You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan hias merupakan salah satu komoditi perikanan yang potensial dalam
menghasilkan devisa bagi negara dan mensejahterakan masyarakat perikanan
(pembudidaya). Pangsa pasar ikan hias Indonesia di dunia saat ini sebesar 7,5 %,
lebih kecil dibandingkan dengan pasar Singapura yang mencapai 22,8 %,
sedangkan potensi ikan hias Indonesia jauh melebihi negara tetangga tersebut.
Potensi ikan hias di Indonesia tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, dan Papua (Bachtiar dan Tim Lentera,2004).
Pada saat ini peminat ikan hias terus bertambah dan semakin menyebar ke
seluruh lapisan masyarakat. Meskipun kemampuan daya belinya bervariasi,
masyarakat perkotaan di Indonesia melengkapi rumahnya dengan akuarium-
akuarium yang diisi beragam ikan hias salah satunya ikan koi.

Ikan koi berasal dari Negara Jepang (Kokugyo). Di negeri matahari terbit
itu, koi berkembang pesat. Ikan koi merupakan ikan hias unggulan. Corak
sisiknya yang berwarna-warni membuat ikan ini banyak digemari, terutama oleh
para pengusaha ikan hias. Koi termasuk golongan Aimalia. Dari famili masih
dikelompokan dalam beberapa genus dan terdiri dari beberapa specias salah
satunya Chyprinus carpio dengan nama lokal ikan koi.

Salah satu daerah yang mempunyai potensi pengembangan ikan hias air
tawar yang cukup luas adalah kabupaten Tulungagung, dimana terdapat
bermacam-macam jenis ikan hias yang telah dibudidayakan di daerah tersebut,
salah satunya ikan koi yang terdapat di kelompok tani “Mina Makmur”. Melihat
permintaan pasar dan kebutuhan dalam negeri yang juga meningkat dipastikan
budidaya ikan koi berpeluang besar untuk dapat terus dikembangkan.
Dengan demikian perlu dilakukan Kegiatan Praktek Kerja Lapang
mengenai teknik pembenihan ikan koi di kelompok tani “Mina Makmur” Desa
Bendiljati Wetan Kecamatan Sumber Gempol Kabupaten Tulungagung - Jawa
Timur untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana teknik pembenihan ikan koi.

1
1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana teknik pembenihan ikan koi (Chyprinus carpio) di Kelompok


Tani Mina Makmur Desa Bendiljati Wetan Kecematan Sumber Gempol
Kabupaten Tulungagung – Jawa Timur.
2. Sarana dan prasarana apa saja yang digunakan dalam teknik pembenihan
ikan koi (Chyprinus carpio) di Kelompok Tani Mina Makmur Desa
Bendiljati Wetan Kecematan Sumber Gempol Kabupaten Tulungagung –
Jawa Timur.
3. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam proses pemeliharaan ikan
benih ikan koi (Chyprinus carpio) di Kelompok Tani Mina Makmur Desa
Bendiljati Wetan Kecematan Sumber Gempol Kabupaten Tulungagung –
Jawa Timur.

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui teknik pembenihan ikan koi(Chyprinus carpio) di


Kelompok Tani Mina Makmur Desa Bendiljati Wetan Kecematan Sumber
Gempol Kabupaten Tulungagung – Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang digunakan dalam
teknik pembenihan ikan koi (Chyprinus carpio) di Kelompok Tani Mina
Makmur Desa Bendiljati Wetan Kecematan Sumber Gempol Kabupaten
Tulungagung – Jawa Timur.
3. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi dalam proses
pemeliharaan benih ikan koi (Chyprinus carpio) di Kelompok Tani Mina
Makmur Desa Bendiljati Wetan Kecematan Sumber Gempol Kabupaten
Tulungagung – Jawa Timur.

