You are on page 1of 22

Mengawal Posisi Umat

Memulai
Dari Apa Yang Bisa

T okoh-tokoh Masyumi sudah dibebaskan dari penjara. Tetapi, tetap


diawasi ketat.
Media massa diminta supaya tidak menyiarkan pendapat
tokoh-tokoh Masyumi. Pendapat tokoh Bulan Bintang seakan racun
berbahaya. Bagaimana menerobos blokade ini.?
Memanfaatkan forum-forum khutbah, kuliah subuh, ceramah
umum, serta selalu mengantisipasi perkembangan aktual di dalam mau-
pun di luar negeri.
Dari itulah awal kerja Dewan Dakwah.
Beberapa pemikiran disiarkan melalui Brosur Dakwah yang
diterbitkan oleh Sekretariat Dewan Dakwah. 1
Dengan cara kerja seperti itu, tidak mengheran-kan kalau
kadang-kadang informasi Dewan Dakwah ke daerah, lebih cepat
ketimbang informasi pemerintah pusat.
Orang banyak bertanya-tanya, dari mana Dewan Dakwah punya
dana. Kalau boleh terus terang, kita tidak punya dana. Tetapi, itulah.
Kalau kita mulai mengerjakan sesuatu, ada saja orang yang
membantu. Untuk memutar stensil kita numpang. Kemudian Persatuan
Dagang Tanah Abang (Perpeta) menyumbang sebuah mesin stensil.
Haji Syamsuddin seorang dermawan, sebagai contohnya, ikut
mewakafkan sebuah mesin tik dan tape recorder. Ada yang menyumbang
kertas. Menyumbang stensil, menyumbang tinta untuk mengoreksi, dan
lain-lain.
Bahkan sampai kepada menyumbang mem-bangun Rumah Sakit,
Islamic Center, asrama pelajar, sebagai alat perlengkapan dakwah.
Kegiatan besar diawali dari apa yang ada.

Gagasan Menopang Gerak 79


Menapak Alaf Baru

Banyak modal terkumpul, semuanya betul- betul dari umat.


Bapak Mohamad Natsir selalu mengatakan, “Tiap-tiap kita adalah
da’i pengemban tugas dakwah. Tukang becak yang muslim, mempunyai tugas
dakwah. Ialah menjemput dan mengantar pulang ustadz dalam suatu pelaksanaan
dakwah. Saudara merbot masjid mungkin buta huruf, tidak bisa membaca dan
menulis.”
Tetapi, tugas membersihkan masjid, mengurus air masjid, menjaga keamanan
sandal, adalah termasuk pelaksanaan dakwah. Merbotlah yang mengurus semua
itu. Dengan tugas itu, merbot menjadi da’i. Yang jadi pejabat atau pegawai, dia
adalah da’i. Karena dengan kedudukannya, pelaksanaan dakwah dapat berjalan
lancar. Yang kaya, yang mendapat kekayaan dari Allah swt, mungkin tidak bisa
naik mimbar, tetapi dengan infaknya dia menjadi da’i ” 2.
Si kaya telah memberikan uangnya. Si pemuda pelajar memberi
tenaganya. Semuanya telah menjadi da’i. Rakyat miskin dengan harapan
dan doanya.
Diwaktu itu, orang masih takut terlibat politik. Dewan Dakwah
memperingatkan, terutama kepada para dai, “Kalau memang
Saudara-saudara merasa tidak perlu ikut berpolitik, biar tidak usah
berpolitik. Tetapi saudara-saudara jangan buta politik. Kalau
saudara-saudara buta politik, Saudara-saudara akan dimakan oleh politik “.3
Yang sulit kita kerjakan besok. Yang mustahil kita kerjakan
kemudian. Jadi, Bapak Mohamad Natsir tidak pernah mengenal putus asa
dalam melaksana-kan program.
Bapak Mohamad Natsir tak pernah memulainya degan berpikir
tentang dana. Beliau memulainya dengan membuat rencana.
Mulai dulu, dari yang kecil.
Kalau sudah dimulai, nanti akan bertemu dengan berbagai
masalah. Rantai itulah yang membuat gerak dakwah menjadi terjalin,
terpadu dan bergerak sustainable.
Yang mula-mula dikerjakan Dewan Dakwah hanyalah
memperbanyak khutbah.
Dengan itu Bapak Mohamad Natsir memulai kontak dengan
teman-teman di segala penjuru.
Dana kegiatan ada dikantong pendukung. Mereka akan ikhlas
mengeluarkan kebulatan tekad, untuk melaksanakan rencana.

80 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Menyatukan nalar Visi, menularkan informasi, akhirnya


