You are on page 1of 4

NILAI DASAR PERGERAKAN (NDP)

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA

Nilai Dasar Pergerakan (NDP); Antara Dialektika dan Integrasi Gerakan

Kita mungkin masih ingat dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang kira-kira artinya:
“Perbedaan di antara umatku adalah Rahmat”, perbedaan yang kiranya difahami sebagai
sebuah ragam pemikiran yang akan terjadi nanti setelah beliau wafat. Mungkin kita juga
masih mengingat bahwa suatu saat beliau pernah bersabda ”Kalian semua lebih mengerti
urusan kalian”, sebuah stateman yang keluar karena kecerobohan dirinya yang menyuruh
seorang petani kurma untuk menyilangkan pohonnya sehingga hasil yang didapatkan tidak
sebagus yang diinginkan.

Dengan fenomena seperti itu, tentunya Islam sudah menjadi agama yang berkembang dengan
beragam pemikiran baik dalam hal profan atau sakral. Perkembangan peradaban yang tiada
tara dan menjadi sebuah aset penting bagi generasi berikutnya. Tetapi, mengapa justru saat
ini umat Islam mengalami gradasi pengetahuan. Kebodohan dan pembodohan terus
merajalela sehingga Islam kini identik sebagai agama orang-orang yang bodoh dan miskin.

Zaman renaissance di barat, tepatnya kemunculan langit kebodohan yang kelam itu. Masa
dimana justru orang-orang barat yang notabene beragama Kristen terlepas dari kejamnya
belenggu agamawan yang menguras habis seluruh pemikiran brilian di zaman abad
pertengahan. Sebut saja, Nicolaus Copernicus yang harus mati dipenggal karena menentang
dogmatisme agama saat itu yang mengatakan tentang bumi sebagai pusat alam semesta dan
yang lain berputar mengitari bumi serta mengatkan bahwa bumi ini berbentuk datar sehingga
bumi ini jika ditelusuri maka pasti ditemukan ujungnya. Seperti itulah gambaran umat Islam
saat ini. Gambaran yang sudah terjadi ratusan tahun silam di barat. Fenomena seperti itu
datang menyerang umat Islam saat ini dan muncul berawal dari buku karya Al-Ghazali yang
berjudul Tahafudh al-Falasifah, buku yang mengupas habis seluruh pemikirannya yang
skeptis terhadap pemikiran filsafat yang notabenenya memang spekulatif, walaupun banyak
filsuf lain menduga ia telah kehilangan konsistensi pemikiran karena sebelumnya selama dua
tahun ia belajar filsafat dan menulis buku berjudul Al-Maqasid al-Falasifah yang justru
memuji pemikiran filsafat yang kritis.

Sejak itulah umat Islam menganggap bahwa pintu ijtihad telah tertutup dan pemikiran ulama
zaman dahulu adalah hal yang final dan tidak perlu ditelaah kembali. Pengkultusan terhadap
seseorang membuat semua kejayaan masa lalu musnah tak tersisa, yang ada hanyalah
kebodohan dan pembodohan massal dan tidak tahu kapan berakhirnya.

Fenomena di atas cukup sebagai pembelajaran bagi kita, generasi muda umat Islam, agar
tidak terjadi lagi untuk ke sekian kalinya. Cukup lama sudah kita terbelenggu oleh jahatnya
pembodohan, kini saatnya kita mulai berfikir kritis, apalagi jika kita adalah seorang kader
organisasi pergerakan yang sejatinya terus begeliat mencari makna. Dengan berfikir melalui
paradigma kritis-transformatif, kita akan terus berfikir bebas tanpa rasa takut akan kehilangan
esensi ke-Tauhid-an, karena di sini kita dituntut untuk berfikir free from dan free for (bebas
dari dan bebas untuk) tanpa melupakan bahwa harus ada keharmonisan hubungan antara
manusia dengan Allah dan alam, karena tanpa keharmonisan hubungan antara manusia, Allah
dan alam, apalah artinya seorang manusia.

Lebih lanjut, kita juga dituntut untuk berfikir dengan melihat demarkasi (garis pemisah) yang
tegas antara wilayah profan (keduniaan) dan sakral (keagamaan), sehingga tidak ada lagi
sekularisme (ateisme, tanpa Tuhan) dalam berfikir, yang ada adalah sekularisasi (proses
berfikir dengan batas demarkasi antara wilayah profan dan sakral).

