Professional Documents
Culture Documents
Universitas Hasanuddin
2010
Kata Pengantar
2
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Wawasan Budaya
Maritim ini dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang salah satu unsur budaya
yang ada pada masyarakat maritim yaitu Pengetahuan.
Faktor pendukung seperti buku ajaran dan berbagai literature dari berbagai
sumber sebagai salah satu indikator pendidikan yang perlu diprioritaskan demi
tercapainya hasil belajar yang optimal serta kemampuan berfikirdan percakapan
hidup adalah hasil akhir yang diharapkan.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca semuanya
.Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan.Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah
ini.
Hormat Kami,
Penulis
Daftar Isi
b. Tujuan ............................................................................................................. 4
c. Manfaat ........................................................................................................... 4
BAB I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
b. Tujuan
c. Manfaat
BAB II
Sistem Pengetahuan
Sistem budaya bahari terdiri atas berbagai unsur sistem antara lain:
pengetahuan, gagasan, keyakinan/kepercayaan, nilai, dan norma/aturan dan
pengenalan lingkungan sosialnya berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya dan
jasa-jasa laut. Unsur-unsur sistem ini menjadi regulator masyarakat bahari dan dilain
pihak, masyarakat bahari mendukung dan memberikan energi kepada budaya bahari.
Keterkaitan antara informasi budaya bahari dan penguatan energi dalam sistem sosial
masyarakat, akan menyebabkan masyarakat bahari di satu pihak membentuk
kepribadian, watak atau jiwa bahari individu angggota-anggotanya dan dilain pihak,
individu anggota masyarakat bahari mendukung dan memberikan energi kepada
masyarakat bahari
Sistem adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur ini dapat berasal dari pandangan,
teori, asas dan sebagainya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui/
dimengerti. Jadi system pengetahuan pada masyarakat bahari adalah metode yang
teratur dan saling berkaitan yang diketahui / dimengerti oleh masyarakat yang
biasanya berasal dari pengalaman. Sistem pengetahuan ini berfungsi sebagai
pedoman bagi manusia dalam interpretasi lingkungan dan pengalaman serta pedoman
dalam bertingkah laku.
Mengenai perubahan musim, perubahan cuaca dan suhu, kondisi air laut,
konisi dasar, yang mempengaruhi (positif negatif) aktifitas pelayaran dan
eksploitasi sumber daya laut/perikanan, Nelayan Pagae misalnya berpedoman pada
perangkat pengetahuan mereka tentang tanda-tanda di laut dan angkasa berupa
kilat, awan hitam, bunyi kemudi perahu, cahaya laut, yang duhubungkan dengan
peristiwa atau hal datangnya angin kencang, adanya batu karang, dan lain-lain
sebagainya. Khusus nelayan utamanya nelayan Pagae di Kodingareng, memiliki
pengetahuan berdasarkan pengalaman dan warisan pengetahuan mengenai kondisi
dasar (dalam, dangkal, berpasir, berlumpur, berbatu-batu, rata, landai, curam) dan
kondisi air laut, terutama ombak dan arus. Pengetahuan seperti ini diperlukan bagi
pilihan penggunaan jenis ikan.
2. Pengetahuan tentang biota laut yang bernilai ekonomis
Jika dibandingkan dengan kaum saintis dari berbagai bidang ilmu ( biologi laut,
ilmu perikanan dan kelautan), nelayan cukup miskin pengetahuaannya mengenai
jenis- jenis biota laut. Umumnya nelayan hanya mengetahui jenis-jenis ikan yang
bernilai ekonomis .
BAB III
Masyarakat Bajo masih mempercayai sampai dewasa ini tentang hari baik dan
hari buruk untuk melakukan perjalanan. Dengan demikian, tiap hari berpengaruh
terhadap hasil pekerjaan, semua urusan dan pekerjaan yang akan dilakukan selalu
diawali dengan menghitung-hitung hari yang baik dan hari yang buruk. Sistem
pengetahuan ini merupakan pewarisan nenek moyangnya, kemudian
ditransformasikan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam lingkungan
sekitarnya.
Toppoi jennek kebok, yaitu angin kencang yang bertiup sekitar tanggal 17
Agustus sampai 20 Agustus.
Anginna Wara-warae, yaitu angin kencang yang bertiup sekitar tanggal 17
sampai 20 Juli.
Anginna tanrae, yaitu angin kencang yang bertiup sekitar tanggal 15 Agustus
Barubunna manue, yaitu angin yang bertiup pada tanggal 10 Oktober.
Pengetahuan untuk menentukan arah perahu dan daerah yang akan dituju
umunya dimiliki oleh orang Bajo. Untuk menetukan arah memerlukan bantuan
bintang pada malam hari. Pengetahuan mengenai bintang-bintang adalah sebagai
berikut :
1. Sule bawie,
adalah sebuah bintang yang selalu muncul di sebelah timur dan terbit pada
awal malam, tenggelam sekitar pukul 21.00. Di sebut Sulo-bawie karena
sejak terbit dan bersinar, babi-babi di hutan keluar dari sarangnya mencari
msksnsn ksrena sudah gelap.
