You are on page 1of 15

Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

Langkah Persiapan
Pembangunan
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
DI BUKITTINGGI

Sejak surat pertama Bapak DR. Mohamad Natsir


kepada para alim ulama Sumatera Barat yang di-
nakhodai Buya HMD Datuk Palimo Kayo itu, masyarakat
Ranah Minang kembali tersintak dari lelapnya.
Sadar benar bahwa masih banyak kerja yang
menunggu garapan secara serius untuk membangun
Ranah Minang.

Dakwah tidak semata hanya berisi nuansa ajakan


mimbar. Mimbar Dakwah luas sekali, seluas Mimbar
Minang, yang memiliki ciri khas “adat bersendi syarak,
syarak bersendi Kitabullah”.

Setiap gagasan tidak pernah wujud, manakala


tidak selalu “diapikan”, dihidup-hidupkan selalu dengan
dorongan dan pemahaman.

Kunci keberhasilan, terletak kepada keber-


samaan dan kesepakatan, yang diiringi oleh derap
langkah bersama menuju cita-cita kedepan.

Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


60
Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

Bapak DR. Mohamad Natsir selalu memantau


setiap langkah yang diambil. Dapat terbaca dari isi surat
Bapak DR. Mohamad Natsir1. Surat tersebut dikirimkan
kepada Sdr. Muhammad Sa’id Tuanku Suleman,atau
Maangku (gelar yang dipakai Pak Natsir,pen.) sebagai
balasan dari surat tanggal 23-8-1968. Dalam surat
tersebut dinukilkan rasa syukur atas kerelaan Sdr. Datuk
Asrul yang sudah bersedia memberi tempat bagi Yarsi
Sumatera Barat dirumahnya di Tangah Sawah itu.2
Semoga Allah SWT akan menerima amal baik
beliau itu sebagai amal shaleh dan membalasnya jua
dengan sebaik-baik balasan Amin.
Bertalian dengan kesediaan Datuk Asrul ini, maka
Bapak DR. Mohamad Natsir untuk mengirimkan gambar
bangunan (blue print) dari rumah tersebut agar teman-
teman kita di Jakarta dapat pula mempelajarinya.
Selanjutnya Beliau berkata,
Sebagaimana saya minta dalam surat saya yang terdahulu
harap pula dikirim blue print ari komplek Sitawa Sidingin.
Kalau disamping blue print itu juga ada foto dari kedua
rumah itu harap dikirimkan juga.3

1
Surat Bapak Mohamad Natsir, atau A. Fauzi dari Jakarta, 30
Agustus 1968,ditujukan kepada MS.Tuanku Suleman dan Ezeddin
dkk.(Dokumentasi penulis).
2
Surat ini sebenarnya, menyiratkan bahwa Bapak DR. Mohamad
Natsir, suka kalau badan yang akan mengelola Rumah sakit tersebut
bernama YARSI (Yayasan Rumah Sakit Islam). Walaupun dalam
surat lainnya kepada Ibu Ratnasari di Padang pernah diusulkan
bahwa nama Rumah Sakit itu bisa memakai nama “Ay-Syifak”
3
ibid. surat Pak Natsir tgl. 30 Agustus 1968.

61 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

Sebenarnya, banyak gedung umat Islam yang


bisa dipakai untuk mengembangkan satu rencana
program keumatan di Ranah Minang ini. Diantaranya
bisa dengan memanfaatkan gedung-gedung Sekolah,
atau Madrasah Islam, bahkan panti-panti asuhan anak
yatim yang masih kurang dalam frekuensi peng-
gunaannya. Bila setiap bangunan itu terikat dalam
rencana keumatan di Ranah Minang ini, niscaya banyak
rencana yang bisa dirampungkan segera.
Kekurangan gedung tempat berkiprah tentu tidak
akan ditemui. Nyatanya yang selalu ditemui adalah
kebalikannya. Begitu idea yang tersirat dalam surat-surat
Bapak DR. Mohamad Natsir.4
Kami belum dapat perslag dari Kak Ratna apakah soal
rumah Yatim di simpang haru Padang jadi dapat diselesaikan
pada tgl. 14-8-68 yang lalu. Mudah-mudahan sudah selesai dan
kalau begitu bisa dicalonkan sebagai cabang Yarsi Sumatera
Barat di Padang, sekurang-kurangnya untuk Poliklinik dan
latihan bidan serta juru rawat.
Mari kita sama-sama berdo’a sambil berikhtiar.
Bapak DR. Mohamad Natsir dalam suratnya ke
Sumatera Barat selalu mengharapkan “hendaknya Yayasan
itu sendiri terdiri dari perpaduan antara pemimpin masyarakat
(Ulama dan Zu’ama, para dokter dan golongan integensia yang
terkemuka dan sejiwa serta unsur-unsur generasi muda Islam.
Adapun tempat masing-masing bisa diatur yang sebaik
mungkin dari sudut psikologis dan efisiensinya”.5
Diantara tenaga-tenaga yang banyak dan terserak
pada berbagai bidang di Ranah Minang ini bisa
dimanfaatkan secara integral sebagai pelindung, dewan
penasehat, dan sebagai dewan pengawas.

