Professional Documents
Culture Documents
Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk
aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil.
Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern
yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.
Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas
primer yang diterbitkan oleh unit defisit dan dalam waktu yang sama lembaga keuangan
mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung atau unit surplus. Sekuritas primer
antara lain dapat berupa saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit dan
sebagainya. Sementara yang termasuk sekuritas sekunder adalah giro, tabungan,
deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana dan sebagainya.
Risiko Kredit, yakni risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan
(counterparty) untuk memenuhi kebutuhannya dalam melakukan pembayaran.
Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti
pembiayaan, treasury, atau investasi yang tercatat dalam pembukuan bank.
Risiko Likuiditas, yakni risiko yang dimiliki karena bank gagal melakukan
pembayaran terhadap kewajibannya yang jatuh tempo. Risiko dapat bersumber dari
aktivitas bank dalam bidang perkreditan, penyediaan dana, dan instrumen hutang.
Resiko Tingkat Bunga, adalah risiko yang timbul karena nilai relatif aktiva
berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, akan memburuk karena peningkatan suku
bunga. Secara umum, jika suku bunga meningkat, harga obligasi berbunga tetap
akan turun, demikian juga sebaliknya. Risiko suku bunga umumnya diukur dengan
jangka waktu obligasi, teknik paling tua yang sekarang digunakan untuk mengelola
risiko suku bunga.
Risiko Pasar, yakni risiko yang terjadi akibat berubahnya variabel dari portfolio
yang dimiliki oleh bank. Variabel yang berubah biasanya adalah suku bunga dan
nilai tukar mata uang. Risiko pasar dapat bersumber dari kegiatan investasi bank
dalam bentuk surat berharga, pengadaan valas atau penempatan pada lembaga
keuangan lainnya.
Risiko nilai tukar, atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul
karena perubahan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain. Suatu
perusahaan atau pemodal yang memiliki aktiva atau operasi bisnis lintas negara
akan memperoleh risiko ini jika tidak menerapkan lindung nilai (hedging).Risiko
nilai tukar yang terkait dengan instrumen mata uang asing penting diperhatikan
dalam investasi asing. Risiko ini muncul karena perbedaan kebijakan moneter dan
pertumbuhan produktivitas nyata, yang akan mengakibatkan perbedaan laju inflasi.
Risiko Operasional,
adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang
berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya
risiko operasional paling luas dibanding risiko lainnya yakni selain
bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari kegiatan operasional
dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi
manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
Insolvensy Rist (resiko kebangkrutan)
Country RistOff Balance Sheet Rist,
I.ASET FINANSIAL
Aset finansial dapat didefinisikan sebagai berikut: it is a claim against the income or
wealth of a business Firm, house holold or unit of government, represented usually by a
certificate, receipt or other legal document and usually created by the lending of money
(Peter S. Rose, 1997).
a. tidak memberikan suatu jasa yang terus menerus kepada pemiliknya seperti
rumah tempat tinggal, mobil atau mesin cuci.
b. menjanjikan suatu pendapatan yang akan datang.
c. dapat dijadikan sebagai alat untuk penyimpanan nilai.
d. tidak dapat didepresiasi karena tidak habis dipakai.
e. kondisi fisiknya tidak dapat dinilai untuk menentukan nilai pasarnya.
f. umumnya dalam bentuk sehelai kertas (sertifikat) atau berbentuk informasi yang
disimpan dalam komputer (scripless stocks) sehingga sebagai komoditas nilainya
dapat dikatakan lidak ada.
g. biaya transportasi atau penyimpanan relatif sangat rendah.
h. sangat mudah dialihkan menjadi aset lain.
Uang, yaitu setiap aset finansial yang secara umum diterima sebagai alat
pembayaran atas pembelian barang dan jasa. Demikian juga giro, uang kertas, uang
logam adalah aset keuangan yang dapat dijadikan sebagai instrumen atau media
pembayaran.
Saham menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Oleh karena itu
memiliki klaim terhadap laba yang diperoleh perusahaan dan klaim atas
penerimaan yang diperoleh dari penjualan atas kekayaan perusahaan. Saham dapat
dibedakan dalam bentuk saham biasa dan saham preferen. Saham biasa
memberikan pemegangnya hak suara dalam pemilihan direksi perusahaan, oleh
karena itu menentukan kebijakan perusahaan. Saham preferen tidak memiliki hak
suara tetapi memiliki hak mendapatkan pembagian tetap dari keuntungan bersih
perusahaan seperti pemegang saham biasa.
Dalam hubungan ini, perlu dibedakan aset finansial yang bersifat kepemilikan
Iangsung (direct ownership) seperti saham dan aset finansial yang bukan
kepemilikan langsung (indirect ownership) misalnya reksa dana yang diterbitkan
perusahaan manajemen investasi atau investment management company baik
reksa dana yang bersifat terbuka (opened end) maupun reksa dana bersifat
tertutup (closed end).
Instrumen utang merupakan klaim finansial yang umum dimiliki misalnya
obligasi, utang, promes, commercial paper, dan instrumen yang dikeluarkan bank
sebagai bukti simpanan nasabah. Instrumen uang semacam ini disebut juga klaim
moneter (monetary claims) yang dapat diperjualbelikan (negotiable) dan yang
tidak dapat diperjualbelikan (non negotiable) misalnya buku tabungan, bilyet
deposiro berjangka dan sebagainya.
Klaim kontinjensi (contingent claims) merupakan salah satujenisasetfinansial
yang tcrdiriatas: warrant, obligasi konversi, pre-emptive right, opsi, konlrak
berjangka dan transaksi derivatif lainnya.
Untuk mencapai tujuan manajemen lembaga keuangan tersebut, beb erapa masalah
pokok atau bidang yang perlu diperhatikan manajemen dalam pengambilan
keputusan antara lain sebagai berikut:
Selanjutnya, manajemen akliva, ulang dan modal sangat berkaitan dengan tingkat
risiko yang mungkin dihadapi oleh lembaga keuangan. Pertama. risiko likuiditas,
lembaga keuangan dikatakan likuid apabila mampu mcmenuhi semua p enarikan
dana, misalnya giro, deposito, tabungan dan pencairan kredit oleh nasahah pada saat
dibutuhkan. Risiko kedua adalah risiko insolvensi yaitu kelidak mampuan memenuhi
kewajiban untuk jangka panjang. Apabila nilai pasar aset lembaga keuangan kurang
dari nilai seluruh utangnya, maka secara tehnik lembaga keuangan tersebut
sesungguhnya telah mengalami insolvensi.