You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Agroklimatologi merupakan ilmu yang mempelajari teknik budidaya tanaman dan


iklim untuk pertumbuhan, perkembangan dan hasil. Klimatologi sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu Klima dan Logos yang masing-masing berarti kemiringan (slope) yg
di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Iklim merupakan
salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh
karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Dalam Agroklimatologi salah satu hal yang akan kita pelajari dan penting untuk
diketahui adalah Unsur-unsur Iklim dan Faktor-faktor Pengendali Iklim. Unsur-unsur
iklim dan pengendali iklim sangat penting untuk dipelajari karena iklim merupakan salah
satu hal yang sangat penting dalam dunia pertanian. Iklim dapat mempengaruhi hasil
produksi pertanian baik itu dari segi kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas.

Tujuan

Tujuan penyusunan tulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Agroklimatologi. Selain itu penulisan tugas ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

Metode Penulisan

Penulisan tugas ini menggunakan metode kepustakaan yaitu mengumpulkan


tulisan-tulisan dari buku maupun artikel di internet yang berkaitan dengan penulisan
tugas berikut. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang Unsur-unsur iklim serta faktor-
faktor pengendali iklim. Selain itu juga ada beberapa sup bab yang akan dibahas antara
lain jenis-jenis hujan,factor-faktor terjadinya angin,pembagian iklim, mekanisme dasar
sirkulasi udara dll.

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
BAB II
UNSUR – UNSUR IKLIM
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing-masing
berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri
berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan
bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi
memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam
pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik
(Tjasyono, 2004)

Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman
yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam
bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu
pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu
terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim
seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk
merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan
merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.

Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.

1. HUJAN

Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan
merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg
disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus
pertumbuhan tanaman. Itu merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman.
Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan
La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa
sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut
akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit
untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga
menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke
dua.

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti
salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke
bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap
ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam kitaran hydrologik di mana kelembaban


dari laut menguap, bertukar menjadi awan, terkumpul menjadi awan, lalu turun kembali
ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi
daur ulang itu semula.

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan. Ia dinyatakan sebagai


kedalaman air yang terkumpul pada permukaan rata, dan diukur kurang lebih 0.25mm.

Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Hujan di bawah pH 5.6, dianggap


hujan asam.

1.1 Jenis-jenis hujan

Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi :

• Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai
dengan angin berputar.
• Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat
pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian
angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator
yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
• Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air
yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara
menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar
pegunungan.
• Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu
dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu
disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di
bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan
frontal.
• Hujan muson, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson).
Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu
tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia,
secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di
kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.

Berdasarkan ukuran butirannya, hujan dibedakan menjadi :

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
• Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
• Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
• Hujan batu es, curahan batu es yang trun dalam cuaca panas dari awan yang
suhunya dibawah 0° Celsius
• Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0°
Celsius dengan diameter ±7 mm

2. SUHU

Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di
daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan
kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan
musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di
daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih
di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari
ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman.
Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000
meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat
kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strowbery.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu
juga disebut temperatur.

3. ANGIN

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi.
Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi
penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi.

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
3.1 Faktor Terjadinya Angin
Faktor terjadinya angin, yaitu : Gradien Barometris, letak tempat tersebut, ketinggian
tempat tersebut, dan waktu.

Gradien Barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya
111 km. Makin besar gradien barometrisnya angin semakin cepat.

Letak Tempat
kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya. Sebaliknya yang
jauh dari garis khatulistiwa lebih lambat.

Tinggi Tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup

Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari

4. KELEMBABAN UDARA

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.
Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan
untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan
termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan
dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).

Pengaruh ketinggian tempat dan curah hujan pun dapat mempengarui


kelembaban, semakin tinggi letak suatu tempat maka curah hujan pun semakin tinggi
pula. Dengan demikian daerah tersebut mempunyai kelembaban yang tinggi (RH 100 %
dapat menyebabkan hujan). Keberadaan tanaman juga dapat mempengaruhi kelembaban.
Areal perkebunan dengan tanaman tinggi (perkebunan karet) mempunyai kelembaban
lebih tinggi daripada areal yang ditanami tanaman rendah (pertanaman sayuran).
Lingkungan di bawah naungan pohon juga lebih lembab bila dibandingkan dengan
daerah terbuka sebab uap air yang dikeluarkan tanaman akan menambah kelembaban
udara.

