kini. Dimana cara bekerjanya yaitu dengan cara
mengalirkan arus listrik dimana arus listrik ini akan akan memutarkan dynamo
motor yang berada di dalam kipas tersebut dimana dynamo tersebut berhubungan
dengan baling - baling sehingga baling - baling dapat memutar. Tetapi ternyata
ilmu pengetahuan tidak hanya sampai pada kipas angin itu saja. Dewasa ini orang
- orang pintar atau jenius diluar sana ternyata telah menciptakan alat canggih
yang diberi atau sering disebut sebagai AC. AC ini adalah alat pendingin ruangan
fungsinya hampir sama dengan kipas anginnya, hanya dalam hal ini alat ini tidak
mengalirkan atau memberikan angin yang dapat bertiup kencang tetapi AC ini
bekerja dengan cara menyedot udara sekitar yang bersuhu tinggi dan
mengubahnya dengan udara yang bersuhu rendah. Dan alat ini menggunakan
sensor dalam pengerjaannya.
2

Dan dari pemikiran tersebut tercipta sebuah gagasan untuk membuat alat
yang bermama Auto Fan With LM 335. Karena alat ini akan memutarkan baling -
baling dimana baling - baling tersebut akan berputar apabila sensor LM 335
bersuhu tinggi, mungkin dapat dikatakan cara kerja alat yang dibuat ini hampir
sama dengan cara kerja AC. Hanya saja alat penunjangnya atau komponen
penunjangnya dengan menggunakan baling - baling atau kipas dimana kipas ini
akan mengalirkan atau memberikan angin dan bukan merubah suhu udara sekitar.

1.2. BATASAN MASALAH

Alat yang kami buat dengan Hama Auto Fan With LM 335 ini memang
mempunyai kelebihan dan kekurangannya yaitu :

Kelebihan
Alat ini dapat kita gunakan pada sebuah alat elektronik, sehingga dapat
membantu alat elektronik tersebut agar tidak cepat atau gampang rusak. Karena
alat ini bekerja berdasarkan sensor panas pada suhu tertentu maka alat ini dapat
membantu dalam mendinginkan alat tersebut apabila terjadi pemanasan suhu
yang disebabkan pemakaian yang berlebihan sehingga membuat alat elektronik
tersebut panas. Dengan alat ini mudah - mudahan dapat membuat alat tersebut
lebih tahan lama.

Kekurangan
Walaupun alat ini memiliki kelebihan namun alat ini tidak akan luput dari
kekurangan. Kekurangan alat ini adalah alat ini tidak dapat kita pergunakan untuk
atau sebagai pendingin suhu ruangan, dikarenakan komponen - komponen yang
nilainya terbatas dan kecilnya kipas tersebut. Karena alat ini memang kami buat
bukan untuk sebagai pendingin ruangan.
3

1.3. TUJUAN PENULISAN

Makalah yang berjudul Auto Fan With LM 335 ini disusun berdasarkan
petunjuk atau referensi dari Auto Fan yang telah kami buat. Kami membuat
makalah ini agar dapat mempermudah dalam pengopersasian alat kami tersebut.
Selain itu kami juga memperkenalkan seluk — beluk serta manfaat dari Auto Fan
LM 335 yang kami buat. Di dalam makalah ini kami juga akan menerangkan dari
mulai cara pembuatan layout hingga saat rangkaian kami ini rampung dan dapat
dipergunakan. Di dalam makalah ini kami juga membuat cara kerja Auto Fan
secara blok diagram hingga secara detailnya. Selain itu kami juga kan
menerangkan latar belakang kami makalah ini. Dan tidak hanya itu kami juga akan
membuat alat ini dari tidak kenal hingga dapat dikenal oleh sebagian banyak
orang dan mendorong mereka untuk membuat sehingga dapat mereka
pergunakan manfaatnya.

1.4. METODE PENULISAN

Adapun metode yang kami pergunakan dalam membuat makalah ini yaitu
sebagai berikut berikut:

Pertama — tama kami mengamati dan memahami bagaimana cara kerja


dan cara pembuatan Auto Fan With LM 335. setelah itu baru kita mulai membuat
rancangan layout hingga penyusunan rangkaian. Seterusnya kami mengamati
bagaimana hasil output dari alat kami dan apakah terdapat kekurangannya atau
tidak .
Kedua kami mancari data — data dalam menyusun makalah ini dari
berbagai sumber. Mulai dari buku serta media informasi lainnya seperti internet
untuk mendapatkan materi yang dapat berhubungan dengan proyek rangkaian
yang kami buat yaitu Auto Fan With LM 335.

Tidak hanya itu kami juga mengumpulkan berbagai macam ide -


ide serta pemikiran berbagai sumber dan sudut pandang oleh orang -
orang atau pihak mengerti dan faham tentang alat kami tersebut.
4

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN


Bab I. Pendahuluan
Pada bab pendahuluan akan diterangkan mulai dari latar belakang
pembuatan Auto Fan LM 335, batasan - batasan masalahnya, tujuan
di buatnya makalaj ini hingga sistematis perumusan makalah
tersebut.

Bab II. Landasan Teori


Landasan teori ini berisi mengenai dasar-dasar teori yang
berhubungan dengan analisa rangkain proyek.

Bab III. Analisa Rangkaian


Ban ini menerangkan tentang analisa rangkaian. Mulai analisa
rangkaian secara blok diagram hingga analisa secara detailnya.

Bab IV. Cara Pengoprasian Alat


Pada bab ini isi makalah menjelaskan mengenai tata cara
penggunaan atau pengoperasian alat.