1.4. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adalah
agar memperoleh ilmu, pengetahuan, dan keterampilan di lapangan mengenai
teknik pembenuhan ikan koi (Chyprinus sarpio), sehingga dapat dimanfaatkan

2
dan diterapkan secara mandiri. Selain itu, hasilnya dapat dipakai sebagai sumber
informasi bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

1.5. Output/luaran

Dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini diharapkan agar
dapat memperoleh ilmu, pengetahuan dan keterampilan di lapangan mengenai
teknik pembenihan ika koi (Chyprinus carpio), sehingga dapat dimanfaatkan dan
diterapkan secara mandiri dan dapat dipakai sebagai sumber informasi bagi pihak-
pihak yang membutuhkan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Taksonomi dan Morfologi Ikan Koi


2.1.1. Taksonomi
Menurut Atim dan sukarwo (2008), ikan koi mempunyai urutan taksonomi
atau klasifikasi sebagai berikut :

Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ostariophsy
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : C.carpio
Nama binomial : Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758)

2.1.2 Morfologi
Koi memiliki berbagai corak warna yang indah dan mempunyai badan
yang berbentuk seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa sirip. Untuk bisa
berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak,
dan selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras adalah jari-jari sirip yang
kaku dan patah jika dibengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan tidak
patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di belakang jari-jari keras. Selaput
sirip merupakan "sayap" yang memungkinkan koi mempunyai tenaga dorong
yang lebih kuat apabila berenang. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai
jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak,
sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus
mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak, (Efendie, 1990).

4
2.2. Habitat dan penyebaran
Koi merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan hidup
pada perairan tawar. Mereka bisa hidup pada temperatur 8°C - 30°C. Oleh
karenanya tidak heran bila koi bisa dipelihara di seluruh wilayah Indonesia tanpa
kecuali, mulai dari pantai hingga daerah pegunungan
Ikan koi pada umumnya hidup pada suhu 26-27 C, dengan pH 6-7. ukuran
panjang maksimum tubuh ikan Sumatra Barb adalah 75 cm, (Anonymous, 2005).

2.3. Tingkah Laku dan Makanan

Ikan koi termasuk dalam jenis omnivora, mencari pakan dibagian


permukaan dan pertengahan perairan. Ikan koi biasanya diberi pakan berupa pelet,
namun kadang diberi pakan segar seperti wortel selada dan kacang polong.
Pemberian pakan dua kali sehari.
Setelah ikan berumur empat hari harus mulai disediakan pakan karena
cadangan makananya yang berupa kuning telur hanya tersedia pada umur 1-4 hari.
Pakan yang pertama yang cocok untuk menjadi santapannya adalah daphnia.
Selanjutnya, cacing sutera dan pelet. Pemberian pakan ini harus diberikan secara
rutin (Anonymous, 2005).

2.4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Menurut Daelami (2001), penyakit ikan hias umumnya disebabkan oleh


dua kelompok besar, yaitu penyakit yang disebabkan oleh parasit (parasiter) dan
bukan parasit (non parasiter). Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan
oleh adanya parasit yang menyerang tubuh, insang, lendir, maupun organ dalam
tubuh ikan itu sendiri. Parasit tersebut dapat berupa protozoa, jamur, bakteri, dan
virus. Sedangkan penyakit non parasit adalah penyakit yang timbul bukan karena
serangan parasit. Namun, biasanya sumber penyakit adalah faktor lingkungan dan
pakan. Contohnya kualitas air yang buruk, perubahan suhu mendadak, perubahan
pH air, dan kekurangan oksigen.
Menurut Sitanggang (2002), selain penyakit, hama juga menjadi ancaman
serius bagi ikan hias. Berdasarkan sifat hidupnya ada dua jenis hama yakni hama
predator seperti anjing, kucing, burung, ular. Dan hama kompetitor seperti

5
organisme lain yang keberadaanya didalam kolam ikan hias tidak
dikehendakimisalnya udang dan cacing.

2.5. Pemanenan

Menurut akbar dan Sudaryanto (2001), pemanenan merupakan kegiatan


akhir dari suatu budidaya sehingga tidak kalah pentingnya dibandingkan kegiatan
lain. Kesalahan dan keteledoran dalam pemanenan dan pengangkutan bisa
mengakibatkan kefatalan dan target produksi tidak dapat tercapai. Umumnya ikan
yang dipanen diangkut dalam keadaan hidup sehingga penanganannya harus
serius.

2.6. Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan menyampaikan produk kepada konsumen baik


melalui perantara maupun dengan proses berantai atau langsung dari produsen
kepada konsumen sampai dengan terjadinya transaksi (Sugiarto, 2000).

