Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tujuan
Tujuan penyusunan tulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Agroklimatologi. Selain itu penulisan tugas ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
Metode Penulisan
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman
yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam
bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu
pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu
terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim
seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk
merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan
merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian.
Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah
suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
1. HUJAN
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan
merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg
disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus
pertumbuhan tanaman. Itu merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman.
Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan
La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa
sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut
akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit
untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga
menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti
salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke
bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap
ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga.
• Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai
dengan angin berputar.
• Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat
pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian
angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator
yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
• Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air
yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara
menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar
pegunungan.
• Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu
dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu
disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di
bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan
frontal.
• Hujan muson, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson).
Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu
tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia,
secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di
kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.
2. SUHU
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di
daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan
kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan
musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di
daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih
di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari
ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman.
Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000
meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat
kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strowbery.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak,
baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu
juga disebut temperatur.
3. ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah.
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi.
Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi
penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini
dinamanakan konveksi.
Gradien Barometris
Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya
111 km. Makin besar gradien barometrisnya angin semakin cepat.
Letak Tempat
kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari lainnya. Sebaliknya yang
jauh dari garis khatulistiwa lebih lambat.
Tinggi Tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup
Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari
4. KELEMBABAN UDARA
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.
Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan
untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah
pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan
termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan
dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
5. SINAR MATAHARI
Banyaknya sinar matahari yang diterima bumi berpengaruh pada temperatur daerah
tersebut. Semakin banyak sinar matahari yang diterima, semakin tinggi temperaturnya.
Karena sinar matahari tidak selamanya datang secara tegak lurus, maka sudut datang
sinar matahari mempengaruhi besarnya temperatur. Semakin tegak arah datangnya sinar,
semakin tinggi temperaturnya.
1. Tanaman hari panjang (long day plant) adalah tanaman yang memerlukan lama
penyinaran matahari lebih dari 14 jam untuk pembungaannya
2. Tanaman hari pendek (short day plant) adalah tanaman yang memerlukan lama
penyinaran kurang dari 12 jam untuk pembungaannya
Matahari adalah sumber energi utama bagi bumi. Pemanasan matahari pada siang
hari dan pendinginan pada malam hari dalam skala harian, atau musim panas dan musim
dingin dalam skala tahunan, berperan besar pada gerakan massa udara dalam bentuk
angin, baik dalam skala lokal maupun global. Demikian juga penguapan air di permukaan
bumi oleh matahari sehingga menjadi awan dan dari awan itu turun hujan kemudian
airnya mengalir ke tempat yang rendah, tampak jelas peranan matahari dalam siklus
hidrologi yang merupakan gerakan massa air. Faktor cahaya matahari dalam proses
fotosintesis pada tumbuhan menunjukkan perannya dalam aktivitas biologi yang
menunjang kehidupan makhluk hidup di bumi, baik dalam bentuk bahan makanan
maupun dalam siklus karbon dioksida dan oksigen.
Iklim sebagai suatu keadaan cuaca rata-rata jangka panjang ternyata bervariasi
atau bahkan berubah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan itu bisa berasal dari
aktivitas manusia (antropogenik) atau dari antariksa (kosmogenik). Faktor antropogenik
bersumber dari peningkatan emisi gas rumah kaca (gas yang berefek pemanasan seperti
di dalam rumah kaca), terutama karbon dioksida yang berasal dari industri dan
transportasi. Peningkatan karbon dioksida secara global dikaitkan dengan munculnya
gejala pemanasan global.
Menurut salah satu model sistem iklim global, peningkatan karbon dioksida dua
kali lipat bisa meningkatkan suhu rata-rata global sekitar 1,5 – 4,5 derajat. Sementara itu
bukti pengamatan karbon dioksida atmosfer yang diukur di berbagai tempat di dunia
menunjukkan peningkatan dan suhu udara permukaan global pun secara umum
menunjukkan kecenderungan meningkat.
