Menurut saya system kesehatan yang sekarang ini sudaah berhasil dalam beberapa hal, antara lain menurunkan angka kematian ibu dan anak, pembangunan sarana-sarana kesehatan yang lebh maju dari tahun-tahun sebelumnya, dll. meskipun demikian menrut saya Sistem Kesehaatan sekarang ini masih mempunyai banyak kekurangan, kekurangan tersebut diantaranya yaitu: Sistem kesehatan sekarang ini masih sangat tidak terkontrol, antara pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta saling bersaing sehingga tekadang membuat pihak swasta sring menetapkan harga sendiri tanpa control daari siapapun. Sistem Kesehaatan Nasional saat ini belum sepenuhnya bepihak pada masyarakat miskin, hal ini terbukti dengan masih banyaknya faiilitas dan layanan kesehatan yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat miskin. Memang benar,masyarakat miskin memperoleh JPKM dari pemerintah namun pada kenyataanya banyak Rumah Sakit yang menolak masyarakat pengguna JPKM ketika mereka membutuhkan pelayanan kesehatan sehingga hal tersebut tidak bisa dinikmati oleh mereka. Selain itu juga fasilitas dan pelayanan kesehatan yang diberikan pada mereka tidak maksimal. Sistem Kesehatan Nasional saat ini masih memprioritaskan pembangunan Rumah Sakit yang mewah atau bahkan bertaraf internasional sedangkan pembangunan-pembangunan puskesmas untuk kesehatan dasar kurang diprioritaskan . Kurangna keterlibatan masyaraakat dalam pembangunan kesehatan dikarenakan pos kesehatan desa kegiataannya lebih bersifat kuratif dari pada preventif. Kurang maksimanya program-program yang bersifat non personalseperti peningkatan akses terhaadap air bersih,kesehatan lingkungan, dan gizi masyarakat. Rendahnya tingkat kualitas dan kuantitas fasiilitas dan pelayanan kesehatan di daerah-daerah yang masih terpencil atau kurang maju dikarenakan distribusi dari pemerintah yang tidak merata dan masih baanyaknya tenaga kesehatan yang tidak mau ditempatkan di daerah0daerah tersebut sehingga masyarakatnya tidak dapat memenuhi kebutuhan kesehatan secar maksimal.
2. Perbedaan SKN 2004 dan SKN 2009
no MATERI SKN 2004 SKN 2009 1. Landasan Landasaan idiil dan Landsan idiil konstitusional konstitusional dan operasional (RPJP-K) tahun 2005-2025 2. Prinsip, Azaz, Prinsip SKN Azas SKN dasar SKN 1. Perikemanusiaan 1. Perikemanusiaan 2. Hak asazi manusia 2. Pemberayaan dan 3. Adil dan merata kemandirian 4. Pemberdayaan dan 3. Adil dan merata kemandirian 4. Pengutaamaan dan 5. Kemitraan manfaat 6. Pengutamaan dan manfaat Dasar SKN 7. Tata 1. Hak asazi kepemerintahan yang baik manusia 2. sinergis dan kemitraaan yang dinamis 3. komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governanrce) 4. dukungan regulasi 5. antisipaif dan proaktif 6. responsive gender 7. kearifan local
3. subsistem 1. Sub system Upaya 1. Sub system upaya
kesehatan kesehatan 2. Sub system 2. Sub system pembiayaan kesehatan pembiayaaan kesehatan 3. Sub system 3. Sub system sumber daya manusia sumber daya manusia kesehatan kesehatan 4. Sub system 4. Sub system pemberdayan masyarakat sediaan farmasi, alat 5. Sub system kesehatan, dan makanan manejemen kesehatan 5. Sub system menejemen dan informasi kesehatan 6. Sub sisem pemberdayaan masyarakat
4. Sub system upaya Klasifikasi UKP dan Klaifikasi UKP dan
kesehatan UKM UKM 1. Strata pertama 3. Primer 2. Strata kedua 4. Sekunder 3. Strata ketiga 5. tersier
Organisasi pelayanan organisasi pelayanan
kesehatan kesehatan 1. Rumah sakit yang 1. rumah sakit yang termasuk alam UKP srata termsuk dalam pelayanan kedua adalah rumah sakit kesehatan perorangan setara C dan B sekunder (PKPS) adalah nonpendidikan rumah sakit setara tipe C 2. Rumh sakit yang 2. Rumah sakit yang termasuk dalam UKP termasuk dalam pelayanan strata ketiga adalah rumah kesehatan perorangan sakit B pendidikan dan A terssier (PKPT) adalah rumah sakit B dan A
3. Pentingnya pemberdayaan masyaraka dalam mencapai Indonesia sehat
Karena kesehatan merupakan tanggung jawab semua pihak baik individu, masyarakat, pemerintah, maupun swasta. Selain itu kegiatan kesehatan tidak hanya bersifat kuratif dan rehabilitative saja tetapi juga prevenif dan promotif sehingga diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mewujudkan Indonesia sehat. Selain itu masyarakat juga betanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, serta lingkungannya. 4. Perlunya konsep desa siaga Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah Desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Pemerintah memerlukan konsep desa siaga untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Selain itu, meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. juga bisa meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa. Sehingga masyarakat dapat mengetahui berbagai risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti bencana dan wabah penyakit. Dengan program ini, kesehatan lingkungan desa diharapkan bisa meningkat.
