You are on page 1of 21

MENGAWAL POSISI UMAT

MEMBENTUK
OPSIR LAPANGAN
untutan zaman terus bergulir. Perubahan zaman
dengan segala akibatnya terhadap kehidupan

T umat adalah satu bagian dari “Sunnatullah”


yang mesti disikapi dengan gerakan dakwah
terus menerus.

Guna menggerakkan dakwah itu diperlukan teoritikus


yang tajam dan effektif.

Selain itu, yang paling diperlukan benar dalam


pembinaan umat adalah “opsir lapangan”, yang bersedia dan
pandai berkecimpung di tengah-tengah umat. 1

Tenaga ilmuan atau sarjana berpengalaman diperlukan


pula. Namun, yang paling dihajatkan bukan semata-mata
sarjana melek buku tetapi buta masyarakat. Kemahiran
membaca “kitab masyarakat” tidak dapat diperoleh dalam
ruang kuliah dan perpustakaan semata.

Hal itu, perlu diintrodusir ke tengah masyarakat.

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 39


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Guna bisa berperan dalam menggiring dan mengawal
umat, dengan ikut aktif bersama-sama masyarakat, dalam
menghadapi setiap persoalan. Selalu mencoba mengatasi
persoalan dari kehidupan umat di berbagai bidang garapan
dan gerakan.

Melalui introdusir itu, akan dapat merasakan denyut


jantung umat. Lambat laun, tentu akan berurat pada hati umat.
”Makin pagi makin baik....”, kata Pak Natsir.

Di tengah masyarakat yang hidup akan dapat


berlangsung proses timbang terima kepemimpinan secara
berangsur-angsur.

40 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT

Pak Natsir Khadimul Ummah

Melalui proses itu, berlangsung pula satu estafetta


secara alamiah. Antara pemimpin yang akan pergi dan yang
akan menyambung. Dalam suatu proses patah tumbuh hilang
berganti. Kesudahannya, yang dapat mencetuskan api tentulah
batu api juga. 2

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 41


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Inilah kewajiban yang terpikul di pundak setiap kepala
keluarga, yang disebut pemimpin.

Justru di saat serba sulit itulah umat menghajatkan


para pemimpin mereka, sehinga umat dapat tetap
merasakan bahwa pemimpin mereka berada di tengah-
tengah mereka. Di dalam keadaan suka maupun dalam
duka. Arti yang lebih mendalam, adalah tetap bersama- sama
menghadapi persoalan.

Kunci keberhasilan pemimpin adalah, tetap berjalan di


jalan Allah, serta berkemampuan melakukan identifikasi
permasalahan umat. Kadar seorang pemimpin selalu teguh
dan setia, dalam tujuan pembinaan jamaah.

Da’i adalah pemimpin di tengah kelompok jamaah.


Da’i harus berinteraksi dengan lingkungan secara aktif. Siap
menerima dan bahkan melakukan perubahan-perubahan ke
arah bertindak yang benar.

Segala tindakan dan perbuatan akan selalu disaksikan


oleh Allah, Rasul dan semua orang beriman.3

Tentulah da’i sebagai pemimpin di tengah jamaahnya


tidak boleh hidup dalam kekosongan.
Da’i akan menjadi sumber manfaat bagi umat binaan.
Syarat utama menjadi muslim adalah bermanfaat terhadap
orang lain.

42 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
Di antara bimbingan Rasulullah SAW mengingatkan,
artinya, “seluruh makhluk adalah keluarga Allah, yang
disayang olehNya yang bermanfaat untuk
sesamanya”.(Sahih Muslim).

Maka khittah kita dalam menghadapi pembangunan


bertitik tolak pada pembinaan manusianya, dalam arti
mental dan fisik.

Pembinaan unsur manusia dibentuk dengan kasih


sayang.

)‫(متفق عليه‬ ُ‫حمُهُ ال‬


َ ْ‫ لَ َير‬،َ‫مَنْ لَ َيرْحَمُ النّاس‬
“Yang tidak menyayangi manusia tidak akan disayangi oleh
Allah.” 4
Di dalam pesan Rasul SAW lainnya dari riwayat
Abdullah bin Amru “Orang yang penyantun akan disayangi
oleh Yang Maha Penyayang (Allah SWT). Sayangilah
penduduk penghuni bumi, supaya penghuni langit
menyayangi kamu sekalian”. 5
Membina daya pikir dan daya ciptanya,
membersihkan aqidah dan membangun hati nuraninya,
membina kecakapan dan dinamikanya.

