You are on page 1of 7

1) Tabel 1 (Status Gizi Berdasarkan Indikator BB/U)

Persentase Balita menurut Status Gizi (BB/U) dan Kabupaten/Kota di


Provinsi Sulawesi Selatan, Riskesdas 2007

Kategori status gizi BB/U

Kabupaten/kota Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih

Selayar 4,6 6,7 79,4 9,2


Bulukumba 6,6 9,9 73,5 9,9
Bantaeng 8,8 10,5 73,1 7,6
Jeneponto 6,2 14,1 69,4 10,3
Takalar 8,4 18,7 65,3 7,5
Gowa 3,2 13,7 76,3 6,8
Sinjai 3,9 10,8 76,8 8,6
Maros 3,9 12,9 72,3 10,9
Pangkajene Kepulauan 5,0 13,9 72,2 8,9
Barru 6,0 9,4 74,6 9,9
Bone 4,5 17,8 70,8 6,8
Soppeng 4,0 9,2 77,0 9,8
Wajo 4,0 16,0 72,6 7,4
Sidenreng Rappang 4,6 13,9 74,4 7,2
Pinrang 6,1 8,9 78,5 6,5
Enrekang 5,4 10,8 73,1 10,7
Luwu 4,2 11,3 73,5 10,9
Tana Toraja 4,7 11,6 77,9 5,7
Luwu Utara 4,3 10,5 74,9 10,4
Luwu Timur 2,7 9,9 77,1 10,3
Kota Makassar 6,5 11,4 68,3 13,8
Kota Pare-pare 3,4 11,9 76,3 8,3
Kota Palopo 2,5 11,3 74,4 11,9

Sulawesi Selatan 5,1 12,5 73,1 9,3

Indonesia 5,4 13,0 77,2 4,3

Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang sifatnya umum,
tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk atau gizi buruk dan kurang
mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi
apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.
Secara umum prevalensi gizi buruk di Sulawesi Selatan adalah 5,1% dan gizi
kurang 12,5%. Angka ini berada dibawah nasional, masih dijumpai delapan (8) dari 23
kanupaten/kota memiliki prevalensi gizi buruk di atas angka prevalensi provinsi.
Prevalensi untuk gizi buruk dan kurang adalah 17,6%, juga lebih rendah dari angka
nasional. Bila dibandingkan dengan target pencapaian program perbaikan gizi pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015 sebesar 20% dan target
MDG untuk Indonesia sebesar 18,5%, maka Sulawesi Selatan termasuk salah satu
provinsi yang sudah mencapai target tersebut.

2) Tabel 2 (Status Gizi Menurut Karakteristik Responden)

Persentase Balita menurut Status Gizi (BB/U) dan Karakteristik


Responden Provinsi Sulawesi Selatan, Riskesdas 2007

Kategori status gizi BB/U

Karakterisitik
Responden Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih

Kelompok umur
0-5 1,0 0,9 36,6 61,5
6-11 0,8 4,2 34,4 60,6
12-23 3,3 7,3 77,6 11,7
24-35 4,2 9,0 82,2 4,6
36-47 6,1 14,7 75,4 3,8
48-60 6,8 18,4 72,8 1,9

Jenis kelamin
Laki-laki 4,5 13,2 74,7 7,6
Perempuan 5,7 11,7 71,4 11,2

Pendidikan KK
Tdk sekolah & tdk tamat SD 4,7 14,9 72,0 8,3
Tamat SD 6,1 12,5 71,8 9,6
Tamat SLTP 6,1 13,3 70,0 10,6
Tamat SLTA 4,2 11,7 74,9 9,2
Tamat PT 4,5 6,9 75,6 13,0

Dapat dilihat bahwa secara umum ada kecenderungan arah yang mengaitkan
antara status gizi BB/U dengan karakteristik responden, yaitu:
 Semakin bertambah umur, prevalensi gizi buruk dan gizi kurang cenderung
meningkat, sedangkan untuk gizi lebih cenderung menurun.
 Tidak nampak adanya perbedaan yang mencolok pada prevalensi gizi buruk dan
gizi kurang, antara balita laki-laki dan perempuan, walaupun ada kecenderungan
pada anak perempuan gizi buruk lebih tinggi dari anak laki-laki.
 Semakin tinggi pendidikan KK semakin rendah prevalensi gizi buruk dan gizi
kurang pada balita.
3) Tabel 3 (Resiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun)

Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun Menurut


Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, Riskesdas 2007

Kabupaten/Kota Risiko KEK

Selayar 17,0%
Bulukumba 13,5%
Bantaeng 17,7%
Jeneponto 11,9%
Takalar 15,4%
Gowa 19,9%
Sinjai 9,3%
Maros 11,3%
Pangkajene Kepulauan 16,5%
Barru 16,1%
Bone 11,1%
Soppeng 9,4%
Wajo 10,7%
Sidenreng Rappang 11,6%
Pinrang 8,0%
Enrekang 8,8%
Luwu 15,0%
Tana Toraja 33,7%
Luwu Utara 7,5%
Luwu Timur 10,3%
Kota Makassar 7,7%
Kota Pare-pare 9,7%
Kota Palopo 9,1%

Sulawesi Selatan 12,5%

Indonesia 13,6%

Risiko KEK di Provinsi Sulawesi Selatan adalah 12,5%, sedikit lebih rendah
dibanding angka nasional (13,6%). Berdasarkan kabupaten, angka risiko KEK tertinggi
adalah Tana Toraja (33,7%), dan yang terendah adalah Luwu Utara (7,5%). Dari 23
kabupaten/kota, terdapat 9 kabupaten/kota yang angka risiko KEK lebih tinggi dari angka
Provinsi Sulawesi Selatan.
4) Tabel 4 (Resiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun menurut
Pendidikan)

Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun menurut


Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan, Riskesdas 2007

Pendidikan KEK

Tdk sekolah & tdk tamat SD 15,5


Tamat SD 11,7
Tamat SMP 10,9
Tamat SMA 13,2
Tamat PT 12,1

Berdasarkan tingkat pendidikan, gambaran nasional menunjukkan pada tingkat


pendidiikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD), risiko KEK cenderung lebih
tinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT).