5. Struktur departemen kesehatan dalam era desentralisasi
Desentralisasi dalam arti umum didefinisikan sebagai pemindahan kewenangan, atau pembagian kekuasaan dalam perencanaan pemerintahan, manajemen dan pengambilan keputusan dari tingkat nasional ke tingkat daerah (Rondinelli, 1981). Secara lebih umum. Desentralisasi didefinisikan sebagai pemindahan kewenangan, kekuasaan, perencanaan pemerintahan, dan pengambilan keputusan dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah (Mills, dkk, 1989). Ada empat jenis desentralisasi yang umum dijumpai, yaitu a) dekonsentrasi→dipakai untuk menggambarkan pemindahan beberapa kekuasaan administratif ke kantorkantor daerah dari pemerintah pusat. b) devolusi→kebijakan untuk membentuk atau memperkuat pemerintahan tingkat sub-nasional (pemerintah daerah) yang benar-benar independen dari tingkat pusat dalam beberapa fungsi secara jelas. c) delegasi→berkaitan dengan pemindahan tanggungjawab manajerial untuk tugas-tugas tertentu ke organisasi-organisasi tertentu di luar stuktur pemerintah pusat, tetapi pelaksanaannya, secara tidak langsung, masih dikontrol pemerintah pusat. d) privatisasi →pemindahan tugas-tugas pengelolaan ke organisasi- organisasi sukarelawan atau perusahaan privat, baik yang mencari untung maupun tidak.
Desentralisasi Sistem Kesehatan di Indonesia
Desentralisasi kesehatan di Indonesia secara lebih jelas dilakasanakan setelah dikeluarkannya UU No. 22 tahun 1999, PP No. 25 tahun 2000, serta SE Menkes No. 1107/Menkes/E/VII/2000. UU No. 22 tahun 1999 pasal 1 ayat h menyebutkan “otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat (termasuk bidang kesehatan), menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Menurut aturan perundang-undangan dan dalam prakteknya, desentralisasi bidang kesehatan di Indonesia menganut semua jenis desentralisasi (dekonsentrasi, devolusi, delegasi, dan privatisasi). Hal ini terlihat dari masih adanya kewenangan pemerintah pusat yang didekonsentrasikan di daerah provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi. Dalam bidang kesehatan, implikasi desentralisasi pembangunan kesehatan, antara lain, adalah sebagai berikut: a) Terwujudnya pembangunan kesehatan yang demokratis yang berdasarkan atas aspirasi masyarakat. b) Pemerataan pembangunan dan pelayanan kesehatan, c) Optimalisasi potensi pembangunan kesehatan di daerah yang selama ini belum tergarap, d) Memacu sikap inisiatif dan kreatif aparatur pemerintah daerah yang selama ini hanya mengacu pada petunjuk atasan, e) Menumbuhkembangkan pola kemandirian pelayanan kesehatan (termasuk pembiayaan kesehatan) tanpa mengabaikan peran serta sektor lain. Fungsi dan Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota dalam Desentralisasi Kesehatan Desentralisasi pembangunan kesehatan dimaksudkan untuk lebih mengoptimalkan pembangunan bidang kesehatan dengan cara lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan sistem desentralistik diharapkan program pembangunan kesehatan lebih efektif dan efisien serta menyentuh kepada kebutuhan kesehatan riil masyarakat.
Visi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah masyarakat,
bangsa, dan negara yang ditandai dengan oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya diseluruh Indonesia. Sementara itu, salah satu misi pembangunan kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (Depkes, 1999). Bila dikaitkan dengan visi dan misi pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, maka kebijakan desentralisasi dapat dianggap sebagai upaya percepatan menunju cita-cita tersebut, karena hakikat dari desentralisasi pembangunan kesehatan adalah tersedianya pelayanan kesehatan secara adil dan merata bagi seluruh warga negara. Hal tersebut dimungkinkan karena daerah diberi keluwesan untuk mengurus kesehatan daerahnya. Program pembangunan kesehatan tidak lagi top-down tetapi benar-benar berasal dari aspirasi masyarakat (daerah). Dengan desentralisasi, daerah memiliki kewenangan menyusun sistim kesehatannya sendiri, menentukan anggaran pembangunan kesehatan, memilih prioritas pembangunan, mendayagunakan sumber daya kesehatan, menentukan tarif pelayanan kesehatan, dan membuat kebijakan sistem pembiayaan kesehatan di daerahnya. DAFTAR PUSTAKA
Siagian, Albiner. 2002. PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN KESEHATAN
(Suatu Kajian Kesiapan Daerah Menghadapi Desentralisasi Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Yustina, Ida.2008. Pemberdayaan Masyarakat Untuk Mewujudkan Indonesia
Sehat. Universitas Sumatera Utara. Medan. http://noaxiom.multiply.com/journal/item/325/Sistem_Kesehatan_Indonesia_Sang at_Liberal http://muslimfaisal.wordpress.com/2008/07/17/pengembangan-sistem-kesehatan- masyarakat-indonesia-berbasis-partisipasi-seluruh-masyarakat- menghadapi-era-globalisasi/ http://www.jpkm-online.net/index.php? option=com_content&task=category§ionid=1&id=13&Itemid=2 http://cpddokter.com/home/index.php? option=com_content&task=view&id=1007&Itemid=57 http://www.gizi.net/