6
BAB III

RENCANA OPERASIONALISASI

3.1. Waktu
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 1 Januari
sampai 28 Februari 2010

3.2. Tempat

Kegiatan praktek kerja lapang ini bertempat di Bapak Drs. Samsul Hadi.
Kelompok Tani Mina Makmur Desa Bendiljati Wetan Kecamatan Sumber
Gempol Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.

3.3. Metode Pelaksaan

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode
survey. Dimana metode survey adalah metode yang menggambarkan secara
langsung keadaan suatu obyek dan tidak dimaksudkan untuk mengambil dan
menarik suatu kesimpulan. Data yang diambil adalah data primer dan data
sekunder (Marzuki, 1986).

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber secara langsung
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan hasil observasi, wawancara,
partisipasi secara langsung (Narbuko, C dan Achmadi, A, 2004).
3. Observasi
Metode observasi yaitu metode yang dilakukan untuk pengamatan
secara sistematis terhadap gejala/ fenomena yang diselidiki tanpa
mengajukan pertanyaan (Marzuki, 1986).
4. Wawancara
Metode wawancara (interview) yaitu wawancara mencakup cara
yang dipergunakan kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu,
mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden
dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu (Arikunto,
1998).

7
5. Partisipasi Secara Langsung
Partisipasi secara langsung yaitu mengikuti secara langsung
kegiatan yang dilakukan selama kegiatan Praktek Kerja Lapang (Arikunto,
1998).

3.3.2. Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumber. Dalam hal ini data diperoleh dari pustaka, laporan serta data dari
informasi masyarakat dan instansi terkait (Narbuko, C dan Achmadi, A, 2004).

3.4. Rangkaian Kegiatan


3.4.1. Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan PKL
adalah sebagai berikut :
3.4.1.1. Survey lokasi PKL
3.4.1.2. Pengurusan perizinan PKL
3.4.1.3. Pengajuan judul proposal PKL
3.4.1.4. Penyusunan proposal kegiatan PKL
3.4.1.5. Perbaikan proposal kegiatan PKL
3.4.1.6. Persetujuan proposal kegiatan PKL

3.4.2. Pelaksanaan

Sesuai dengan tujuan yang dicapai penulis, maka dalam pelaksanaan


kegiatan PKL ini, penulis melakukan kegiatan yang ada pada tempat PKL.
Adapun data yang diambil selama PKL adalah sebagai berikut :
1. Keadaan umum lokasi, meliputi sejarah berdirinya Kelompok Tani Mina
Makmur, letak geografis Desa Bendiljati Wetan, keadaan sekitar dan
tenaga kerja.
2. Sarana dan prasarana, meliputi kelengkapan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk pembenihan ikan koi yang ada di Kelompok Tani Mina
Makmur Desa Bendiljati Wetan Tulungagung.

8
3. Teknik pembenihan ikan koi, yang terdiri dari kegiatan perawatan benih,
pemberian pakan, pemberian vitamin dan obat-obatan serta pengontrolan
hama dan penyakit.
4. Pemanenan meliputi cara pengepakan, distribusi serta daerah pemasaran.
Dan data yang diperoleh pada pelaksanaan PKL dianalisa secara deskriptif
kemudian dibandingkan dengan teori yang sudah ada.

9
3.5. Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan PKL akan disajikan dalam tabel berikut ini :
MINGGU
NO KEGIATAN
I II III IV
1 Tahap Persiapan Pemijahan
- Persiapan kolam pemijahan
- Persiapan induk X
- Seleksi induk X
- Penebaran larva X
X

2 Kegiatan Pembesaran
X
 Perawatan larva X
X
 Pemberian pakan X
X
 Pemberian vitamin dan obat- X
X
obatan X
 Pengontrolan terhadap hama dan
penyakit.
3 Pemanenan
- Pengepakan X
- Distribusi X
- Pemasaran X

BAB IV

10
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum lokasi Praktek Kerja Lapang


4.1.1. Keadaan Geografi dan Topografi

Usaha pembenihan ikan koi ini terletak di Desa Bendiljati Wetan


Kecamatan Sumber Gempol Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Jarak lokasi
pembenihan ikan koi dari ibu kota Propinsi adalah 150 Km, dari ibu kota
Kabupaten Tulungagung adalah 7,5 Km dan dari pusat pemerintahan kecamatan
1,5 Km. Secara geografis batas-batas Desa Bendiljati Wetan adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Desa Jabal Sari
Sebelah Selatan : Sambi Jajar dan Desa Bendiljati Kulon
Sebelah Barat : Desa Bendiljati Kulon
Sebelah Timur : Desa Kromasan dan Kecamatan Ngunut
Keadaan Topografi Desa Bendiljati Wetan adalah datar dengan ketinggian
kurang lebih 92 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 28 o C, dan
memiliki curah hujan 200 mm/tahun.