Seimbang pertumbuhan rohani dan jasmaninya,


seibang kesadaran akan hak dan kesadaran akan
kewajibannya.
Seimbang antara ikhtiar dan do'a.

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 43


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Perlu adanya sebuah kesadaran, bahwa peranan
generasi mendatang harus disiapkan pada dasar
kesepahaman memelihara harkat (destiny) sendiri.
Kemudian dengan itu kita menanamkan kebebasan
terarah, yang bertentu-tuju, untuk menumbuh-kembangkan
tanggung-jawab bersama.

Melalui upaya tersebut akan dapatlah diraih


peningkatan daya-kreatif-arif kita yang bakal menghasilkan
hal-hal yang produktif, dan pada gilirannya akan
membuahkan beragam hasil usaha yang dinikmati bersama.6

Memang wajar saja apabila ada kecemasan bahwa


sebahagian generasi yang bangkit kini kurang menyadari
tempat berpijak, bahkan mulai melecehkan budaya sendiri.

Meskipun sebenarnya adalah suatu keniscayaan belaka


pada kawasan yang sedang berkembang, seringkali tampil
kepentingan individu yang lebih mengedepan daripada
aktivitas bersama (kolektifitas).

Dalam hubungan ini diperlukan penyatuan gerak


langkah memelihara sikap-sikap yang harmonis dengan
menghindari adanya tindakan eksploitasi dalam hubungan
bermasyarakat.

Maka, pemberdayaan lembaga kemasyarakatan yang


ada, seperti lembaga adat, agama, perguruan tinggi, dalam
mencapai wujud keberhasilan, mesti disejalankan dengan

44 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
kelompok umara’ (penguasa) yang adil dan tepat pada
tempatnya.

Di sini peran da’i sebagai opsir lapangan dakwah.

Ketersambungan pendapat ilmuwan dan pengamat


melalui dialog, serta penekanan amanah pemegang-
pemegang kendali ekonomi masyarakat sangat penting.

Harapan seluruh masyarakat mewujudkan masa


depan, mestinya menyatu di dalam gerakan dan kenyataan.

Apabila dikaitkan dengan potensi Indonesia yang


besar, maka peran umat Islam sangat besar.

Adalah pekerjaan dakwah yang berat dan mendesak


pula untuk dapat menggalang semua kekuatan didalam
tubuh umat Islam untuk menjadi potensi nyata yang
maksimal guna meniti suatu pengembangan pembangunan
nasional, regional dan global.

Karena itu, mesti ada upaya pendidikan yang harus


dikerjakan segera. Antara lain,

1. Meluruskan beberapa salah paham terhadap tarikh


Islam, untuk menjawab serangan kaum orientalis,
dengan studi kasus Turki Ustmani,
2. Meluruskan pengantar sejarah Islam di Indonesia :
• Terjadinya pengikisan sejarah Islam di Indonesia
• Terjadinya tuduhan terhadap ummat Islam
sebagai penghalang kemajuan dan modernisasi.

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 45


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
• Ada upaya melupakan peran perjuangan ummat
Islam dalam mengusir penjajah.
• Pembinaan masyarakat oleh ulama dan du’at.
• Tasamuh tokoh Islam yang disalahgunakan pihak
lain
3. Meluruskan masalah salah paham terhadap sejarah
Islam di Indonesia.
4. Analisis perspektif kebangkitan dunia Islam.
Pemeranan kiat mengajak secara aktif oleh da’i adalah
kerja para pelopor pergerakan (mujahid atau leader) sebagai
upaya dakwah akan menopang pertahanan diri umat.