2. Buttee,
adalah sekolompok bintang terdiri atas 4 buah bintang berbentuk buttek
( sejenis ikan yang besar perutnya). Bintang ini berada di sebelah selatan
bersama-sama dengan walue dan eppangnge. Bila muncul buttee
menandakan ikan di laut bertelur khususnya ikan terbang.
3. Wara-warae,
adalah bintang tinggalyang menampakkan diri agak terang merah seperti
bara api. Pada bulan Juli tanggal 17 sampai 20, sering membawa angin
yang agak kencang yang disebut anginna wara-warae dan pada saat itu
sering terjadi kebakaran.
4. Tanrae,
adalah bintang yang berjumlah 3 buah, dijadikan sebagai pedoman dalam
menentukan arah perahu. Pada tanggal 15 Agustus, merupakan pertanda
bahwa akan ada angin yang agak kencang disebut anginna tanrae. Apabila
bintang tanrae muncul di sebelah timur menandakan mulai masuk angin
timur dan bila berada pada posisi tengah hari dan bertepatan dengan pukul
06.00, berarti musim pertengahan musim timur, terjadi sekitar bulan
Agustus dan pada bulan tersebut sering datang hujan yang disebut, bosi
tangngasso tanrai. Apabila bintang tanrae berada pada posisi sebelah barat
atau tenggelam di sebelah barat menandakan musim barat mulai datang.
5. Tande Mamallou,
adalah sebuah bintang yang muncul disebelah timur, terbit sekitar pukul
05.00 dan tenggelam pada pukul 06.30, bila Bintang ini muncul berarti
sudah fajar.
6. Mano,
adalah sejumlah bintang(6buah) yang menyerupai ayam dan bila muncul
di sebelah timur menandakan pertengahan musim timur. Pada tanggal 10
September memberi tanda akan sering bertiup angin yang disebut
barubunna manue.
7. Lumes,
terdiri atas 4 buah bintang yang berada di sebelah selatan tenggara sekitar
pukul 19.00 dan menghilang pukul 07.00. Apabila bintang tersebut
muncul menandakan ikan mulai menampakkan diri di permukaan laut
khususnya tarawani (ikan terbang). Bintang ini disebut juga bintang laki-
Selain itu Suku Bajo secara umum juga memahami jenis angin yang
didasarkan atas ramalan cuaca dan tanda-tanda bahaya di laut. Suku Bajo berdasarkan
sumber tradisi lisan pemahaman laut diperoleh melalui pengalaman yang sangat luas
dan melalui gejala alam sekitar serta ketajaman indera pakkita (penglihatan),
parengkalinga (pendengaran), paremmau (penciuman), penedding(firasat), dan
tentuang (keyakinan). Tanda-tanda bahaya yang bisa diramalkan oleh seorang
pasompe antara lain adalah sebagai berikut :
Angin bare’
Angin bare’adalah angin yang bertiup dari arah barat daya dan barat laut. Tanda-
tanda menjelang bertiupnya angin bare’ adalah :
a) Lino (angin laut yang tenang), musim malam hari dan siang. Angin
tersebut akan mulai bertiup pada waktu sore hari sampai malam.
b) Didahului oleh kilat yang mendatar di permukaan laut atau kilat itu
bersinar ke atas.
c) Cuaca gelap/menghitam di sebelah barat.
d) Apabila angin kencang tersebut akan menyerang dalam seketika, tandanya
awan menghitam di sebelah barat kemudian berubah menjadi terang (silih
berganti).
e) Guntur selalu berbunyi di saat hujan sedang turun.
Angin timo
Angin timo, yaitu angin timur yang bertiup pada bulan Juli-Agustus. Tanda- tanda
menjelang bertiupnya angin timo, adalah:
a) Di waktu malam bintang-bintang cahayanya kelihatan tidak tenang (reppek-
reppek).
b) Pada waktu air pasang, angin bertiup dengan keras, layar harus digulung. Pada
waktuu air surut, angin bertiup sedang, dan layar tidak perlu digulung karena
anginnya tidak terlalu kencang.
Angin Datue,
Anginna datue yaitu angin kencang yang bertiup sekitar pertengahan bulan
Agustus. Tanda-tanda yang mendahulukan adalah :
a) Selalu ada kilat di waktu malam.
b) Tanda-tanda akan merusak, apabila tiupan menimbulkan bunyi pada besi
karena tiupan yang demikian keras.
Sebaliknyadimana arah ikan itu turun ke air dan air berwarna biru di situ
airnya dalam.