Bab V. Penutup
Pada bab ini makalah berisi kesimpulan dari seluruh penjelasan
dan saran-saran pembuatan alat.
5

BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam membuat rangkaian Auto Fan ini kami menggunakan beberapa
komponen pendukung agar alat yang kami buat dapat berjalan dan mengeluarkan
output sesuai dengan yang kami harapkan. Komponen – komponen tersebut
semua telah terbagi menurut fungsinya masing – masing. Dan komponen tersebut
terbagi menjadi dua bagian yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Selain
komponen aktif dan pasif disini kami juga menggunakan rangkaian IC. Biasanya di
dalam ruang praktek electronic kami mempelajari tipe IC 741, tetapi dalam alat ini
kami mempergunakan IC dengan tipe TL 082 dan tipe TL 072.

2.1 Komponen Pasif


Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya tidak memerlukan sumber tegangan.

Komponen-komponen yang termasuk ke dalam komponen pasif


diantaranya :
 Resistor
 Kapasitor
 Dioda
 Trafo (Transformator)
 Relay

2.2 Komponen Aktif


Komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya memerlukan sumber tegangan.
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam komponen aktif diantranya :
 Transistor
 Thyristor
 Tranducer
6

Gambar 1
Rangkaian Auto Fan LM 335

Komponen yang digunakan dalam Auto Fan


Menurut skema gambar diatas dalam merangkai alat ini kami
menggunakan komponen-komponen pasif dan komponen aktif. Dalam komponen
pasif kami menggunakan resistor baik resistor tidak tetap ataupun resistor tetap.
Kemudian kami menggunakan transistor. Dan penjelasan setiap fungsi dari
masing-masing komponen-komponen adalah sebagai berikut .

2.3 Resistor
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang fungsinya untuk
menghambat arus dan tegangan listrik.
Bahan pembentuk resistor dapat dibagi atas :
 Tahanan kawat
 Tahanan arang
 Tahanan lapisan tipis (film) dari logam atau arang
 Tahanan dalam IC

Sifat dari resistor dapat berbeda-beda :


Untuk membangkit panas (filament)
Untuk memberikan selisih tegangan (pembagi potensial)
Sebagai penghubung antara berbagai rangkaian
Arus terjadinya perubahan bentuk
Untuk penentuan besaran fisis
7

Berdasarkan jenisnya resistor dibagi menjadi dua jenis yaitu : Resistor Tetap dan
Resistor tidak tetap.
Dalam rangkaian intercom yang kami buat menggunakan jenis resistor tetap dan
resistor tidak tetap.

Resitor Tetap adalah resistor yang memiliki hambatan tetap. Resistor


memiliki batas kemampuan daya misalnya : 1,16 watt; 1,8; dan sebagainya.
Artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan
kemampuan dayanya.

Gambar 2
Simbol Resistor

Gambar 3
Resistor

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari
warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang
warna.
8

GELANG KE
WARNA
1 DAN 2 3 4

Hitam 0 X1 -
Coklat 1 X 10 1%
Merah 2 X100 2%
Jingga 3 X1000 -
Kuning 4 X10000 -
Hijau 5 X100000 -
Biru 6 X 1000000 -
Ungu 7 X 10000000 -
Abu-Abu 8 X 100000000 -
Putih 9 X 1000000000 -
Emas - X 0.1 5%
Perak - X 0.01 10 %
Tidak Berwarna - X 0.001 20 %

Tabel Kode warna resistor.

cincin 4
cincin 3
cincin 2
cincin 1

Keterangan : Cicin ke-1 dan ke-2 menyatakan ANGKA


Cicin ke-3 menyatakan BANYAKNYA NOL atau PERKALIAN
Cicin ke-4 menyatakan TOLERANSI

Misalnya :
Resistor dengan warna : merah hitam kuning perak
Maka nilainya : 2 0 104 10%
Berarti nilai resistor tersebut adalah = 200.000 Ohm atau 200 Kohm dengan
toleransi sebesar 10%.
Range hambatan resistor tersebut adalah
9

= 200.000 ± 10%
= 10% x 200.000 = 20.000 Ohm
= 200.000 – 20.000 sampai 200.000 + 20.000
= 180.000 sampai 220.000 Ohm.

Resistor yang Tidak Tetap (Variabel)


Ialah resistor yang nilai hambatannya atau resistansinya dapat diubah-
ubah. Jenisnya antara lain: hambatan geser, trimpot dan
potensiometer.Yang banyak digunakan ialah trimpot dan potensimeter.

Gambar 4
Simbol Resistor Tetap, Variabel

Kerusakan-kerusakan pada resistor dapat berupa :


Berubah harga (karena panas, umur, dsb)
Putus (harganya berubah menjadi sangat besar sekali)
Terhubung singkat atau bocor (harga menjadi keci

a. Potensiometer
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan memutar poros yang
telah tersedia. Potensiometer pada dasarnya sama dengan trimpot secara
fungsional.

Gambar 5
Simbol Potensiometer
10

Gambar 6
Potensiometer

b. Trimpot
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutar
porosnya dengan menggunakan obeng. Untuk mengetahui nilai hambatan dari
suatu trimpot dapat dilihat dari angka yang tercantum pada badan trimpot
tersebut.

Gambar 7
Simbol Trimpot

Gambar 8
Trimpot

2.4 DIODA
Dioda adalah merupakan jenis komponen pasif. Dioda memiliki dua kaki/kutub
yaitu kaki anoda dan kaki katoda . Dioda terbuat dari bahan semi konduktor tipe P
dan semi konduktor tipe N yang di sambungkan.

