Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Kelompok I 3
Transplantasi Organ
memiliki 2 buah ginjal dan fungsinya bisa berjalan baik meskipun hanya terdapat 1 buah
ginjal, karena itu transplantasi ginjal sifatnya aman bagi donor.
Bagian dari jaringan hati dan paru-paru juga telah ditransplantasikan dari beberapa
donor yang masih hidup. Pencangkokan organ dari donor hidup dilakukan dalam waktu
beberapa menit setelah organ diangkat.
Beberapa organ hanya bertahan selama beberapa jam diluar tubuh; sedangkan organ
lainnya dapat disimpan dalam lemari pendingin selama beberapa hari.
2. Pencocokan Jaringan
Pencangkokan jaringan dan organ merupakan suatu proses yang rumit. Dalam
keadaan normal, sistem kekebalan akan menyerang dan menghancurkan jaringan asing
(keadaan ini dikenal sebagai penolakan cangkokan). Untuk mengurangi beratnya
penolakan tersebut, maka sebaiknya jaringan donor dan jaringan resipien harus memiliki
kesesuaian yang semaksimal mungkin.
Untuk mencapai tingkai kesesuaian yang semaksimal mungkin, bilakukan penentuan
jenis jaringan donor dan resipien.
Antigen adalah zat yang dapat merangsang terjadinya suatu respon kekebalan, yang
ditemukan pada permukaan setiap sel di tubuh manusia. Jika seseorang menerima
jaringan dari donor, maka antien pada jaringan yang dicangkokkan tersebut akan
memberi peringatan kepada tubuh resipien bahwa jaringan tersebut merupakan benda
asing.
3 antigen spesifik pada permukaan sel darah merah adalah A, B dan Rh, yang
menentukan apakah akan terjadi penolakan atau penerimaan pada suatu transfusi darah.
Karena itu darah digolongkan berdasarkan ketiga jenis antigen tersebut.
Jaringan lainnya memiliki berbagai antigen, sehingg penyesuaian menjadi lebih
mungkin terjadi. Sekelompok antigen yang disebut human leukocyte antigen (HLA)
merupakan antigen yang paling penting pada pencangkokan jaringan lain selain darah.
Semakin sesuai antigen HLAnya, maka kemungkinan besar pencangkokan akan
berhasil.
Biasanya sebelum suatu organ dicangkokkan, jaringan dari donor dan resipien
diperiksa jenis HLAnya. Pada kembar identik, antigen HLAnya benar-benar sama. Pada
Kelompok I 4
Transplantasi Organ
orang tua dan sebagian besar saudara kandung, beberapa memiliki antigen yang sama; 1
diantara 4 pasang saudara kandung memiliki antigen yang sama.
3. Penekanan Sistem Kekebalan
Meskipun jenis HLA agak mirip, tetapi jika sistem kekebalan resipien tidak
dikendalikan, maka organ yang dicangkokkan biasanya ditolak.
Penolakan biasanya terjadi segera setelah organ dicangkokkan, tetapi mungkin juga
baru tampak beberapa minggu bahkan beberapa bulan kemudian.
Penolakan bisa bersifat ringan dan mudah ditekan atau mungkin juga sifatnya berat dan
progresif meskipun telah dilakukan pengobatan.
Penolakan tidak hanya dapat merusak jaringan maupun organ yang dicangkokkan
tetapi juga bisa menyebabkan demam, menggigil, mual, lelah dan perubahan tekanan
darah yang terjadi secara tiba-tiba.
Penemuan obat-obatan yang dapat menekan sistem kekebalan telah meningkatkan
angka keberhasilan pencangkokkan. Tetapi obat tersebut juga memiliki resiko. Pada saat
obat menekan reaksi sistem kekebalan terhadap organ yang dicangkokkan, obat juga
menghalangi perlawanan infeksi dan penghancuran benda asing lainnya oleh sistem
kekebalan.
Penekanan sistem kekebalan yang intensif biasanya hanya perlu dilakukan pada
minggu-minggu pertama setelah pencangkokkan atau jika terlihat tanda-tanda penolakan.