Di sisi lain, faktor antropogenik ternyata tidak selalu bisa menjelaskan gejala
perubahan iklim. Ternyata pada saat aktivitas antropogenik terus meningkat, terjadi juga
penurunan suhu udara permukaan, khususnya sekitar 1940–1970. Data-data suhu
permukaan global menunjukkan adanya penurunan walaupun karbon dioksida dan gas
rumah kaca lainnya terus meningkat. Hal ini bisa menjadi petunjuk adanya faktor lain
yang mempengaruhi perubahan iklim, yaitu faktor kosmogenik terutama faktor aktivitas
matahari. Faktor mana yang dominan di antara faktor antropogenik dan kosmogenik,
masih menjadi perdebatan para peneliti.
2. LETAK LINTANG
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya
di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ketinggian tersebut, maka iklim dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
Untuk lebih memperdalam pemahaman tentang pembagian iklim matahari tersebut di atas
dapat Anda pelajari pada uraian berikut.
1) Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° - 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu
udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya
mencapai 30°C.
Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C,
sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari
daerah iklim tropis ke iklim sedang.
Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi
musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim
panas tidak terlalu panas.
Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin.
Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim
panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada
musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
3) Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai
berikut:
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim
gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan
iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai
berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah;
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
4) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu
sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
b) Terdapat di daerah sedang;
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
e) Kadang banyak turun salju.
3. KETINGGIAN TEMPAT
Yang dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air
laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi
suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau udaranya
semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya atau udaranya
semakin panas. Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu
wilayah. Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada
wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya. Maka berdasarkan iklim
dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri atas:
c. Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang berserakan
atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim kering lebih panjang dari
musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara. Terdiri dari hutan sabana dengan pohon-
pohon dan palma ( 900 m dari muka laut) dan hutan sabana casnarina (terletak antara
1600 - 2400 m dari muka laut).
d. Padang rumput
Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim penghujan
pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang rumput dapat terdapat di
daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m di atas permukaan laut, seperti misalnya
padang rumput tanah, padang rumput pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namun
ada yang berada pada ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa
gambut.
Demikianlah jenis-jenis flora yang hidup di Indonesia yang dibedakan atas 3 wilayah.
Cobalah Anda cari gambar mengenai jenis-jenis flora dari sumber-sumber lainnya agar
lebih memahaminya. Setelah Anda mengetahui jenis-jenis flora yang ada di Indonesia,
selanjutnya akan kita bahas mengenai jenis-jenis flora di dunia.
Wilayah Indonesia yang berada pada posisi strategis, diantara Benua Asia dan
Australia, diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, serta dilalui garis katulistiwa,
menyebabkan kondisi iklim di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena global seperti El
Nino, La Nina, Dipole Mode, dan Madden Julian Oscillation (MJO). Iklim di Indonesia
juga dipengaruhi fenomena regional, seperti sirkulasi monsun Asia-Australia, Daerah
Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) yang
Berat udara di atas permukaan tanah menghasilkan daya tekan ke bumi. Inilah
yang disebut TEKANAN UDARA. Udara yang mengembang menghasilkan tekanan
udara yang lebih rendah; Sebaliknya, udara yang berat menghasilkan tekanan yang lebih
tinggi. Angin bertiup dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang
bertekanan rendah. Semakin besar perbedaan tekanan udaranya, semakin besar pula angin
yang bertiup. Rotasi bumi membuat angin tidak bertiup lurus. Rotasi bumi menghasilkan
CORIOLIS FORCE yang membuat angin berbelok arah. Dibelahan bumi UTARA, angin
berbelok ke KANAN, sedangkan di belahan bumi SELATAN angin berbelok ke KIRI.