Jika sementara masyarakat Bajo berlayar dan melihat laut tidak berombak dan
air laut tidak berarus keras banyak buih-buih air atau busa air terapung-apung disertai
adanya bau anyir maka mereka dipastikan bahwa ditempat itu ada karang. Tanda lain
adalah terdapatnya biji pelir mengecil. Di samping itu bilamana kayu perahu
berdesir.Seperti gesekan pasir berarti karang ada disekitar tempat itu .Disamping itu
untuk mengetahui tempat yang berbatu karang ,dikenal dengan tanda-tanda;
a. Pada waktu malam terang bulan ,gugusan karang nampak mengkilat akibat
pantulan cahaya bulan.
b. Di waktu siang gugusan karang terlihat berwarna putih akibat pecahan
ombak.
c. Bau gugusan batu karang dapat dirasakan kira-kira satu mil sebelum, yaitu
berbau anyir.
Tanda-tanda bahwa ditempat itu banyak ikan ialah adanya karang, karena
disekeliling karang itu tempat ikan bermain-main. Untuk menangkap harus
menghadang arus. Waktu yang sebaiknya menangkap ikan menurut orang Bajo
adalah waktu pagi dan sore. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu laut tidak
begitu panas sehingga ikan-ikan bermain di permukaan laut. Pada waktu malam
penangkapan dilakukan dalam keadaan bulan redup karena pada waktu itu ikan-ikan
naik ke permukaan laut, tetapi sebaiknya kalau bulan terang, maka ikan-ikan itu turun
sampai pada kedalaman 20 meter.
Orang Bajo memiliki pengetahuan tentang Gayo atau ombak. Ombak menurut
pengetahuan kebaharian masyarakat Bajo terdiri atas :
Pada Goya Kapuaka ini disertai dengan sisiapu (laso anging) yaitu ditandai
dengan awan hitam yang berputar bentuknya kadang-kadang vertikal dan kadang-
kadang horisontal. Angin ini begitu dasyatnya sehingga apa yang didahuluinya
diangkat ke udara kemudian dihempaskan kembali ke permukaan laut. Utang
menolak angin ini suku Bajo meninggalkan pakaian kemudian duduk bersila di
haluan perahu sambil membaca mantra agar angin berubah arah.
Berbagai pemali atau pantangan yang masih berlaku dan ditaati oleh para
nelayan antara lain adalah sebagai berikut:
a) Pantangan menjatuhkan sesuatu benda secara sengaja atau tidak pada waktu
akan berangkat berlayar.
b) dimana arah ikan itu turun ke air dan air berwarna biru di situ airnya dalam.
c) Pantangan menegur atau bertanya kepada orang yang sedang menuju
perahunya.
Apabila si suami atau salah satu anggota keluarga sedang berlayar, ada
beberapa pantangan bagi pihak isteri/keluarga yang ditinggalkan seperti :
a. Mengeluarkan atau membuang debu dapur dari rumah.
b. Menunda mencuci pakaian suami sampai tiga hari.
c. Mencuci/memakai piring tempat makanan si suami.
d. Menurunkan barang-barang pada malam hari.
e. Membalikkan tempat beras.
f. Mencuci/menjemur kelambu, bantal dan kasur.
g. Memperbaiki/menurunkan bagian rumah seperti dinding dan atap.
h. Mencari kutu di tangga rumah.
Sapa panyu, dilarang makan daging penyu karena penyu sering menolong
orang yang ditimpa musibah di laut. Sapa anre, (pantang makan), karena pesan dari
nenek moyang secara turun-temurun atau apabila dimakan timbul rasa gatal atau
bisul-bisul khususnya kepada jenis ikan tertentu. Sapa bale pesse-pesse, pantang
makan ikan pesse-pesse menurut masayarakat setempat jenis itu dianggap bukan ikan
karena tidak mempunyai lidah.
BAB IV
Kesimpulan
Penduduk nelayan di Indonesia pada umumnya menghuni daerah pesisir pulau-
pulau besar dan memenuhi pulau-pulau kecil yang sangat banyak jumlahnya.
Mereka ini di kategorikan sebagai nelayan karena sebagian besar ataus sepenuhnya
menggantungkan kehidupan ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada
pemanfaatan sumberdaya perikanan laut, dengan mengantungkan beberapa tipe
perahu dan jenis-jenis alat/teknik eksploitasi sumber daya laut.
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/17280040/Laporan-LDP-LPMA-Studi-Antropologi
http://arkeologijawa2.files.wordpress.com/2009/10/05_sofwan.pdf
http://www.scribd.com/doc/21108279/Budaya-Bahari-Sebagai-Budaya-Lokal-Masyarakat-
Nelayan-Bugis
Tim Pengajar wsbm UH.2010.Wawasan Sosial Budaya Maritim. Makassar: UPT MKU
Kelas : KesMas D
Kelompok : Lima
Nama :
Eka Fatmawati
Dwi Wahyuni
Maya JC Moka
Reski Darmah
Dwi Ningrum
Ismi
Hardiana
Rafiqah Masbah