Berbagai jenis obat bisa bertindak sebagai immunosupresan. Yang sering digunakan
adalah kortikosteroid (misalnya prednison); pada awalnya diberikan melalui infus
kemudian dalam bentuk obat yang diminum.
Obat lainnya adalah:
Azatioprin
Takrolimus
Mikofenolat mofetil
Siklosporin
Siklofosfamid (terutama digunakan pada pencangkokkan sumsum tulang)
Globulin anti-limfosit dan globulin anti-timosit
Antibodi monoklonal.
Kelompok I 5
Transplantasi Organ
B. DEFINISI TRANSPLANTASI KULIT/SKIN GRAFT
Skin graft ( pencangkokan kulit ) merupakan tehnik untuk melepaskan potongan kulit
dari suplai darahnya sendiri dan kemudian memindahkannya sebagai jaringan bebas ke
lokasi yang jauh ( resipien ).
Skin graft adalah suatu tindakan atau tehnik memindahkan kulit yang sehat dan
menempelkan ke bagian kulit yang luka.
Skin graft merupakan pencangkokan lapisan epidermis kulit yang dapat dipindahkan
secara bebas. Kulit yang digunakan dapat berasal dari bagian mana saja dari tubuh,
namun lazimnya berasal dari daerah paha, pantat, punggung atau perut. (yudini,2007)
Kelompok I 6
Transplantasi Organ
a. Mempercepat penyembuhan luka,
b. Mencegah kontraktur,
e. Menutup daerah kulit yang terkelupas dan menutup luka dimana kulit
sekitarnya tidak cukup menutupinya.
a. Autograft.
Yaitu skin graft yang donornya adalah jaringan yang diperoleh dari kulit pasien
sendiri.
b. Allograft
Yaitu skin graft yang donornya adalah jaringan yang diperoleh dari spesies yang
sama.
c. Zenograft atau heterograft
Yaitu skin graft yang donornya adalah jaringan yang diperoleh dari spesies yang
lain / berbeda.
Berdasarkan ketebalannya
a. Split thickness yaiu skin graft yang tipis, sedang atau tebal.
STSG mengambil epidermis dan sebagian dermis berdasarkan ketebalan kulit
yang dipotong, Revis (2006) membagi STSG sendiri menjadi 3 kategori yaitu:
Tipis (0,005 - 0,012 inci)
Kelompok I 7
Transplantasi Organ
Menengah (0,012 - 0,018 inci)
STSG dapat bertahan pada kondisi yang kurang bagus mempunyai tingkat
aplikasi yang lebih luas. STSG digunakan untuk melapisi luka yang luas, garis
rongga, kekurangan lapisan mukosa, menutup flap pada daerah donor dan
melapisi flap pada otot. STSG juga dapat digunakan untuk mencapai penutupan
yang menetap pada luka tetapi sebelumnya harus didahului dengan pemeriksaan
patologi untuk menentukan rekonstruksi yang akan dilakukan.Daerah donor
STSG dapat sembuh secara spontan dengan sel yang disediakan oleh sisa
epidermis yang ada pada tubuh dan juga dapat sembuh secara total. STSG juga
mempunyai beberapa dampak negatif bagi tubuh yang perlu dipertimbangkan.
Aliran pembuluh darah serta jaringan pada STSG mempunyai sifat mudah rusak
atau pecah terutama bila ditempatkan pada area yang luas dan hanya ditunjang
atau didasari dengan jaringan lunak serta biasanya STSG tidak tahan dengan
terapi radiasi (Revis, 2006: 3). STSG akan menutup selama penyembuhan, tidak
tumbuh dengan sendirinya dan harus dirawat agar dapat menjadi lebih lembut,
dan tampak lebih mengkilat daripada kulit normal. STSG akan mempunyai
pigmen yang tidak normal salah satunya adalah berwarna putih atau pucat atau
kadang hiperpigmentasi, terutama bila pasien mempunyai warna kulit yang lebih
gelap. Efek dari penggunaan STSG adalah kehilangan ketebalan kulit, tekstur
lembut yang abnormal, kehilangan pertumbuhan rambut dan pigmentasi yang
tidak normal sehingga kurang sesuai dari segi kosmetik atau keindahan. Jika
digunakan pada luka bakar yang luas pada daerah wajah, STSG mungkin akan
menghasilkan penampilan yang tidak diinginkan. Terakhir, luka yang dibuat pada
daerah donor dimana graft tersebut dipotong selalu akan lebih nyeri daripada
daerah resipien.
b. Full thickness yaitu tergantung dari banyaknya dermis yang ikut dalam
spesimen.