Pada ketinggian sejajar permukaan laut besarnya tekanan udara 1.013 mbar atau
760 mm Hg ; > 760 mm Hg kompresi / tek.tinggi
< 760 mm Hg depresi / tek.rendah
Pusat tekanan rendah: siklon ; pusat tekanan tinggi: anti-siklon
Udara panas mengakibatkan tekanan rendah & sebaliknya
Gaya-gaya yang mempengaruhi pergerakan udara (angin):
Gaya gradien tekanan, udara bergerak dari tek. tinggi ke rendah
Gaya Coriolis, bentuk bulat bumi yang berotasi menyebabkan kecepatan
gerak yang berbeda antara ekuator & lintang atasnya
Gaya sentrifugal, jika udara bergerak mengikuti lintasan yang membelok
tajam, tjd percepatan di tekanan tinggi & sebaliknya
Gaya gesek, sentuhan udara bergerak dgn permukaan di bawahnya
Wilayah Indonesia merupakan tempat pertemuan antara dua sirkulasi massa udara
global, yang menyebabkan wilayah ini memiliki potensi besar bagi pertumbuhan awan
konvektif dan jumlah curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
PERKEMBANGAN EL~NINO
Beberapa variabel yang digunakan dalam mendeteksi perkembangan El~Nino
adalah :
1. Indeks Osilasi Selatan / Southern Oscillation Index (SOI)
Adalah pola fluktuasi/ perbedaan tekanan udara di Belahan Bumi
Selatan (BBS) yang diwakili oleh Darwin (Australia) dengan
Tahiti (Pasifik tengah).
2. Suhu Muka Laut / Sea Surface Temperature (SST)
Adalah suhu permukaan laut/ samudera Pasifik tengah bila telah
terjadi pemanasan/ kenaikkan di atas suhu rata-2nya.
3. Melemahnya Sirkulasi Walker
Perkembangan sirkulasi massa udara timur-barat (Sirkulasi
Walker) yang semakin melemah, yang disertai melemahnya trade
wind.
Ketinggian suatu tempat dari permukaan air laut sangat berpengaruh terhadap
perubahan iklim. Semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah temperaturnya.
Ketinggian suatu tempat juga akan berpengaruh terhadap jenis dan ragam komoditi yang
diusahakan.
Bumi kita dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas: lautan udara dan lautan air.
Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh energi dari
matahari dan gaya gravitasi Bumi. Gerakan-gerakan mereka saling berhubungan: angin
memberikan energinya ke permukaan laut sehingga menghasilkan arus laut, dan arus laut
membawa energi panas dari satu lokasi ke lokasi lainnya, mengubah pola temperatur
permukaan Bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis udara di atasnya.
Di laut terbuka, air laut digerakan oleh dua sistem angin. Di dekat khatulistiwa,
angin pasat (trade wind) menggerakkan permukaan air ke arah barat. Sementara itu, di
daerah lintang sedang (temperate), angin baratan (westerlies wind) menggerakkan
kembali permukaan air ke timur. Akibatnya di samudera-samudera akan ditemukan
sebuah gerakan permukaan air yang "membundar". Di belahan bumi utara, angin ini
membangkitkan arus yang bergerak searah jarum jam, sementara itu di belahan bumi
selatan dia bergerak berlawanan arah jarum jam.
Arus laut, baik yang di permukaan maupun di kedalaman, berperan dalam iklim di
Bumi dengan cara menggerakkan air dingin dari kutub ke daerah tropis dan sebaliknya.
Sistem arus global yang mempengaruhi iklim di Bumi ini biasa disebut sebagai "Great
Ocean Conveyor Belt" atau dalam bahasa Indonesia saya biasa menyebut sebagai "Sabuk
Arus Laut Dunia".
Air laut selalu dalam keadaan bergerak. Arus laut bergerak tak ubahnya arus di
sungai, gelombang laut bergerak dan menabrak pantai, dan gaya gravitasi bulan dan
matahari mengakibatkan naik turunnya air laut dan biasa disebut sebagai fenomena
pasang surut laut.
Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian Bumi oleh radiasi sinar
matahari. Air yang lebih hangat akan "mengembang", membuat sebuah kemiringan
(slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan akibatnya air hangat tersebut
akan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke arah kutub yang lebih dingin daripada
ekuator.
Gelombang laut tercipta karena adanya transfer energi dari angin ke permukaan
laut. Energi yang tertransferkan ini akan bergerak melintasi permukaan laut, dimana air
laut sendiri bergerak dalam gerakan "membundar" (circular motion) di bawah permukaan
laut.
Pasang surut (pasut) laut adalah gerakan berirama dan dapat diramalkan yang
dibangkitkan oleh gaya gravitasi bulan dan matahari. Rentang pasut dapat bervariasi
secara "dramatis", bergantung pada bentuk (morfologi) perairannya. Di beberapa tempat ,
beda antara pasang tertinggi dan surut terendah (rentang pasut) bisa mencapai puluhan
meter.