You are on page 1of 1

SANKSI BAGI AKUNTAN PUBLIK DISIAPKAN

Jakarta-Rancangan Undang-undang (RUU) Akuntan Publik (AP) yang saat ini tengah disusun
pemerintah, memuat sanksi bagi pihak-pihak yang menyalahgunakan profesi AP. Sanksi denda
terbesar mencapai Rp 3 miliar, dengan sanksi kurungan terlama enam tahun.
Demikian dipaparkan Agus Suprapto, Kepala Bidang Pemeriksaan AP dan KAP Depkeu, Sabtu
(15/12). Sanksi tersebut diatur dalam Pasal 52 RUU AP.

Agus menjelaskan penetapan sanksi tersebut sejalan dengan tujuan penyusunan UU AP. "Regulasi
ini didesain untuk memastikan bahwa jasa profesional AP hanya diberikan oleh pihak yang
berhak," katanya. Hal ini, lanjutnya, untuk memberikan jaminan yang memadai kepada publik
bahwa hanya orang-orang yang memenuhi kualifikasi dan persyaratan teknis dan moral tertentu
saja yang dapat memberi jasa profesional AP. "Pencantuman pasal pidana karena RUU ini
menyentuh kepentingan publik. Jadi, kalau AP melanggar hak publik, akan diberi sanksi pidana,"
tambah Edi, anggota Panitia Antar-Departemen Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang
AP yang berasal dari Dephukham.

Sedangkan, sanksi bagi AP dan KAP yang melakukan pelanggaran ditetapkan maksimal enam
tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Sanksi ini diberikan bagi AP dan KAP yang melakukan
manipulasi data. Sementara itu, jika pelanggaran yang dilakukan berupa pelanggaran ketentuan
profesional AP dan KAP, sehingga merugikan pihak lain, sanksi yang diberikan maksimal
kurungan empat tahun dan denda Rp 300 juta. Sanksi bagi AP dan KAP ini diatur dalam Pasal 51.
Bagi pihak terafiliasi dengan AP dan KAP, seperti pegawai atau Rekan KAP, sanksi berupa
penjara enam tahun dan denda Rp 300 juta maksimal. "Misalnya kalau membocorkan rahasia,"
lanjut Agus.

Agus menambahkan ketentuan pidana dalam RUU KAP ini merupakan lex specialist dari
ketentuan KUHP. RUU tersebut juga mengatur pembentukan Komite Pertimbangan Profesi AP,
yang nantinya bertugas memberikan pertimbangan kepada Menteri Keuangan berkaitan dengan
dugaan pelanggaran yang dilakukan AP.

Menurut Indarto, Kepala Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Depkeu, Menteri Keuangan
perlu diberi pertimbangan sesuai dengan kesalahan yang dilakukan. "Jangan sampai penetapan
sanksi semena-mena. Komite ini memberi pertimbangan yang fair kepada Menteri Keuangan
kalau ada pelanggaran," katanya. Anggota Komite terdiri dari akademisi, praktisi, dan wakil dari
Depkeu.

Saat ini, proses penyusunan RUU AP telah memasuki tahap harmonisasi di Dephukham.
Selanjutnya, RUU tersebut disampaikan kepada Presiden untuk selanjutnya diberikan kepada
DPR untuk dibahas.

(esther fin harini)

Copyright © Sinar Harapan 2003

You might also like