memerlukan program umatisasi saja.
Kalau telah bulat tekad, berserah dirilah kepada Allah !.
Masalah-masalah nasional yang semula kurang mendapat
perhatian, kita angkat ke permukaan dengan cara positif. Dewan Dakwah
datang dengan model alternatif seragam, yang Islami.4
Dewan Dakwah bukan organisasi politik. Tetapi, dari segi dakwah
kita tidak dapat berpangku tangan.
Inilah politik dakwah.
Selepas dari tahanan rezim Orde Lama, Bapak Mohamad Natsir
mengunjungi berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Dan sambutan yang diterima Bapak Mohamad Natsir, selalu
meriah.
Kenyataan-kenyataan tersebut segera saja me-lenyapkan isu bahwa
Bapak Mohamad Natsir telah kehilangan tempat di hati umat akibat
peristiwa PRRI.
Yang terjadi justru kebalikannya.
Dewan Dakwah, sekali lagi, bukan organisasi kemasyarakatan, juga
bukan partai politik. Akan tetapi, Dewan Dakwah tidak hendak
membiarkan dirinya sendiri dan keluarga besarnya buta politik. Karena
politik pada hakikatnya adalah seni mengatur masyarakat.
Dewan Dakwah yang dikukuhkan keberadaan-nya melalui akte
Notaris Syahrim Abdul Manan No. 4 tertanggal 9 Mei 1967, melandaskan
kebijaksanaan-nya kepada empat hal :
 Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia berdasarkan taqwa dan
keridhaan Allah.
 Dalam mencapai maksud dan tujuan, Dewan Dakwah mengadakan kerja sama
yang erat dengan badan-badan dakwah yang telah ada diseluruh Indonesia.
 Dalam hal yang bersifat kontroversil (saling betentangan) dan dalam badan
usaha melicinkan jalan dakwah, Dewan Dakwah bersikap menghindari dan
atau menghindari pertikaian paham antara pendukung dakwah, istemewa
dalam melaksanakan tugas dakwah.
 Dimana perlu dan dalam keadaan mengizinkan, Dewan Dakwah dapat
mengisi kekosongan, antara lain menciptakan suatu usaha berbentuk atau

Gagasan Menopang Gerak 81


Menapak Alaf Baru

bersifat dakwah, usaha mana belum pernah diadakan, seperti mengadakan pilot
projek dalam bidang dakwah
Musyawarah alim ulama juga merumuskan program kerja sebagai
penjabaran dari landasan kebijaksanaan diatas.
Program kerja tiga pasal itu sebagai berikut
Mengadakan pelatihan-pelatihan atau membantu mengadakan pelatihan bagi
muballghin dan calon-calon mubalighin.
Mengadakan reseach (penelitian) atau membantu mengadakan penelitian, yang
hasilnya dapat segera dimanfaatkan bagi perlengkapan usaha para mubaligh pada
umumnya.
Menyebarkan aneka macam penerbitan, antara lain buku-buku, brosur, dan atau
siaran lain baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan lainnya, guna meningkatkan
mutu dan hasil dakwah. Usaha ini diharapkan bisa mengisi kekosongan-kekosongan
dibidang lektur, yang khususnya dalam masyarakat.
Musyawarah juga menyetujui kepengurusan Dewan Dakwah yang
untuk pertama kalinya terdiri dari :
Ketua : Mohamad Natsir
Wakil ketua : Dr.H M. Rasjidi
Sekretaris : KH. Buchari Taman
Sekretaris II : H. Nawawai Duski
Bendahara : KH. Hasan Basri

Anggota-Anggota:
KH Taufiqurrahman
Moctar Lintang
KH Zainal Abidin Ahmad
Prawoto Mangkusasmito
H. Mansur Daud Dt. Palimo Kayo
Prof. Osman Raliby
Abdul Hamid

82 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Mengawali dasawarsa delapan puluh (1980) beberapa isue politik


berkaitan dengan peranan militer dibidang politik memulai memanas.
Tidak hanya issue, tetapi sudah aktual !
Dewan Dakwah perlu menyikapi dan menempat-kan mendapat
perhatian dalam perkembangannya. Issue tersebut juga disimak oleh
kepengurusan Dewan Dakwah ketika itu.
Diantaranya yang tengah terjadi adalah :
 Regenerasi dalam tubuh ABRI.
 Dinamika pemikiran di kalangan militer tentang peranan sosial-politik
militer, baik secara institusional maupun secara individual.
 Program modernisasi ABRI, baik dibidang personil, persenjataan,
maupun organisasi.
 Dimensi populis ABRI, seperti Babinsa, AMD, dan aspek-aspek
pendukung sistem hankamrata.
Di banyak daerah keberadaan tentara ikut memperlambat gerakan
dakwah,
Apalagi ketika berhadapan dengan kristenisasi dengan
mengetengahkan issue SARA. Padahal SARA tidak jelas produk
hukumnya, dan semata-mata produk stabilitas kamtibmas saja.
Pemerintah Orde Baru awalnya mempunyai dua tujuan sentral
yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Yaitu “pembangunan
ekonomi” dan “stabilitas politik”.
Tujuan ganda ini merupakan tujuan antara. Untuk memantapkan
kepercayaan rakyat terhadap aktivitas sosial militer di dalam
penyelenggaraan ber-negara. Suatu legitimasi peran sosial politik militer.
Aspek pencapaian dan pemeliharaan stabilitas politik, dilaksanakan
dengan realisasi pengendalian aktivitas politik secara ketat, dan
tersentralisasi. Melakukan kristalisasi dalam tubuh militer dan kelompok
sipil. Serta, menggunakan segala aparatur pemerintah secara maksimal.
Hal yang terakhir ini sebenarnya merupakan lembaga yang
digunakan untuk memantapkan stabilitas politik.
Dan sekaligus menjadi lembaga pokok untuk mempercepat proses
dalam pelaksanaan program- program pembangunan.