Semi konduktor tipe P berfungsi sebagai Anoda dan semi konduktor tipe N
berfungsi sebagai katoda. Pada daerah sambungan 2 jenis semi konduktor yang
berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya
barier.Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang
dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda
akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik.
11

Dioda bersifat menghantarkan arus listrik hanya pada satu arah saja, yaitu jika
kutub anoda kita hubungkan pada tegangan + dan kutub katoda kita hubungkan
dengan tegangan - (kita beri bias maju dengan tegangan yang lebih besar dari 0.7
volt) maka akan mengalir arus listrik dari anoda ke katoda (bersifat konduktor).
Jika polaritasnya kita balik (kita beri bias mundur) maka arus yang mengalir
hampir nol atau dioda akan bersifat sebagai isulator.
Karena sifat dioda yang bekerja sebagai konduktor jika kita beri bias maju dan
bekerja sebagai isulator pada bias mundur, maka dioda sering digunakan sebagai
penyearah (rectifier) arus bolak-balik. Contoh penggunaannya adalah pada
rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC) dsb.

Dioda merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor.


Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. satu sisi
adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N.
dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalirkan dari sisi P meuji sisi
N

Gambar 9
Simbol dan struktur dioda

Gambar ilustrasi di atas menunjukan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil


yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan
hole dan negative. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk
hole-hole yang siap menerima negative sedangkan sisi N banyak terdapat
negative elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif,
dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka
negative dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P.
Tentu kalau negative mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N
karena ditinggal negative. Ini disebut aliran hole dari P menuju N, kalau
12

menggunakan negative arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P
ke sisi N.

Gambar 10
Dioda dengan bias maju

Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negative (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas
tegangan lebih besar dari sisi P.

Gambar 11
Dioda dengan bias negative

Tentu jawabnnya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole
dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing
tertarik ke arah kutub yang berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer)
semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah
saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor.
Tidak serta merta diatas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol
baru bias terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi
(depletion layer). Utuk dioda yang terbuat dari bahan silicon, tegangan
konduksinya diatas 0,7 volt kira-kira 0,2 volt batas minimum untuk dioda yang
terbuat dari bahan Germanium.
13

Gambar 12
Grafik arus dioda

Keterangan :
Tegangan barier penghalang :
- Germanium = 0,3 volt - Silicon = 0,7 volt
Tegangan breakdown adalah tegangan dimana arus naik secara drastis pada
forward bias dan telah melewati potensial barier.

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun
memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk
di lapisan deplesi.

Dioda Kontak Titik


Dioda ini dipergunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi
rendah.
Contoh tipe dari dioda ini misalnya; OA 70, OA 90 dan 1N 60.
Simbol Dioda Kontak Titik :

Gambar 13
Dioda Kontak Titik
14

Gambar 14
Dioda kontak titik dan dioda hungungan

Dioda Hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya satu arah.
Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan. Dioda ini
memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya Dioda tipe 1N4001 ada
2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V. Simbol dioda hubungan
sama dengan simbol dioda kontak titik.

Dioda Zener
Dioda Zener adalah dioda yang bekerja pada daerah breakdown atau pada
daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan.
Tipe dari dioda zener dibedakan oleh tegangan pembatasnya. Misalnya 12 V, ini
berarti dioda zener dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 V atau
menjadi 12 V.
Simbol Dioda Zener :

Gambar 15
Dioda Zener
15

Dioda Schoottky
Dioda ini menggunakan logam emas, perak atau platina salah satu sisi junction
dan silicon yang di-dop, biasanya tipe N pada sisi yang lain. Dioda semacam ini
adalah piranti unipolar karena electron bebas merupakan mayoritas pada kedua
sisi junction.

Dioda Led
Dioda LED, energi dipancarkan sebagai cahaya dengan menggunakan unsur-
unsur seperti gallium, arsen dan phospor, pabrik dapat membuat LED yang
memancarkan warna merah, kuning dan infra merah (tak kelihatan). LED yang
menghasilkan pancaran yang kelihatan dapat berguna pada display peralatan,
mesin hitung, jam digital, dan lain-lain. LED infra merah dapat digunakan dalam
sistem tanda bahaya pencuri dan ruang lingkup lain yang membutuhkan pancaran
yang tak kelihatan.

Keuntungan dari LED dibandingkan dengan lampu pijar yaitu umurnya lebih
panjang (lebih dari 20 tahun), tegangannya rendah (1 sampai 2V) dan saklar on-
offnya cepat (nano/detik).

Gambar 16
Symbol LED

Gambar 17
Dioda LED
16

Dioda Kapasiansi Variabel


Yang disebut juga dioda varicap atau dioda varactor. Sifat dioda ini ialah bila
dipasangkan menurut arah terbalik akan berperan sebagai kondensator.
Kapasitansinya tergantung pada tegangan yang masuk. Dioda jenis ini banyak
digunakan pada modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL (Phase Lock Loop).

Gambar 18
Dioda Varactor

Untuk membuat penyearah pada power supply, di pasaran banyak terjual dioda
bridge. Dioda ini adalah dioda silicon yang dirangkai menjadi suatu bridge dan
dikemas menjadi satu kesatuan komponen. Di pasaran terjual berbagai bentuk
dioda bridge dengan berbagai macam kapasitasnya. Ukuran dioda bridge yang
utama adalah voltage dan ampere maksimumnya.

Gambar 19
Dioda Bridge

Banyak sekali penggunaan dioda dan secara umum dioda dapat digunakan antara
lain untuk :
1. Pengaman
2. Penyearah
3. Voltage regulator
4. Modulator
5. Pengendali frekuensi
6. Indikator
7. Switch
17

INTEGRATED CIRCUIT
Integrated Circuit (IC) sebenarnya adalah suatu rangkaian elektronik yang
dikemas menjadi satu kemasan yang kecil. Beberapa rangkaian yang besar dapat
diintegrasikan menjadi satu dan dikemas dalam kemasan yang kecil. Suatu IC
yang kecil dapat memuat ratusan bahkan ribuan komponen.

