Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
sebab mewaris pada jaman Arab jahiliyah sebelum islam datang membagi harta
warisan kepada orang laki-laki dewasa sedangkan kaum perempuan dan anak-
Pada saat Agama Islam masuk dengan turunnya Surat An-Nisa’ayat 11:
diantara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
Mahabijaksana.”(QS. An-nisa’:11)
perkawinan yang sah baik itu suami/istri, anak laki-laki maupun perempuan bisa
kebanyak orang memiliki anak laki untuk mendapatkan warisan seperti jaman
mengenai mewarisi.
1. Vide Muhammad Sallam Madkur, Al-Magkhal lil Fiqh al-Islamy, Cairo, Dar al-Nahdhah
al-‘Arabiyah, 1960, hlm. 211-212. Dan untuk memahami/mencari hikmah di balik ketetapan suatu
hukum Islam, vide M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Falsafah Hukum Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1975, hlm.
380-404
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum Islam datang, kaum wanita sama sekali tidak mempunyai hak
kerabatnya). Dengan dalih bahwa kaum wanita tidak dapat ikut berperang
membela kaum dan sukunya. Bangsa Arab jahiliah dengan tegas menyatakan,
orang yang tidak bisa dan tidak pernah menunggang kuda, tidak mampu
Sangat jelas bagi kita bahwa sebelum Islam datang bangsa Arab
memperlakukan kaum wanita secara zalim. Mereka tidak memberikan hak waris
kepada kaum wanita dan anak-anak, baik dari harta peninggalan ayah, suami,
maupun kerabat mereka. Barulah setelah Islam datang ada ketetapan syariat yang
memberi mereka hak untuk mewarisi harta peninggalan kerabat, ayah, atau suami
mereka dengan penuh kemuliaan, tanpa direndahkan. Islam memberi mereka hak
waris, tanpa boleh siapa pun mengusik dan menentangnya. Inilah ketetapan yang
telah Allah pastikan dalam syariat-Nya sebagai keharusan yang tidak dapat
diubah.
Ketika turun wahyu kepada Rasulullah saw. --berupa ayat-ayat tentang
waris-- kalangan bangsa Arab pada saat itu merasa tidak puas dan keberatan.
Mereka sangat berharap kalau saja hukum yang tercantum dalam ayat tersebut
kepada kaum wanita dan anak-anak sangat bertentangan dengan kebiasaan dan
adat yang telah lama mereka amalkan sebagai ajaran dari nenek moyang.
Abdullah Ibnu Abbas r.a.. Ia berkata: "Ketika ayat-ayat yang menetapkan tentang
hak waris kepada laki-laki, wanita, anak-anak, kedua orang tua, suami, dan istri--
memberikan warisan kepada anak-anak ingusan? Padahal mereka tidak ada yang
dapat memanggul senjata untuk berperang melawan musuh, dan tidak pula dapat
kita meminta kepada beliau agar berkenan untuk mengubahnya.' Sebagian dari
memberikan warisan kepada anak kecil yang masih ingusan? Padahal kami tidak
dapat memanfaatkan mereka sama sekali. Dan haruskah kami memberikan hak
waris kepada anak-anak perempuan kami, padahal mereka tidak dapat
musuh?'"
Inilah salah satu bentuk nyata ajaran syariat Islam dalam menyantuni
kaum wanita; Islam telah mampu melepaskan kaum wanita dari kungkungan
kezaliman zaman. Islam memberikan hak waris kepada kaum wanita yang
sebelumnya tidak memiliki hak seperti itu, bahkan telah menetapkan mereka
warisannya). Kendatipun demikian, dewasa ini masih saja kita jumpai pemikiran
yang kotor yang sengaja disebarluaskan oleh orang-orang yang berhati buruk.
Mereka beranggapan bahwa Islam telah menzalimi kaum wanita dalam hal hak
menyamakan hak kaum wanita dengan hak kaum laki-laki dalam hal penerimaan
warisan.
ajaran dan aturan hukum dalam syariat Islam. Sehingga pada akhirnya kaum
wanita akan menuntut persamaan hak penerimaan warisan yang sama dan
mereka yang berpura-pura prihatin tentang hak waris kaum wanita, justru mereka
sendiri sangat bakhil terhadap kaum wanita dalam hal memberi nafkah.
Barat yang banyak diikuti oleh orang-orang yang teperdaya oleh kedustaan
mereka. Kultur seperti itu tidak menghormati kaum wanita, bahkan tidak
kaum wanita tidak lebih sebagai pemuas syahwat. Mereka sangat bakhil dalam
(suaminya). Lebih dari itu, budaya mereka mengharuskan kaum wanita bekerja
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sebelum Islam datang, kaum wanita sama sekali tidak mempunyai hak
kerabatnya).
2. Setelah Islam datang ada ketetapan syariat yang memberi mereka hak
untuk mewarisi harta peninggalan kerabat, ayah, atau suami mereka dengan
3. Islam memberikan hak waris kepada kaum wanita yang sebelumnya tidak
memiliki hak seperti itu, bahkan telah menetapkan mereka sebagai ashhabul
http://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2024563-contoh-makalah-hukum-
waris-keluarga/
http://makalah-ibnu.blogspot.com/2008/10/hukum-waris-islam-di-indonesia.html
MAKALAH
HUKUM WARIS
“PEMBAGIAN WARIS DAN HAK WARIS WANITA SEBELUM
ISLAM”
OLEH :
INDRA EFENDI
RUSDIN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
TEMBILAHAN
T.A 2010/2011