Gagasan Menopang Gerak 83


Menapak Alaf Baru

Beberapa indikasi dari perwujudan strategi pemerintah Orde Baru


misalnya terlihat pada;
Peningkatan terus-menerus pertumbuhan ekonomi sebagai
manifestasi program integral dibidang ekonomi.
Mitosisasi pembangunan,
Peraturan
yang longgar untuk pengadaan dana pembangunan
dan kapital untuk kegiatan ekonomi, terutama investasi asing,
Pemantapan mekanisme kerja dan pe-ningkatan status birokrasi
secara khusus dalam masyarakat,
Penataan lembaga-lembaga pemerintahan serta lembaga-lembaga
sosial politik secara tegar,
Mobilisasisegala kekuatan dalam masyarakat untuk melakukan
partisipasi perlaksanan program pembangunan.
Namun, kadang-kadang tidak disertai dengan kontrak yang ketat.
Pada gilirannya berkembang menjadi sarana memudahkan kolusi
dan kepentingan kelompok dan kroni. Nepotisme menduduki posisi
pengatur.
Suatu segi negatif dari pertumbuhan tanpa prinsip keadilan dan
lebih disebabkan melemahnya peran agama. Barang siapa tidak dalam
posisi mengatur, maka dengan sendirinya ia berada dalam posisi diatur.
Yang mengatur adalah pemerintah dan lembaga-lembaga
kenegaraan yang tersebut dalam Undang-undang Dasar.
Sedang yang lainnya, termasuk Dewan Dakwah, berada dalam posisi
diatur.
Dewan Dakwah, sesuai dengan posisinya sebagai pihak yang diatur,
dengan sadar telah menjalankan peranannya secara terbuka dan
bertanggungjawab, secara kritis dan konstruktif.
Peranannya itu dilakukan dengan jalan menyampaikan pandangan
Dewan Dakwah secara lisan maupun tulisan kepada berbagai pihak yang
terkait.
Banyak sumbangan pikiran Dewan Dakwah yang disalurkan baik
melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan maupun melalui
instansi-instansi pemerintah. Lambat laun dapat dipahami.

84 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Bahkan, sebahagiannya dapat diterima, walau-pun belum terlihat


dijalankan. Ilustrasi-ilustrasi ini sekedar menggambarkan bidang yang
langsung me-nyangkut Aqidah umat.
Dewan Dakwah secara kontinu memberikan pertimbangan.
Memang masih ada hal-hal yang tidak langsung menyangkut
Aqidah umat, tetapi secara tidak langsung dapat mempengaruhi
ketenangan hati umat sebagai warga negara. Selalu disampaikan sebagai
sosial control atau nahi munkar.
Dakwah dari pimpinan Dewan Dakwah adalah dakwah dari pendiri
negeri dan Republik ini.
Karena itu, di dalam gagasan dakwah tidak ada benci dan dendam,
yang mengemuka adalah sayang sesama. Selama ini, banyak hal yang
terasakan, "ya", tetapi terkatakan, "tidak".



Pada tahun 1983, karena banyak anggota pengurus yayasan yang


wafat, dilakukan penyegaran kepengurusan sehingga komposisinya
menjadi sebagai berikut :
Ketua : Mohammad Natsir
Wakil ketua I : Dr. KH M. Rasjidi
Wakil ketua II : H M. Yunan Nasution
Wakil ketua III : Dr. Anwar Harjono, SH
Sekretaris : H Buchari Taman
Wakil Sekretaris : H Nawawai Duski
Bendahara : KH Hasan Basri
Anggota
Boerhanuddin Harahap, S.H
KH A. Malik Ahmad
Drs. Oesman Raliby
Ir. Ahmad Mas'oed Luthfi

Gagasan Menopang Gerak 85


Menapak Alaf Baru



Pada tahun 1989 dilakukan penyegaran kepengurusan, menjadi


sebagai berikut :
Ketua : Mohammad Natsir
Wakil ketua I : Frof. Dr. H M. Rasjidi
Wakil ketua II : KH M. Yunan Nasution
Wakil ketua III : Dr. Anwar Harjono, SKH
Sekretaris : KH Buchari Taman
Wakil Sekretaris : Hasunuddin Abu Bakar
Bendahara : KH Hasan Basri

Anggota
KH. Abdul Malik Ahmad
Prof. Osman Raliby
Ir. Ahmad Mas'oed Luthfi
KH.M. Sholeh Iskandar
Mohammad Solaiman
Drs. Saifullah Mahyuddin, MA.
Ir. Soleh Widodo, M.Ed
H. Hussein Umar
Abdul Wahid Alwy, M.A

Melalui susunan kepengurusan ini, Dewan Dakwah ikut aktif


berperan dalam menghadapi dan mengatasi setiap persoalan yang tengah
dihadapi oleh umat Islam di Indonesia.
Disamping itu selalu pula ikut berpartisipasi aktif dalam setiap
kegiatan yang menyangkut penanaman kepedulian, solidaritas dan
ukhuwah sesama umat Islam Internasional.
Sebagai suatu organisasi dakwah, Dewan Dakwah pun sangat
menyadari akan keterbatasan- keterbatasannya.
Maka itu, kepada keluarga Dewan Dakwah yang tersebar di seluruh
tanah air, Dewan Dakwah hanya dapat menyampaikan imbauan supaya
mereka selalu menjadi warga negara yang baik.
Beberapa kebijakan Dewan Dakwah menghadapi masalah-masalah
ekstern yang menyangkut segi aqidah dan muamalah dalam arti luas,

