You are on page 1of 5

PENDAHULUAN

Manusia sebagai suatu makhluk sosial senantiasa ada kecenderungan untuk berinteraksi
dengan sesamanya. Kelompok merupakan perwujudan dari kebutuhan manusia untuk
dapat berinteraksi. Interaksi antar manusia dapat diwujudkan dalam sebuah organisasi.
Organisasi inilah yang nantinya akan membentuk sikap, perilaku serta persepsi
seseorang terhadap sesamannya. Organisasi menurut Mitah Thoha dalam bukunya
perilaku organisasi mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu unsur yang kompleks
dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset
yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia secara
efektif.

Istilah organisasi sosial merujuk pada pola-pola interaksi antar orang-orang. Adanya pola
atau regulitas dalam interaksi sosial mengisyaratkan bahwa terdapat hubungan antara
kumpulan individu satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu banyak teori yang
mengembangkan suatu anggapan tentang awal mula terbentuknya organisasi. Teori –
teori serta model dalam organisasi ada berbagai macam.

I. TEORI PEMBENTUKAN KELOMPOK


Organisasi bukan sekadar kumpulan orang dalam kelompok atau jamaah tertentu. Tetapi
organisasi mempunyai dua atribut inti yakni sekumpulan orang dan sistem. Sistem adalah
kesatuan nilai integral yang dianut dan dipatuhi untuk dijalani bersama agar mencapai
tujuan bersama (bukan sekadar tujuan yang sama).
a. Tahap-tahap Pembentukan Kelompok

Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada
1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan
menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan. Teori ini memfokuskan
pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari awal pembentukan
kelompok hingga proyek selesai. Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu
adjourning dan transforming untuk melengkapi teori ini.

Tahap 1 – Forming

Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok
cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum
saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk
merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.

Tahap 2 – Storming

Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang
mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus merka
selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan seperti
apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa
kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa kelompok yang mandek
pada tahap ini. Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok.
Tahap ini bias saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik.
Anggota kelompok harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Tahap 3 – Norming

Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung
jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan
yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini,
anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka
melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.

Tahap 4 – Performing

Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar
dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok
saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi.
Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil
oleh kelompok.

Tahap 5 – Adjourning dan Transforming

Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri.
Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami perubahan
(transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota
kelompok. Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan
suatu kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain :

· Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok
dengan ukuran kecil
· Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori
Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
· Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini berkaitan
dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah kelompok
berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi tumpang tindih
antar tahap tersebut.
· Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam
kelompok
· Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu
tahap ke tahap lainnya.
·
(Sumber: Wikipedia, 12MANAGE, The Team Building Company)

II. BENTUK-BENTUK KELOMPOK ORGANISASI

a. Menurut Pola Hubungan Kerja lalu lintas wewenang dan tanggung jawab

Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk
organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:

 Bentuk Organisasi Garis

Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer
dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif
sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.
Kebaikannya;

1. Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang
yang diajak berkonsultasi masih sedikit.
3. Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling
mengenal.

Keburukannya;

1. Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila
pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau
hancur.
2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

 Bentuk Organisasi Fungsional

Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai
bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada
bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.

Kebaikannya;

1. Pembidangan tugas-tugas jelas.


2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan
fungsinya.

Keburukannya;

1. Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of
duty.
2. Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk
melaksanakan koordinasi.

 Bentuk Organisasi Garis dan Staff

Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai
bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini
diciptakan oleh Harrington Emerson.

Kebaikannya;

1. Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya,


luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
2. Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf
ahli.
3. Perwujudan “the right man in the right place”lebih mudah terlaksana.

Keburukannya;

1. Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit


terbangun
2. Karena susunan organisasinya yang koompleksitas, maka kesulitannya
adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.

 Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff

Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi
garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga
merupakan kombinasi dari bentuk diatas.

a. Berdasarkan Atas Desain

Model organisasi yang dapat saya jelaskan adalah berdasarkan atas desain organisasi
menurut (Gibson, et all, 1994) ada 2 macam model organisasi yaitu organisasi mekanistik
dan organisasi organik, yang akan dijabarkan pada bab selanjutnya. Sedangkan untuk
teori organisasi ada 3 macam yaitu teori structural klasik, teori transisional dan teori
mutakhir, yang akan dijabarkan pada bab selanjutnya.

Model organisasi mekanistik

yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi.
Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan untuk
mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model
mekanistik yaitu:

 Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan


tenaga individu dan kelompok.
 Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan
keahlian.
 Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat
pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
 Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya
adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai
dengan peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan
komunikasi vertical dalam sebuah organisasi.

Birokrasi mempunyai berbagai arti. Secara tradiusional istilah ini mengacu pada konsep
ilmu politik tentang pemerintahan. Akan tetapi menurut Max Weber struktur birokratik
ialah struktur yang lebih unggul bila dibandingkan dengan struktur lainnya Weber yakin
bahwa untuk mencapai manfaat desain birokratik secara maksimum harus memiliki
karakteristik berikut yaitu :

 Semua tugas dibagi-bagi menjadi pekerjaan yang sangat dispesialisasi.


 Setiap tugas dilaksanakan menurut sistem pengaturan abstrak guna menjamin
keseragaman dan koordinasi berbagai tugas yang berbeda.
 Setiap anggota atau kantor organisasi hanya bertanggung jawab atas prestasi
kerja kepada satu manajer.
 Setiap pegawai organisasi berhubungan dengan pegawai lain dan para klien secra
impersonal dan formal.
 Pekerjaan dalam organisasi birokratik didasarkan atas kualifikasi teknis dan
terlindung dari pemberhentian secarab sewenang-wenang.
Model mekanistik sangat efisien karena karakteristik strukturnya. Model ini sangat
kompleks karena menekankan pada spesialisasi kerja, sangat disentralisasikan karena
menekankan wewenang dan tanggung jawab, sangat formal karena menekankan fungsi
sebagai dasar utama departementalisasi. Karakteristik dan praktek organisasi ini
mendasari model organisasi yang diterapkan secara luas. Namun, model mekanistik
bukan satu-satunya model yang diterapkan.

Model Organik

Yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat


tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang
yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.

Model organik desain organisasi merupakan kontras dari model mekanistik. Karakteristik
dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari
karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling
mencolok antara kedua model itu berasal dari criteria keefektifan yang berbeda yang ingin
diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik
berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik
berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi
organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan
karena desain organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.

Desain organisasi yang menimbulkan rasa berharga dan motivasi serta mempermudah
keluwesan dan keadaptasian biasanya memiliki karakteristik berikut :

Desain itu relative sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi, melainkan


menekankan kepada peningkatan cakupan pekerjaan.

Desain itu relative didesentralisasikan karena menekankan pendelegasian wewenang dan


peningkatan kedalaman pekerjaan.

Dan relatife formal sebab menekankan produk dan pelanggan sebagai dasar
departemensi.

You might also like