Kuatnya pertahanan diri akan memelihara apa yang


sudah dimiliki dan akan membuat peluang (akses) ke arah
apa yang tadinya belum kita miliki. Akhlaq mulia senantiasa
akan mendorong tumbuhnya pro-aktif-kreatif dalam gerak
pembangunan fisik dan non-fisik.7

Akhlak karimah yang sebenarnya mencakup hubungan


manusia dengan Khalik (hablum minallah). Kemudian diikat
kuat hubungan sesama manusia yang baik (ihsanisasi).
Rasulullah SAW menyebutkan,

،‫ط ُؤوْنَن َأ ْكنَافًا‬


ِ َ‫ َا ْل ُمو‬،‫خلُقًا‬
ُ ْ‫س ُنهُم‬
َ ْ‫أَ ْكمَلُ ال ُم ْؤ ِم ِنيْنَن ِإ ْيمَانًا أَح‬
)‫(رواه الطبراني و أبو نعيم‬ َ‫َالّ ِذيْنَ يََألْ ُفوْنَ و ُي ْؤلَ ُفوْن‬
“Iman orang-orang Mukmin yang paling sempurna adalah yang
paling baik akhlaknya, lembut perangainya, bersikap ramah dan
disukai pergaulannya (HR.Thabrani).8

46 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
Terpelihara hubungan sesama manusia dengan
lingkungannya (mu’amalah ma’an-naas) akan menciptakan
kehidupan bermoral. Makin mulia akhlak yang dimiliki,
semakin lapang dan sejahtera hidup di bumi. Keutamaan
risalah dakwah Islamiah menerapkan kenyamanan hidup.
Mustahil belaka adanya, bahwa kenyamanan akan
dapat dicipta tanpa adanya akhlak mulia dari anggota
masyarakatnya. Umat wajib menjaga terjamin lingkungan
hidup bersama. Ini peran du’at dengan dakwahnya.
Sebab, kesudahannya, "perkembangan umur manusia"
inilah jua yang dapat mengarahkan perkembangan lahiriyah
di bidang apapun.

      

 

         

      

        

      

” bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya


bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas
perintah Allah -- Artinya, bagi tiap-tiap manusia ada
beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara
bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat
amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini
ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 47


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Malaikat Hafazhah. --. Sesungguhnya Allah tidak merobah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri --maknanya, Tuhan tidak akan
merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah
sebab-sebab yang menjadikan mereka mundur, yaitu sikap
mental dan akhlaq yang telah rusak, atau karena telah
lemah aqidah tauhidnya --. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia.” (QS.13, Ar Ra’du : 11).

Golongan, bukan tujuan.

Kelompok hanya sekedar sarana untuk mencapai


tujuan. Maka tugas kita adalah menebarkan kasih sayang,
yang tampak dalam pelaksanaan amar makruf (sosial
support) dan nahi munkar (sosial kontrol). Kepentingan
kelompok harus tunduk kepada kemaslahatan umat.

Menjaga kemashlahatan umat berarti bertindak dengan


sikap hati-hati. Hidup penuh kasih sayang akan meningkat
ke taraf lebih tinggi dengan mempererat kepedulian sesama.
Maknanya membangun hidup bermasyarakat yang saling
menyayangi,

)‫(متفق عليه‬ .ُ‫حمُهُ ال‬


َ ْ‫ لَ َير‬،َ‫مَنْ لَ َيرْحَمُ النّاس‬
” yang tidak bisa menyayangi sesama manusia tidak akan
disayangi oleh Allah. (Muttafaqun- ‘alaih).9

Percaya diri akan lenyap tatkala manusia lupa kepada


Tuhannya.

48 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
Membelakangi ajaran agama berakibat terbukanya
pintu kemaksiyatan. Membentengi umat dengan
mengamalkan intisari ajaran tauhid. Artinya, berupaya
sekuat tenaga agar menjadi umat yang penyayang sesama
umat.

ِ‫لرْض‬
َ ‫ح ُموْا مَنْ فِي ا‬
َ ْ‫ ار‬،ُ‫حمَن‬
ْ ّ‫ح ُمهُ ُم الر‬
َ ْ‫ح ُموْنَ َير‬
ِ ‫الرّا‬
‫(رواه أبو داود‬ .ِ‫ح ْمكُمُ الُ مَنْ فِي السّماَء‬
َ ْ‫) َير‬
“Orang-orang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha
Penyayang, maka sayangilah penduduk bumi agar yang di langit
ikut pula menyayangimu. (HR.Abu Daud).10

Da’i sebagai kader perjuangan di tengah umat binaan


tidak boleh mengurung diri. Mengisolasi diri akan terjauh
dari sikap objektif. Akibatnya akan menjadikan diri seorang
yang lebih mementingkan golongan.