86 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

selalu menjadi program utama dari kepengurusan Dewan Dakwah mulai


dari Pusat hingga kedaerah-daerah.
Apalagi kalau masalah tersebut menyangkut kepada bahaya yang
berdampak terhadap pemurtad-an, pendangkalan aqidah, penyebaran
paham agama yang menjauhkan umat dari ajaran Islam.
Tanpa keraguan sedikitpun, seluruh pengurus Dewan Dakwah pada
seluruh tingkat akan selalu teguh menjaga umat. Dan selalu gigih
mempertahan- kan aqidah umat ini.
Sekecil apapun bentuk intervensi aqidah dari pihak lain, baik
datangnya dari kalangan salibiyah dan palangis yang ditujukan terhadap
umat Islam, tidak akan pernah ditolerir oleh Dewan Dakwah.
Terhadap soal-soal yang kontroversial semacam Perang Teluk 1991,
Dewan Dakwah menghindarkan diri untuk masuk ke dalam masalah
perangnya itu.
Dewan Dakwah, sambil menyerukan agar masalah Irak dengan
Kuwait diselesaikan secara damai, lebih mem-fokuskan perhatiannya
kepada akibat-akibat perang.
Karena itu, melalui Ikatan Masjid Indonesia (IKMI) sebagai
keluarga Dewan Dakwah, dilakukan kerjasama dengan Palang Merah
Indonesia (PMI) untuk memberi bantuan kemanusiaan terhadap korban
perang tersebut.
Alhamdulillah, kepeloporan Dewan Dakwah itu diikuti oleh
lembaga-lembaga masyarakat yang lain.
Segi pembinaan intern umat, Dewan Dakwah telah membuktikan
amal nyata atau dakwah bi-lisanil-hal. Antara lain, dengan pendirian
tempat- tempat ibadah, masjid dan mushalla, baik di tempat- tempat
umum, desa-desa terpencil, dan kampus-kampus perguruan tinggi negeri
maupun swasta.
Begitu juga, di pemukiman-pemukiman warga transmigrasi,
kompleks rumah-rumah sakit, di daerah suku terasing, dalam kompleks-
kompleks lembaga pe-masyarakatan, maupun di tempat-tempat lain yang
memerlukan diseluruh pelosok tanah air.
Dewan Dakwah juga membantu pengadaan rumah-rumah sakit
Islam, dan Islamic Centre. Selain itu, memperhatikan pula lokal-lokal
belajar di pondok- pondok pesantren, asrama-asrama dan rumah yatim,
dan lain-lain yang tersebar di berbagai daerah diseluruh tanah air.

Gagasan Menopang Gerak 87


Menapak Alaf Baru

Disamping yang paling utama adalah menyantuni anak yatim dan para
dhu’afak, antara lain dengan mencarikan kafil untuk aytam.
Untuk meningkatkan kualitas da’i secara berkala Dewan Dakwah
melakukan pendidikan dan pelatihan-pelatihan. Keterampilan du’at,
dilengkapi dengan pengetahuan praktis melalui daurah-daurah,
direncanakan dan dilaksanakan oleh biro khusus yang ada dalam
kepengurusan Dewan Dakwah..
Dalam melakukan amal nyata tersebut, Dewan Dakwah tidak bekerja
sendiri.
Dewan Dakwah, dalam mewujudkan amal-amal nyata dalam setiap
program dakwah senantiasa mengupayakan diri bertindak sebagai
generator atau motivator yang membangkitkan kesadaran umat dan
masyarakat setempat. Supaya dapat berbuat lebih baik dan bermanfaat
bagi lingkungannya.
Hal tersebut bisa terwujud karena susunan pengurus yang terdiri
dari pemimpin-pemimpin yang dipercaya, amanah serta gigih dalam
bekerja.
Modal besar yang dimiliki oleh Dewan Dakwah adalah karena
memiliki keikhlasan yang tinggi dalam berjihad fii sabilillah.
Berswadaya dan mandiri inilah yang ditanam-kan kepada segenap
keluarga besar Dewan Dakwah, sehingga dalam masyarakat timbul
otoaktivitas yang kreatif.
Dalam rangka melaksanakan tugas risalahnya, Dewan Dakwah
senantiasa mengusahakan terciptanya iklim kerja sama.
Sikap ta’awunitas yang serasi dengan meng-hormati pendirian dan
identitas masing-masing.



88 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Setelah Bapak Mohamad Natsir wafat pada 14 Sya'ban 1413/6


Februari 1993, berdasarkan hasil pertemuan Silaturrahmi Keluarga Besar
Dewan Dakwah yang diselenggarakan di Jakarta pada 1 - 2 Dzulqaidah
1413/23 - 24 April 1993, diputuskan pula komposisi kepengurusan baru.
Sebagai perwujudan dari patah tumbuh hilang berganti, sebagai
berikut :
Ketua : Prof.Dr. H M. Rasjidi
Ketua I : H M. Yunan Nasution
Ketua III/Ketua Harian : Dr. Anwar Harjono, S.H
Ketua IV : KH.M. Rusjad Nurdin
Sekretaris : H Buchari Taman
Wakil Sekretaris : H. Hasanuddin Abu Bakar
Datuk Rajo Angek
Bendahara : H. Moh. Nazief, S.E

Anggota
KH. Hasan Basri
H.A. Wahid Alwy, M.A.
Ir. Ahmad Mas'oed Luthfi
Drs. Saifullah Mahyuddin, M.A
H. Mohammad Soleman
H. Hussein Umar
Prof. Osman Raliby
KH. A. Latief Mucthar
KH.Drs. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
KH. Affandi Ridhwan
Dr. H.M. Amien Rais, MA.

Sejak tahun 1993, beberapa kali Dewan Dakwah telah mendapat


undangan dari luar negeri.
Diantaranya dari Rabithah Alam Islami, Organisasi Konferensi
Islam (OKI), dan dari Majelis Islam Internasional untuk Dakwah dan
Bantuan Kemanusiaan yang bermarkas di Kairo, Mesir.
Mereka, umumnya sangat gembira. Karena, tengah berlangsung di
Indonesia saat itu, satu perubahan cuaca politik.

