You are on page 1of 28

Membuhul Silaturrahmi 1

Idul Fithri
Membuhul Silaturahmi
Oleh ; H. Mas’oed Abidin
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
Perwakilan Sumatera Barat
Padang

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


2 Menapak Alaf Baru

Besarkan Asma Allah


Saudara-Saudaraku, Kaum Muslimin Yang Berbahagia,
Berbahagialah kiranya kita pada hari ini, dalam
merayakan suatu kemenangan. Kemenangan dari satu
perjuangan besar. Mengendalikan diri dan nafsu sebulan
penuh di bulan Ramadhan. Kemenangan dalam merebut
taqwa.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas


kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu,
agar kamu bertaqwa, (QS.2, Al Baqarah : 183)

Bersyukurlah kita kepada Allah Yang Maha Esa,


yang mengaruniai kita sekalian dihari raya ini, suatu
nikmat besar. Nikmat dapat melaksanakan perintah-
perintah Nya. Kemudian dapat menikmati Idul Fithri.
Kembali kepada fithrah yang paling manusiawi.
Yang menjadi idaman setiap Mukmin.
Bergembiralah kita semua, pada hari ini. Tatkala
kita mampu menghidangkan suasana gembira.
Tidak semata-mata teruntuk bagi orang yang telah
melaksanakan puasa Ramadhan.
Tetapi juga dapat dinikmati oleh orang-orang disekitar kita.
Allahu Akbar. Walillahil-hamd.

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 3

Amatlah wajar, kalau kemeriahan hari ini diisi


dengan saling bermaafan.
Saling berjabat tangan, mengharap redha Allah.
Saling memaafkan diantara kita.
Dari anak kepada orang tuanya, dari yang kecil
kepada yang besar. Dari antara teman sejawat, sekantor
dan rekan sebaya. Dari murid terhadap gurunya. Dari
pemimpin terhadap rakyatnya.
Secara timbal balik, dengan saling mengucapkan
“taqabbalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa
Karim”, …”kiranya Allah menerima amal bakti kita semua,
teristimewa amal ibadah kita sendiri. Terimalah wahai
Allah Yang Maha Karim..”
Kepada setiap shaimin, yang baru meninggalkan
Ramadhan beberapa jam yang lewat, kita ucapkan pula
“minal ‘aidin wal faa izin, wa kullu ‘aamin wa antum bi
khairin”
…Berbahagialah siapa yang telah kembali dari
perjuangan besar, jihadun-nafsi.
Semoga kemenangan itu selalu membawa kepada
keadaan yang lebih baik dalam menanam kebaikan,
ditahun-tahun mendatang.
Allahu Akbar Wa Lillahil Hamd.
Disamping kegembiraan itu, sepantasnya pula kita
selalu mawas diri.
Selalu berhati-hati terhadap kriteria yang disebut
Rasulullah SAW, …berapa banyaknya orang yang
berpuasa, tetapi tidak ada yang mereka peroleh,
kecuali hanya lapar dan haus semata …
Na’udzubillah. Mudah-mudahan kita terhindar dari apa
yang telah di-gambarkan oleh Rasulullah SAW ini.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


4 Menapak Alaf Baru

Taqwa, titik tuju paling awal


Allahu Akbar, Wa Lillahil-Hamd.
Saudara-saudaraku Kaum Muslimin,
Taqwa adalah titik terang yang paling crucial.
Menjadi dambaan setiap Mukmin Sejati.
Taqwa mencakup tiga perangai, tiga sikap jiwa –
mental attitude—yang paling berguna dalam hidup
duniawi, sekarang dan masa mendatang.
Ketiga sikap jiwa itu ialah,
Pertama, khauf, artinya takut atas hukuman Allah
yang datang karena sengaja melupakan perintah-perintah
Nya. Atau menganggap enteng segala larangan-larangan
Nya.
Kedua, khasy-yah, hati-hati dalam menunaikan
kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Tidak semata mengikut yang dikerjakan orang lain,
tetapi melakukan sesuatu yang lebih baik yang
diperintahkan Khalik kepadanya.
Ketiga wiqaayah yaitu senantiasa memelihara diri
dan lingkungan dari segala yang akan berakibat merusak
(fasad) terhadap kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Inilah sesungguhnya crucial point arti taqwa itu.
Jika ketiga sikap jiwa (mental attitude) ini telah
berhasil diraih dalam latihan taqwa selama Ramadhan,
niscaya akan dapat dirasakan betapa manis dan
nikmatnya hidup ini. Secara pasti pula akan dapat
diperoleh jaminan Allah SWT,

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 5

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah


niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke
luar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya
(QS.65, At Thalaq : 2).