4.1.2. Potensi Perikanan

Potensi perikanan di Desa Bendiljati Wetan cukup maju, karena sekitar


55% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani ikan. Sebagian besar dari
tiap-tiap rumah terdapat kolam ikan. Dari seluruh kolam yang ada rata-rata
merupakan kolam pembenihan dan pembesaran berbagai macam ikan hias,
bahkan didaerah Tulungagung sendiri juga sudah terkenal menjadi salah satu
daerah penghasil ikan hias dan pensuplay ikan hias di Indonesia.

4.1.3. Sejarah Berdirinya Usaha

Pemilik usaha pembesaran ikan hias koi ini mulai menggemari ikan pada
tahun 1984. Pada awalnya Bapak Drs. Samsul Hadi menjadi pekerja di tempat
kakaknya yaitu usaha budidaya ikan lele. 2 tahun kemudian membuatkan kolam
sebanyak 3 petak dan digunakannya untuk usaha pembenihan ikan lele. Dalam
hal pemasaran tidak begitu susah mencari pelanggan karena mempunyai banyak

11
kenalan yang rata-rata mempunyai usaha ikan lele juga. Jadi para pelanggan
langsung datang ke rumah pemilik usaha. Setelah selang 8 bulan Bapak Drs.
Samsul Hadi menambah kolam dan komoditi ikan hias seperti: Ikan Koi, Ikan
Black Ghost, Ikan Juwani, Ikan Niasa, Ikan Koki dan banyak lagi ikan hias yang
lainnya. Bertambahnya komoditi usaha ini banyak sekali masyarakat yang tertarik
mulai dari luar kota sampai luar Jawa. Pemilik usaha Ikan koi mulai bergabung
kedalam Kelompok Tani Mina Makmur pada tahun 1998.

4.1.4. Sejarah Berdirinya Kelompok Tani Mina Makmur Serta Struktur


Organisasi dan Tenaga Kerja.

Kelompok Tani Mina Makmur dibentuk pada taggal 4 April 1997 yang
terletak di Desa Bendiljati Wetan Kecamatan Sumber Gempol Kabupaten
Tulungagung, dan selanjutnya dikukuhkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten
Tulungagung. Pada awal berdirinya Kelompok Tani ini memiliki anggota
sebanyak 20 orang dengan kelas kemampuan sebagai kelompok PEMULA.
Dalam perkembangannya Kelompok ini mengalami peningkatan kelas
kemampuan sebagai kelompok LANJUT yang dikukuhkan pada tanggal 9
Desember 2003 dengan jumlah anggota 43 orang, dan pada tanggal 16 November
2004 meningkat lagi menjadi kelompok MADYA dengan jumlah anggota 51
orang.
Bentuk usaha pembenihan ikan koi ini merupakan skala rumah tangga,
yang tergabung dalam usaha Kelompok Tani Mina Makmur dibentuk oleh Dinas
Perikanan Dari 1 Kabupaten Tulungagung yang beranggotakan pembudidaya ikan
hias dan sejenisnya di Desa Bendilati Wetan. Adapun azas dari Kelompok Tani
Mina Makmur antara lain kekeluargaan dan gotong royong. Maksud dari
pendirian Kelompok Tani ini adalah sebagai wahana komunikasi dan tukar
informasi sesama anggota Kelompok Tani tersebut. Tujuan dari Kelompok Tani
Mina Makmur adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan
mensukseskan program pembangunan nasional.
Dalam Kelompok Tani ini dipimpin oleh 2 orang ketua dan dibantu oleh
seorang sekretaris dan 2 orang bendahara. Adapun susunan organisasi di