Gagasan Menopang Gerak 89


Menapak Alaf Baru

Dewan Dakwah yang selama ini dalam ber-hubungan dengan dunia


internasional kurang lancar.
Pada dua tahun terakhir (1993-1995) ini mulai ter-buka kembali.
Bahkan Dewan Dakwah sudah diterima sebagai anggota penuh Majelis
Islam Internasional untuk Dakwah dan Bantuan Kemanusiaan.
Bapak Dr.Anwar Harjono SH. selaku Ketua Harian Dewan Dakwah
sudah diterima dan bahkan di-tetapkan sebagai anggota dewan pimpinan
pada Majelis Islam Internasional untuk Dakwah dan Banatuan
Kemanusiaan yang bermarkas di Mesir tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan Dewan Dakwah dengan
dunia internasional, khususnya dunia Islam, sangat erat.
Suatu bukti, bahwa hubungan yang sudah terbina baik sejak
hayatnya Bapak Mohamad Natsir dapat diteruskan dan dilanjutkan oleh
para penerus perjuangan cita-cita dakwah Beliau.
Kepercayaan kepada lembaga Dewan Dakwah ini merupakan
jawaban yang sangat jelas.
Dunia Islam Internasional, tidak semata mem-percayai dan
menghormati figur Bapak Mohamad Natsir. Akan tetapi lebih utama,
kepada visi dan misi perjuangan dan jihad Islami yang telah digariskan
dan diwariskan Bapak Mohamad Natsir.
Keistiqamahan sikap yang teguh prinsip dari para pengurus Dewan
Dakwah tidak diragukan. Begitu lah diantara penilaian organisasi dakwah
Islam Internasional. Walaupun Bapak Mohamad Natsir sudah berpulang
kerahmatullah, nyatanya keduduk-an Dewan Dakwah tetap memperoleh
penilaian khusus dari negara-negara Islam.
Hubungan Internasional, khususnya dengan negara-negara Teluk
atau Timur Tengah telah terjalin lama sekali. Ini membuktikan bahwa
penilaian dunia internasional terhadap Dewan Dakwah adalah sangat
positif.”5
Bapak Dr.Anwar Harjono SH, pada suatu ketika mengungkapkan
tentang perkembangan Dewan Dakwah sebagai berikut;
“Khusus mengenai Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, saya ingin
mengatakan bahwa dalam tahun-tahun terakhir bila kami melaksanakan program,
baik di pusat maupun di daerah, tidak lagi mendapat kesulitan, baik itu menyang-
kut prosedur maupun penyelenggaraan. Kami bisa mengadakan pembangunan
masjid, pelatihan da’i, meng-hadiri seminar dan memberikan ceramah, baik

90 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

dikalangan umum maupun di perguruan tinggi. Kami merasa tidak ada hambatan
sama sekali”.
Demikianlah suatu gambaran dari perubahan cuaca politik yang
mulai terasa kondusif.
Solidaritas dengan negara-negara Islam dan umat Islam
Internasional dijalin melalui misi bantuan kemanusiaan. Mulai dari
persoalan Moro di Mindanao, Philipina Selatan.
Begitu juga, dengan masalah Kashmir, Afghanistan, Kosovo, India
dan Palestina, menjadi garapan khusus dari KISDI, Komite Internasional
Solidaritas Dunia Islam. Dapur penggeraknya adalah Markas Dewan
Dakwah, di Jalan Kramat Raya No.45 Jakarta Pusat.
Bantuan bagi umat Islam Bosnia Herzeghovina digerakkan di
seluruh Indonesia, oleh seluruh Per-wakilan Dewan Dakwah pada setiap
Propinsi. Solidaritas terhadap umat Islam Bosnia ini, menjadi pemacu
gerak penyatuan visi dan ukhuwah umat Islam dengan misi yang jelas,
mencari redha Allah. Penggalangan dana dan pengumpulan barang
perhiasan yang mencapai jumlah ratusan ribu dolar dan berapa kilogram
emas perhiasan. Pengumpulan bantuan tersebut, telah menjadi ukuran dari
tingkat kepercayaan umat terhadap Dewan Dakwah.
Dibawah desingan peluru peperangan Balkan, utusan Dewan
Dakwah yang terdiri dari Saudara Muzayyin Abdul Wahab, Mazni Yunus,
dan Hasril Chaniago, salah seorang wartawan Harian Singgalang Padang,
ikut mengantarkan dan menyerahkan lang-sung kepada DR. Eliyah Izzet
Beghovich, yang kelak menjadi Presiden Republik Bosnah wal Hirsik.
Dengan ini, tercipta rasa solidaritas sesama umat Islam, yang tidak
hanya sebatas wilayah dimana mereka berdiam. Langsung di buhul erat
hubungan harakah dakwah al ‘alamiyah.
Penyegaran kepengurusan kembali dilakukan pada tahun 1997.
Berdasarkan SK No. 003/A-DEWAN DAKWAH/P/1417/1997, ditetapkan
komposisi ke-pengurusan sebagai berikut :
Ketua : Dr. H. Anwar Harjono, S.H.
Wakil Ketua : Prof. Dr. H. Rasjidi
Wakil Ketua : KH.M. Rusjad Nurdin
Wakil Ketua : H. Mohammad Solaiman
Wakil Ketua : Drs. H. M. Cholil Badawi
Wakil Ketua : Ir. H.A.M. Luthfi
Wakil Ketua : H. Hartono Mardjono, S.H.