Setiap anggota masyarakat yang senantiasa hati-


hati bertindak, memelihara jiwa dan raga karena takut
terhadap ‘iqab (siksaan) Allah. Karena itu, senantiasa
memelihara lingkungan dengan aturan Allah yang telah
ditetapkan.
Secara pasti kepada mereka akan dibukakan
segala jalan kebaikan.
Secara pasti untuk mereka akan diberikan rezeki
dari berbagai penjuru.
Ketegasan janji Allah SWT ini mendorong motivasi
mendinamisir dhamir (jiwa) pemimpin dan masyarakat,
khususnya di Ranah Minang.
Sumatera Barat memerlukan motivasi yang dinamik
agar siap dalam menghadapi program otonomi yang
diperluas, sesuai UU Otoda No.22 dan 25/1999 lalu.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


6 Menapak Alaf Baru

Otonomi sesungguhnya adalah kemampuan


memulai dengan apa yang ada. Sementara kaki belum
kuat, bolehlah berpegang agar mampu berdiri.
Tetapi yang perlu dijaga agar sekali-kali jangan
bergantung dan bergayut. Supaya badan tidak terseret
tempat bergayut dan dibawa lari.
Dengan prinsip hidup “memulai dengan apa yang
ada” otonomi daerah bisa digerakkan. Karena yang ada
itu sebenarnya sudah amat cukup untuk memulai.
Modal besar masyarakat sebenarnya adalah taqwa
dan tawakkal. Taqwa melahirkan kehati-hatian disertai
mawas diri, giat bekerja, dan selalu berserah diri kepada
Allah. ‘Aqidah Taqwa memberi warna prilaku ‘adah
kebiasaan masyarakat, yang bertindak ta’awun, berat
sepikul ringan sejinjing.
Sikap positif ummat ini, terlahir karena pemahaman
dan pengamalan ajaran agama yang benar. Syarak
mangato adat memakai.
Nilai-nilai kultur sedemikian, nan indak lakang dek
paneh, indak lapuak dek hujan, yang akan mampu
menjadi penggerak utama pembangunan Sumatera Barat
Masa Depan.

.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 7

nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan


(yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu. (QS.65, at-Thalaq:2).
Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd.
Syukur Nikmat, Titik Tuju Kedua
Titik tuju kedua dari Ramadhan adalah pandai bersyukur.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan


tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas
petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur.
(QS.2,Al Baqarah : 185)

Syukur dalam arti yang lebih sempit adalah pandai


berterima kasih.
Berterima kasih atas nikmat yang ada dan nyata
dikeliling kita, sanggup memelihara dan menempatkan
naikmat itu pada posisi yang sempurna dan pada proporsi
yang tepat. Tidak satupun, yang ada dikeliling kita yang
tidak bersumber dari pemberian Allah SWT.
Sesungguhnya, semua yang ada, nyawa dan harta,
kedudukan dan jabatan, pangkat dan kekuasaan, sehat
dan kehidupan, anak dan turunan, semuanya adalah

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


8 Menapak Alaf Baru

nikmat Allah semata. Semuanya wajib disyukuri. Wajib


dipelihara, jangan dirusak.
Syukur dalam arti yang lebih dalam adalah rela
berkorban. Kerelaan dibuktikan secara spontan tanpa
pamrih.
Mensyukuri nikmat Allah, adalah kerelaan
mengembalikan apa yang ada pada diri kita, apa yang ada
disekeliling kita, harta, kekuatan, kekuasaan dan apa saja,
termasuk nyawa sekalipun, bila Allah menghendaki.
Syukur adalah rela menjadi hamba dari Allah Yang
Maha Rahman dan Rahim.
Man ahabba syai-un, fa huwa ‘abduhu, artinya
“Siapa yang mencintai sesuatu, dibuktikannya dengan
kerelaan dan kesetioaan menjadi budak dari yang
dicintainya”. Kerelaaan adalah bukti konkrit dari kecintaan.
Syukur yang diminta diawal abad keduapuluh satu
sebagai pembuka alaf (millennium) baru, adalah
• kesiapan menyingsingkan lengan baju, karya
dinamik,
• menyediakan waktu dan tenaga,
• menciptakan sesuatu yang lebih baik dan
bermanfaat untuk kehidupan bersama.
• memelihara lingkungan dan masyarakat,
• memelihara kesinambungan generasi,
• menjaga integrasi bangsa dan keutuhan
wilayah negara
• menyiapkan generasi tangguh, sanggup
bertanding dan bersanding ditengah
pergulatan global yang kompetitif.