FTSG lebih sesuai pada area yang tampak pada wajah bila flap (potongan kulit
yang disayat dan dilipat) pada daerah setempat tidak diperoleh atau bila flap dari
Kelompok I 8
Transplantasi Organ
daerah setempat tidak dianjurkan. FTSG lebih menjaga karakteristik dari kulit
normal termasuk dari segi warna, tekstur/ susunan, dan ketebalan bila
dibandingkan dengan STSG. FTSG juga mengalami lebih sedikit pengerutan
selama penyembuhan. Ini adalah sama pentingnya pada wajah serta tangan dan
juga daerah pergerakan tulang sendi. FTSG pada anak umumnya lebih disukai
karena dapat tubuh dengan sendirinya. Prosedur FTSG memiliki beberapa
keuntungan antara lain : relatif sederhan, tidak terkontaminasi / bersih, pada
daerah luka memiliki vaskularisasi yang baik dan tidak mempunyai tingkat
aplikasi yang luas seperti STSG.
F. PEMASANGAN GRAFT
Graft atau cangkokan diperoleh dengan berbagai unstrumen seperti pisau tipis seperti
silet ( rasa blades ), pisau graft kulit, dermatom bertenaga listrik atau udara, atau drum
dermatome. Cangkokan kulit diperoleh dari lokasi donor atau “host” dan dipasangkan
pada lokasi yang dikehendaki yang disebut lokasi “resipien” atau “graft bed”.
Kulit yang digunakan untuk graft dapat berasal dari bagian bagian tubuh yang lain ,
seperti punggung. Permukaan kulit dapat dioerluas dengan membuat irisan yang bila
direnggang akan membentuk jala, sehingga luasnya mencapai 1,5 kali sampai 6-9 kali
luas semula. Tehnik cangkok jala ini disebut “mesh” dan biasanya digunakan pada skin
loss yang luas/parah.untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan beberapa
pensyaratan antara lain, perdarahan pada daerah resipien harus baik, tidak ada infeksi dan
keadaan umum penderita.
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya yang diangkat
dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan perdarahan dengan tempat asal.
Flap yang dipindahkan akan membentuk perdarahan baru ditempat resipien.
Kelompok I 9
Transplantasi Organ
c. Mendapatkan cangkokan kulit yang setebal mungkin tanpa mengganggu
kesembuhan luka pada lokasi donor.
a. Lokasi resipien harus memiliki pasokan darah yang adekuat sehingga fungsi
fisiologi yang normal dapat berlangsung kembali.
b. Cangkokan harus melekat rapat dengan dasar (bed) lokasi resipien (untuk
menghindari penumpukan darah atau cairan).
c. Cankokan harus terfiksasi kuat (terimmobilisasi) sehingga posisinya
dipertahankan pada lokasi resipien.
d. Daerah pencangkokan harus bebas dari infeksi.
Pada pemasangan di lokasi resipien,cangkokan kulit dapat dijahitkan atau tidak pada
lokasi tersebut.Cangkokan ini bisa dipotong dan dibentangkan seperti jala agar menutupi
suatu daerah yang lebar.Proses revaskularisasi (pembentukan kembali pasokan darah) dan
perlekatan kembali cangkokan kulit pada dasar lokasi resipien.
Setelah cangkokan kulit terpasang pada tempatnya,cangkokan ini dapat dibiarkan
terbuka (pada daerah yang tidak mungkin diimmobilisai) atau ditutup dengan kasa
pembalut tipis atau pembalut tekan manurut daerahnya.