Gagasan Menopang Gerak 91


Menapak Alaf Baru

Wakil ketua : Dr. Ir. H. A. M. Saefuddin


Sekretaris Umum : H. Hussein Umar
Sekretaris : H. Hasanuddin Abu Bakar
Sekretaris : H. Mas'adi Sulthani, M.A
Sekretaris : H. M. Noer, M.A
Bendahara : H. M. Nasief, S.E.
Wakil Bendahara : H. Tamsil Linrung

Angota-angota
KH. Hasan Basri
Prof. H. Osman Raliby
H. A. Wahid Alwy, M.A.
KH.A. Latief Mucthar, M.A
KH. Didin Hafidhuddin, M. Sc
KH. Affandi Ridhwan
Dr. H.M. Amien Rais, M.A
H. Muzayyin Abdul Wahab, Lc
H. Wardi Kamili
H. Ramlan Mardjoned
H. Heman Khalilulrahman
H. Amlir Syaifa Yasin, B.A.
H. Syuhada Bahri, Lc.
H. Syariful Alamsyah
Drs. H. Misbach Malim, Lc.
H. Zulfi Syukur, BA.
H. Amlika Hs. Dt. Maradjo
H. Hardi M. Arifin
Ramli Hutabarat, S.H, M.Hum
Drs. Muchsin, MK
H. Mazni Mohd. Yunus, Lc
Prof. Dr. Rahman Zainuddin
H. Abdul Wahid Sahari, M.A.
Prof. Drs. H. Dochak Latief
H. Faisal Baasir, S.H.
H. Fadhol Arofah, M.A.
H. Farid Prawiranegara, AK.
H. Geys Amar, SH.
Prof. Dr. H. Langgulung
KH.A. Khalil Ridwan, Lc
Dr. Ir. H. Immanuddin Abdul Rahim
Dr. H. Kuntowijo

92 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Drs. Muhammad Siddiq, M.A


Prof. H. Daud Ali, SH.
Dr. H. Muslim Nasution
H. Moeslim Aboud Ma'ani, M.A
H. Nuhtada Labina
Dr. H. Nurhay Abdurrahman
Drs. H. Nusral
Drs. H. Nurul Huda
H. Rais Ahmad, SH, MA.
H. Rusydi, SH, Ag
Dr. H. Sohirin Mohammad Solihin
Drh. H. Taufiq Ismail
Drh. H. Yahya Muhaimin, M.A.
Prof. Dr. H. Yusril Ihza Mahendra, SH
Prof. Dr. H. Yusuf Amir Faisal

Kepengurusan demi kepengurusan hingga ter-akhir


memperlihatkan dengan jelas keteguhan sikap para pemimpin Dewan
Dakwah yang ingin menjadikan yayasan ini sebagai lembaga yang inklusif.
Karena itu pengurus Dewan Dakwah mencakup sebanyak mungkin
kalangan ulama dan tokoh-tokoh umat Islam Indonesia dalam mengola
aktivitas dakwah yang semangkin berat dan beragam tan-tangannya
menjelang datangnya abad baru.
Jika karena situasi yang berubah, lalu dikatakan Dewan Dakwah
berubah, tidak lagi menjadi oposan, perlu dipertanyakan siapa yang
mengatakan Dewan Dakwah ini gerakan oposisi.
Dewan Dakwah adalah gerakan dakwah yang berpegangan pada
amar makruf nahi munkar. Oposisi merupakan pengertian politik. Dewan
Dakwah bukan partai politik. Petisi 50 pun, yang dikatakan orang sebagai
gerakan oposisi, tidak pernah menyebut dirinya oposan, walaupun
memang sikapnya sangat kritis.
Tentang perubahan situasi politik di Indonesia maka Bapak
Dr.Anwar Harjono berkata; “Kalau dikatakan, Dewan Dakwah berubah,
atau saya berubah, yang berubah itu siapa? Menurut saya, kata Bapak
Anwar Harjono, cuacanya yang berubah. Yang berubah itu suasananya.
Sikap kita, sejak Masyumi, tidak pernah berubah dalam arti kita
tidak pernah berpikir untuk diri sendiri, Masyumi sendiri, atau Dewan
Dakwah sendiri.

Gagasan Menopang Gerak 93


Menapak Alaf Baru

Kita berpikir dan berbuat untuk umat, bangsa dan negara, secara
keseluruhan. Apa balas jasa negara terhadap Masyumi dan Dewan
Dakwah, itu pertanyaan politikus normal.
Perubahan sikap pemerintah terhadap Dewan Dakwah sudah
pantas disyukuri.
Dulu, pemerintah menerima Dewan Dakwah dengan sikap reserve.
Sejak tiga tahun terakhir ini, alhamdulillah kita relatif lancar di mana-
mana. Kita mendapat kemudahan- kemudahan.
Apa yang selama ini kita lakukan melalui Dewan Dakwah
semata-mata mengusahakan per-satuan umat itu. Kalau belum bisa
bersatu sepenuh-nya, ya bersatu sebagian. Setapak demi setapak, agar kita
dapat melangkah lebih maju.
Saya tidak pernah berpikir final, tetapi berproses. Sebab, kalau kita
berpikir final, bila tidak tercapai bisa frustasi. Kalau berpikir berproses, kita
tidak akan frustasi. Sebab, setiap usaha tentu ada hasilnya.”6
Bagaimana Dewan Dakwah menyikapi zaman sedang berubah ini,
banyak kelompok masyarakat akan menggunakan kesempatan untuk
kepenting-an masing-masing.

Ditengah zaman yang sedang berubah ini, jika kita hanya menjadi
penonton saja, bukan mustahil kita akan menjadi korban perubahan
zaman.
Kita sama kita terus diadu, dengan berbagai cara, sejak rayuan
sampai tipuan, hingga kita kecolongan dan kalangan anti Islam bertepuk
tangan kesenangan.
Alhamdulillah umat Islam cepat mengantisipasi keadaan ini.
Jika karena situasi yang berubah, lalu di-katakan Dewan Dakwah
berubah, tidak lagi menjadi oposan, perlu dipertanyakan siapa yang
mengatakan Dewan Dakwah ini gerakan oposisi.
Dewan Dakwah adalah gerakan dakwah yang berpegangan pada
amar makruf nahi munkar.
Oposisi merupakan pengertian politik. Dewan Dakwah bukan partai
politik.