Gambar 20
Bentuk seperti transistor

Bentuk IC bisa bermacammacam, ada yang berkaki 3 misalnya LM7805, ada yang
seperti transistor dengan kaki banyak misalnya LM741.

Gam\bar 21
IC Single IN Line

Bentuk IC ada juga yang menyerupai sisir (single in line), bentuk lain adalah segi
empat dengan kakikaki berada pada keempat sisinya, akan tetapi kebanyakan IC
berbentuk dual in line (DIL).

Gambar 22
Dual In Line
18

IC yang berbentuk bulat dan dual in line, kaki - kakinya diberi bernomor urut
dengan urutan sesuai arah jarum jam, kaki nomor SATU diberikan bertanda titik
atau takikan. Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya
menunjukkan jenis IC, jadi bila nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya.
Kode lain menunjukkan pabrik pembuatnya, misalnya operational amplifier type
741 dapat muncul dengan tanda uA741, LM741, MC741, RM741 SN72741 dan
sebagainya.

Suatu kelompok IC disebut IC linear, antara lain IC regulator, Operational


Amplfier, audio amplifier dan sebagainya. Sedangkan kelompok IC lain disebut IC
digital misalnya NAND, NOR, OR, AND EXOR, BCD to seven segment decoder
dan sebagainya. Jenis IC yang sekarang berkembang dan banyak digunakan
adalah TransistorTransistor Logic (TTL) dan Complimentary Metal Oxide
Semiconductor (CMOS). Jenis CMOS banyak terdapat di pasaran ialah keluarga
4000, misalnya 4049, 4050 dan sebagainya.

Jenis TTL ditandai dengan nomor awal 54 atau 74. Prefix 54 menandakan
persyaratan militer ialah mampu bekerja dari suhu 54 sampai 125o C. Sedangkan
prefix 74 menandakan persyaratan komersial ialah mampu bekerja pada suhu 0
sampai 70o C. Penomoran TTL dilakukan dengan 2, 3 atau 4 digit angka mengikuti
prefixnya, misalnya 7400, 74192 dan sebagainya.

Huruf yang berada diantara prefix dan suffix menandakan subfamilynya. Misalnya
AS (Advance Schottkey), ALS (Advance Low Power Schottkey), H (High Speed), L
(Low Speed), LS (Low Power Schottkey) dan S (Schottkey). Apabila dibandingkan
rangkaian dengan menggunakan transistor dengan rangkaian menggunakan IC,
cenderung penggunaan IC lebih praktis dan biayanya relatif ebih ringan.
Pada saat ini sudah berkembang banyak sekali jenis IC, jenisnya sampai ratusan
sehingga tidak mungkin dibicarakan secara umum. Untuk menggunakan IC kita
harus mempunyai vademicum IC yang diterbitkan oleh pabrikpabrik pembuatnya.
Setiap jenis IC mempunyai penjelasan sendirisendiri mengenai sifatnya dan cara
penggunaannya. Apabila kita membuka lembaran vademicum IC, kita akan
19

melihat berbagai symbol seperti terlihat pada gambar 16. Arti symbolsymbol ni
akan kita pelajari bila sudah mulai eksperimen dengan IC digital.

Gambar 23
SYMBOLSYMBOL LOGIC CIRCUIT

Dengan mempelajari rangkaian suatu IC, yang terdiri atas begitu banyak
komponen, maka dapat kita bayangkan bahwa piranti tersebut praktis tidak
mungkin lagi dirangkai dengan menggunakan tabungtabung elektron.

2.5 Transistor

Transistor sangat banyak sekali digunakan oleh para pengguna elektronika dalam
membuat suatu alat yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Contohnya
membuat Auto Fan, Continuity Tester, Power Supply. Interkom, dan lain-lain.
Sedangkan dari transistor tersebut ada dua macam yaitu sebagai penguat arus
dan sebagai saklar. Transistor tersebut juga merupakan komputer aktif, yaitu
komponen elektronika yang dalam pengoperasiannya memerlukan sumber /
sumber arus tersendiri.

Transistor memiliki dua jenis yaitu: Transistor Bipolar dan Transistor Unipolar.
Transistor Bipolar adalah transistor yang memiliki dua persambungan kutub
Transistor Unipolar adalah transistor yang hanya memiliki satu buah
persambungan kutub (seperti pada gambar 2). Transistor biasa terdiri dari 3 buah
kaki yang masing-masing diberi nama: emitor, basis dan kolektor.
Transistor bipolar dapat diibaratkan dengan dua buah dioda.
20

Gambar 24
Simbol Transistor

Gambar 25
Gambar Transistor

Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk:


1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2. Sebagai penyearah
3. Sebagai mixer
4. Sebagai osilator
5. Sebagai switch

Bentuk dan tipe transistor


Komponen transistor adalah komponen pengganti komponen sistem tabung yang
sudah kuno, komponen transistor pada umumnya memiliki dua macam gain yang
artinya: "penguatan arus sinyal yang ada bagi masing-masing transistor,
sedangkan kode untuk gain ini dikenal sebagai berikut:

Kode itu sudah menjadi standard internasional dan mudah dipahaminya kode-
kode itu, masing-masing transistor mempunyai kode-kode sendiri-sendiri untuk
contohnya daya rendah, misalnya kode yang dipakai AF, AFY, AFZ dan untuk
silikon kodenya lain lagi yaitu : AD, BD, AVD clan BU, BLX, BLY. Dari semua kode
itu disusun oleh pabrik pembuatnya Proelectron, bagi semua transistor yang
bekerja di frekuensi tinggi disini diberikan beberapa datanya.
21