4
Ibid.
5
ibid

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 62


Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

Perlu dipikirkan pula yang akan duduk sebagai


dewan penyantun, dan yang akan didudukkan dalam
pengurus harian dan sebagai pengurus lengkap.
Taraf pertama ini titik berat pekerjaan terletak
pada menghimpun kelompok pemimpin masyarakat
dan para ahli sebagai perintis, apa yang sekarang telah
diberi nama “Pengurus Lembaga Kesehatan” itu.
Taraf kedua titik berat pekerjaan terletak pada
pengurus Yayasan.
Taraf selanjutnya, titik berat terletak pada para
ahli dibidang Operasional Rumah Sakit-nya sendiri.
Tentu dengan pengertian bahwa seluruh bagian-
bagian itu harus tetap aktip dalam bidangnya masing-
masing. Bertalian dengan kerja secara mendetil ini,
Bapak DR. Mohamad Natsir senantiasa memberi
pertimbangan dan meminta masukan dan saran.
Beliaupun berkata;
Menurut hemat saya formasi ini sebagai keseluruhan
perlu benar dipikirkan sebaik-baiknya agar merupakan satu
team yang kompak dan lengkap sama-sama sejiwa, serta
dapat dukungan seluas mungkin, baik dikalangan masyarakat
ataupun pembesar. Harap beri kabar. Cobalah dijelajah
dengan sebaik-baik mungkin.
Umat Islam di Ranah Minang ini memang meng-
harapkan segera cita-cita pemimpin ini terwujud.
Mewujudkan suatu idea, perlu dukungan uang (materil)
disamping keterpaduan tenaga. Dalam hal ini,. Bapak
DR. Mohamad Natsir mengajukan usul, untuk mencari
uang melalui gerakan dakwah juga. Rumah sakit yang
akan dilahirkan adalah buah dari gerakan dakwah,
niscaya akan lebih cepat merealisirnya.

63 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

Apabila dakwah digerakkan urusannya secara


dakwah, maka beberapa keuntungan langsung akan
terasa. Yaitu, hidupnya dakwah dan bangunnya
negeri. Bapak DR. Mohamad Natsir mengusulkan; 6
Berapakah harga satu naskah Al-Qur’an di pasar. Kalau
“Lembaga Kesehatan” sanggup untuk menjual Al-Qur’an guna
pembangunan dana Yarsi Sumatera Barat, kami akan usahakan
pengumpulan sumbangan dari Yayasan-Yayasan penerbit Al-
Qur’an di Jakarta dan Bandung. Kalau berhasil kami akan
segera kirimkan, dan sediakan tenaga-tenaga untuk
menjualnya, sambil memprogandakan Yarsi (di Mesjid-mesjid,
di kursus-kursus dan pertemuan-pertemuan lain. Pendeknya
dari awal harus kita menggerakkan tenaga dan potensi moril
dan matreil Umat Islam secara merata, kalaupun nanti
terpaksa kita memperlihatkan telapak tangan, maka telapak
tangan itu adalah telapak tangan yang sudah berisi.
Harap supaya ada diantara kelompok kecil yang sedang
bekerja sekarang ini memikirkan cara-cara pembentukan dana
yang lain lagi yang sesuai dengan martabat dan harap kami
diberi tahu rencananya supaya kami bisa turut
memikirkannya.Tiap-tiap uang dana yang masuk banyak atau
sediktinya langsung dimasukkan kesalah satu bank yang aman
dan diberi laporan sewaktu-waktu kepada umum.
Biaya kerja bagi kelompok perintis atau pengurus Yayasan
dalam taraf pertama ini jangan diambil dari dana , tapi harus
diusahakan dari diluar itu, yakni dikalangan Bithanah dan
Ahlil-Qurba (bersama ini dikirimkan alakadarnya dari Ahlil-
Qurba di Jakarta). Harap diusakan melengkapkannya
dikalangan Bithanah dan Ahlil-Qurba sendiri di Sumatera
Barat.