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 9

Generasi Tangguh
Lebih jauh adalah mempersiapkan generasi yang
mampu bertahan dalam setiap cuaca. Memiliki kekuatan
dan kemampuan berdiri diatas telapak sendiri.
Kuat dan lemahnya satu generasi terukur bila
memiliki empat ketangguhan, tangguh aqidah (iman
kepada Allah), tanguh kesehatan (ruhani dan jasmani),
tangguh pengetahuan (ilmu dan kearifan), serta tangguh
ekonomi (iqtishadiah). Bangsa dan agama Islam mencela
adanya generasi yang lemah.
Generasi lemah, akan menjadi ajang rebutan orang
lain. Generasi lemah akan menjadi seperti bola permainan
ditendang kekiri dan kekanan, sesuka hati para pemain
dilapangan pertandingan sampai peluit panjang ditiup
tanda permainan telah usai.
Belum dapat dikatakan bersyukur, bila dengan
nikmat yang dimiliki tidak mampu berbuat manfaat untuk
kehidupan masyarakat dan lingkungan.
Tidak dapat dikata bersyukur, seorang yang
dilimpahi kemampuan, tetapi membiarkan diri
berpangku tangan, tidak hirau dengan apa yang
terjadi, tidak peduli dengan keadaan orang lain,
sementara haknya diacak-acak orang lain.
Bukan bersyukur namanya membiarkan badan
berdiri di pinggir jalan, sambil menengok orang yang lalu
lalang, sebagai penonton, tidak berbuat apa-apa karena
takut kepada risiko.
Tidak pula hanya sekedar menggunjingkan apa-
apa yang diperbuat atau tidak sempat dibuat orang lain,
tetapi diri dibiarkan diam tak menentu, kalut sebagai abu
beterbangan, takut berbuat karena cemas dinilai orang.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


10 Menapak Alaf Baru

Labih berbahaya bila ditengah nikmat berkembang


tasamuh, mencoba berlindung di hilalang sehelai.
Sangat berbahaya, bila membiarkan badan hanyut
disebilah papan, dan takut pula berdayung karena cemas
kalau-kalau sampan dan papan jadi oleng.
Sikap sedemikian jauh dari sikap bersyukur.
Bersyukur pada hakikatnya adalah kesiapan diri
untuk berjihat dengan nikmat anugerah Allah.
Insan yang besyukur, ialah yang selalu
menanam kebaikan demi kemashlahatan ummat
belaka. Baik diterima atau belum mau diterima
oleh orang lain, karena di batasi waktu jua
adanya.
Namun, nilai kebaikan yang ditanamkan
adalah sesuatu yang haq dari Allah, hanya
semata karena mengharap redha Nya.

Allah SWT menggambarkan watak dan sikap jiwa


(attitude) hamba-hamba Nya yang bersyukur dalam suatu
ungkapan manis,

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 11

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan


Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
(QS.28, Al Qashash:77).

Allahu Akbar, Wa lillahil-hamd,


Bantu Yang Lemah
Saudara-saudaraku seiman dan seaqidah yang mulia,
Perangai taqwa dan syukur merupakan satu hal
yang tidak terpisah. Saling mengokohkan, ibarat aur
dengan tebing.
Taqwa selalu subur dengan syukur.
Syukur akan senantiasa berbuah karena taqwa.
Nikmat yang sejati hanya ada pada diri yang selalu
bertaqwa dan bersyukur itu.
Nikmat seperti itu merupakan kebahagiaan hakiki,
yang sanggup dirasakan sepanjang hari, dan menjadi
dambaan Mukmin sejati.

Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,


Saudara-saudaraku seiman yang mulia,

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


12 Menapak Alaf Baru

Bagaimana mungkin kita akan dapat merasakan


nikmatnya bahagia dan bahagianya nikmat anugerah
Allah, pada hari seperti sekarang ini ??
Akankah kita dapat merasakan nikmatnya bahagia,
bila disaat-saat kita semua bergembira ria, kalau
disamping kita ada orang yang menangis tersedu-sedu?
Sedu sedannya, seakan jeritan tanpa suara.
Padahal, mereka sedang menangis, memikirkan
dan merasakan kehampaan hidup, karena tidak
berpunya dan tidak punya apa-apa, kecuali nyawa
berbungkus kulit …?
Akan sirnalah semua kebahagiaan berhari raya,
pada hari ini, jika masih ada di keliling kita orang yang
dengan nasib dan takdir yang ada padanya, masih
menengadahkan tangan mengharap sesuap nasi, untuk
dimakan anak beranak, atau karena melihat anak-anak
orang lain bergembira berpakaian baru….
Alangkah malangnya nasib badan.
Padahal sebenarnya. Mereka hanya tidak memiliki
kesempatan, belum berkemampuan untuk menggantinya,
walau agak sepotong. Karena tidak ada sumber
pendapatan, hilangnya lowongan pekerjaan, tak ada pula
yang mau berbelas kasih. Membiarkan kondisi ini, dan
menganggapnya suatu hal biasa, agaknya kita akan
digolongkan kepada orang-orang yang disebut-sebut,

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 13

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan


agama? Na’dzu billah .., Kita dianggap sebagai
pendusta kebenaran agama………, walau masih
menyatakan diri pemeluk agama …….…, tetapi
sebenarnya sudah jauh tercampak dari ajaran agama ……
…...
Itulah orang yang menghardik anak yatim,

yang menyia-nyiakan hak anak yatim. Yang tidak peduli


dengan pembinaan generasi. Yang melecehkan ratapan
para dhu’afak. Yang tidak membantu mengatasi problema
kemiskinan. Akan tetapi naifnya, malah selalu berupaya
mengintip-intip kesempatan …… mencari kaya dengan
memiskinkan orang lain …berladang dipunggung orang

dan tidak menganjurkan memberi makan orang


miskin (Qs.107, al Maa’uun: 1-3). Allahumma Ya Allah,
hindarkan kami dari kalangan pendusta-pendusta agama
ini. Amin.

Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


14 Menapak Alaf Baru

Bahagia Dalam Memberi


Cobalah dibayangkan. Pada suasana lebaran
seperti kita rasakan saat ini. Dipagi hari dikala Rasulullah
SAW masih hidup, beliau keluar menuju tempat shalat
ibadah ‘Idul Fithri.
Beliau lihat, seorang bocah termenung menyendiri.
Dengan tatapan mata menerawang, dan disampingnya
ada teman sebaya bergembira ria, berpakaian baru
pembelian ayah. Ditangan temannya ada penganan enak
buatan ibu.
Dari jauh si bocah hanya bisa melihat, sambil
menikmatinya dengan bermenung.
Alangkah indahnya kegembiraan teman sebaya.
Ditemani gelak tawa penuh bahagia.
Dilihat diri, jauh berbeda.
Dikala itu terasa badan tersisih. Kemana ayah
tempat meminta.
Kemana gerangan dicari ibu tempat mengadu.
Dalam situasi seperti itu, Rasulullah SAW lewat
menghampiri. Meletakkan kedua telapak tangan Beliau
dikepala si bocah. Sambil bertanya Rasul berkata,
“Kenapa dikau wahai anak? Teman-temanmu gelak
ketawa, dikau merana sedih menangis, gerangan apakah
yang menyulitkan ?
Andaikan ada pemimpin zaman sekarang, yang
menolehkan pandang kepada silemah, yang tidak pernah
mengenal rasa senang. Alangkah indahnya hidup ini ?.
Dengan nada tersendat, kerongkongan tersumbat,
menahan perasaan kekanakan sibocah lugu menjawab,