Kelompok I 10
Transplantasi Organ
sebaiknya harus berhati-hati untuk mempertahankan kesimetrisan wajah dari segi estetik.
Bagian kulit yang tidak ditumbuhi oleh rambut dan berfungsi untuk melapisi tangan dapat
diambil dari batas tulang hasta dan telapak kaki dengan penyesuaian warna, tekstur dan
ketebalan yang tepat. Graft dengan pigmen yang lebih gelap diperoleh dari preposium
(kulup), scrotum, dan labia minora (Rives, 2006:5).Daerah donor untuk STSG dapat
diambil dari daerah mana saja di tubuh seperti perut, dada, punggung, pantat, anggota
gerak lainnya. Namun, umumnya yang sering dilakukan diambil dari kulit daerah paha
(Heriady, 2005:2). Daerah donor dari paha lebih disukai karena daerah ini lebih lebar dan
lebih mudah sembuh (Bakar, 2003:1). Daerah pantat juga dapat digunakan sebagai daerah
donor, tetapi biasanya pasien akan mengeluh nyeri setelah operasi dan akan memerlukan
bantuan untuk merawat luka. Menurut Rives(2006), kulit kepala dapat digunakan pada
prosedur FTSG untuk melapisi daerah wajah yang luas dan terutama berguna untuk luka
bakar yang hebat dengan ketersediaan daerah donor yang terbatas. Untuk luka pada
tangan, daerah lengan atas bagian dalam dapat dipertimbangkan untuk dijadikan daerah
donor.
Kelompok I 11
Transplantasi Organ
Keadaan umum
Vital sign
Status nutrisi
Pola eliminasi
Pola istirahat dan tidur
Persepsi pasien
Hasil laboratorium
2. Persiapan fisik
Puasakan pasien 8 jam
Cukur daerah donor
Cairan / nutrisi parenteral selama puasa
Laboratorium
EKG
Kaji tingkat kecemasan
Penjelasan tentang skin graft
Kelompok I 12
Transplantasi Organ
Buka balutan dengan pemberian NaCl bila balutan kering /
lengket
Luka pada bagian donor tidak boleh tergeser dan boleh bergerak bebas.
Kelompok I 13
Transplantasi Organ
e. Bila ada tanda infeksi (merah,bengkak,bau,pus).Pus bersihkan dengan
bethadine.
f. Jika ncairan terkumpul di bawah graft, buatlah gulungan gaas steril dan
gulung perlahan-lahan gulungan gaas ke arah tepi.
g. Tutup dengan gaas steril dan elastis verban.
h. Ganti verban setiap hari, jika ada stepler dibuka pada hari ketujuh dan
buka jahitan pada hari ke 14.
i. Perhatikan jika terjadi hipertropi jaringan (pemakaian elastis verban).
j. Rehabilitasi/ latihan setelah skin graft benar-benar lengket.
L. PROSES PENYEMBUHAN
Menurut Rives (2006), masa penyembuhan dan kelangsungan hidup graft terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1. Perlekatan dasar
Setelah graft ditempatkan, perlekatan dasar luka melalui jaringan fibrin yang tipis
merupakan proses sementara hingga sikulasi dan hubungan antar jaringan telah
benar-benar terjadi.
2. Penyerapan Plasma
Periode waktu antara pemindahan kulit dengan revaskularisasi pada graft
merupakan fase penyerapan plasma. Graft akan menyerap eksudat pada luka
dengan aksi kapiler melalui struktur seperti spon pada graft dermis dan melalui
pembuluh darah dermis.Ini berfungsi untuk mencegah pengeringan terutama pada
pembuluh darah graft dan menyediakan makanan bagi graft. Keseluruhan proses
ini merupakan respon terhadap kelangsungan hidup graft selama 2–3 hari hingga
sirkulasi benar-benar adekuat. Selama tahap ini berlangsung, graft akan
mengalami edema dan beratnya akan meningkat hingga 30-50%.