6
ibid, surat 30 Agustus 1968.

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 64


Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

Secara ideal, yayasan yang memayungi Rumah


Sakit ini perlu disegerakan. Kalau bisa dalam bulan
September 1968 ini sudah dapat berdiri Badan Hukum
Yayasan Rumah Sakit Islam.
Sebagaimana dimaklumi badan hukum itu
diperlukan sebagai titik tolak untuk persiapan yang lebih
kongkrit antara lain membangun dana, mengumpulkan
tenaga-tenaga doktor, jururawat dan lain-lainnya yang
akan bekerja, membuat kontrak dengan Sitawa Sidingin
dan lain-lain. Satu dan lainnya tidak mengurangi bahwa
hendaknya Yayasan tersebut komposisinya sebaik
mungkin. Dan Bapak DR. Mohamad Natsir menyebutkan
dalam suratnya, antara lain;7
Mengenai ini harap dipikirkan oleh Sdr. Ezeddin.
Satu Clusule dalam Anggaran Dasar agar me-
mungkinkan menambah anggota dimana perlu.
Saudara Ezeddin tentu lebih paham mengenai bentuk
satu Yayasan dimana terletak kelemahannya dan kekuatannya,
oleh karena itu baik Anggaran Dasarnya ataupun personalianya
dipikirkan benar-benar dengan teliti.
Perlu disadari bahwa unsur para dokter yang ter-kemuka
perlu sekali duduk dalam Yayasan, sebab jangan nanti
dirasakan oleh para dokter bahwa golongan mereka hanya
diperlukan sebagai pegawai saja.
Badan Penyantun Persiapan Rumah Sakit Islam
Bukittinggi di Jakarta terus berusaha mencari dana. Akan
tetapi di Sumatera Barat harus ada usaha-usaha yang
konkrit pula untuk mencari dana itu.
Apabila Yayasan terbentuk sebagai badan hukum,
hendaknya sudah ada rencana yang konkrit pula untuk
pembangunan dana.

7
Ibid.

65 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

Namun perlu selalu diingat, bahwa Rumah Sakit


Islam ini didirikan tidak semata tempat mengobati umat
yang sakit fisik atau jasmaninya semata.
Tetapi, lebih jauh adalah membentengi umat
supaya tidak terjangkiti virus penyakit yang paling
berbahaya.
Virus pemurtadan dari wabah kristenisasi yang
tengah berjangkit.8
Dalam pengumpulan dana umat membangun
Rumah Sakit Islam ini perlu ada penjelajahan tentang
kemungkinan-kemungkinan untuk :

1. Mobilisasi dana dari umat


8
Untuk menghadapi berjangkitnya wabah Kristenisasi yang
menaburkan virus pemurtadan dimana-mana, maka Bapak DR.
Mohamad Natsir menganjurkan agar, “Stencilan Majlis Ulama yang
baru kami terima itu sebaiknya dikirimkan kepada kalangan
yang lebih luas lagi antara lain :
a. Consul Jenderal Amerika Serikat di Medan.
b. Kedutaan Besar (Duta Besar) Amerika Serikat di
Jakarta.
c. Head Quarters Baptis World Alliance Washington D.
C.
d. Semua anggota DPRD Sumatera Barat.
e. Semua anggota DPR-GR yang berasal dari Sumatera
Barat
(dialamtkan kepada Sdr. Lukman Harun Jln. Menteng Raya
62 Jakarta)
f. harian-harian seperti : Mercu suara dan Fajar Baru di
Medan, Mercu Suar di Jakarta dan Yogya, Operasi di
Jakarta, Angkatan Baru di Jakarta. Majalah-majalah
Panji Masyarakat, Kiblat dan Pembina di Jakarta.