Mementingkan kelompok semata akan sama dengan


membangun rumah untuk kepentingan rumah. Masyarakat
lingkungan adalah media satu-satunya tempat beroperasi
para da’i di lapangan dakwah sepanjang hidup.

Perlulah diingat, bahwa “yang banyak diperhatikan


umat adalah yang paling banyak memperhatikan
kepentingan umatnya”. Konsekwensinya setiap kader
pemimpin umat harus siap menerima segala cobaan dari
Allah.11

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 49


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Da’i harus punya kesadaran iman yang kokoh
terhadap kekuasaan Allah, dan keyakinan kepada alam gaib
akhirat tempat kembali seluruh kehidupan.

Kepercayaan kepada Allah secara benar akan


menyelamatkan dari kesia-siaan berpikir terhadap sesuatu
yang di luar wilayah kemampuan rasio. Rujukan keyakinan
itu sesuai dengan bimbingan Al Quran dan Al-Hadist.

Alam semesta yang memiliki dimensi ruang, waktu,


volume adalah milik Allah. Kesemestaan alam berguna
untuk sebesar manfaat bagi manusia.

Da’i harus memiliki ilmu pengetahuan yang memadai.


Tidak menjadikan diri tertutup, pasif atau mengisolasi diri.
Da’i, mestinya selalu aktif. Pengetahuan penting menunjang
gerak dakwah dan harakah Islamiah secara global.

Pergantian abad ini menuntut kesigapan bertindak.


Agar tidak ketinggalan kereta. Bila kita amati, daerah-daerah
di sekeliling, atau tetangga, telah berbenah diri dengan
berbagai upaya dan kegiatan menyambut alaf baru itu.
Karena, umat Muslim ada di mana-mana.
Pengetahuan dan kearifan akan mendorong
melakukan amar makruf. Social support untuk menegakkan
kebenaran. Seiring dengan itu ada komitmen tegas terhadap
nahi munkar. Social control menghadapi kemungkaran.

50 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
Setiap da’i tahu bahwa seluruh dunia adalah tempat
berkarya dan beramal.
Artinya, seluruh punggung bumi adalah tempat
bersujud12 dan mengabdi serta tempat yang bersih (suci).
Kebersihan pada semua aspek, terutama tata pergaulan
hidup manusia mesti dijaga dengan amal khairat.

Sebagai kader dakwah dan pemimpin umat, seorang


da’i mestilah mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang
akan menambah bekal kesadaran lokal, dengan mengenal;

(a) keadaan masyarakat binaan,


(b( aspek geografi, demografi masyarakat binaan,
(c) sejarah, latar belakang masyarakat,
(d( kondisi sosial, ekonomi umat yang didakwahi,
(e( budaya, adat-istiadat dari masyarakat di mana da’i
bertugas.
Secara alamiah, setiap tanah ditumbuhi tanaman khas.
Pengetahuan lokal berguna memperbaiki masyarakat
dengan semangat ihsan. Adanya bekal pengetahuan-
pengetahuan tersebut, akan mampu membuat analisis.
Kemudian, menyajikan alternatif-alternatif.
Teori-teori yang khayali adalah angan-angan semata.
Masyarakat memerlukan kenyataan yang menyentuh
kehidupan secara langsung. Tujuan akhir menghapuskan
ketidak-seimbangan melalui pendidikan dengan prinsip-
prinsip Islami. Bagi lingkungan masyarakat Islam umumnya,
boleh saja disajikan berbagai hidangan. Syarat hukumnya,
semuanya mesti halal.
Di sini terlihat keseriusan dakwah pelayanan umat.

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 51


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Da’i adalah pemimpin di tengah kaumnya. Maknanya,
pemimpin bangsa (kaum) adalah pelayan mereka.13 Seorang
da’i mesti menempatkan diri dengan orientasi pengabdian
yang luhur.
Sebisanya, sanggup menawarkan alternatif keumatan,
dalam menjawab masalah umat di kelilingnya.
Sebagai pemimpin yang membina masyarakat dengan
penuh perhatian dan keikhlasan, keberadaannya ditengah
umat menjadi perhatian. Selanjutanya akan mendapatkan
dukungan masyarakat kelilingnya.
Tindakan awal yang akan menopang keberhasilan
dakwah para da’i secara individu adalah dengan menguasai
kondisi umat dan kejadian sekitar.