12
Kelompok Tani Mina Makmur ini periode 1 Juni 2003 – 31 Mei 2005 adalah
sebagai berikut :
Ketua I : Drs. Samsul Hadi
Ketua II : Moh. Anas
Sekretaris : Sopingi, S.Ag
Bendahara I : Drs. M. Hartanto
Bendahara II : Drs. Makrus
Adapun tugas dari pengurus Kelompok Tani Mina Makmur adalah sebagai
berikut:
 Ketua I :Bertanggung jawab keluar dan ke dalam usaha
koperasi Kelompok Tani, sebagai koordinator usaha
dan mengembangkan usaha.
 Kelompok II :Membantu mengkoordinasi dan membina usaha
tani.
 Sekretaris :Bertanggung jawab dalam urusan administrasi
organisasi dan ikut membina usaha Kelompok Tani.
 Bendahara I :Bertanggung jawab urusan keuangan dan
administrasi usaha, bertindak sebagai kasir dan ikut
membina usaha kelompok tani.
 Bendahar II :Membantu usaha keuangan dan administrasi serta
membantu membina usaha.
 Seksi Sarana Produksi Perikanan (Saprokan) bertugas :
• Mencari dan memperluas informasi tentang pemijahan dan
pemeliharaan ikan
• Membuat laporan naik turunnya produksi serta
melaporkannya kepada ketua dan anggota kelompok
 Seksi Pemasaran Bertugas :
• Mencari informasi tentang variasi harga saat dan menjelang
panen
• Mencari informasi tentang peluang pemasaran

13
• Membuat laporan tentang tugasnya kepada ketua dan
anggota kelompok
 Seksi Perkoperasian bertugas :
• Melaksanakan kegiatan pencatatan simpanan maupun
pinjaman dari anggota
• Membuat laporan tentang tugasnya kepada ketua dan
anggota kelompok
 Seksi Kesehatan Ikan bertugas :
• Melaksanakan kegiatan pemantauan kesehatan ikan
• Mencari informasi teknologi pemberantasan hama dan
penyakit ikan
• Membuat laporan dan memberikan kepada ketua dan
anggota kelompok
 Seksi Wanita Bertugas :
• Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan anggota kelompok wanita pembudidaya ikan
 Seksi Taruna bertugas :
• Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan anggota kelompok generasi muda pembudidaya
ikan

Kelompok Tani Mina Makmur ini terdiri atas 51 orang anggota penuh dan
19 orang anggota, sehingga totalnya 70 orang. Untuk lebih jelasnya dilihat
dilampiran 1 dan 2 tentang struktur organisasi kelompok tani Mina Makmur dan
peta Desa Bendiljati Wetan Tulungagung.

4.2. Teknik Pembenihan ikan koi


4.2.1. Penyiapan dan Penebaran Benih

Menurut Sitangang (2002), Luas kolam pemijahan bervariasi. Untuk


kolam sempit dapat menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 60 cm.
Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, terlindung

14
dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan lain. Dalam usaha pembenihan
ikan koi hal yang perlu di perhatikan yaitu persiapan kolam, yakni kolam harus di
cuci dengan menggunakan kapur atau detegen sebelum kolam di gunakan untuk
praktek pembenihan.
Persiapan kolam yang di lakukan pada saat Praktek Kerja Lapang
mempersiapkan kolam semen yang berukuran 3 x 4 m2, bersihkan kolam tersebut
dengan cara kolam dikeringkan, sikat diding kolam dan dasar kolam dengan
mengunakan detergen atau kapur agar mengurangi kotoran atau lumut yang
menempel pada dinding dan dasar kolam, kemudian masukan air dan kuras
kembali sampai kolam bersih dari kapur agar kolam steril kemudian di keringkan
kembali dan di biarkan selama satu hari. Selanjutnya kolam di isi dengan air
bersih dengan ketinggian kurang lebih 30 - 60 cm dan mendiamkannya selama 24
jam atau satu hari agar suhu air stabil.

Gambar 2. Persiapan Kolam

a. Penyiapan Induk

Menurut Akbar (2001), Syarat utama induk adalah calon induk sudah
matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah
menghasilkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang.
Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap menjadi induk-induk
produktif.