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 66


Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

Untuk ini perlu mencari pangkalan di mesjid-


mesjid, surau-surau yang mempunyai jama'ah.
Supaya disiapkan bahan penerangan yang
redaksinya disusun secara sentral oleh Dewan Dakwah.
Ini agar para pembicara mempunyai pedoman.
Harus padat dan menarik dan tepat.9
Di Jakarta, Bapak DR. Mohamad Natsir dan
Dewan Dakwah ketika itu sedang memobilsir sejumlah
naskah Al-Qur’an untuk dijual langsung kepada
konsumen secara eceran.
Tidak dengan perantaraan toko-toko kitab. Juga,
Insya Allah kitab “Fiqhud-dakwah” jilid I, dan lain-lain.
Untuk ini perlu diorganisisr cara menjualnya agar
merata di Sumatera Barat, sambil propaganda ide
Yarsi ini.
Kepada Dewan Dakwah Sumatera Barat dan
Majlis Ulama Sumatera Barat supaya merancangkan
saluran-saluran yang aman dan praktis dengan ongkos
sedikit mungkin.
Koperasi-koperasi dari Yayasan Kesejahtera-an
juga dapat dijadikan penyalur, atas tanggung-jawab
Yayasan Kesejahteraan.
Mengikut sertakan seluruh komponen ditengah
masyarakat sebenarnya terletak modal besar, sebelum
dana bias dikumpulkan.
Begitu jalan pikiran dari Bapak DR. Mohamad
Natsir, sehingga setelah proyek ini menjadi kenyata-an
9
Komentar dari Bapak DR. Mohamad Natsir, bahwa Redaksi dari
stensilan tanggal 24-8-1968 yang dibuat oleh Majlis Ulama Sumatera
Barat itu, Umpannya baik sekali, Alhamdulliah.

67 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

kelak, tidak seorangpun akan berkata, bahwa ini adalah


hasil kerja kami.
Tetapi semua merasa bangga untuk mengata-kan
ini adalah shahih kerja kita bersama.
Harap dipikirkan bersama, apakah kiranya badan
kesenian Minang yang dipimpin oleh saudara Bustanul
(maksud Bapak Natsir adalah Bustanul Arifin anak Inyik
Adam, seorang seniman Minang terkenal, saudara dari
Hurriyah Adam, pen.) di Padang Panjang baik kalau dipinta
bantuannya untuk mengadakan pertunjukkan untuk
membangun dana? Rundingkan dulu segi-segi positif dan
negatifnya. (Harap kabar).
Selidiki apakah Jawatan penerangan Republik
Indonesia mempunyai projactor dan agregatnya yang
bisa dipinjam untuk keliling.
Kalau ada dan bisa meminjam, kami akan
usahakan filmnya di Jakarta. Dalam hubungan ini Bapak
DR. Mohamad Natsir selalu mengharapkan kabar.

2. Bantuan dari instansi


Apabila Yarsi sudah terbentuk dan poliklinik sudah
dibuka di rumah Pak Datuk Asrul, di Tangah Sawah,
maka segera minta bantuan Pak Gubernur supaya bisa
meminta bantuan kepada Kementerian Kesehatan
(Menteri Kesehatan) satu ambulans merk Fiat.
Yayasan membelinya dengan harga pemerintah.
Sekarang masih ada beberapa ambulance model
itu di gudang “DAHA-Concern” di Jakarta.
Tapi hanya bisa dibeli atas permintaan Inspeksi
Daerah tingkat I dikuatkan oleh Gubernur. Kalau dapat,

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 68


Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

nanti ambulance itu bisa dijadikan satu klinik mobil yang


sederhana, tapi mencukupi keperluan juga.
Tapi ini hanya bisa dilakukan, apabila Yarsi sudah
berdiri poliklinik sudah dimulai. Dan ini tentu tergantung
kepada hasil usaha sekarang dalam rangka merintiskan
jalan. Dan tergantung pula kepada hasil-hasil sekarang
ini untuk menarik dan memobilisir tenaga-tenaga dokter
dan calon-calon dokter untuk sama-sama bekerja
dengan ikhlas dan gembira.
Tanpa bantuan tenaga dari kalangan para ahli ini,
rencana ini tentunya tidak akan dapat berjalan.