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 15

“Wahai Rasulullah, bagaimana diri tak akan sedih,


melihat teman bergembira ria, pulang kerumah ada sanak
saudara, lelah bermain ada ibu menghibur, duka dihati
ada ayah yang menyahuti.
Sedang diriku wahai Nabi, terasa nian malangnya
hidup ini, tiada ibu tempat mengadu, ayahpun sudahlah
pergi, badan tinggal sebatang kara. Yatim piatu aku kini,
Mendengar rintihan kalbu bocah yang bersih, yang
mengharap belas kasih dengan tulus seketika, Rasulullah
SAW berkata, “…maukah engkau wahai anak, jika rumah
Rasulullah menjadi rumahmu, Ummul Mukminin menjadi
ibumu …?”.
Andaikan ada masa kini, pintu rumah terbuka bagi
silemah, lapangan kerja tersedia bagi dhu’afak, tentulah
merata bahagia ditengah bangsa ini.
Jawaban spontan Nabi, menjadikan wajah si bocah
berseri-seri, walau yang didengar barulah ajakan, tetapi
harapan hidup sudah terbuka.
Diri tidak sendiri lagi. Ada pelindung pengganti
bunda. Walaupun ibu dan ayah sudah tiada.
Serta merta Nabi memangku si bocah.Mencium
kedua pipi sianak yang sudah lama …, tidak pernah lagi
dirasakannya.
Sirnalah air mata yang tadinya terurai lantaran
sedih dan hampa. Berganti air mata gembira lantaran
bahagia.
Demikianlah satu bukti sangat substansil dari
sabda Nabi SAW disampaikan Beliau pada Khuthbah
Wada’ itu,

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


16 Menapak Alaf Baru

“Aku dan orang-orang yang menanggung anak


yatim, berada di sorga seperti ini (lalu beliau
mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, seraya
memberi jarak keduanya)” (HR.Bukhari, Abu Daud dan
Tirmidzi, lihat Al-hadits As-Shahihah/Al-Bani:800).

Inilah Saudara-saudaraku, satu contoh yang paling


jelas, bagaimana mangkusnya sifat suka memberi yang
tumbuh dari lubuk hati yang dalam, tidak berudang di balik
batu, apalagi berbatu dibalik udang, sebagai bukti taqwa
seorang Mukmin yang bersyukur.
Allahu Akbar Wa Lillahil-Hamd.

‘Izzatun-nafs, Martabat Bangsa


Ikhlas memberi mampu mengubah sedih menjadi
gembira, sanggup mengubah duka menjadi bahagia. Nabi
Muhammad SAW. menyebutkan,

“Barang siapa yang menggabungkan


(menanggung) anak yatim diantara kaum
Muslimin, dalam makan dan minumnya, sampai
mereka merasa cukup (kenyang) dari makan dan
minum itu, maka ia (yang menanggung anak-anak

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 17

yatim dan dhu’afak) itu pasti memperoleh sorga”


(HR.Abu Ya’la dan Ahmad, dalam Al Munthaqa min At
Targhib (1517) dan Majma’ Az Zawa-id (8/16).

Hari ini berapa banyak jumlah anak yang bernasib


serupa dikeliling kita. Mereka lemah miskin, karena telah
dimiskinkan oleh suasana. Disinilah diperlukan saling
peduli (ta’awun), yang menjadi alas-dasar pembentukan
masyarakat berkualitas, sebagai telah digambarkan dalam
salah satu semboyan Nabi SAW “tangan diatas lebih
baik dari tangan dibawah”.
Mewujudkan masyarakat bertangan diatas, dimulai
dengan menanam keyakinan akan rahmat Allah sebagai
masyarakat berpunya, yang memiliki ‘izzah (harga diri),
tidak menggantung nasib kepada keinginan orang lain.
Harkat martabat bangsa amat ditentukan oleh
kemandirian, self help bersikap kaya jiwa (ghinan-nafs)
yang mampu berdiri dikaki sendiri.
Bersedia membuka pintu hati mengulurkan
tangan kepada orang lain dalam rangkaian mutual help
(man a’thaa wat-taqaa) dan selfless-help (wa shaddaqa
bil husnaa).
Sikap budaya dalam adat di Ranah Minang,
singkek uleh ma uleh, kok kurang tukuak manukuak.
Senyatanya, inilah sebahagian modal dasar daerah kita
dalam menghadapi UU Otoda No.22 dan 25/1999, Insya
Allah.
Allahu Akbar Wa Lillahil-hamd
Begitulah suatu pelajaran paling berharga, yang
dapat kita ambil dari Sunnah Rasulullah SAW.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


18 Menapak Alaf Baru

Artinya, “Orang yang paling disukai Allah


adalah orang yang paling bermanfaat bagi
orang lain.
Dan amal yang paling disukai Allah adalah
yang menyenangkan sesama orang Muslim
(artinya janganlah ditaburkan kemaksiatan yang
mengundang lahirnya bencana).
Kamu hilangkanlah susahnya. Kamu lunasilah
hutangnya. Kamu usirlah laparnya.