1
Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII
Mukadimah

Senantiasa memohon dan menjadikan Allah SWT sebagai sumber segala kebenaran dan
tujuan hidup. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berusaha menggali nilai-nilai ideal-
moral, lahir dari pengalaman dan keberpihakan insan warga pergerakan dalam bentuk
rumusan-rumusan yang diberi nama Nilai dasar Pergerakan (NDP) PMII. hal ini dibutuhkan
untuk memberi kerangka, arti motivasi pergerakan dan sekaligus memberikan legitimasi dan
memperjelas terhadap apa saja yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai cita-cita
perjuangan sesuai dengan maksud didirikannya organisasi ini.

NDP adalah tali pengikat (kalimatun sawa) yang mempertemukan semua warga pergerakan
dalam ranah dan semangat perjuangan yang sama. Seluruh warga PMII harus memahami dan
menginternalisasikan nilai dasar PMII itu, baik secara personal atau secara bersama-sama,
dalam medan perjuangan social yang lebih luas dengan melakukan keberpihakan nyata
melawan ketidakadilan, kesewenang-wenangan, kekerasan, dan tindakan-tindakan negative
lainnya. NDP ini, dengan demikian senantiasa memiliki kepedulian sosial yang tinggi (faqih
fi mashalih al-kahliq fi ad-dunya atau faham dan peka terhadap kemaslahaatan mahluk
dunia).

BAB I

ARTI, FUNGSI DAN KEDUDUKAN

ARTI
NDP adalah nilai-nilai yang secara mendasar merupakan sublimasi nilai-nilai ke-Islaman
(kemerdekaan/tawasuth/al-hurriyah, persamaan/tawazun/al-musawa, keadilan/ta’adul,
toleran/tasamuh) dan ke-Indonesia-an (keberagaman suku, agama dan ras; beribu pulau;
persilangan budaya) dengan kerangka pemahaman Ahlusunnah wal Jama’ah yang menjiwai
berbagai aturan, memberi arah, mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII. Sebagai
pemberi keyakinan dan pembenar mutlak, Islam mendasari, memberi spirit dan élan vital
pergerakan yang meliputi cakupan Iman, Islam, Ihsan dalam upaya memperoleh
kesejahteraan hidup didunia dan akhirat.

Dalam upaya memahami, menghayati dan mengamalkan Islam tersebut, PMII menjadikan
Ahlusunnah wal Jama’ah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima’i
(perubahan sosial) untuk mendekontruksi sekaligus merekontruksi bentuk-bentuk
pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis
transformatif.

FUNGSI
A. Kerangka Refleksi (landasan berpikir)
Sebagai kerangka refleksi, NDP bergerak dalam pertarungan ide-ide, paradigma, nilai-nilai
yang akan memperkuat nilai-nilai yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran ideal.
Ideal-ideal itu menjadi sesuatu yang mengikat, absolut, total, universal berlaku menembus
keberbagaian ruang dan waktu (muhkamat, qoth’i). Karenanya, kerangka refleksi ini menjadi
moralitas sekaligus tujuan absolut dalam mendulang capaian-capaian nilai seperti kebenaran,
keadilan, kemerdekaan, kemanusiaan, dll.

B. Kerangka Aksi (landasan berpijak)


Sebagai kerangka aksi, NDP bergerak dalam pertarungan aksi, kerja-kerja nyata, aktualisasi
diri, pembelajaran sosial yang akan memperkuat tingkat kebenaran-kebenaran faktual.
Kebenaran faktual itu senantiasa bersentuhan dengan pengalaman historis, ruang dan waktu

2
yang berbeda-beda dan berubah-ubah, kerangka ini memungkinkan warga pergerakan
menguli, memperkuat atau bahkan memperbaharui rumusan-rumusan kebenaran dengan
historisitas atau dinamika sosial yang senantiasa berubah (mutasyabihat, dzanni).

C. Kerangka Ideologis (sumber motivasi)


Menjadi satu rumusan yang mampu memberikan proses ideologisasi di setiap kader secara
bersama-sama, sekaligus memberikan dialektika antara konsep dan realita yang mendorong
proses kreatif di internal kader secara menyeluruh dalam proses perubahan sosial yang
diangankan secara bersama-sama secara terorganisir.

Menjadi pijakan atau landasan bagi pola pikir dan tindakan kader sebagai insan pergerakan
yang aktif terlibat menggagas dan proaktif memperjuangkan perubahan sosial yang memberi
tempat bagi demokratisasi dan penghargaan terhadap HAM.

KEDUDUKAN
a. NDP menjadi sumber kekuatan ideal-moral dari aktivis pergerakan.
b. NDP menjadi pusat argumentasi dan pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap
dan bertindak dalam aktivitas pergerakan.