3. Bantuan material dari perusahaan Ahlil-Qurba


Tikar mendong, dimana sudah mengeluarkan
hasil, dipinta sumbangan umpamanya antar satu dan 2,5
persen dari penjualannya. Bapak DR. Mohamad Natsir
berkata, “Tiap-tiap mesin sekarang ini dapat menghasdilkan 40
meter per bulan. Di Galung dan Koto Tuo saja sudah ada,
katanya, 140 mesin yang bekerja Produksinya perbulan ada
5600 meter. Katakanlah hanya 5000 meter.
Kalau Yarsi mendapat saja dari tiap-tiap meter yang bisa
dijual dipasar 125 semeternya, sekedar Rp. 2,-- (dua rupiah)
saja, maka setiap bulan Yarsi akan memperoleh Rp.1.000.—
(seribu rupiah). Ide ini bisa dilanjutkan melaksanakannya
dikalangan seluruh keluarga Ahlil-Qurba, di Kubang, di Padang,
di Silungkang dan lain-lain. Innamaa tunsharuna bi dlu’afaa
ikum, artinya “kamu akan mendapatkan bantuan pendapatan
dari kalangan lemah dikelilingmu” (al Hadist).10
Di samping mencari dana untuk pembangunan
pertama sekarang ini, harus selalu dengan ggigih
mencarikan sumber dana yang tetap mengalir secara
10
Ibid.surat Pak Natsir kepada Mr. Ezzeddin dan MS. Tuanku
Suleman, 28 Agustus 1968. (dok. Penulis).

69 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

kontiniu. Bertalian dengan perkembangan usaha


persiapan, hendaknya ditulis dan di informasikan selalu
ke Dewan Dakwah di Jakarta, sesampai diterimanya
surat ini. Begitu pesan tertulis dari Bapak DR. Mohamad
Natsir, selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia.
Maka dengan pesan tertulis itu, Dewan Dakwah
Sumatera Barat, tidak dapat tidak mesti mengikuti secara
aktif dalam penyediaan tenaga, dana dan idea untuk
mempercepat wujudnya pembangunan Rumah Sakit
Islam Ibnu Sina Yarsi Sumatera Barat sejak awalnya.

❖❖❖

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 70


Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

BEBERAPA CATATAN TENTANG


RUMAH SAKIT ISLAM BUKITTINGGI
(SUMATERA BARAT)

Sudah menjadi kenyataan yang tidak bisa di-


lupakan, bahwa Bapak DR. Mohamad Natsir selaku
sesepuh Ranah Minang dan Ketua Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia Pusat, pencetus idea berdirinya
rumah sakit Islam Ibnu Sina YARSI Sumatera Barat.
Rumah sakit Islam ini diminati sebagai satu unit
gerakan dakwah di Sumatera Barat. Selaku Ketua
Dewan Dakwah, ataupun secara pribadi.
Bapak DR. Mohamad Natsir selalu memberikan
petunjuk pada setiap langkah yang akan diambil.
Tidak hanya sebagai pencari dana, tetapi juga
memupuk semangat keterpaduan, sebagai modal dasar.
Bapak DR. Mohamad Natsir menuliskan, sebagai
berikut;
“Usaha pembangunan Rumah Sakit Islam yang sekarang
sedang berjalan diselenggarakan dibawah naungan Yarsi
Jakarta, yaitu sebagai cabang atau perwakilan Yarsi di
Sumatera Barat.
- Usaha yang baru saja dimulai ini terbatas pada kota
Bukittingi dan sekitarnya.
- Dalam status yang sekarang ini Perwakilan Yarsi
Sumatera Barat sudah mempunyai modal, dan sudah
melakukan pinjaman, dan akan mengadakan kontrak
sewa menyewa dan lain-lain.

