Professional Documents
Culture Documents
Tujuan :
Memberikan pemahaman tentang peran Rasul dalam penyampaian risalah dan menempatkan
posisinya secara tepat.
Syaikhul Islam Muhammad Bin ’Abdul Wahhab pernah berkata, ” Ketahuilah, rohimakumullah,
sesungguhnya wajib bagi kita mempelajari empat masalah. Pertama, ilmu, yaitu mengenal Allah, kemudian
mengenal Nabi-Nya, dan mengenal dienul Islam berdasarkan dalil-dalil; Kedua, mengamalkannya; Ketiga,
mendakwahkannya; Keempat, bersabar terhadap gangguan didalamnya.”
Jadi Ma’rifaturrasul merupakan salah satu dari Tsalatsatul Ushul (3 pokok ajaran agama) yang wajib
diketahui oleh setiap orang yang mengaku muslim, jangan sampai status keislaman kita hanya terbatas pada
KTP saja. Na’udzubillahimindzalik
Berikut ini adalah sebuah kisah tentang siapakah dan bagaimanakah Rasul kita, yang mana sifat-sifat
yang ada dalam diri Rasulullah harus diketahui oleh setiap muslim.
”Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasululloh itu suri tauladan yang baik bagimu.”
(QS. Al-Ahzab:21)
Begitulah Rasul kita. Dan salah satu kewajiban bagi setiap muslim untuk dapat mengamalkan Islam
secara sempurna idalah ma’rifat (mengenal) rasul. Tanpa rasul kita tidak akan dapat melaksanakan Islam
dengan baik. Kehadiran rasul memberikan panduan kepada kita bagaimana cara mengamalkan Islam. Rasul
merupakan model bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Syaikh Al Utsaimin, secara ringkas
menyebutkan bahwa ma’rifaturrasul mengandung lima (5) hal yang wajib diketahui oleh muslim, yaitu:
1. mengetahui nasabnya
Beliau dari Bangsa Arab suku Quraisy dan Bani Hasyim, beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthallib bin Hasyim
2. mengetahui umurnya, tempat lahirnya, dan tempat hijrahnya
Beliau berumur enam puluh tiga tahun, lahir di Makkah, tinggal selama lima puluh tiga tahun, dan hijrah
ke Madinah menetap selama sepuluh tahun. Wafat di Madinah pada bulan Rabiul Awal tahun ke-11 H.
3. mengetahui masa kenabiannya
Yaitu selama dua puluh tiga tahun. Menerima wahyu pertama saat berumur empat puluh tahun.
4. dengan apa beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul
Beliau diangkat menjadi Nabi setelah turun wahyu kepadanya (QS. Al Alaq:1-5), dan menjadi Rasul
semenjak turun wahyu QS. Al Mudatsir:1-7.
5. dengan apa dan untuk apa beliau diutus
Beliau diutus untuk membawa ajaran tauhid, dan membawa syari’atNya. Beliau diutus sebagai rahmat
seluruh alam untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan, kekafiran, dan kebodohan kepada cahaya
ilmu, iman, tauhid, sehingga mereka mendapat ampunan Allah, selamat dari siksa dan adzabNya serta
aman dari KemurkaanNya.
Kualitas pribadi Rasul
Kualitas pribadi Rasul bisa kita lihat dari dua sisi sekaligus, baik dari kondisi fisiknya maupun
kualitas kepribadiannya. Dari segi fisik, Rasulullah memang amatlah menariknya, sehingga penampilan
beliau telah bernilai keindahan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Tirmidzi dan Al Baihaqi
meriwayatkan dari Abu Hurairah, Ia berkata:”Aku tak mellhat sesuatu yang tebih bagus dari Rasululloh.
Seakan-akan sang mentari merambah di wajahnya.’’
Ummu Ma’bad Al Khuza’iyah pernah berkata tentang diri Rasulullah kepada suaminya, saat
Rasulullah lewat dikemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah, ”Dia sangat bersih, wajahnya berseri-
seri, bagus perawakannya, tidak merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok
dan tampan, dimatanya ada warna hitam, bulu matanya panjang, tidak mengobral bicara, lehernya jenjang,
matanya jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung, rambutnya hitam, jika diam
dia tampak berwibawa, jika berbicara Ia tampak menarik, dia adalah orang yang paling elok dan menawan
dilihat dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat, bicaranya manis, rinci, tidak terlalu sedikit, dan
tidak terlalu banyak, bicaranya seakan-akan merjan yang tertata rapi dan landai, perawakannya sedang,
mata yang memandang tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak sebal karena
perawakannya yang tinggi, seakan satu dahan diantara dua dahan, dia adalah salah seorang dari tiga
orang yang paling menarik perhatian, paling bagus tampilannya, mempunyat rekan-rekan yang
menghormatinya, jika Ia berbicara mereka menyimak perkataannya, jika Ia memberikan perintah mereka
bersegera melaksanakan perintahnya, dia orang yang ditaati, disegani, dikerumuni orang-orang, wajahnya
tidak memberengut dan tidak pula diremehkan orang.” (Sirah Nabawiyah, Syaikh Syafiyyur Rahman Al
Mubarakfury, hal. 631).
Beliau memang keindahan yang mencengangkan. Dari segi kualitas kepribadian beliau mempunyal
sifat-sifat syakhsiyah (pribadi) yang mendasar sebagai seorang Rasul. Mengenal rasul tidak sekadar fisik atau
penampilannya, tetapi segala aspek syar’i berupa sunnah dalam tingkah laku, perkataan, sikap, bahkan
termasuk peranan nabi dari segi politik, kepemimpinan, wirausaha dan juga sebagai suami atau ayah.
Upaya mengenal rasul dapat dilakukan dengan mempelajari/membaca Sirah Nabawiyah (sejarah
kenabian) yang menggambarkan kehidupan serta latar belakang rasul; dapat juga dilihat melalui sunnah dan
dakwah rasul, yang akan dapat memberikan penjelasan siapa rasul sebenarnya.
Pengertian Rasul
Rasul adalah lelaki terpilih yang diutus oleh Allah dengan risalah kepada manusia. Definisi ini
menggambarkan kepada kita kualitas seorang rasul (QS 18: 110, QS 6: 9, QS 33: 40). Apa yang dibawa,
diucapkan, dan dilakukan adalah sesuatu yang terpilih. Kedudukan rasul paling mulia dibandingkan dengan
manusia lainnya, beliau adalah teladan untuk mengaplikasikan Islam dalam kehidupan.
Rasul akan menyampaikan seluruh wahyu Allah yang diturunkan padanya kepada manusia. ”Hai
Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang
diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)
manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (QS. 5:67).
Rasul dan orang yang menyampaikan risalah Islam tidak akan takut dengan segala bentuk ancaman
karena ia yakin bahwa yang dibawa dan disampaikannya adalah milik Allah, sang pemilik alam semesta dan
seisinya. Dengan demikian apabila kita menyampaikan pesan sang pencipta maka pencipta (Allah) akan
melindungi dan menolong kita. ”(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah mereka
takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah
Allah sebagai Pembuat Perhitungan”. (QS. 33:39).