Dan Aku, Muhammad SAW, lebih senang


bersama saudaraku dalam satu keperluan
yang diatasi secara bersama, daripada beri’tikaf
dimasjidku ini, yakni Masjid Nabawi di Madinah,
selama sebulan penuh”.
Pesan Nabi SAW juga menegaskan,

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 19

“Sembahlah Allah Yang Maha Pengasih. Berilah


makanan kepada orang yang lapar. Sebarkanlah
salam kepada sesama manusia. Kalian akan
masuk sorga dengan selamat” (HR. Tirmidzi (1856),
Ahmad (6587, Al Musnad) dan Bukhari (981, Al Adab al-
Mufrad)
Mari kita tumbuhkan kebahagiaan dalam memberi
sebagai satu sikap jiwa (mental attitude) yang berguna
mengubah dan memberi kecerahan dalam hidup.

Menapak ke Alaf Baru


Awal abad ke XXI ini, setiap Mukmin berkewajiban
membuat perencanaan masa depan yang matang dengan
komitment penyerahan diri (tawakkal) yang jelas dalam
sikap taqwa yang konsisten.

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah


kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat),
dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
(QS.59, Al Hasyr:18)
Secara umum, langkah pertama menghidupkan
kembali Silaturrahmi diantara kita, sesuai pesan Nabi
SAW dalam riwayat Abdullah bin Amru,

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


20 Menapak Alaf Baru

“Orang yang penyantun akan disayangi oleh


Yang Maha Penyayang (Allah SWT). Sayangilah
penduduk penghuni bumi, supaya penghuni
langit menyayangi kami sekalian” (HR.Abu Daud
(4921), Imam Tirmidzi (1925), menyebutnya Hadist
Hasan Shahih).

Allahu Akbar Wa lillahil-hamd,


Alangkah luasnya lapangan kebajikan itu.
Setiap kita diminta untuk melaksanakan setiap hari,
pada setiap kesempatan yang diberikan Allah, pada saat
terbit matahari kehidupan kepada kita.
Tugas setiap Mukmin menciptakan masyarakat
bahagia.
Di awali dengan menumbuhkan rasa
bahagia dalam memberi, dilaksanakan dengan
serba kerelaan. Tujuannya hanya mengharap redha Allah.

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 21

Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah


menggembirakan hamba-hamba-Nya yang
beriman dan mengerjakan amal saleh.
Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu
sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih
sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang
mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan
baginya kebaikan pada kebaikannya itu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Mensyukuri.
(QS.42, Asy-Syura:23)
Membangun Jembatan Rasa
Membangun mawaddah fil qurba, mestilah bersih
dari kedurhakaan dan kemunafikan.
Jembatan rasa akan kokoh kuat, bila di ikat oleh
hati dan jiwa dalam kemasan kalimat tauhid.
Kesatuan hati dan hati menjadi sumber kekuatan
yang ampuh dalam ukhuwwah yang integrative.
Kita tidak dapat membayangkan betapa rusaknya
masyarakat yang berlabel ukhuwwah tetapi hati mereka
tidak mau bertemu.
Mempertemukan hati dengan hati hanya mungkin
dengan kekuatan tauhid. Keyakina kepada Allah SWT.
Kekuatan kalimah tauhid, atau kalimatun thayyibah, dapat
membentengi ummat dan mampu menjadi kekuatan
dalam membina persaudaraan atas dasar ukhuwwah
imaniyah.
Kalimah tauhid adalah seumpama pohon yang
kokoh kuat dengan urat menghunjam bumi dan pucuk
melembai awan.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


22 Menapak Alaf Baru

Demikian satu bentuk kerukunan ummat bertauhid,


sebagaima digambarkan oleh Allah SWT..