Pengaruh kelembaban udara terhadap tanaman tampak pada perubahan stomata


(mulut daun), menjadi terbuka atau tertutup. Dilingkungan yang mempunyai kelembaban
tinggi, stomata akan tertutup sehingga CO 2 yang menjadi bahan pokok dalam proses
fotosintesis tidak dapat masuk ke dalam daun. Akibatnya penguapan yang terjadi tidak
berlebihan. Sebaliknya bila dalam lingkungan dengan kelembaban rendah, penguapan

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
yang terjadi lebih banyak. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan syarat tumbuh
tanaman : cocok untuk lingkungan berkelembaban tinggi atau rendah. Namun, perbedaan
ini tidaklah mutlak karena dalam lingkungan ekstrim pun masih ada tanaman yang
mampu beradaptasi

5. SINAR MATAHARI

Banyaknya sinar matahari yang diterima bumi berpengaruh pada temperatur daerah
tersebut. Semakin banyak sinar matahari yang diterima, semakin tinggi temperaturnya.
Karena sinar matahari tidak selamanya datang secara tegak lurus, maka sudut datang
sinar matahari mempengaruhi besarnya temperatur. Semakin tegak arah datangnya sinar,
semakin tinggi temperaturnya.

Panjang hari (lama penyinaran matahari) berpengaruh pada pembungaan tanaman.


Karena ada perbedaan panjang hari, maka tanaman dibedakan menjadi tiga macam,yaitu :

1. Tanaman hari panjang (long day plant) adalah tanaman yang memerlukan lama
penyinaran matahari lebih dari 14 jam untuk pembungaannya

2. Tanaman hari pendek (short day plant) adalah tanaman yang memerlukan lama
penyinaran kurang dari 12 jam untuk pembungaannya

3. Tanaman indeferen ( netral day plant) adalah golongan tanaman yang


pembungaannya tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran matahari

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
BAB III
PENGENDALI IKLIM
1. PANCARAN RADIASI SURYA/MATAHARI

Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi. Pemanasan matahari pada siang
hari dan pendinginan pada malam hari dalam skala harian, atau musim panas dan musim
dingin dalam skala tahunan, berperan besar pada gerakan massa udara dalam bentuk
angin, baik dalam skala lokal maupun global. Demikian juga penguapan air di permukaan
bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan dari awan itu turun hujan kemudian
airnya mengalir ke tempat yang rendah, tampak jelas peranan matahari dalam siklus
hidrologi yang merupakan gerakan massa air. Faktor cahaya matahari dalam proses
fotosintesis pada tumbuhan menunjukkan perannya dalam aktivitas biologi yang
menunjang kehidupan makhluk hidup di bumi, baik dalam bentuk bahan makanan
maupun dalam siklus karbon dioksida dan oksigen.

Iklim sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata jangka panjang ternyata bervariasi
atau bahkan berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu bisa berasal dari
aktivitas manusia (antropogenik) atau dari antariksa (kosmogenik). Faktor antropogenik
bersumber dari peningkatan emisi gas rumah kaca (gas yang berefek pemanasan seperti
di dalam rumah kaca), terutama karbon dioksida yang berasal dari industri dan
transportasi. Peningkatan karbon dioksida secara global dikaitkan dengan munculnya
gejala pemanasan global.

Menurut salah satu model sistem iklim global, peningkatan karbon dioksida dua
kali lipat bisa meningkatkan suhu rata-rata global sekitar 1,5 – 4,5 derajat. Sementara itu
bukti pengamatan karbon dioksida atmosfer yang diukur di berbagai tempat di dunia
menunjukkan peningkatan dan suhu udara permukaan global pun secara umum
menunjukkan kecenderungan meningkat.

Di sisi lain, faktor antropogenik ternyata tidak selalu bisa menjelaskan gejala
perubahan iklim. Ternyata pada saat aktivitas antropogenik terus meningkat, terjadi juga
penurunan suhu udara permukaan, khususnya sekitar 1940–1970. Data-data suhu
permukaan global menunjukkan adanya penurunan walaupun karbon dioksida dan gas
rumah kaca lainnya terus meningkat. Hal ini bisa menjadi petunjuk adanya faktor lain
yang mempengaruhi perubahan iklim, yaitu faktor kosmogenik terutama faktor aktivitas
matahari. Faktor mana yang dominan di antara faktor antropogenik dan kosmogenik,
masih menjadi perdebatan para peneliti.