Ukuran dalam Ukuran dalam


Kode Tipe
MW-Ptot MHz Ft

BC 107 Npn 300 150

BC 108 Npn 300 150

BC 109 Npn 300 150

BC 128 L Npn 300 120

BC 194 L Npn 300 100

BC 212 L Npn 300 200

BC 214 L Npn 800 50

BFY S1 Npn 200 100

2N 223 Npn 360 100

N3702 Npn 500 150

Tabel Kode dan Tipe Transistor

Keterangan:
Transistor tipe NO BC clan NO selanjutnya dalam daftar diatas dipakai untuk
frekuensi tinggi
Transistor diatas itu termasuk dalam tipe transistor silikon
Transistor sernua selalu terjadi jenis NPN atau PNP yang artinya yaitu:
PNP = Positif – Negatif – Positif
NPN = Negatif – Positif – Negatif
Jenis-Jenis Transistor
Transistor dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Bipolar
2. Unipolar
Berikut ini adalah pengertian penjabaran dari transistor bipolar dan transistor
unipolar diantarannya adalah:
22

C P N P E

C E
N P N

Transistor Bipolar
Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN
maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang
arus bias yang memungkinkan elektron hole berdifusi antara kolektor dan emitor
menerjang lapisan base yang tipis situ sebagai rangkuman.

Prinsip kerja transistor adalah arus bias – emitor yang kecil mengatur besar arus
kolektor – emitor yang kecil mengatur besar arus kolektor - emitor. Bagian penting
berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga
transistor dapat bekerja optimal.
Transistor Bipolar itu dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
PNP
E

C
NPN
C

E
23

Sedangkan kondisi yang terdapat pada taransistor adalah :

A. Saturasi
Saturasi adalah kondisi dimana transistor bersifat seperti saklar tertutup.
Syarat untuk transistor :
NPN
Dimana tegangan basis harus lebih positif dari pada tegangan emitor
C

PNP
Dimana tegangan basis harus lebih negatif dari pada tegangan emitor

B. Cut OFF
Cut Off adalah kondisi dimana transistor seperti Saklar terbuka.
Syarat untuk transistor :
NPN
Dimana tegangan basis harus lebih negative dari pada tegangan emitor.
C

E
24

PNP
Dimana tegangan basis harus lebih positif daripada tegangan emitor
C

Berikut ini adalah pengertian dari arus bias dan arus emitor.

Arus Bias
Ada tiga cara yang umum untuk memberi arus bias pada transistor, yaitu
rangkaian CE (Common Emitor), CC (Common Collector) dan CB (Common
Base). Namun saat ini akan lebih detail dijelaskan bias transistor rangkaian CE.
Dengan menganalisa rangkaian CE akan dapat diketahui beberapa parameter
penting dan berguna terutama untuk memilih transistor yang tepat untuk aplikasi
tertentu. Tentu untuk aplikasi pengolahan sinyal frekuensi audio semestinya tidak
menggunakan transistor power.

Arus Emitor
Dari hokum Kirchoff diketahui jumlah arus yang masuk kesatu titik akan
sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teorema tersebut diaplikasikan
pada transistor, maka hokum itu menjelaskan hubungan :
IE = IC + IB….(1)
25

IB E
IC

E
B

IE

Arus Emitor E

Persamaan (1) tersebut mengatakan bahwa arus emitor IE adalah jumlah dari
arus kolektor IC dengan arus base IB. karena arus IB sangat kecil sekali atau
disebutkan IB<<IC, maka dapat dinyatakan :
IE=IC………(2)

Alpha (a)

Pada table data transistor (databook) sering dijumpai spesipikasi adc (alpha dc)
yang tidak lain adalah :

Adc = IC / IE…….(3)

Definisinya adalah perbandingan arus kolektor terhadap arus emitor. Karena


besar arus kolektor umumnya hamper ssama dengan besar arus emitor maka
idealnya besar adc adalah = 1 (satu). Namun umumnya transistor yang ada
memiliki adc kurang lebih antara 0,95 sampai 0,99.

Beta (b)

Beta didefinisikan sebagai besar perbandingan antara arus kolektor dengan arus
base.
B= IC / IB ……..(4)
26

Dengan kata lain, b adalah paramenter yang menunjukan penguatan arus


(current gain) dari suatu transistor. Parameter ini ada tertera di databook transistor
dan sangat membantu para perancang rangkaian elektronika dalam merencankan
rangkaiannya.

Transistor Unipolar
Perbandingan Unipolar adalah transistor yang memiliki satu dua buah
persambungan kutub (junction).
Contoh dari transistor unipolar diantaranya adalah :
JFET MOSFET, yang terdiri dari dua macam, yaitu pemasfet dan emaset.
Transistor unipolar adalah FET (Field Effect Transistor) yang terdiri dari JFET
kanal N, JFET kanal P, MOSFET kanal N, dan MOSFET kanal P.

Gambar 26
Simbol Transistor Unipolar
27

Gambar 27
Transistor Unilpolar

2.6 Relay
Relay adalah saklar (switch) elektronik yang bekerja berdasarkan medan
magnet yang terdiri dari suatu lilitan dan switch mekanik. Switch mekanik akan
bergerak jika ada arus listrik yang mengalir melalui lilitan. Penggunaan relay ini
dalam perangkat-perangkat elektronika sangatlah banyak. Terutama di perangkat
yang bersifat elektronis atau otomatis. Contoh di Televisi, Radio, Lampu otomatis
Dan lain-lain.