3. Revaskularisasi
Revaskularisasi pada graft dimulai pada hari ke 2-3 post skin graft dengan
mekanisme yang belum diketahui. Tanpa memperhatikan mekanisme, sirkulasi
pada graft akan benar-benar diperbaiki pada hari ke 6 – 7 setelah operasi. Tanpa
Kelompok I 14
Transplantasi Organ
adanya perlekatan dasar, imbibisi plasma dan revaskularisasi, graft tidak akan
mampu bertahan hidup.
4. Pengerutan luka
Pengerutan pada luka merupakan hal yang serius dan merupakan masalah yang
berhubungan dengan segi kosmetik tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan
pada luka. Pengerutan pada wajah mungkin dapat menyebabkan terjadinya
ektropion, serta retraksi pada hidung. Kemampuan skin graft untuk melawan
terjadinya pengerutan berhubungan dengan komponen ketebalan kulit yang
digunakan sebagai graft.
5. Regenerasi
Epitel tubuh perlu untuk beregenerasi setelah proses pencangkokkan kulit
berlangsung. Pada STSG, rambut akan tumbuh lebih jarang atau lebih sedikit
pada daerah graft yang sangat tipis. Graft mungkin akan kering dan sangat gatal
pada tahap ini. Pasien sering mengeluhkan kulit yang tampak kemerahan. Salep
yang lembut mungkin akan diberikan pada pasien untuk membantu dalam
menjaga kelembaban pada daerah graft dan mengurangi gatal.
6. Reinnervasi
Reinnervasi pada graft terjadi dari dasar resipien dan sepanjang perifer.
Kembalinya sensibilitas pada graft juga merupakan proses sentral. Proses ini
biasanya akan dimulai pada satu bulan pertama tetapi belum akan sempurna
hingga beberapa tahun
7. Pigmentasi
Pigmentasi pada FTSG akan berlangsung lebih cepat dengan pigmentasi yang
hampir serupa dengan daerah donor. Pigmentasi pada STSG akan terlihat lebih
pucat atau putih dan akan terjadi hiperpigmentasi dengan kulit tampak bercahaya
atau mengkilat. Untuk mengatasi hal ini biasanya akan dianjurkan untuk
melindungi daerah graft dari sinar matahari secara langsung selama 6 bulan atau
lebih.
M. KOMPLIKASI
Kelompok I 15
Transplantasi Organ
Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang beragam
tergantung dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh. Komplikasi yang mungkin
terjadi antara lain (Blanchard, 2006:2):
1. Kegagalan graft.
Menurut Revis (2006), skin graft dapat mengalami kegagalan karena sejumlah
alasan. Alasan yang paling sering terjadi adalah adanya hubungan yang kurang
baik pada graft atau kurangnya perlekatan pada dasar daerah resipien. Timbulnya
hematom dan seroma dibawah graft akan mencegah hubungan dan perlekatan
pada graft dengan lapisan dasar luka. Pergerakan pada graft atau pemberian suhu
yang tinggi pada graft juga dapat menjadi penyebab kegagalan graft. Sumber
kegagalan yang lain diantaranya adalah daerah resipien yang buruk. Luka dengan
vaskularisasi yang kurang atau permukaan luka yang terkontaminasi merupakan
alasan terbesar bagi kegagalan graft. Bakteri dan respon terhadap bakteri akan
merangsang dikeluarkannya enzim proteolitik dan terjadinya proses inflamasi
pada luka sehingga akan mengacaukan perlekatan fibrin pada graft. Teknik yang
salah juga dapat menyebabkan kegagalan graft. Memberikan penekanan yang
terlalu kuat, peregangan yang terlalu ketat atau trauma pada saat melakukan
penanganan dapat menyebabkan graft gagal baik sebagian ataupun seluruhnya
2. Nyeri
Nyeri dapat terjadi karena penggunaan staples pada proses perlekatan graft atau
juga karena adanya torehan, tarikan atau manipulasi jaringan atau organ (Long,
1996:60). Hal ini diduga bahwa ujung-ujung saraf normal yang tidak
menstransmisikan sensasi nyeri menjadi mampu menstransmisikan sensasi nyeri
(Smeltzer, 2002:214). Reseptor nyeri yang merupakan serabut saraf mengirimkan
cabangnya ke pembuluh darah lokal, sel mast, folikel rambut, kelenjar keringat
dan melepaskan histamin, bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam
yang tergolong stimuli kimiawi terhadap nyeri. Nosiseptor berespon mengantar
impuls ke batang otak untuk merespon rasa nyeri.
