Professional Documents
Culture Documents
IPLT CIKUNDUL
KOTA SUKABUMI
LAPORAN ANTARA
SEPTEMBER 2010
Satuan Kerja Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Kegiatan Pembinaan Teknis Air
Limbah, Ditjen. Cipta Karya-Kementerian Pekerjaan Umum melalui kegiatan Bantuan Teknis Fungsionalisasi dan
Optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) perlu dilaksanakan untuk memberikan bantuan kepada
Pemerintah Kab/Kota yang mempunyai aset IPLT agar dapat di revitalisasi dan difungsikan kembali sesuai dengan
standar operasional (SOP).
2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Kab/Kota atau stakeholder
terkait pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan fungsionalisasi dan optimalisasi Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) sehingga proses keberlanjutan prasarana dan sarana IPLT dapat dapat dilakukan dengan
lebih efisien, seragam dan tepat waktu. Tercapainya operasionalisasi sehingga Fungsionalisasi dan Optimalisasi
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dapat tercapai.
2.2 Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan ini adalah Instalasi Pengelolaan Lumpur
Tinja di 5 Propinsi Se-Pulau Jawa yaitu Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
(40 lokasi khusus untuk kota Besar dan Sedang).
Penduduk
Data kependudukan yang disajikan dalam publikasi ini berasal dari Registrasi Penduduk, Survei Sosial Ekonomi
Nasional, Survei angkatan kerja nasional dan estimasi penduduk. Pada Susenas Tahun 2008 tercatat jumlah penduduk
Jumlah total penduduk dan kepadatan untuk tiap kecamatan dijelaskan pada Tabel 3.1 berikut:
Dari data yang ada mengenai jumlah penderita penyakit menular tahun 2008, jumlah penderita penyakit filariasis
menempati urutan tertinggi dengan penderita sebanyak 7 orang per 1.000 jiwa. Disusul penyakit Diare dengan jumlah
Jenis Fasilitas
No Jumlah
Kesehatan
1. Rumah Sakit 2
2. Balai Pengobatan 40
3. Rumah Bersalin 27
4. Puskesmas 35
5. Puskesmas Pembantu 46
6. Apotek 22
Sumber : kota Sukabumi dalam Dalam Angka 2008
IV. Sejarah
Pada tahun 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan
status Gemeente dengan alasan bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik
V. Dasar Hukum
Manajemen pengelolaan lumpur tinja kota di Indonesia memerlukan kekuatan dan dasar hukum, seperti pembentukan
dasar Hukum, pembentukan organisasi, pemungutan retribusi, ketertiban masyarakat, dan lain lain. Namun IPLT kota
sukabumi belum mempunyai dasar hukum yang jelas.
Retribusi penyedotan WC belum diatur dalam perundang-undangan pemerintah. Dimana subyek retribusi adalah orang
pribadi atau badan hukum yang memanfaatkan jasa dari pelayanan penyedotan kakus / jamban, sedangkan obyek
retribusi adalah setiap pelayanan dan penyedotan kakus.
Struktur dan besarnya tarif pelayanan penyedotan kakus atau jamban dan pembuangan di Kota Sukabumi berdasarkan
Tarif Retribusi menurut Keputusan Walikota Sukabumi No. 236 Tahun 2002 tentang Struktur dan Besarnya Tarif
Pemakaian Barang Daerah Milik Pemda Kota sebesar 40.000/m3
Desain awal operasional IPAL Tegal Gundil, melalui tahapan-tahapan operasional sebagai berikut :
a) Lumpur tinja yang diangkut menggunakan truk tinja dimasukkan ke Bak Pengumpul dengan waktu
tinggal yang bersifat sementara, karena akan langsung dialirkan ke kolam anaerobic sampai penuh.
b) Setelah kolam anaerobic penuh, lumpur dibuang ke dalam kolam pengering lumpur. Limbah pada kolam
anaerobic yang sudah mengalami pengendapan, efluennya dialirkan ke kolam fakultatif.
c) Kemudian dari kolam fakultatif air buangan dimasukkan ke kolam maturasi,
d) Endapan lumpur (sludge) dari kolam anaerobic dikuras dan dimasukkan ke bak pengering lumpur,
sedangkan sisa air buangan yang tersaring pada bak pengering lumpur dimasukkan kembali ke kolam
fakultatif. Pengeringan lumpur memanfaatkan energy sinar matahari.
No Pemilik Truk Tinja Jumlah (Unit) Kapasitas (M3) Ritasi / Hari Kondisi (B/RR/RB)
1 PDAM / Pemda 5 3 1 RR
Swasta 4 1,5 1 B
JUMLAH 9
Komponen bangunan IPLT berupa rangkaian beberapa kolam yang terdiri dari bak Penampung, Kolam Anaerobik, Kolam
Fakultatif, Kolam Maturasi, dan bak Pengering lumpur. IPLT ini selesai dibangun pada tahun 2008. Berikut penjelasan
mengenai kolam-kolam yang termasuk komponen utama.
a. Inhoftank
Tidak optimal
1. Aspek Legalitas / Hukum Belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur tentang :
– Kewajiban masyarakat dan pihak swasta yang memiliki jasa kuras WC untuk
mengolah buangan limbahnya ke IPLT,
– Membuat peraturan yang mengatur tentang penanganan dan pengolahan lumpur
tinja,
– Membuat peraturan yang mengatur tentang kerjasama penanganan dan pengelolaan
lumpur tinja oleh pihak swasta,
– Membuat peraturan mengenai hal-hal yang berkaitan dan berpotensi menimbulkan
pencemaran.
1. Aspek Teknis – Cakupan layanan jasa penyedotan WC sangat luas sehingga dari sisi operasional
memerlukan biaya sangat besar, jika perlu diadakan penambahan truk tinja,
– Operasional dan maintenance IPLT tidak ada, dilakukan pembersihan tiap unit dari
rerumputan liar,karena memang tidak dioperasikan.
– Diperlukan pengecekan kualitas air limbah baik influent maupun effluent sehingga
dapat diketahui parameter apa saja yang perlu diolah dalam pengolahan lumpur tinja
tersebut,
– Diperlukan tenaga operator dan lapangan yang diperlukan,
– Diperlukan ketentuan peralatan dan perlengkapan,
1. Kelembagaan – Pelayanan jasa penyedotan belum terkoordinir yaitu setiap pengguna jasa harus
mengisi form jasa pelayanan penyedotan,dan bukti penarikan retribusi tidak diawasi
dengan baik.
– Data pengguna jasa penyedotan disusun lebih rapi (pembukuan data pengguna
jasa),
– Adanya pengelola IPLT tersendiri di bawah Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan
kebersihan, sehingga setiap permasalahan yang muncul dapat segera ditangani,
– Pengadaan personil teknis untuk air limbah,
– Penetapan peraturan mengenai kewajiban penyedotan WC untuk masyarakat.