15
b. Ciri ciri induk jantan dan betina

 induk jantan yang sudah matang gonad mempunyai ciri-ciri


jika perut di-stripping akan mengeluarkan sperma.
 induk jantan biasanya matang gonad setelah umur 1 – 1,5
tahun.
 induk betina sudah matang gonad ketika sampai umur 2 tahun.
 perut telah membesar, ditekan terasa lembek dan terlihat
kemerah-merahan jika perut di-stripping akan mengeluarkan
telur.

Mengambil indukan ikan koi pejantan dan betina 2 : 1, jantan 2 ekor,


betina 1 ekor di kolam induk kemudian di seleksi. Indukan koi di pilih yang sudah
berumur 2 – 3 tahun. Agar hasil benih lebih baik kita memilih yang warnanya
yang cerah dan mengkilat, agresif gerakanya atau berenang aktif serta aktif
makan.

Gambar 3.
c. Pemijahan
Pemijahan dilakukan di dalam kolam beton yang berukuran 3 x 4 m.
Perbandingan induk jantan dan betina adalah 2 : 1. Pada kolam pemijahan yang
sudah di isi air dengan ketingihan air 30-60 cm, kemudian dimasukan enceng
gondok/ganggang di dalam kolam pemijahan sebagai tempat penempelan telur.
Ikan memijah pada malam hari dan mengeluarkan telur. Telur yang di keluarkan
akan menempel di media enceng gondok atau gagang, pagi hari indukan ikan koi

16
harus segera di angkat hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya induk koi
dapat memakan telurnya sendiri.

4.2.2 Pakan dan Pemberian Pakan

Pakan bagi mahkluk hidup sangat penting sebagai sumber energi untuk
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembang biakannya. Agar
pertumbuhan dan perkembang biakkannya baik maka perlu di berikan pakan yang
tepat. Pakan yang di berikan pada ikan berasal dari alam di sebut pakan alami dan
apabila dari buatan manusia di sebut pakan buatan (Amri dan Khairuman. 2002).
Pakan yang di berikan untuk benih ikan koi berupa pakan alami yaitu
daphnia, cacing sutra dan pelet. Pada tahap awal pembenihan ikan koi dari umur 1
hari sampai 5 hari tidak perlu di beri makan karena masih ada cadangan
makanannya berupa kuning telur.Ikan koi di beri daphnia setelah umur 6 -7 hari
benih ikan koi di beri cacing sutra, kemudian pada umur 9 hari dan seterusnya di
beri pakan pelet yang telah di haluskan terlebih dahulu sampai umur 1 bulan.

Gambar 4. Cacing Sutera Gambar 5. pellet

4.2.3 Perawatan Kolam

Perawatan kolam di lakukan secara rutin baik pada waktu persiapan kolam
maupun pada saat pemeliharaan benih. Pergantian air dan pembersihan kolam
atau perawatan kolam selama pembebenihan harus sering di lakukan. Adapun
tujuan dari perawatan kolam adalah untuk menghindari terjangitnya serangan
hama dan penyakit.

17
4.3. Hama dan Penyakit

Penyakit yang sering meresahkan adalah penyakit kutu air. Agar produksi
meningkat dan kualitas dari ikan koi baik, pemberantasan hama atau penyakit
perlu dilakukan karena hama atau penyakit pada ikan koi dapat mengurangi
kualitas ikan koi seperti warnanya yang menjadi jelek karena diserang jamur, dan
dapat berakibat kematian pada ikan tersebut, sehingga produksi dan penjualan
menurun.
Penyakit infeksi yang biasanya sering muncul pada pembenihan ikan koi
di Kelompok Tani Mina Makmur adalah kutu air dan jamur. Untuk terhindar dari
jenis penyakit ini harus di lakukan pengobatan dengan menggunakan larutan.
- Gejala : Sering menempel pada dinding atau bagian bawah
kolam,gerakannya tidak aktif, dan gerakan berenangnya tidak normal.
- Cara pengobatan : ikan yang terserang penyakit ini harus di pisahkan
terlebih dahulu, kemudian masukan kedalam ember yang sudah di beri
larutan Nacl sebanyak 1 gram/1 liter air, kemudian diamkan selama 5
menit.