Para da’i perlu mendapatkan supply informasi secara


lokal dan nasional. Informasi sangat berguna menggerakkan
umat untuk mampu berpartisipasi pada setiap perubahan.
Para du’at perlu pula aktif dalam setiap pertemuan-
pertemuan yang bertujuan menopang keberhasilan dakwah
dan memelihara kesinambungan halaqah pendidikan dan
harakah gerakan uswah pencontohan.
Akhlak karimah, menopang keberhasilan da’i dalam
setiap dakwah praktis.
Tugas da’i sangat tersangkut pada kehidupan dan
keseharian umat. Seperti masalah kelahiran, perkawinan,
sakit dan kematian.
Maka pendukung tugas dakwah mestilah paham benar
tentang tantangan di medan dakwah itu sangat banyak.
Namun harus ada pula kesadaran bahwa uluran tangan yang
didapat hanya sedikit.
Pemahaman sedemikian ini akan mampu mengatasi
situasi dengan bermodalkan kesadaran.
Manfaatkan jalinan hubungan yang sudah lama

52 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
terbina. Suatu gerakan dakwah akan menjadi lemah bila
tidak mampu berfungsi seperti sarang lebah atau kerajaan
semut penuh vitalitas, enerjik, dan bernilai manfaat sesama
masyarakatnya. Seorang da’i dituntut memiliki kemampuan
penyatuan konsep-konsep dengan alokasi sumber dana yang
terbatas.
Perencanaan kerja dakwah mesti secara komprehensif.
Dengan gerakan nyata, akan mendorong terbentuknya
center of excelences di pusat-pusat kegiatan dakwah, seperti
surau ataupun masjid dan madrasah.
Pada ujungnya, tentulah tidak dapat ditolak suatu
realita objektif. Jika da’i banyak berkiprah dengan ikhlas dan
profesional, tentu akan lebih banyak umat Islam yang
dipimpin.

Umat perlu digerakkan untuk rajin membaca. Bila


umat Islam banyak membaca, maka umat Islam akan
memimpin dunia.14 Akhirnya, “Siapa yang paling banyak bisa
menyelesaikan persoalan masyarakat, pastilah akan berpeluang
banyak untuk mengatur masyarakat itu.”
Jujur dan Objektif sangatlah perlu.
Para da’i yang memiliki sikap jujur dan objektif dalam
berdakwah akan berkemampuan besar sanggup memimpin
umat. Maka da’i yang ikhlas, pastilah akan rela menerima
kritik konstruktif dari umat binaan.
Menanamkan kepercayaan diri dan mendorong untuk
melakukan identifikasi kekurangan.
Kerelaan sesungguhnya latihan internal membentuk
kejujuran. Tidak jujur kepada diri, tentulah tidak dapat
melatih diri kepada yang benar. Mampu melihat tambah
kurang, terbuka untuk kompensasi dan kompetisi.
Enggan melakukan identifikasi kelemahan-kelemahan,
umumnya timbul karena hilangnya komitmen mendasar.

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 53


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Maka da’i yang adalah bagian dari gerakan dakwah
dan produk dari dakwah itu, mesti siap melakukan
identifikasi diri.
Da’i sebagai produk dakwah harus sedia menghadapi
aksi reaksi dalam nuansa konfrontatif, maupun reformatif.
Termasuk dalam bidang budaya, politik, sosial ekonomi.
Mengantisipasi keterbelakangan yang dihadapi umat
hanya mungkin berhasil melalui konsep fikrah dan aktifitas
terencana, didukung oleh kemampuan analisis. Dalam
pengalaman dakwah, kemajuan selalu dihalangi oleh
kelemahan yang tidak disadari. Keterbelakangan adalah
penyakit yang melanda setiap orang.
Berbuat dengan keyakinan bahwa sukses hanya dari
Allah, akan melahirkan sikap tetap berusaha di jalan Allah.