94 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Petisi 50 pun, yang dikatakan orang sebagai gerakan oposisi, tidak


pernah menyebut dirinya oposan, walaupun memang sikapnya sangat
kritis.
Tentang perubahan situasi politik di Indonesia maka Bapak
Dr.Anwar Harjono berkata;
“Kalau dikatakan, Dewan Dakwah berubah, atau saya berubah,yang
berubah itu siapa? Menurut saya, kata Bapak Anwar Harjono, cuacanya yang
berubah.
Yang berubah itu suasananya.
Sikap kita, sejak Masyumi, tidak pernah berubah dalam arti kita tidak
pernah berpikir untuk diri sendiri, Masyumi sendiri, atau Dewan Dakwah
sendiri.
Kita berpikir dan berbuat untuk umat, bangsa dan negara, secara
keseluruhan. Apa balas jasa negara terhadap Masyumi dan Dewan Dakwah, itu
pertanyaan politikus normal.
Perubahan sikap pemerintah terhadap Dewan Dakwah sudah pantas
disyukuri. Dulu, pemerintah menerima Dewan Dakwah dengan sikap reserve.
Sejak tiga tahun terakhir ini, alhamdulillah kita relatif lancar di mana-
mana.
Kita mendapat kemudahan- kemudahan. Apa yang selama ini kita lakukan
melalui Dewan Dakwah semata- mata mengusahakan persatuan umat itu.
Kalau belum bisa bersatu sepenuhnya, ya bersatu sebagian. Setapak demi
setapak, agar kita dapat melangkah lebih maju. Saya tidak pernah berpikir final,
tetapi berproses. Sebab, kalau kita berpikir final, bila tidak tercapai bisa frustasi.
Kalau berpikir berproses, kita tidak akan frustasi. Sebab, setiap usaha tentu ada
hasilnya.”7

Bagaimana Dewan Dakwah menyikapi zaman sedang berubah ini,


banyak kelompok masyarakat akan menggunakan kesempatan untuk
kepentingan masing-masing.
Ditengah zaman yang sedang berubah ini, jika kita hanya menjadi
penonton saja, bukan mustahil kita akan menjadi korban perubahan
zaman. Kita sama kita terus diadu, dengan berbagai cara, sejak rayuan
sampai tipuan, hingga kita kecolongan dan kalangan anti Islam bertepuk
tangan kesenangan.

Gagasan Menopang Gerak 95


Menapak Alaf Baru

Alhamdulillah umat Islam cepat mengantisipasi keadaan ini.



Ditahun 1998, mulai bergulir era reformasi. Kampus-kampus


Mahasiswa kembali bergolak, me-nentang Korupsi Kolusi dan Nepotisme
yang terjadi dipenghujung Orde Baru, dan berakhir dengan diturunkannya
kekuasaan Presiden Soeharto.
Banyak korban telah berjatuhan, terutama dikalangan mahasiswa
dan masyarakat kecil. Kelompok lemah, yang tidak memiliki kekuatan
politik maupun ekonomi, sangat merasakan sungguh akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh krisis moneter ber-kepanjangan yang berujung dengan
krisis ekonomi.
Krisis kepercayaan dan politik, yang diperparah oleh tindakan
anarkis oleh kalangan yang tidak ber-tanggung jawab, ibarat menangguk
di air keruh.
Keadaan tersebut, ikut berperan menambah ke-melaratan umat
kecil. Menjadi beban Dewan Dakwah, untuk ikut pula mengatasi dampak
krisis ini, melalui Komite Aksi Penanggulangan Akibat Krisis disingkat
KOMPAK Dewan Dakwah.
Dalam rangka menumbuhkan kembali potensi umat yang sudah
terkoyak-koyak pada masa peralihan dari orde baru ke era reformasi,
barisan harus kembali di rapatkan sesuai dengan Firman Allah;

“Sesungguhnya Allah suka kepada orang-orang yang berjuang di jalan


Nya dalam barisan yang teratur, seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.

96 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Ayat ini mengisyaratkan kepada kita, bahwa berjuang dijalan Allah


itu harus bersatu dalam organisasi yang kokoh kuat.
Sehingga tumbuhlah potensi umat yang kuat pula.
Sejak April 1998, Dewan Dakwah bersama Cendekiawan Mulim se-
Indonesia (ICMI), Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), Persatuan Islam
(PERSIS), Syarikat Islam (SI), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Al-
Irsyad Al-Islamiyah, Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia
(BKSPP), Forum Silahturrahmi Ulama Habaib dan Tokoh Masyarakat dan
Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI), bersepakat
membentuk Badan Koordinasi Umat Islam (BKUI).
Tujuan BKUI dirumuskan sebagai berikut :
 Menggalang kerjasama antara lembaga-lembaga Islam tingkat nasional
dan memperkuat ukhuwah dan kebersamaan.
 Mewakili aspirasi umat Islam Indonesia secara kaaffah (totalitas) dalam
bidang-bidang politik, ekonomi, hukum juga sosial budaya, pendidikan
dan dakwah. Dalam menanggapi situasi terakhir, BKUI dalam rapatnya
pada 4 Juni 1998, telah menegaskan kembali dukungannya terhadap
pemerintahan Habibie.
Oleh karena sekarang sudah ada BKUI, maka segala sikap yang
prinsipil yang menyangkut kepentingan umat dan pendirian yang hendak
diketengahkan, sebaiknyalah diambil dalam rangka BKUI.
Kalau ada perbedaan pendapat, janganlah perbedaan pendapat itu
dikembangkan menjadi pertentangan.
Yang harus dicari adalah pendapat bersama, kalautidak mungkin
atau belum mungkin, maka harus dijaga perbedaan pendapat itu jangan
menimbulkan perpecahan karena tantangan kita di masa kini dan masa
depan semakin berat dan besar.
Dalam berbagai kesempatan DR. Anwar Harjono SH, sudah
mengintrodusir satu semboyan yaitu "lawan pendapat adalah kawan berpikir."
Yang tidak kurang pentingnya antara kita sama kita marilah
ditumbuhkan sikap husnudzdzan, baik sangka, dan dihilangkan sikap
suudzdzn, buruk sangka, dengan meningkatkan chek and rechek (tabayyun).8
Ingat firman Allah yang artinya,