BAB II
RUMUSAN NILAI-NILAI DASAR PERGERAKAN

TAUHID
Mengesakan Allah SWT. Merupakan nilai paling asasi dalam agama samawi, didalamnya
telah terkandung sejak awal tentang keberadaan manusia.

 Pertama, Allah adalah Esa dalam segala totalitas, dzat, sifat dan perbuatan-
perbuatanNya. Allah adalah dzat yang fungsional.
 Kedua, Keyakinan seperti itu merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang lebih
tinggi dari alam semesta, serta merupakan manifestasi kesadaran dan keyakinan
kepada ghaib.
 Ketiga, Oleh karena itu tauhid merupakan titik puncak, melandasi, memandu dan
menjadi sasaran keimanan yang mencakup keyakinan dalam hati, penegasan lewat
lisan dan perwujudan lewat perbuatan.

Maka, konsekuensinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia harus mampu melarutkan dan
meneteskan nilai-nilai tauhid dalam berbagai kehidupan serta tersosialisasikan hingga
merambah sekelilingnya. Hal ini dibuktikan dengan pemisahan yang tegas antara hal-hal
yang profan dan sakral.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH


Allah adalah pencipta segala sesuatu. Dia mencipta manusia sebaik-baik kejadian dan
menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia dihadapan ciptaan-Nya yang lain.
Kedudukan pemberian daya pikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran moral. Potensi itulah
yang memungkinkan manusia memerankan fungsinya sebagai khalifah dan hamba Allah.
Dalam kehidupan sebagai khalifah, manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat
berat yang oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus
melaksanakan ketentuan-ketentuannya. Untuk itu manusia dilengkapi dengan kesadaran
moral yang selalu harus dirawat, manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang
rendah.

3
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MANUSIA
Tidak ada yang lebih antara yang satu dengan lainnya, kecuali ketaqwaannya. Setiap manusia
memiliki kekurangan dan kelebihan, ada yang menonjol pada diri seseorang tentang potensi
kebaikannya, tetapi ada pula yang terlalu menonjol potensi kelemahannya. Karena kesadaran
ini, manusia harus saling menolong, saling menghormati, bekerjasama, menasehati dan saling
mengajak kepada kebenaran demi kebaikan bersama.

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam hubungan antar manusia tercakup dalam persaudaraan
antar insan pergerakan, persaudaraan sesama umat Islam, persaudaran sesama warga Negara
dan persaudaraan sesama umat manusia. Perilaku persaudaraan ini harus menempatkan insan
pergerakan pada posisi yang dapat memberikan manfaat maksimal untuk diri dan
lingkungannya.

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM


Alam semesta adalah ciptaan Allah. Dia menentukan ukuran dan hukum-hukumnya. Alam
juga menunjukkan tanda-tanda keberadaan, sifat dan perbuatan Allah. Berarti juga nilai
tauhid melingkupi nilai hubungan manusia dengan manusia. Namun Allah menundukkan
alam bagi manusia dan bukan sebaliknya. Jika sebaliknya yang terjadi, maka manusia akan
terjebak dalam penghambaan terhadap alam, bukan penghambaan kepada Allah. Allah
mendudukkan manusia sebagai khalifah, sudah sepantasnya manusia menjadikan bumi
maupun alam sebagai wahana dalam bertauhid dan menegaskan keberadaan dirinya, bukan
menjadikannya sebagai obyek eksploitasi.

Salah satu dari hasil penting dari cipta, rasa, dan karsa manusia yaitu ilmu pengetahuan dan
teknologi. Manusia menciptakan itu untuk memudahkan dalam rangka memanfaatkan alam
dan kemakmuran bumi atau memudahkan hubungan antar manusia. Dalam memanfaatkan
alam diperlukan iptek, karena alam memiliki ukuran, aturan dan hukum tersendiri. Alam
didayagunakan dengan tidak mengesampingkan aspek pelestariannya.

BAB III
PENUTUP

Nilai-nilai Dasar Pergerakan (NDP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang
dipergunakan sebagai landasan teologis, normative dan etis dalam pola piker dan perilaku
warga PMII, baik secara perorangan maupun bersama-sama. Dengan ini dasar-dasar tersebut
ditujukan untuk mewujudkan pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah, berbudi
luhur, berilmu cakap dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya serta
komitmen atas cita-cita kemerdekaan rakyat Indonesia, Sosok yang dituju adalah adalah
sosok insane kamil Indonesia yang kritis, inovatif dan transformative yang sadar akan posisi
dan perannya sebagai khalifah dimuka bumi.

You might also like