Salah satu penelitian menggunakan model iklim yang memperhitungkan


pertukaran panas antara darat dan laut, antara atmosfer dan lautan, antara belahan bumi
Utara dan Selatan, serta parameterisasi percampuran di lautan. Hasilnya menunjukkan
bahwa pengaruh gas rumah kaca lebih mendominasi daripada pengaruh variabilitas

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
matahari. Sebaliknya penelitian lainnya menunjukkan bahwa kontribusi faktor aktivitas
matahari lebih dominan daripada faktor gas rumah kaca terhadap perubahan suhu global
(udara dan daratan). Model iklim yang digunakan dalam penelitian kedua adalah model
pencampuran lautan dan koservasi energi musiman, mirip dengan penelitian pertama
tersebut. Faktor gas rumah kaca hanya menunjukkan perubahan suhu global yang
monoton naik, sedangkan faktor aktivitas matahari menunjukkan perubahan bervariasi
mendekati perubahan suhu global.

2. LETAK LINTANG

Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya
di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.

2.1 Iklim Matahari


Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh
permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.

Gambar 22: Pembagian daerah iklim matahari

Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas
dapat Anda pelajari pada uraian berikut.

1) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° - 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.

Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:

 Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu
udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya
mencapai 30°C.
 Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C,
sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
 Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
 Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

2) Iklim Sub Tropis


Iklim sub tropis terletak antara 231/2° - 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan
antara iklim tropis dan iklim sedang.

Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:

 Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari
daerah iklim tropis ke iklim sedang.
 Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi
musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim
panas tidak terlalu panas.
 Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin.
 Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim
panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada
musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.

3) Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai
berikut:

 Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering


berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering
terjadi badai secara tiba-tiba.
 Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil
dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.

4) Iklim Dingin (Kutub)


Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim
kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:

 Musim dingin berlangsung lama


 Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
 Udaranya kering.
 Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
 Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
 Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di
permukaan tanah.
 Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
 Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan
Greenland, dan pantai utara Siberia.

Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:


 Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
 Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di
kutub selatan.

2.2 Iklim Fisis


Apa yang dimaksud dengan iklim fisis. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta
sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang
terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka
bumi, angin, dan curah hujan.

Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan
iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:


a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.

2) Iklim Darat (Kontinen)


Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri
iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:


a) Amplitudo suhu tahunan besar;
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

3) Iklim Dataran Tinggi


Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
d) Jarang turun hujan.

4) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu
sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
e) Kadang banyak turun salju.

5) Iklim Musim (Muson)


Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan
musim kemarau.

3. KETINGGIAN TEMPAT

Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air
laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi
suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya
semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya
semakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu
wilayah. Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada
wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya. Maka berdasarkan iklim
dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:

a. Hutan Hujan Tropik


Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari, curah hujannya
tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak terdapat hutan hujan tropik. Ciri-
ciri hutan ini adalah sangat lebat, selalu hijau sepanjang tahun, tidak mengalami musim
gugur, dan jenisnya sangat heterogen. Hutan jenis ini banyak terdapat di Sumatera,

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian Jaya. Beberapa jenis floranya misalnya kayu
meranti, ulin, dan kapur. Pada pohon-pohon ini hidup menumpang berbagai tumbuhan
seperti anggrek dan tumbuhan merambat.dan epifit. Tumbuhan merambat yang terkenal
adalah rotan. Hutan ini terdiri dari Hutan Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 - 3000 m
dari muka laut) dan Hutan Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100 m dari muka laut).
Hutan rawa gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air tawar termasuk dalam jenis
hutan hujan tanah rawa. Sedangkan hutan fegaceae, hutan campuran Dipterocarpaceae,
dan hutan belukar, termasuk jenis hutan hujan tanah kering.

b. Hutan Musim atau Hutan Meranggas


Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada ketinggian antara
800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang sehingga sinar matahari sampai ke
tanah, tahan kekeringan, dan tingginya sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur pada
musim kering/kemarau dan menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati, kapuk,
dan angsana.

c. Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang berserakan
atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim kering lebih panjang dari
musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri dari hutan sabana dengan pohon-
pohon dan palma ( 900 m dari muka laut) dan hutan sabana casnarina (terletak antara
1600 - 2400 m dari muka laut).

d. Padang rumput
Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim penghujan
pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang rumput dapat terdapat di
daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas permukaan laut, seperti misalnya
padang rumput tanah, padang rumput pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namun
ada yang berada pada ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa
gambut.