Contoh gambar ini adalah bentuk fisikl dari relay sebagai berikut :

Gambar 28
Relay

Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil,lalu
membuat medan magnet sekitarnya sehingga dapat merubah posisi saklar yang
ada di dalam relay terserbut, sehingga menghasilkan arus listrik yang lebih besar.
Disinilah keutamaan komponen sederhana ini yaitu dengan bentuknya yang
minimal bisa menghasilkan arus yang lebih besar.
28

Pemakaian relay dalam perangkat-perangkat elektronika mempunyai Keuntungan


yaitu ;

• Dapat mengontrol sendiri arus serta tegangan listrik yang diinginkan


• Dapat memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas
maksimalnya
• Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan
dengan kebutuhan

Dalam praktek sederhana yang biasa dilakukan oleh elektronikawan pada


awalnya adalah menggunakan relay ini untuk menghidupkan KIPAS ANGIN saat
suhu di suatu ruangan lebih dari 30 derajad misalnya. Sistem kerja dari relay disini
adalah, menerima instruksi dari IC atau transistor sensor suhu (LM 355 misalnya)
dan secara otomatis, saklar akan dialiri oleh arus listrik, dan menggerakkan saklar
yang ada di relay tersebut.
Contoh gambar ini adalah bentuk fisik dari relay sebagai berikut :

Gambar 29
Simbol Relay

Sedangkan cara kerja relay di bagi atas 3 cara yaitu sebagai berikut :
Normaly Open : Relay akan menutup bila dialiriarus listrik
Normaly Closed : Relay akan membuka bila dialiri aliran listrik
Change Over : Ralay ini memiliki kontak tengah yang akan melepaskan diri
dan membuat kontak lainnya berhubungan.
29

2.7 Sensor Suhu (LM355)


Seri LM335 adalah integrated-circuit (IC) sensor suhu yang presisi,
mempunyai tegangan keluaran yang linier terhadap temperatur Celsius. LM335
tidak memerlukan kalibrasi atau trimming eksternal, karena sudah tersedia
keelitian ±1/4 ºC pada suhu kamar dan ±150 ºC. LM335 berbentuk seperti
Transistor pada umumnya, lihat figure 1.

LM335 mempunyai suatu kemampuan terbatas untuk men-Drive beban


berat kapasitif. LM335 dengan sendirinya bisa men-drive sebesar 50 pF tanpa
rangkaian. Jika beban berat dapat diantisipasi dengan mengisolasikan dengan
suatu resistor. Umumnya, sistem pendingin otomatis dengan sensor temperatur
digunakan sebagai sistem pengaman alat dari panas yang berlebihan, maupun
pengendali otomatis temperatur ruangan. Rangkaian sensor panas elektronik
dengan menggunakan IC LM 335 adalah suatu rangkaian yang dapat bekerja
secara otomatis untuk mendinginkan ruangan atau alat yang bertemperatur
panas. Secara umum rangkaian sensor panas elektronik terdiri dari Blok Input
menggunakan sensor elektronik yaitu IC LM 335 sedangkan pada Blok Proses
terdiri dari dua bagian yaitu : (A) Bagian Pengendali dan (B) Bagian Pembanding
dengan menggunakan komponen IC LM 723 CN dan pada Blok Output
menggunakan transistor sebagai saklar elektronik dan relay sebagai saklar
mekanik yang berfungsi untuk mengaktifkan kipas dengan arus dan tegangan AC
agar dapat berputar. Rangkaian sensor panas elektronik dengan menggunakan IC
LM 335 akan aktif untuk menggerakan kipas dengan tegangan AC ketika
temperatur ruangan atau suhu yang panas pada peralatan elektronika mencapai
suhu sebesar 30ºC dan mulai tidak aktif untuk menghentikan gerakkan kipas
dengan tegangan AC ketika temperatur mencapai suhu sebesar 25ºC.
30

2.8 IC TL 072 dan TL 082

Pada alat ini kami memakai IC tipe TL 072 dan TL 082. di dalam IC ini
terdapat 2 Op-Amp.

2.9 Kapasitor
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan
melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan
muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi. Seperti halnya resistor,
kapasitor juga mempunyai dua jenis yaitu: Kapasitor Tetap dan Kapasitor Tidak
Tetap (variable).

Gambar 30
Simbol Kapsitor Tetap

Akan tetapi pada rangkaian yang kami buat ini hanya menggunakan satu jenis
kapasitor tetap. Jadi kami hanya membahas tentang kapasitor tetap.

Kapasitor Tetap adalah kapasitor yang memilki nilai kapasitas tetap. Kapasitor
tetap memiliki dua jenis yaitu bentuk polar dan non-polar. Perbedaan kapasitor
polar dan non-polar adalah:
31

Kapasitor tetap bentuk non-polar memiliki dua buah kaki yang sejenis yaitu tidak
terdapat kaki positif atau negative.

Sedangkan lapasitor tetap bentuk polar adalah kapasitor yang memiliki dua buah
kaki yang berbeda jenis yaitu terdapat kaki positifdan kaki negative. Kapasitor juga
dapat dibedakan dari bahan yang digunakan sebagai pelapis diantara lempengan-
lempengan logam yang disebut dielektrikum. Dielektrikum tersebut dapat berupa
keramik, mika, milar, kertas polyeter ataupun film. Pada umumnya kapasitor yang
terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 micro farad (µF). satuan kapasitor
adalah farad, dimana 1 farad = 103 mF = 106 F = µ109 nF = 1012 pF.

Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat
dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3
angka. Angka pertama dan kedua menunjukan angka atau nilai, sedangkan angka
ketiga sebagai factor pengali atau jumlah nol dan satuan yang digunakan ialah
pikofarad (pF).
Misalnya: pada badan kapasitor terulis angka 103 artinya nilai kapasitas dari
kapasitor tersebut adalah 10 X 103 pF = 10 X 1000 pF = 10 nF = 0,01 µF.

Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1 uF adalah
kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini mempunyai polaritas (terdapat kutub positif
dan kutup negative) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya, misalnya 1000 µF
15 volt berate elco memiliki kapasitas 1000 µF dan tegangan kerjanya tidak boleh
melebihi 15 volt.