3. Hematom
Kelompok I 16
Transplantasi Organ
Hematom atau timbunan darah dapat membuat kulit donor mati. Hematom
biasanya dapat diketahui lima hari setelah operasi. Jika hal ini terjadi maka kulit
donor harus diambil dan diganti dengan yang baru (Perdanakusuma, 2006:1).
Hematom juga menjadi komplikasi tersering dari pemasangan graft.
N. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Kelompok I 17
Transplantasi Organ
j. BUN / Kreatinin : dapat meningkat akibat cedera jaringan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian keperawatan pasien dengan skin graft meliputi :
Aktifitas / istirahat :
Kelompok I 18
Transplantasi Organ
Sirkulasi :
Tanda : hipotensi, takikardi ( syok, ansietas, nyeri), penurunan nadi perifer distal pada
ekstremitas yang cedera
Integritas ego :
Gejala : masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan , kecacatan
Tanda : ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah
Neurosensori :
Tanda : perubahan orientasi, efek prilaku, penurunan refleks
Nyeri/ kenyamanan
Gejala : berbagai tingkat nyeri, sensitif untuk disentuh/ditekan, gerakan udara dan
perubahan suhu
Tanda : melindungi area yang sakit, meringis, berteriak, menangis.
Pernafasan :
Gejala : takipnea, dangkal , cepat dan pernafasan keras
Tanda : batuk, mengi, ketidak mampuan menelan, sekresi oral
Interaksi sosial :
Gejala : masalah sehubungan dengan penyakit/ kondisi, masalah tentang peran fungsi,
reaksi orang lain, masalah dengan citra tubuh
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan pada pengkajian, diagnosa keperawatan utama dapat mencakup sebagai
berikut :
1. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan inkontuinitas jaringan
(kehilangan integritas jaringan).
2. Nyeri berhubungan dengan cedera pada jaringan lunak, imobilisasi, stress,
ansietas.
Kelompok I 19
Transplantasi Organ
3. Resiko tinggi terhadap disfungsi perifer berhubungan dengan penurunan/interupsi
aliran darah, cedera vaskuler langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus,
hipovolemia.
4. Resiko tinggi terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
aliran darah/emboli lemak, perubahan membran alveolar/kapiler.
9. Gangguan konsep diri (body image) berhubungan dengan skin loss/ skin graf.
10. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kelompok I 20
Transplantasi Organ
Rasional : Mencegah penyebaran kuman / mikroorganisme agar tidak terjadi
infeksi silang.
Kelompok I 22
Transplantasi Organ
Rasional : Panjang dan posisi syaraf parineal meningkatkan resiko cedera pada
adanya fraktur kaki, edema/sindrom kompartement, atau melapisi alat traksi.
Kaji keseluruhan panjang ekstremitas yang cedera untuk
pembengkakan/pembentukan edema. Ukur ekstremitas yang cedera dan
bandingkan dengan yang tak cedera.
Rasional : Peningkatan lingkar ekstremitas yang cedera dapat diduga ada
pembengkakan jaringan/edema umum tetapi menunjukkan perdarahan.
Awasi tanda vital, perhatikan tanda-tanda pucat, cyanosis, kulit
dingin.
Rasional : Ketidakadekuatan volume sirkulasi akan mempengaruhi sistem perfusi
jaringan.
Berikan kompres es sekitar fraktur sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan edema/pembentukan hematoma yang dapat mengganggu
sirkulasi.
Awasi Hb/Ht, pemeriksaan koagulasi
Rasional : Membantu dalam kalkulasi kehilangan darah dan membutuhkan
keefektifan terapi penggantian.
Kelompok I 23
Transplantasi Organ
Rasional : Hemodialisa dapat terjadi dengan emboli paru.