Demikianlah jenis-jenis flora yang hidup di Indonesia yang dibedakan atas 3 wilayah.
Cobalah Anda cari gambar mengenai jenis-jenis flora dari sumber-sumber lainnya agar
lebih memahaminya. Setelah Anda mengetahui jenis-jenis flora yang ada di Indonesia,
selanjutnya akan kita bahas mengenai jenis-jenis flora di dunia.

4. POSISI TERHADAP LAUTAN

Wilayah Indonesia yang berada pada posisi strategis, diantara Benua Asia dan
Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa,
menyebabkan kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena global seperti El
Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO). Iklim di Indonesia
juga dipengaruhi fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah
Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
merupakan daerah pertumbuhan awan, serta kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah
Indonesia. Fenomena lokal juga berkontribusi terhadap kondisi iklim Indonesia, seperti
topografi yang bergunung, berlembah, daerah pantai, dan sebagainya, menambah
beragamnya kondisi iklim di Indonesia. Secara klimatologis terdapat 293 pola iklim,
dimana 220 pola merupakan Zona Musim (ZOM) yaitu daerah yang mempunyai
perbedaan jelas antara periode musim hujan dan periode musim kemarau (pola Monsun).
Sedangkan 73 pola lainnya adalah Luar Zona Musim (Non ZOM), yaitu daerah yang
umumnya memiliki ciri, terjadi 2 kali puncak hujan dalam setahun (pola Ekuatorial), atau
mengalami curah hujan tinggi/rendah sepanjang tahun, atau daerah yang mengalami
kejadian musim hujan dan musim kemarau kebalikan dengan di daerah Zona Musim
(ZOM) pada umumnya

5. PUSAT TEKANAN TINGGI DAN RENDAH

Berat udara di atas permukaan tanah menghasilkan daya tekan ke bumi. Inilah
yang disebut TEKANAN UDARA. Udara yang mengembang menghasilkan tekanan
udara yang lebih rendah; Sebaliknya, udara yang berat menghasilkan tekanan yang lebih
tinggi. Angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang
bertekanan rendah. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin besar pula angin
yang bertiup. Rotasi bumi membuat angin tidak bertiup lurus. Rotasi bumi menghasilkan
CORIOLIS FORCE yang membuat angin berbelok arah. Dibelahan bumi UTARA, angin
berbelok ke KANAN, sedangkan di belahan bumi SELATAN angin berbelok ke KIRI.

DAERAH TEKANAN UDARA

 Pada ketinggian sejajar permukaan laut besarnya tekanan udara 1.013 mbar atau
760 mm Hg ; > 760 mm Hg  kompresi / tek.tinggi
 < 760 mm Hg  depresi / tek.rendah
 Pusat tekanan rendah: siklon ; pusat tekanan tinggi: anti-siklon
 Udara panas mengakibatkan tekanan rendah & sebaliknya
 Gaya-gaya yang mempengaruhi pergerakan udara (angin):
 Gaya gradien tekanan, udara bergerak dari tek. tinggi ke rendah
 Gaya Coriolis, bentuk bulat bumi yang berotasi menyebabkan kecepatan
gerak yang berbeda antara ekuator & lintang atasnya
 Gaya sentrifugal, jika udara bergerak mengikuti lintasan yang membelok
tajam, tjd percepatan di tekanan tinggi & sebaliknya
 Gaya gesek, sentuhan udara bergerak dgn permukaan di bawahnya

6. ALIRAN MASSA UDARA

Wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan antara dua sirkulasi massa udara
global, yang menyebabkan wilayah ini memiliki potensi besar bagi pertumbuhan awan
konvektif dan jumlah curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.