5) Tabel 5 (Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh


(IMT))

Persentase Status Gizi Penduduk Dewasa (15 Tahun Ke Atas) Menurut


IMT dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan, Riskesdas 2007

Kategori IMT

Kabupaten/kota Kurus Normal BB-Lebih Obese

Selayar 13,5 65,3 9,7 11,4


Bulukumba 14,5 64,6 9,9 11,1
Bantaeng 14,8 69,1 8,1 8,1
Jeneponto 17,7 63,1 8,2 11,0
Takalar 19,1 64,9 8,4 7,6
Gowa 14,3 72,2 7,1 6,4
Sinjai 12,9 70,1 8,2 8,8
Maros 17,6 69,6 6,9 5,9
Pangkajene Kepulauan 19,2 61,9 9,1 9,8
Barru 14,8 72,6 6,4 6,1
Bone 17,6 66,6 8,2 7,7
Soppeng 17,6 64,6 9,0 8,8
Wajo 17,3 67,8 8,4 6,4
Sidenreng Rappang 13,9 67,4 8,3 10,4
Pinrang 13,4 64,0 10,6 11,9
Enrekang 13,5 71,4 7,3 7,8
Luwu 13,7 70,8 8,1 7,4
Tana Toraja 20,2 71,8 3,5 4,5
Luwu Utara 12,9 68,4 8,9 9,8
Luwu Timur 11,3 68,3 9,8 10,7
Kota Makassar 17,2 68,2 7,3 7,2
Kota Pare-pare 13,3 63,8 10,2 12,7
Kota Palopo 12,3 64,2 10,3 13,1

Sulawesi Selatan 16,5 67,2 7,9 8,4

Indonesia 14,8 66,1 8,8 10,3

Istilah obesitas umum digunakan untuk gabungan kategori berat badan lebih (BB
lebih) dan obese. Prevalensi obesitas umum untuk Provinsi Sulawesi Selatan 16,3%
(7,9% BB lebih dan 8,4% obese), sedikit lebih rendah dari angka nasional (19,1%). Ada
12 kabupaten/kota memiliki prevalensi obesitas umum di atas angka prevalensi Sulawesi
Selatan. Kabupaten Tana Toraja memiliki prevalensi obesitas umum terendah yaitu 8,0%,
dan yang tertinggi adalah Kota Palopo (23,4%).

6) Tabel 6 (Prevalensi Obesitas Umum Menurut Jenis Kelamin)

Prevalensi Obesitas Umum Penduduk Dewasa (15 Tahun Ke Atas)


Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi
Selatan, 2007

Prevalensi Obesitas Umum

Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Laki-laki & Perempuan

Selayar 12,3 27,9 21,1


Bulukumba 12,1 27,6 20,9
Bantaeng 8,4 22,7 16,2
Jeneponto 9,6 25,7 19,2
Takalar 11,9 19,1 16,0
Gowa 7,5 19,0 13,5
Sinjai 9,7 22,7 16,9
Maros 11,6 13,7 12,7
Pangkajene Kepulauan 12,9 23,9 18,9
Barru 9,5 15,2 12,5
Bone 11,4 19,3 15,8
Soppeng 10,8 22,9 17,8
Wajo 10,9 17,9 14,9
Sidenreng Rappang 13,7 23,0 18,7
Pinrang 16,6 27,7 22,5
Enrekang 10,4 19,5 15,2
Luwu 11,6 19,2 15,5
Tana Toraja 7,0 9,0 8,0
Luwu Utara 13,2 23,9 18,7
Luwu Timur 13,1 27,1 20,4
Kota Makassar 12,8 16,1 14,5
Kota Pare-pare 19,0 26,2 22,9
Kota Palopo 18,5 27,7 23,4

Sulawesi Selatan 11,5 20,3 16,3

Indonesia 13,9 23,8 19,1

Tingkat Provinsi, pprevalensi obesitas umum pada laki-laki lebih rendah


dibandingkan dengan perempuan (masing-masing 11,5% & 20,3%). Gambaran yang
sama untuk seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Bahkan dua kabupaten yaitu
Bantaeng dan Jeneponto, prevalensi obesitas umum pada perempuan 2,7 kali lebih tinggi
dari laki-laki.

7) Tabel 7 (Status Gizi Penduduk Dewasa Menurut IMT Berdasarkan Pendidikan)

Persentase Status Gizi Dewasa (15 Tahun Ke Atas) Menurut IMT dan
Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan, Riskesdas 2007

Kategori IMT

Pendidikan Kurus Normal BB-Lebih Obese

Tdk Sekolah & Tdk Tamat SD 32,0 55,8 5,9 6,2


Tamat SD 25,5 60,9 6,6 7,0
Tamat SMP 19,4 65,5 7,3 7,7
Tamat SMA 14,4 68,9 8,3 8,4
Tamat PT 8,5 67,3 11,8 12,3

Hasil tabulasi silang status gizi penduduk dewasa menurut IMT dengan
berdasarkan pendidikan, yaitu masalah kurus pada penduduk dewasa, pada umumnya
prevalensi tertinggi terjadi untuk kelompok yang tidak sekolah dan tidak tamat SD.
Tugas Epidemiologi

DISUSUN OLEH :

BUDIAWAN

PO.71.3.231.09.013

SEMESTER 3

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN GIZI

2010

You might also like