Gagasan Menopang Gerak 97


Menapak Alaf Baru

" pertolongan dari Allah kemenangan yang dekat, dan berilah kabar
gembira terhadap orang-orang yang tabah (sabar)”.
Dewan Dakwah menyadari benar, akan perlunya ukhuwah Islamiyah,
baik secara formal maupun individual.
Mengingat banyak dan luasnya jangkauan risalah yang berada di
pundak Dewan Dakwah, yang dibutuhkan tidak dapat dicukupkan dengan
mereka yang secara formal termasuk dalam kepengurusan Dewan Dakwah
saja.
Tenaga-tenaga pimpinan dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi
berbagai daerah, sangat diperlukan sebagai forum silaturahmi untuk
mendapatkan masukan-masukan berguna bagi pelaksanaan risalah.
Forum tersebut diberi nama Majelis Silaturahmi yang dibentuk oleh
Dewan Dakwah dan sudah dirintis sejak masa hidupnya Allahyarham
Bapak Mohamad Natsir. Dengan demikian jelaslah, bahwa dakwah tidak
hanya dapat diberi arti sempit, melainkan lebih komprehensif”.9
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia sampai sekarang dan Insya Allah
sampai kapanpun, tetap membangun umat, sesuai kemampuan maksimal
yang kita miliki, dan dari situ baru akan terasa nikmatnya karunia Ilahi.

98 Dakwah Komprehensif
Mengawal Posisi Umat

Gagasan Menopang Gerak 99


1
Catatan

Juru bicara kita waktu itu, selain Bapak Mohamad Natsir sendiri, ialah Pak H.M. Rasjidi, Pak
Abdullah Salim, Pak Muchtar Lintang, Pak Sjafruddin Prawiranegara, Buya KH. Malik Ahmad, KH.
Taufiqurrahman, dan lain-lain.
2
MPRS akan bersidang. Kepada para anggota MPRS itu hendak disampaikan pengertian bahwa
demokrasi itu hanya bisa hidup kalau dijalankan di bawah hukum. Bapak Mohamad Natsir
berpidato tentang "Demokrasi di Bawah Hukum". Naskah pidato tersebut kepada para anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Bagaimana cara membagikannya?
Anak-anak Pelajar Islam Indonesia (PII). Biar kami yang mengantarkan ke penginapan para
anggota MPRS, antara lain dengan mobil salah seorang Wakil Ketua MPRS, Subchan Z.E.
Pidato Bapak Mohamad Natsir tersebut perlu rasanya disampaikan sebagai sumbangan
pikiran dari Dewan Dakwah. Kepada seorang pengusaha ditawarkan. "Tolonglah Saudara menjadi
dai. Dai untuk masalah politik yang tinggi". "Tolonglah cetak ini, 2000 eksemplar. Kepada para
anggota MPRS. "Kalau begitu, saya biayai, selesai dicetak, berdatanglah para pemuda siap
mengantarkan ke alamat-alamat di tempat mereka menginap. Maka sampailah brosur kita ke
tangan para anggota MPRS.
3
"Inilah juga di antara yang disampaikan oleh Dewan Dakwah. Dewan Dakwah selalu ikut
memberikan sumbangan pemikiran. Rancangan Undang-undang (RUU) Perkawinan, Pendidikan
Moral Pancasila (PMP), RUU Sistem Pendidikan Nasional, RUU Peradilan Agama. Dengan cara 24
jam, kita mengembangkan Dewan Dakwah. Otak Dewan Dakwah ini Bapak Mohamad Natsir,
Buchari Tamam kepala dapurnya dan para pemuda sebaga tenaga lapangan. Dewan Dakwah
juga melakukan pengaderan. Pembinaannya diserahkan kepada Ikatan Masjid Indonesia (IKMI).
Kita sangat terkesan cara kerja Bapak Mohamad Natsir. "Yang mudah kita kerjakan sekarang.
4
Uraian Mohammad Natsir tentang Q.S. Al-Ankabut: 69, lihat antara lain Serial Media Dakwah No.
190 Ramadhan 1410/April 1990, halaman 36-37.
5
(DR. Anwar Haryono, SH, “Indonesia Kita, Pemikiran Berwawasan Iman-Islam”, Cetakan
Pertama, Jakarta Rabi’ul Akhir 1416 H/Agustus 1995, Hal 251-252).
6
Ibid, Dr.Anwar Haryono SH, Hal 245-246.
7
Ibid.
8
Musyawarah Besar Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia tanggal 12 - 14 Juni 1998.
9
Loc. cit. Dr.Anwar Haryono SH, Hal 202 - 204.

Alhamdulillah

You might also like