4.4 Pemilihan Ukuran (Grading)

Pemilahan ukuran di lakukan dengan cara mengambil ikan di kolam


dengan menggunakan jaring, lalu di pindahkan kedalam kolam yang sudah di
siapakan khusus untuk satu ukuran ikan koi. Adapun tujuan dari pemilihan ukuran
ini adalah agar ikan yang masih kecil dapat berkembang karena makanannya
tercukupi, dan dihawatirkan ikan yang besar menghabiskan makanannya sehingga
ikan yang kecil tidak dapat makan dan pertumbuhannya terhambat.

4.5. Pemanenan

Di lokasi praktek kerja lapang pemanenan ikan koi dilakukan dengan cara
mengambil ikan yang sudah siap dipanen yang berumur 1 bulan di kolam
pembenihan dengan menggunakan jaring. Setelah ikan terjaring dilakukan grading
atau pemilihan ukuran kemudian siap dipasarkan.

18
Adapun perhitungan kelulushidupan dari usaha pembenihan ikan koi yaitu
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Survival Rate (%) =

Jumlah ikan yang hidup pada akhir pemelihara an


x 100%
Jumlah ikan pada awal pemelihara an

3500 ekor
= x 100%
4000 ekor
= 87.5 %
Jadi pada usaha pembenihan ikan kio di Kelompok Tani Mina Makmur di
Desa Bendiljati Wetan Kecamatan Sumber Gempol Kabupaten Tulungagung
mempunyai tingkat kelulushidupan sebesar 87.5 %.

6. Pemasaran

Di Kelompok Tani Mina Makmur tidak kesulitan dalam hal pemasaran karena
Kelompok Tani tersebut sudah terkenal. Jadi dalam hal pemasaran para pembeli
datang sendiri tanpa harus menawarkan ikan pada para pembeli. Kelompok tani
ini hanya melayani penjualan saja mengenai pengirimannya ditanggung oleh para
pembeli ikan. Daerah pemasaran meliputi Kalimantan, Bali, Surabaya,
Banjarmasin, Jawa Tengah, Semarang, dan Jakarta. Biasanya ikan koi ini dijual
dengan harga perekor Rp 200 – Rp 300.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan Praktek Kerja Lapang yang dilaksanakan pada usaha
pembesaran Ikan koi dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
- Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang ini induk Ikan koi yang
digunakan adalah induk yang berumur 1 – 2 tahun.
- Kolam yang digunakan untuk pembenihan Ikan koi berukuran 3 x 4 m
yang dilengkapi pipi paralon yang berfungsi sebagai saluran
pemasukan dan pengeluaran air.
- Dalam malakukan pemijahan ikan koi sangat dipengaruhi oleh faktor
internal maupun faktor eksternal untuk mendukung keberhasilan dari
pemijahan. Faktor internal yang berpengaruh terhadap keberhasilan
pemijahan antara lain kesiapan induk untuk memijah, tingkat
kematangan gonad, dan induk dalam keadaan sehat tidak terserang
penyakit. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
keberhasilan antara lain persiapan kolam untuk pemijahan, kualitas air
pemijahan.
- Pakan yang digunakan dalam pembenihan Ikan koi adalah Cacing
Sutera dan pellet.
- Daerah pemasaran meliputi Kalimantan, Bali, Surabaya, Banjarmasin,
Jawa Tengah, Semarang, dan Jakarta.
5.2. Saran
Dalam praktek kerja lapangan selanjutnya untuk pelaksanaan teknik
pemijahan secara alami pada ikan koi ataupun pada jenis ikan yang lainnya

20
disarankan agar melakukan pengontrolan air dengan rajin karena itu kunci
keberhasilan praktek pemijahan.

DAFTAR PUSTAKA
Chumaidi et al. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan
Udang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, PHP/KAN/PT/12/1990.
Jakarta.

Djajasewaka, H. 1990. Pakan Ikan. C.V. Yasaguna, Jakarta.


Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Penerbit Yayasan Dewi Sri,
Bogor.

Huet, M. 1971. Texs Book of Fish Culture Breeding and Cultivation of


Fish. Fishing News (Book) LTD, England.

Jangkaru, Z. 1974. Makanan Ikan. Lembaga Penelitian Perikanan Darat.


Direktorat Jendral Perikanan, Jakarta.

Kiranarini, l.S. 1985. