You are on page 1of 17

Wisnu Baskoro

Pembimbing:
dr.Lutfi Zein, Sp.M
dr. Bagas Kumoro, Sp.M
dr. Iwan Dewanto, Sp.M

LAB / SMF ILMU KESEHATAN MATA


FK UNIVERSITAS JEMBER/ RSUD DR. SOEBANDI JEMBER
Nama : Ny. Fatimatur
Usia : 31Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : pedagang kebutuhan pokok
Alamat : Jl. Krajan RT ¼ jombang kencong
TGL Pmx : 4 oktober 2009

2
ANAMNESA
o K.U : mata kiri dan kanan kabur (yang kiri lebih parah)
o RPS :
Pasien mengeluhkan pandangannya kabur sejak 6 bulan yll.
Pasien mengatakan biasanya pandangannya kabur terutama
saat pagi-siang hari. Pasien juga kadang mengeluh nyeri
kepala/pusing dan mata sedikit sakit, kadang melihat
cahaya seperti melihat pelangi, tapi mata pasien tidak
pernah merah dan tidak pernah merasa mual muntah, tidak
pernah melihat double, tidak pernah ada riwayat trauma
pada kedua matanya. Pasien sudah sering berobat ke
puskesmas tapi setelah diberi obat tidak ada perbaikan.
Sejak 1 bulan terakhir pasien merasa penglihatannya
semakin menurun terutama yang kiri, dan kesulitan untuk
melihat kesamping (harus menoleh dulu)

3
o RPD : Hipertensi, DM, disangkal
riwayat penggunaan kaca mata (-),
o RPK : Disangkal
o RPO : pasien lupa nama obatnya (pasien mengatakn
pernah diberi obat tetes dan pil)

4
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign =
TD : 110/80 mmHg
RR : 20 x/menit
T : 36.5°C
HR : 84 x/ menit

5
OD OS
Visus 6/60 0,5/60
Pinhole (tidak maju) Pinhole (tidak maju)
Palpebra Oedem (-) Oedem (-)
Konjungtiva Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Sklera Putih Putih
Kornea jernih jernih
BMD cukup dalam Cukup dalam
Iris Coklat Coklat
Pupil 4mm, reguler, r. Cahaya (+) 4 mm, reguler, r . cahaya (+)
(isokor)
Lensa jernih jernih
Fundus Reflex (+) (+)

6
Pemeriksaan tambahan:
 Tonometri OD : 5/5.5 = 37,6 mmHg
OS : 5/5.5 = 37,6 mmHg
Oftalmoskopi : CD ratio OD : 0,8 ; OS : 0,9

 Konfrontasi tes OD = <<


 Konfrontasi tes OS = <<

7
 Midriasil tidak dilakukan

8
Ny. Fatimatur/31 thn

Pasien mengeluhkan pandangannya kabur sejak 6 bulan


yll.
Kedua matanya pandangannya kabur, kadang nyeri
kepala/pusing dan mata sedikit sakit, kadang melihat
cahaya seperti melihat pelangi,.
Sejak 1 bulan terakhir pasien merasa penglihatannya
semakin menurun terutama yang kiri, dan kesulitan
untuk melihat kesamping (harus menoleh dulu)

9
OD OS
Visus 6/60 0,5/60
Pinhole (tidak maju) Pinhole (tidak maju)
Palpebra Oedem (-) Oedem (-)
Konjungtiva Hiperemi (-) Hiperemi (-)
Sklera Putih Putih
Kornea jernih jernih
BMD cukup dalam Cukup dalam
Iris Coklat Coklat
Pupil 4mm, reguler, r. Cahaya (+) 4 mm, reguler, r . cahaya (+)
(isokor)
Lensa jernih jernih
Fundus Reflex (+) (+)

 Tonometri OD : 5/5.5 = 37,6 mmHg


OS : 5/5.5 = 37,6 mmHg
Oftalmoskopi: CD ratio OD : 0,8 ; OS : 0,9
 Konfrontasi tes OD = <<
10
 DIAGNOSA :
 ODS glaukoma kronik simpleks lanjut (OS> OD)
 Plan (Terapi) :
 Timolol Maleat 0.50 % ED 2 x 1 tetes/ hari [ODS]
 Pilocarpin 2% ED 3 x 1 tetes/ hari [ODS]
Pro trabekulektomi OS

11
DIAGNOSA
 Slit lamp ODs
 Anel Test OS
 Provokasi Test OS
 Gonioskopi OS
 USG OD

12
 POA TERAPI :
 Pemeriksaan Slit lamp ODS bertujuan mengetahui apakah tdp kelainan pada
segmen anterior seperti seklusio/oklusio pupil, maka diterapi dgn atropin 1% 3x1
tetes/ hari, prednison 3x10mg/hari & chloramphenicol 3x500mg/hari
 Pemeriksaan Anel Test OS, untuk mengetahui saluran air mata buntu/ tidak.
Diperlukan untuk persiapan operasi

 Pemeriksaan Gonioskopi OS, untuk mengetahui apakah BMD tertutup/ terbuka,


terapinya dengan iridektomi perifer/ bedah filtrasi.

 Pemeriksaan Provokasi Test, untuk mengetahui adanya keraguan akan glaukoma.


Dimana untuk sudut terbuka dengan tes minum air/ pressure congestion test/
kombinasi pressure congestion test dengan test minum air/ tes steroid
Dimana untuk sudut tertutup dengan tes kamar gelap/ tes membaca/ tes
bersujud (prone position test)

 Pemeriksaan USG ODS, untuk mengetahui apakah terdapat pada kelainan pada
segmen posterior

13
 POA EDUKASI
1. Mata kanan dan kiri pasien kabur karena adanya tekanan bola
mata yang meningkat dan terus menerus sehingga menekan
bagian tengah optik sehingga terjadi penggaungan ini disebut
glaukoma kronik simpleks.
2. Glaukoma kronik simpleks diterapi dengan medikamentosa seumur
hidup seperti Timolol 0.50%, Pilokarpin 2%, dimana bertujuan
untuk mencegah peningkatan TIO yang terus menerus.
3. Mata kiri dilakukan operasi terlebih dahulu karena glaukomanya
sudah berat. Untuk mencegah terjadinya kebutaan dan
mempertahankan penglihatan yang tersisa. Dengan tindakan
bedah filtrasi (trabekulektomi).
4. Pencegahan terhadap glaukoma sebaiknya dilakukan tonometri
rutin pada pasien diatas usia 30 tahun, DM, dan pasien dengan
riwayat glaukoma dalam keluarga.

14
 POA EDUKASI
6. Setelah dilakukan operasi belum tentu pasien dapat melihat
dengan jelas jika pada saat operasi terdapat masalah (prolaps
iris)/ terdapat kelainan pada segmen posterior.

15
 REHABILITASI
Mata kanan dan kiri dianjurkan untuk dilakukan
pengobatan yang teratur dan terkontrol,
dengan tujuan pencegahan peningkatan TIO.

16
TERIMA KASIH

You might also like