1. Sirkulasi Utara - Selatan (Sirkulasi Hardley)

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
atau angin pasat/ trade wind yang bertiup dari daerah tekanan
tinggi subtropis.

2. Sirkulasi Timur - Barat (Sirkulasi Walker)


yang bertiup dari samudera Pasifik Tengah sampai sekitar wilayah Sulawesi

6.1 MEKANISME DASAR SIRKULASI UDARA

PERKEMBANGAN EL~NINO
Beberapa variabel yang digunakan dalam mendeteksi perkembangan El~Nino
adalah :
1. Indeks Osilasi Selatan / Southern Oscillation Index (SOI)
Adalah pola fluktuasi/ perbedaan tekanan udara di Belahan Bumi
Selatan (BBS) yang diwakili oleh Darwin (Australia) dengan
Tahiti (Pasifik tengah).
2. Suhu Muka Laut / Sea Surface Temperature (SST)
Adalah suhu permukaan laut/ samudera Pasifik tengah bila telah
terjadi pemanasan/ kenaikkan di atas suhu rata-2nya.
3. Melemahnya Sirkulasi Walker
Perkembangan sirkulasi massa udara timur-barat (Sirkulasi
Walker) yang semakin melemah, yang disertai melemahnya trade
wind.

7. HALANGAN OLEH PEGUNUNGAN (TOPOGRAFI)

Ketinggian suatu tempat dari permukaan air laut sangat berpengaruh terhadap
perubahan iklim. Semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah temperaturnya.
Ketinggian suatu tempat juga akan berpengaruh terhadap jenis dan ragam komoditi yang
diusahakan.

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
8. ARUS LAUT

Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan lautan air.
Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh energi dari
matahari dan gaya gravitasi Bumi. Gerakan-gerakan mereka saling berhubungan: angin
memberikan energinya ke permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut
membawa energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur
permukaan Bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya.

Di laut terbuka, air laut digerakan oleh dua sistem angin. Di dekat khatulistiwa,
angin pasat (trade wind) menggerakkan permukaan air ke arah barat. Sementara itu, di
daerah lintang sedang (temperate), angin baratan (westerlies wind) menggerakkan
kembali permukaan air ke timur. Akibatnya di samudera-samudera akan ditemukan
sebuah gerakan permukaan air yang "membundar". Di belahan bumi utara, angin ini
membangkitkan arus yang bergerak searah jarum jam, sementara itu di belahan bumi
selatan dia bergerak berlawanan arah jarum jam.

Arus laut, baik yang di permukaan maupun di kedalaman, berperan dalam iklim di
Bumi dengan cara menggerakkan air dingin dari kutub ke daerah tropis dan sebaliknya.
Sistem arus global yang mempengaruhi iklim di Bumi ini biasa disebut sebagai "Great
Ocean Conveyor Belt" atau dalam bahasa Indonesia saya biasa menyebut sebagai "Sabuk
Arus Laut Dunia".

Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Arus laut bergerak tak ubahnya arus di
sungai, gelombang laut bergerak dan menabrak pantai, dan gaya gravitasi bulan dan
matahari mengakibatkan naik turunnya air laut dan biasa disebut sebagai fenomena
pasang surut laut.
Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian Bumi oleh radiasi sinar
matahari. Air yang lebih hangat akan "mengembang", membuat sebuah kemiringan
(slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan akibatnya air hangat tersebut
akan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke arah kutub yang lebih dingin daripada
ekuator.
Gelombang laut tercipta karena adanya transfer energi dari angin ke permukaan
laut. Energi yang tertransferkan ini akan bergerak melintasi permukaan laut, dimana air
laut sendiri bergerak dalam gerakan "membundar" (circular motion) di bawah permukaan
laut.

Pasang surut (pasut) laut adalah gerakan berirama dan dapat diramalkan yang
dibangkitkan oleh gaya gravitasi bulan dan matahari. Rentang pasut dapat bervariasi
secara "dramatis", bergantung pada bentuk (morfologi) perairannya. Di beberapa tempat ,
beda antara pasang tertinggi dan surut terendah (rentang pasut) bisa mencapai puluhan
meter.

Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]


15
Agroklimatologi [Unsur-unsur Iklim dan Pengendali Iklim]
15

You might also like