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah


membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan
seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat. (QS.14, Ibrahim : 24-25).
Dipagi yang mulia, dihari jamuan Allah ini, kita awali
bertakbir membesarkan Asma Allah, agar kita tidak
menjadi golongan yang melupakan Allah, yang telah
menganugerahi kita nikmat Nya. Supaya kita tidak
terjerembab kedalam kehidupan ummat yang lupa diri.

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang


lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 23

lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah


orang-orang yang fasik. (QS.59, Al Hasyr :19).

Allahu Akbar Wa lillahil-Hamd.


Mudah-mudahan pada hari ini, kita semua dapat
menciptakan suasana gembira dengan kesederhanaan,
serta dapat pula menciptakan kebahagian disekitar
lingkungan kita. Amin Yaa Mujiib as-Saailina.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


24 Menapak Alaf Baru

Do’a Penutup
Allahumma Yaa Rabbana, Wahai Tuhan kami, jadikanlah
kami semua ummat Mu yang memiliki sibghah, memiliki
jati diri. Mememiliki keteguhan ‘izzah nafsi, tahu akan
martabat diri.
Yaa Allah, Ya Rabbana, dengan hati yang bersih penuh
harap, dengan kedua telapak tangan kami menengadah
kepada MU, kami bermohon kepada MU ;
Jangan Engkau jadikan kami menjadi ummat buih
(ghutsa-an ka ghutsa-as-sail), yang dipermainkan serta
diperebutkan oleh orang-orang yang tengah kelaparan,
seakan memperebutkan sepiring makanan dihadapan
mereka.
Wahai Allah, Yaa Lathief, hindarkan bangsa ini, bangsa
Indonesia yang besar ini dari penyakit wahn, yakni
penyakit hubbud-dunya, mencintai dunianya amat-

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 25

sangat berlebihan sehingga mau menjual diri dan


keyakinan mereka.
Yaa ‘Aziiz, hindarkan bangsa ini dari penyakit karahiyatul-
maut, penyakit enggan beramal dan berjihad dijalan MU.
Allahumma Yaa Ghaffar,
Kami menyadari sudah banyak nikmat MU kepada kami.
Namun terkadang kami selalu lupa mensyukurinya.
Kami sadar telah banyak kesalahan dan kezaliman kami
lakukan, sadar ataupun tidak, tapi kami lalai memohon
ampun. Yaa Rahmanu Yaa ‘Aziizu, ampunilah kami
semua.
Ampunilah kedua orang tua kami. Bimbing kami dan
pemimpin bangsa kami selalu beribadah kepada MU,
Yaa Mujiibu, Jadikan kami hamba-hamba MU yang selalu
beribadah kepada MU, sesuai maksud Engkau
menciptakan kami.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia


melainkan supaya mereka menyembah-Ku.
Allahumma, Yaa Rahiim, Yaa ‘Aziiz, Yaa Jabbar,
Yaa badii’us-samawati wal ardhi,
Hindarkan bangsa kami dari keruntuhan karena kelalaian
orang-orang bodoh ditengah kami.
Berikan kami kekuatan dan ketabahan dalam memikul
setiap amanah menciptakan kebahagiaan duniawi dan
ukhrawi secara tauhidik, integralistik.

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


26 Menapak Alaf Baru

Hindarkan kami wahai Rahman, dari perpecahan dan


poergaduhan yang akan menyebabkan hilangnya
semerbak kami.
Yaa Malikul Quddus, as Salamul Mukminul Muhaimin,
Jadikan kami semua hamba yang mencintai Al Quran, dan
mampu mengamalkan al Quran.
Dengan Al Quran ini, Yaa Allah, Engkau telah keluarkan
ummat manusia dari kegelapan jahiliyah kealam terang
benderang dengan bimbingan hidayah Al Quran,

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami


turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji. (QS.14,Ibrahim:1)

Tiada yang lain tempat kami meminta, hanyalah Engkau


semata. Tiada yang lain yang kami sembah, kecuali
hanyalah Engkau saja.

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M


Membuhul Silaturrahmi 27

IDUL FITRI 1420 H - 2000 M


28 Menapak Alaf Baru

IDUL FITHRI 1420 H-2000 M

You might also like