Akhirnya, rela mengakui kesalahan. Bersedia memperbaiki


kekeliruan.
Kekuatan karena bergantung kepada cita-cita ideologi
dengan bimbingan wahyu, tidak sama dengan superioritas
yang diciptakan oleh kesombongan. Rusaknya da’i dalam
berdakwah banyak disebabkan karena melaksanakan pesan
sponsor, di luar ketentuan wahyu Allah.
Perjuangan menghadapi kemunduran dakwah selalu
dibarengi oleh kelemahan klasik, yakni kurangnya dana dan
tenaga serta hilangnya kebebasan gerak. Koreksi perlu
diadakan. Lakukan kaji ulang. Budayakan konsultasi dan
musyawarah untuk setiap masalah umat yang dihadapi.
Partisipasi aktif dalam mengambil keputusan, menjadi
pendorong kepada hidupnya jamaah. Dengan sendirinya,
akan terpelihara semangat tim atau nidzam. Terbukti, bahwa
kerjasama lebih baik dari sendiri.
Kenyataan dalam perjalanan dakwah adalah, sesuatu
kebenaran yang tidak terorganisir, berpeluang besar untuk
dikalahkan yang bathil, tetapi teratur. Peringatan ini
54 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT
mengandung makna dalam.
Pemain terbaik yang kehilangan semangat tim yang
kompak dan utuh, seringkali dikalahkan oleh pemain-
pemain kurang bermutu tetapi mempunyai ruh dan
semangat tim yang teratur.
Libatkan seluruh potensi umat.
Peranan perempuan, anak-anak dan juga kalangan
dhu’afak, sangat mendukung gagasan dan gerak dakwah.
Seringkali kekuatan terkumpul pada kalangan lemah.
Melibatkan dhu’afak pada program pembinaan dan dalam
gerakan dakwah, seharusnya dijadikan prioritas.
Perang tidak dapat dimenangkan bila lebih dari 50 %
kekuatan tidak diikutsertakan.

Hindari tumbuhnya kepemimpinan otoriter agar ruh


umat tidak mati. Masyarakat yang mati jiwa, sulit diajak
kerjasama. Semangat kebersamaan di kalangan umat akan
mati, bila jiwa musyawarah hilang. Usaha bertolong-
tolongan sebagai bentuk partisipasi dalam diri umat menjadi
punah. Sangat berbahaya memperbiar umat mati dalam
genggaman pemimpin.
Tugas pemimpin menghidupkan umat.
Umat yang berada di tangan pemimpin otoriter, yang
telah meninggalkan prinsip musyawarah, sama memberikan
mayat ketangan orang yang memandikan. Umat diobok dan
diacak sesuai keinginannya.
Hidupkan lembaga dakwah menjadi institusi penting
dalam masyarakat. Sehingga dakwah tersusun rapi pada
struktur dan berfungsi menurut semestinya.
Fungsi yang bergantung kepada orang seorang akan
menghilangkan kestabilan. Akibatnya kurang perencanaan
dan padam inisiatif.

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 55


MEMBENTUK OPSIR LAPANGAN
Gerakan dakwah menjadi kewajiban. Tujuan utama
menghidupkan ketahanan umat secara nasional dan regional
dengan mempertemukan pemikiran dan informasi.
Rakit konsultasi dan formulasi strategi dan koordinasi.
Ini tugas utama setiap da’i dalam menapak perubahan cepat
dan drastis. Tugas dakwah termasuk membuat rencana kerja
agar dakwah tidak dikelola secara krisis dan darurat.
Dakwah adalah suatu pekerjaan rutin.
Kesalahan dalam membuat rencana, berakibat tujuan
dakwah menjadi kabur.
Salah menempatkan sumber daya yang ada akan
berakibat kesalahan prioritas.
Perencanaan matang menjadikan gerakan dakwah
berangkat dari hal yang logis.
Hasilnya, dakwah diterima oleh semua pihak.

Dakwah bukan kerja part-time, sambilan dan sukarela


bagi yang giat dan aktif saja. Tetapi harus menjadi tugas full-
time dari seluruh spesialis di tengah masyarakat.
Dakwah mesti ditunjang oleh sarjana-sarjana spesialis,
pedagang spesialis, birokrat spesialis, sehingga dapat
disajikan sebagai satu social action. Maka sangat diperlukan
generalitas murni dan meyakinkan secara rasionil tentang
keindahan Islam.
Memahami fenomena besar lagi menarik dalam
perkembangan globalisasi, sebenarnya membuka peluang
luas bagi perkembangan Islam. Mayoritas ilmuan pemimpin
dunia secara universal mulai membaca tanda-tanda zaman.
Maka, gerakan dakwah harus siap menanam kembali per-
adaban Islam menjadi satu alternative yang tidak tertolakkan
untuk mewujudkan keselamatan di dunia.