71 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

Sekarang timbul ide :


“Mendirikan satu Yayasan Yarsi Sumatera Barat,
yang ruang kegiatannya meliputi sekuruh wilayah
Sumatera Barat. Organisasi ini berdiri sendiri,
tidak ada hubungan organisatoris denan Yarsi
Jakarta Raya.
Dimaksudkan, badan yang sekarang sudah
berjalan untuk Rumah Sakit Islam di Bukittinggi,
merupakan inti dan pelopor bagi Yayasan yang bersifat
regional itu.
Ide ini baik.
Hanya harus dapat sama-sama dipahami, bahwa :
a. Apa yang disebut inti dan pelopor itu harus terus
menitik beratkan usahanya pada pembangunan RSI
Bukittingi dan sekitarnya, sehingga tercapai apa yang
ditujunya semula. Sehingga jangan sampai tertegun-
tegun oleh karena gagasan yang lebih meluas itu
b. “Inti” dan pelopor ini nanti merupakan satu badan
yang otonom dalam Rangka Yarsi (regional)
Sumatera Barat sebagaimana dia sekarang
merupakan badan otonom dalam rangka Yarsi di
Jakarta. Satu dan lainnya harus dapat dibaca dan di-
jelaskan dalam anggaran dasar atau peraturan-
peraturan selanjutnya. Sementara itu dilakukan
persiapan untuk Yayasan regional Sumatera Barat.
Untuk ini :
a. Taraf pertama dibentuk satu badan kontak dari semua
usaha-usaha swasta yang sudah ada di-bidang
kesehatan di Sumatera Barat : poliklinik, rumah
bersalin, apotik. Kita harus mulai dari dasar yang reel.

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 72


Persiapan Awal Memulai Dari Kesepakatan

b. Anjurkan kepada badan-badan yang sudah itu,


diadakan badan kerjasama, semacam “confedernsi”.
Kebanyakan dari badan itu didirikan dan diasuh
oleh P.K.U.Muhammadiyah. Jangan diforsir untuk
melebur dalam satu badan regional itu. Mereka pada
umumnya ingin tetap memelihara “identitas mereka”. dan
memang tak perlu dilebur.
Masing-masing usaha itu tetap otonom. Akan
tetapi sekarang bekerjasama dalam satu gagasan yang
lebih luas – dengan saling bantu – membantu, dalam
rangka strategi planning bersama meliputi seluruh
wilayah. Yakni dalam rangka koordinasi dan bantu
membantu secara praktis dan effisien, bukan dalam arti
“berebut pasaran”.
Jiwa kerjasama (ta’awun) untuk mencapai
effisiency ini harus diusahakan sampai meresap dalam
alam berfikir semua peserta. Maka berhubungan dengan
ini posisi dan tugas dari B.K.P.U.I dengan demikian juga
sudah difined. Yaitu mendukung, melapangkan jalan
dan melindungi. Tanpa memasuki soal-soal detail peng-
organisasian dan pelaksanaan.
Dalam teknis pelaksanaan perlu kita sadari bahwa
hasil usaha kita banyak sekali tergantung bukan saja
kepada kecakapan, tetapi juga dan terutama pada
sikap-jiwa (mental attitude) pada cita-cita perjuangan
dari tenaga-tenaga pelaksana (para dokter, juru rawat
dan lain-lain. Tata usaha “ter velde”).11

11
Surat Bapak DR. Mohamad Natsir kepada Bapak MR. Ezeddin di
Padang tanggal 9 Desember 1968, satu bulan sebelum Akte
Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Sumatera Barat ditandatangani
Notaris.

73 Yayasan Rumah Sakit Islam – Sumatera Barat


Besar Karena Amal

Mental attitude dan jiwa perjuangan perlu terus


disuburkan sebaik-baiknya.12
Demikian beberapa catatan dari Bapak DR.
Mohamad Natsir dari Jakarta yang dikirimkan kepada
Bapak Ezeddin SH yang sudah berada di Padang sejak
bulan Agustus 1968.

Bapak Ezeddin SH., sengaja disuruh pulang oleh


Bapak DR. Mohamad Natsir untuk meneruskan
pembangunan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di
Bukittinggi.
Dalam akte Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI)
Sumatera Barat, Bapak Ezeddin SH. dicantumkan
sebagai salah seorang pendiri dan ditetapkan sebagai
Ketua YARSI pertama.
Catatan dari Bapak DR. Mohamad Natsir selaku
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat ini,
selanjutnya telah menjadi bahan pertimbangan para
pendukung dan pelopor Rumah Sakit Islam Ibnu Sina di
Sumatera Barat.

❖❖❖

12
Ibid.

Rumah Sakit Islam “ Ibnu - Sina “ 74

You might also like