Gambar 31
Simbol Elco
32

Gambar 32
Kapasitor Tetap

Pada rangkaian Auto Fan ini, kami menggunakan 1 kapasitor tetap bentuk polar
( elco). Untuk kapasitor tetap polar tertera 1000 µF/ 25 V ini berate kapasitor
tersebut memiliki nilai kapasitas 1000 µF dan tegangan kerjanya 25 volt artinya
tegangan yang melewati kapasitor ini tidak boleh melebihi 25 volt dengan kata lain
tegangan yang melewati kapasitor ini harus lebih kecil dari 25 volt. Sedangkan
untuk kapasitor non-polar yang digunakan pada rangkaian Auto Fan yang kami
buat memiliki nilai kapasitas tertera pada badan kapasitor sebesar 47 pF dan 220
nF.
33

BAB III
ANALISA RANGKAIAN

3.1 ANALISA RANGKAIAN SECARA BLOK DIAGRAM


Pada rangkaian Auto Fan With LM 335 ini, kami akan membuat dan
menerangkan cara kerja alat ini secara blok diagram dan secara detail.

Pada analisa blok diagram rangkaian akan terbagi menjadi:


Penyalur tegangan ( arus 12 volt )
Inputan 2 ( suhu tinggi yang akan diberi pada sensor )
1. Input

2. Proses

3. Output

LM 335 Potensiometer 1C741


Sensor Suhu
7

Dioda
Zener

Transistor

Relay

Fan
34

Menurut blok diagram diatas dapat dijelaskan bahwa:


Pada rangkaian diberi tegangan sebesar 12 volt, dimana tegangan ini
berfungsi untuk mengaktifkan rangkaian tersebut. Pada keadaan ini fan tidak akan
berputar walaupun rangkaian telah dialiri arus listrik karena sensor yang memakai
tipe LM 335 ini masih dalam kondisi dingin, dan untuk memutarkan atau
memfungsikan fan tersebut yaitu dengan jalan memanaskan sensor LM 335
dimana sensor ini berfungsi sebagai inputan 2. Setelah sensor panas barulah
rangkaian ini akan mengeluarkan output dan fan akan berputar. Sensor LM 335
sebagai inputan dan Potensio berfungsi sebagai pengatur IC A1 dan IC A2. pada
IC A1 berfungsi untuk mengatur keadaan LED D2 dan D3 dan IC A2 berfungsi
untuk mengatur keadaan LED D5 setelah sensor LM 335 di panaskan setealh itu
Dioda Zener berfungsi untuk membatas arus dan tegangan yang masuk melalui
Transistor dan Transistor akan menghasilkan 2 kondisi Saturasi dan Cut off jika
keadaan Transistor saturasi maka Relay akan berfungsi dan akan mengasilkan
outputan berupa Nyala Fan
35

3.2 Analisa Rangkaian Secara Detail

Penyalur tegangan sebesar 12 volt berfungsi untuk mengalirkan arus ke semua


tegangan yang berada pada tegangan di rangkain PCB. Inputan dari rangkain ini
di hasilkan dari Sensor LM 335 dan mengeluarkan Output berupa nyala Fan.
Ketika Sensor LM 335 dalam keadaan Mati maka D2 dan D3 akan menyala
karena sebelum sensor dipanaskan di komponen maka rangkaian yang akan
bekerja adalah rangkaian A1 karena rangkaian A1 berada pada kaki IC 5,6,7,dan
8 kaki 6 di hubungkan pada potensio 1 kaki 5 di hubungkan pada tegangan R1
kaki 8 pada VCC dan kaki 7 terhubung pada D2 dan D3 oleh sebab itu maka
keadaan pada LED D2 dan D3 menyala karena Anoda lebih kecil dari Katoda.

Setelah sensor LM 335 menghantarkan panas yang bersuhu 35 derajat celcius


maka Fan akan menyala. Dan keadaan ini yang menyebabkan rangkaian IC A1
pada D2 dan D3 semakin lama – semakin meredup dan LED pada D5 akan
Menyala hal ini di sebabkan karena IC A2 pada kaki 1 terhubung pada Dioda
Zener yang fungsinya untuk menghambat arus dan tegangan yang berlebih.
sebelum zener itu berfungsi menghambat tegangan dan arus maka tegangan
pada kaki katoda dan anoda bernilai 0. Dioda Zener mempunyai tegangan 3,3 volt
dan menghambat tegangan 10,8 volt dari 90% vcc, maka LED pada D5 akan
menyala. Ini dikarenakan potensio 2 akan menguatkan rangkaian IC A2 yaitu jenis
IC TL082.
36

Pada transistor T1 memiliki 2 kondisi yaitu Saturasi dan Cut Off. T1 akan
mengalami Cut Off pada saat LM 335 belum di panaskan karena tegangan di kaki
basis lebih kecil dari tegangan di kaki emitor. sedangkan T1 akan menglami
Saturasi pada saat LM 335 di panaskan karena tegangan pada kaki basis akan
menjadi lebih besar dari pada tegangan yang ada di kaki emitor. D6 berfungsi
sebagai tegangan feed back atau tegangan tidak membalik D6 ini akan
menghambat tegangan pada kaki 3 relay dan kaki 1 relay agar tidak saling
terhubung.

