Professional Documents
Culture Documents
1 Latar Belakang
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang
berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi
monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus
(bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah
melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan
pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (Textbook, 2008). Hal ini bertujuan
untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah.
Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk
dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap
berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan
identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya
praktikum ini dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada tahun 1884. Dengan
metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram
negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat
bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak
bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma
sp. (Tryana, S.T, 2008).
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “Pewarnaan Sel (Bakteri dan Jamur) dan Pewarnaan dan Endospora” dilaksanakan
pada hari Rabu 24 September 2008 pukul 13.00-16.00 WIB di Laboratorium Mikrobiologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya,
Malang.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pewarnaan Bakteri
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan
aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai
homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A
selama 1 menit, dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram B
selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram D
selama 30 detik, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Lalu diamati dengan
mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna sel bakteri
3.2.2 Pewarnaan Endospora
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan
aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai
homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri digenangi dengan pewarna malakit
hijau lalu dipanaskan preparat di atas penangas air mendidih sampai muncul uap air (10
menit) dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian dicuci dengan air mengalir,
dikeringanginkan, diwarnai dengan safranin (1-2 menit) lalu dicuci dengan air mengalir dan
dikeringanginkan lagi. Kemudian diamati ada tidaknya spora dalam sel (bentuk, letak, ukuran
terhadap sel vegetatif) menggunakan mikroskop dengan perbesaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Prosedur
Pewarnaan Bakteri an Endospora dilakukan dengan menggunakan 8 isolat bakteri untuk 8
kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk kedelapa bakteri tersebut dan
termasuk dalam bakteri gram positif atau negatif dan letak endosporanya. Proses perwarnaan
dilakukan dengan membersihkan gelas objek dan gelas penutup dengan alkohol 70% untuk
sterilisasi agar tidak kontaminasi. Kemudian ditetesi aquades steril untuk meletakkan bakteri
dan dibuat preparat apusan dari biakan miring agar mudah diamati dan difiksasi. Sampel
disuspensikan sampai homogen agar bakteri dapat menyebar di gelas objek dan tidak
menumpuk. Kemudian difiksasi di atas api bunsen yang bertujuan untuk membunuh bakteri
secara cepat dengan tidak merubah bentuk dan struktur bakteri, melekatkan bakteri di atas
objek gelas dan meningkatkan sifat salinitas pewarna (Tortora, 2002). Proses pewarnaan
bakteri dengan cara apusan bakteri yang telah dibuat kemudian ditetesi dengan gram A
selama 1 menit, gram B selama 1 menit, gram C selama 1 menit, dan gram D selama 30 detik.
Setelah perlakuan pewarnaan, preparat selalu dicuci dengan air mengalir dan
dikeringanginkan, kecuali setelah pewarnaan gram B preparat dicuci dengan gram C
kemudian dikeringanginkan. Hal ini dilakukan karena gram C mengandung alkohol yang
bertujuan untuk melunturkan cat sebelumnya. Gram A mengandung kristal violet yang
berwarna ungu merupakan cat primer yang akan mewarnai bakteri, pewarnaan dilakukan 1
menit agar cat ini dapat melekat sempurna pada dinding bakteri. Gram B mengandung garam
iodin merupakan cat mordan yang berfungsi melekatkan atau memfiksasi cat primer yang
diserap bakteri, dilakukan selama 1 menit agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih
kuat. Gram C mengandung alkohol sehingga tidak berwarna dan berfungsi untuk
melunturkan cat sebelumnya, dilakukan selama 1 menit agar cat dapat luntur secara sempurna
dan tidak ada yang tersisa. Gram D mengandung safranin sehingga bewarna merah yang
merupakan cat sekunder atau kontras berfungsi untuk memberikan warna bakteri non target,
dilakukan selama 30 detik agar bakteri yang catnya telah luntur dapat terwarnai (Heritage,
2000). Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang secara sempurna
dan tidak tersisa, dikeringanginkan bertujuan agar warna melekat pada bakteri dan segera
kering sehingga bila diwarnai lagi warna sebelumnya tidak tercampur dengan warna yang
baru. Kemudian dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 x agar dapat mengamati
bentuk dan warna sel bakteri. Bakteri gram positif akan berwarna ungu, sedangkan bakteri
gram negatif akan berwarna merah.
Proses pewarnaan endospora dilakukan setelah fiksasi dan setelah dibuat apusan preparat.
Kemudian preparat digenangi malakit hijau yang berfungsi sebagai pewarna primer yang
digunakan untuk melumuri fiksasi panas dan dipanaskan sampai menggepul. Preparat
dipanaskan di atas penangas air mendidih sampai timbul uap air (10 menit) bertujuan
membantu warna menembus dinding endospora dan dijaga jangan sampai pewarna kering.
Kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan bertujuan menghilangkan
malakit hijau dari seluruh bagian sel endospora. Pewarnaaan dengan safrani (1-2 menit)
bertujuan sebagai counterstain yang digunakan untuk melumuri bagian warna dari sel yang
lain daripada endospora (Prescot, 2002). Kemudian dicuci dengan air mengalir agar warna
safranin luntur dan dikeringanginkan agar warna cepat kering.
4.2 Data Hasil Penelitian
No.
Nama dan Gambar
Karakteristik
Gram
1.
Staphlococcus aereus
2.
Bacillus subtilis
3.
Escherichia coli
3.Escherichia coli
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Teknik pembuatan sediaan apusan (preparat) dapat dilakukan dengan mensuspesikan biakan
bakteri dengan aquades, kemudian difiksasi. Pewarnaan struktur sel bakteri dilakukan dengan
cat gram A, gram B, gram C, dan gram D. pewarnaan endospora dengan menggunakan
malakit. Bentuk sel bakteri yang ditemukan adalah basil (Bacillus subtilis., Escherichia coli.,
Staphylococcus aereus), dan kokus (tidak ada). Bakteri yang termasuk gram positif adalah
Bacillus subtillis. dan gram negartif Eschericia coli dan Staphylococcus aereus. Lama
pewarnaan dan langkah-langkah urutan pewarnaan harus diperhatikan. Etanol terhindin adap
bakteri dapat menyebabkan tereksistasinya lapisan lipid sehingga memperbesar daya serap
atau permiabilitas dinding sel gram negatif. Jadi kompleks ungu kristal iodium yang telah
memasuki dinding sel selama langkah awal dalam proses pewarnaan dapat tereksistasi.
Karena itu organisme gram negatif pewarnaan kehilangan warna tersebut, disebabkan
kandungan lipidnya yang lebih rendah, dinding sel bakteri gram positif menjadi terdehidrasi
selama perlakuan dengan etanol.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum benar-benar diperhatikan prosedur pewarnaan terutama pada
lama waktu dan urutan pewarnaan agar tidak terjadi kesalahan dan warna yang terlalu tebal.
Pada saat pengembalian isolat juga diperhatikan apakah isolat tersebut benar-benar sudah
diangkat sehingga preparat apusan yang dihasilkan baik.