56 Dakwah Komp[rehensif
MENGAWAL POSISI UMAT

Pesan-pesan Dakwah Mohamad Natsir 57


1
Catatan
H.M.Abidin, ibid. Pesan-Pesan Dr. Mohamad Natsir, Harian Singgalang, Rabu, 10 Pebruari 1993.
2
Q.S 47;7, artinya, '' Jika kamu menolong ( agama ) Allah, niscaya Dia akan menolong kamu.
Kemudian,
"Kamu hanya akan dapat pertolongan dari Allah dengan (menolong) kaum yang lemah di
antara kamu". (Al-Hadist).
Suatu aturan menuruti Sunnah Rasul adalah, “Dan, tiap-tiap kamu adalah pemimpin, dan
tiap-tiap pemimpin akan diminta pertanggungan-jawab atas pimpinannya" (Al-Hadist). Jadinya,
kewajiban kepemimpinan menjadi tanggung jawab setiap orang.
3
QS.53:39-41.
4
HR. Muttafaq ‘alaih, sepakat perawi hadist.
5
HR.Abu Daud (4921), Imam Tirmidzi (1925), menyebutnya Hadist Hasan Shahih.
6
Betapapun krisis tengah melanda Indonesia sebagai bahagian dari kawasan Asia Tenggara,
namun sebagai bangsa yang besar, semestinya bersikap optimis dengan dorongan semangat
besar, bahwa bangsa (kawasan) ini akan menjadi pusat kegiatan masa datang, baik dalam
penguasaan ekonomi ataupun intelektual menghadapi percaturan abad ke-duapuluh satu.
Suatu kenyataan, instalasi kekuatan ekonomi terpegang oleh bahagian terkecil (selected
minority) dengan penguasaan keperluan mayoritas penduduk di pedesaan. Namun, bila
kekuatan kecil ini mampu membangkitkan peran penguasaan keperluan terbesar masyarakat,
adalah suatu keniscayaan semata bangsa ini akan dapat bergerak secara pasti menjadi umat
yang diperhitungkan. Sulit untuk dielakkan, adanya suatu keharusan memelihara gerak
pertumbuhan dari bawah (bottom-up). Usaha nyata perlu dikembangkan melalui ekonomi
keluarga dan pemfungsian kekuatan ekonomi pasar dari pedesaan. Karena, yang akan
memimpin orang banyak adalah yang bisa berbuat banyak untuk orang banyak itu.
7 Suatu kecemasan bahwa di antara generasi yang tengah berkembang belum siap
memerankan tugas di masa depan, memang beralasan. Gejala itu terlihat dari banyaknya
generasi bangsa yang masih terdidik dalam bidang non-science (seperti, kecenderungan
terhadap yang berbau mistik, paranormal, pedukunan, penguasaan kekuatan jin, budaya lucah,
pergaulan bebas, kecanduan ecstacy, dan konsumsi penayangan pornografi) di tengah
berkembangnya iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Gejala ini tampil pada permukaan
tata pergaulan yang dipermudah oleh penayangan informasi produk cyberspace. Keinginan
yang tidak selektif, peniruan gaya hidup yang tidak berukuran, sesungguhnya akan lebih
banyak menghambat kesiapan menatap masa depan. Kemungkinan ini bisa terjadi karena
kurangnya perhatian dan kekhusyukan terhadap agama dan adat, dan diperberat oleh
tindakan para pemimpin formal dan non-formal yang kebanyakannya masih terpaut pada
pengamatan tradisional dan non-science.
8
HR.Thabrani di dalam al Ausath dan Abu Nu’aim dari Ibnu Sa’ad. Albani menghasankan di
dalam Shahih al Jami’ as-Shaghir.
9
Riwayat dari Imam Bukhari ditemui di dalam al Adab dan Imam Muslim dalam al Fadhaa-il.
10
Shahih Abu Dawud (4921), dan Imam Tirmizi menyebutnya Hasan Shahih (1925).
11
QS.12,Yusuf:109.
12
Sahih Muslim, Sunan Abu Daud, Tirmidzi, an-Nasa-I, Ibnu Majah, Ad-Daramy dan Imam Ahmad
bin Hanbal
13
Sunan ad-Dailamy dan at-Thabarani
14
Sesuai isi firman Allah di dalam al Quran Surah-96, al-‘Alaq, ayat:1-5.

You might also like