Dan pada Relay terdapat terdapat 3 kondisi NO ( Normally Open) NC (Normally


Close) dan CO (Change Offer). NO (Normally Open) di ibaratkan sebagaii saklar
terbuka karena tidak ada arys dan tegangan yang dilewati. Sedangkan NC
(Normally Close) di ibaratkan sebagai saklar tertutup sehingga arus dan tegangan
dapat mengalir. CO (Change Offer) berfungsi untuk merubah dari kondisi Normally
Open ke Normally Close. Jika Transistor Saturasi maka kaki CO pada Relay akan
merubah kondisi dari NC ke NO sehingga Fan dapat berputar.
37

BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT

4.1 LANGKAH-LANGKAH PENGOPERASIAN ALAT

Pada bab kami ini akan membahas penjelasan bagaimana cara pengoperasian
alat AUTO FAN WITH LM 335 yang telah kami buat.

Untuk mengoperasian rangkaian yang kami buat maka diperlukan langkah-


langkah berikut :

 Hubungan Jack Cewean pada kutup positif dan kutup negative yang
terhubung positif pada tegangan VCC 12 volt dan negative pada Ground

 Kemudian panaskan Sensor LM 335 pada suhu 35 derajat celcius

 Setalah itu Relay akan berfungsi dan Menghasilkan Output berupa Nyala
FAN

 Apabila kita menginginkan LED yang terdapat pada D2 dan D3 lebih


redup atau lebih terang kita dapat mengaturnya dengan Potensio 1 yang
berada sejajar dengan IC TL 072 atau A1

 Apabila kita menginginkan LED yang berada pada D5 lebih terang atau
lebih redup kita dapat mengaturnya lewat Potensio 2 yang terdapat
sejajar dengan IC TL 082 atau IC A2
38

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Auto Fan With LM 335 merupakan sebuah rangkaian yang menggunakan
sebuah sensor LM 335 yang merupakan sebuah sensor pengontrol suhu panas.
Kata Auto Fan pada rangkaian Auto Fan LM 335 bermakna Otomatis karena dia
bekerja berdasarkan sensor suhu yang di panjarkan dari sensor LM 335 tersebut.
Jika sensor LM 335 dalam keadaan panas maka Fan akan menyala berbeda jika
keadaan sensor LM 335 dalam keadaan Dingin maka Fan tidak akan menyala. Itu
di sebabkan karena tidak ada arus panas yang di hantarkan melalui sensor LM
335 tersebut. Panas kan sensor LM 335 dengan Solder panas atau dengan Korek
api.

5.2 SARAN
Dalam pembuatan Layout rangkaian harus hati-hati dan harus lebih teliti
karena sering terjadi kesalahan dalam menempatkan komponen yang akan di
pasang. Terutama pada penempatan sensor dan IC karena sensor dengan tipe
LM 335 ini memiliki tiga buah kaki namun dalam penggunaanya digunakan hanya
dua buah kaki yaitu katoda dan anoda, jadi ada sebuah kaki yang tidak di
pergunakan dalam rangkaian ini. Tetapi dalam alat yang kami buat kami
menghubungkan kaki 1 dengan kaki 2 katoda ini di sebabkan karena pada saat
sensor LM 335 belum di panaskan Fan dari alat kami sudah menyala. Jadi kami
menghubungkan kaki1 ke kaki 2 Katoda. Dan jika kita ingin merendam PCB
dengan Ferikkrolit air yang harus kita gunakan jangan menggunakan air yang
terlalu panas karena jika kita menggunakan air yang terlalu panas di khawatirkan
Jalur tembaga yang ada pada PCB akan terputus. Maka dari itu di sarankan untuk
menggunakan air yang hangat dan tidak terlalu panas.
39

LAMPIRAN

SKEMA GAMBAR

LAYOUT
40

DATA PENGAMATAN PADA ALAT ”AUTO FAN WITH LM 335”

SAAT FAN OFF SAAT FAN ON


1. PADA IC 1. PADA IC

A. KAKI 1 : 1,6V A. KAKI 1 : 9,1V


B. KAKI 2 : 3V B. KAKI 2 : 1,1V
C. KAKI 3 : 2,8V C. KAKI 3 : 0V
D. KAKI 4 : 0V D. KAKI 4 : 0,02V
E. KAKI 5 : 2,6V E. KAKI 5 : 11V
F. KAKI 6 : 2,8V F. KAKI 6 : 11V
G. KAKI 7 : 3,8V G. KAKI 7: 3,2V
H. KAKI 8 : 10V H. KAKI 8 : 0V

2. PADA TRANSISTOR 2. PADA TRANSISTOR

A. COLECTOR : 10V A. COLECTOR : 0V


B. BASIS : 4V B. BASIS : 0V
C. EMITOR : 0V C. EMITOR : 0V

3. PADA DIODA ZENER 3. PADA DIODA ZENER


A. ANODA : 7V A. ANODA : 9V
B. KATODA : 8,5V B. KATODA : 5V
41

DAFTAR PUSTAKA

• http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7a/Pot-pic.jpg
• http://www.byexamples.com/ee/images/resistor.jpg
• http://www.navatekindia.com/images/Trimpot.jpg
• http://www.splung.com/fields/images/capacitors/capacitors.jpg
• http://img.alibaba.com/photo/11418809/0_5w_Series_Glass_sealed_Zener
_Diode.jpg
• http://www.made-in-china.com/image/2f1j00QTtElyrFRaQmM/Transistor-
2SA-2SB-2SC-2SDS2000- BU-Series-.jpg
• http://www.semicon.toshiba.co.jp/ICSFiles/artimage/2006/11/21/ec_trantopi
c/eye200505_02_1.gi
• Komponen-Elektronik pdf
• Komponen pdf
• HTTP://WWW.ELECTRONICLAB.COM
• www.iLxLightWave.com/progs/acessories/temperature
• ANEKA HOBY ELEKTRONIKA JILID 3 HAL 8
• MODUL BANTU ELEKTRONIKA 2, UNIVERSITAS GUNADARMA,
JAKARTA ------------------
• HTTP://WWW.TUTORIALELEKTRONIKA.COM

You might also like