Inspeksi kulit untuk petekie di atas garis puting pada aksilla
meluas ke abdomen/tubuh, mukosa mulut kantong konjungtiva dan retina.
Rasional : Ini adalah karakteristik yang paling nyata dari tanda emboli lemak,.
Yang tampak dalam 2 – 3 hari setelah cedera.
Kelompok I 24
Transplantasi Organ
Rasional : Mencegah secara progresif mengencangkan jaringan parut dan
kontraktur, meningkatkan pemeliharaan fungsi otot sendi dan menurunkan
kehilangan kalsium dari tulang
Kelompok I 25
Transplantasi Organ
Rasional : Membatasi risiko pemisahan graft. Gerakan jaringan di bawah graft
dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal.
Beri penguatan metode mobilitas dan ambulasi sesuai instruksi dengan terapis
fisik bila diindikasikan.
Rasional : perlambatan penyembuhan dapat terjadi terhadap ketidaktepatan
penggunaan alat ambulasi.
Buat daftar aktivitas di mana pasien dapat melakukannya secara mandiri dan yang
memerlukan bantuan.
Rasional : Penyusunan aktivitas sekitar kebutuhan yang dapat bantuan.
Dorong pasien untuk melanjutkan latihan aktif untuk sendi yang sehat
Rasional : Mencegah kekakuan sendi, kontraktur dan kelelahan otot
meningkatkan kembalinya aktivitas sehari-hari.
Kelompok I 26
Transplantasi Organ
Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh : nyeri
berat, demam tinggi, bau tak enak.
Rasional : Intervensi cepat menurunkan beratnya komplikasi seperti
infeksi/gangguan sirkulasi.
Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan anjurkan klien agar dapat
mengerjakan sebanyak mungkin untuk dirinya (memandikan klien).
Rasional : Perawatan ini membantu memelihara harga diri dan kembali untuk
hidup tanpa tergantung kepada orang lain.
Berikan pujian terhadap kemampuan yang dicapai oleh klien dalam menolong
dirinya.
Rasional : Untuk memotivasi agar mematuhi program rehabilitasi secara
kontinyu.
Kelompok I 27
Transplantasi Organ
Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien.
Rasional : Dukungan yang cukup dari orang terdekat dan teman dapat membantu
proses rehabilitasi.
Diskusikan persepsi pasien tentang diri dan hubungannya dengan perubahan dan
bagaimana pasien melihat dirinya dalam pola/peran fungsi yang biasanya.
Rasional : Membantu mengartikan masalah sehubungan dengan pola hidup
sebelumnya dan membantu pemecahan masalah.
Berikan informasi yang dapat dipercaya dan konsisten, juga dukungan untuk
orang terdekat.
Rasional : menciptakan interaksi interpersonal yang lebih baik dan menurunkan
ansietas dan rasa takut.
Kelompok I 28
Transplantasi Organ
Libatkan orang terdekat sesuai petunjuk pada pengambilan keputusan bersifat
mayor.
Rasional : Menjamin adanya sistem pendamping bagi pasien dan memberikan
kesempatan orang terdekat untuk berpartisipasi dalam kehidupan pasien.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pelaksanaan adalah perwujudan dari rencana keperawatan yang meliputi tindakan-
tindakan yang direncakan oleh perawat.
Dalam melaksanakan proses keperawatan harus kerjasama dengan tim kesehatan-
kesehatan yang lain keluarga klien dan dengan klien sendiri, yang meliputi 3 hal :
Melaksanakan tindakan keperawatan dengan memperhatikan kode etik dengan
standar praktek dan sumber-sumber yang ada.
Mengidentifikasi respon klien.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah merupakan pengukuran dari keberhasilan rencana keperawatan dalam
memenuhi kebutuhan klien. tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam
menggunakan proses keperawatan.
Kelompok I 29
Transplantasi Organ
Adapun evaluasi klien dengan post skin graft dilakukan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya dan asuhan keperawatan dikatakan berhasil apabila dalam
evaluasi terlihat pencapaian kriteria tujuan perencanaan yang diberikan pada klien dengan
post skin graft.
Kelompok I 30
Transplantasi Organ