You are on page 1of 3

Nama : Taaib Maghfur

NIM : 08310042
Mata Kuliah : Studi Qur`an

ASBABUN NUZUL (SEBAB-SEBAB TURUNNYA WAHYU)

 ASBABUN NUZUL

Mengetahui sebab-sebab turunnya wahyu adalah hal yang sangat penting dalam
memahami makna ayat-ayat Al Qur`an, oleh karena itu banyak ulama yang memperhatikan
sebab-sebab turunnya wahyu. Sehingga sebagian ulama membuat karangan khusus tentang
Asbabun Nuzul ini, diantaranya yang lebih dahulu adalah Ali bin Al Madini (Guru Imam
Bukhori), sedangkan kitab yang paling terkenal adalah Asbabun Nuzul karangan Al Wahidi
dan Lubab Annuqul fi Asbab Annuzul karangan Imam Suyuti.

Pentingnya mengetahui sebab-sebab turunnya wahyu dikarenakan sebagian ayat Al


Qur`an tidak dapat difahami dan diketahui hukumnya jika tidak mengetahui sebab turunnya
ayat tersebut, misalnya ayat

ِ ِ ِِ ِِ
ٌ ‫ب فَأ َْينَ َما ُت َولُّواْ َفثَ َّم َو ْجهُ اللّه إ َّن اللّهَ َواس ٌع َعل‬
‫يم‬ ُ ‫ َوللّه الْ َم ْش ِر ُق َوالْ َم ْغ ِر‬ 

Dari ayat ini difahami bahwa menghadap ke arah selain kiblat ketika shalat
diperbolehkan. Ini adalah pemahaman yang salah, karena pada dasarnya ayat ini turun bagi
orang yang dalam perjalanan dan dia tidak tau mana arah kiblat, maka diperbolehkan
menghadap ke selain kiblat dalam hal ini.

 MANFAAT MENGETAHUI SEBAB-SEBAB TURUNNYA WAHYU


1. Untuk Mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu hukum
2. Untuk Pengkhusunan hukum dengan sebabnya
3. Untuk menjawab
4. Mengetahui nama seseorang yang diturunkan untuknya sebuah ayat.

 APA ITU SEBAB TURUNNYA WAHYU (SABAB AN NUZUL)

Terkadang terjadi sebuah kejadian atau perkara, lalu turunlah satu ayat atau lebih
ketika itu yang berhubungan dengan kejadian itu, inilah yang disebut dengan Sebab turunnya
wahyu (Sabab an nuzul). Terkadang pula ada sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada
Rasulullah SAW tentang sebuah hukum atau ingin mendapat penjelasan tentang suatu
perkara lalu turunlah sebuah ayat atau lebih yang kemudian menjadi jawaban untuk
pertanyaan tersebut, hal ini juga dinamakan Sebab turunnya wahyu.

Sebagai contoh, yang diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal RA, dia bertanya “Wahai
Rasulullah, kenapa hilal muncul dalam keadaan kecil lalu bertambah hingga menjadi lurus
lalu bundar kemudian berkurang hingga kembali ke asalnya?” lalu turunlah ayat

ِ ‫يت لِلن‬
…‫َّاس َواحْلَ ِّج‬ ِ ِ ِِ
ُ ‫ك َع ِن األهلَّة قُ ْل ه َي َم َواق‬
َ َ‫يَ ْسأَلُون‬

 BAGAIMANA CARA MENGETAHUI SEBAB TURUNNYA WAHYU

Sebab turunnya wahyu tidak bisa diketahui dengan akal, karena sebab turunnya
wahyu hanya bisa diketahui dari riwayat yang shahih (benar) atau mendengarkan dari orang-
orang yang menyaksikan turunnya sebuah ayat.

Ada beberapa kata yang biasa digunakan untuk menunjukkan sebab turunnya ayat
yaitu:

1. Sebab ((‫سبب‬, jika seorang perawi mengatakan dengan jelas kata “sebab”. Contoh :
“Sebab turunnya ayat ini adalah…
2. Fa ta’qibiyah (‫ )الفاء التعقيبية‬yang berarti maka yang mendahului bentukan dari kata ‫نزل‬

(turun) seperti : ‫فنزلت‬ ‫ أو سئل النيب عليه السالم عن كذا‬...‫حدث كذا‬

Ada pula bentukan kalimat yang terkadang digunakan untuk menunjukkan sebab
turunnya sebuah ayat, dan kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan kandungan hukum
dalam ayat tersebut. Contoh : ‫نزلت هذه اآلية في كذا‬...

 APAKAH SEBAB TURUNNYA WAHYU BISA LEBIH DARI SATU?

Banyak dari para mufassir yang menyebutkan sebab turunnya ayat yang banyak
untuk satu ayat, dalam hal ini yang dianggap adalah dengan cara melihat ibarah (gaya
bahasa) yang digunakan, sebagaimana berikut:
1. Keduanya menggunakan ‫ذا‬SS‫ة في ك‬SS‫ذه اآلي‬SS‫زلت ه‬SS‫ن‬... lalu menyebutkan hal selain yang
pertama, maka ini dianggap sebagai istimbat dari sebuah hukum dan tafsir dari ayat
tersebut.
2. Di antara keduanya menggunakan ‫ذا‬SSS‫ة في ك‬SSS‫ذه اآلي‬SSS‫زلت ه‬SSS‫ن‬... sedangkan yang lain
menjelaskan sebab turunnya ayat tersebut, maka yang dianggap adalah yang kedua.
3. Jika keduanya menyebutkan sebab turunnya ayat secara jelas, maka yang dianggap
adalah yang paling shorih bukan yang dho’if.
4. Jika sanad yang digunakan keduanya shahih, maka dilakukan tarjih kepada keduannya
dari segala aspek, misalnya apakah perawi tersebut hadir pada saat kejadian.
5. Jika kedua riwayat tersebut sanadnya shahih dan ada kedekatan waktu lalu turun satu
ayat atau lebih yang disebabkan oleh dua kejadian maka keduanya dianggap benar.
Caranya dengan mengatakan bahwa yang pertama adalah yang terjadi pada fulan dan
kebetulan terjadi pula pada fulan, maka turunlah ayat untuk keduanya.
6. Jika tidak dimungkinkan untuk mengumpulkan riwayat-riwayat yang shahih, maka itu
dikatakan sebab turunnya lebih dari satu karena jarak waktu antara satu dengan yang
lain jauh.

 APAKAH YANG DIANGGAP ADALAH UMUMNYA LAFADZ ATAU


KEKHUSUSAN SEBAB?

Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini, jika ada suatu kejadian lalu turun sebuah
ayat apakah ayat tersebut hanya terbatas pada kejadian itu atau orang yang ayat itu turun
untuknya ataukah hukum itu berlaku untuk semua?

Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dianggap adalah umumnya lafadz bukan
khususnya sebab, namun ada pula yang berpendapat bahwa yang dianggap adalah khususnya
sebab.

Imam Suyuti Rahimahullah mengatakan dalam kitabnya “Al Itqan fi Ulum Al Qur`an”:

“Diantara dalil yang dianggap adalah umumnya lafadz adalah bahwa para shohabah
mengambil hokum atas beberapa perkara berdasarkan ayat-ayat umum yang turun
dikarenakan sebab yang khusus, seperti turunnya ayat dhihar untuk Sulmah bin Shokhr dan
ayat Li’an untuk Hilal bin Umayyah…”

You might also like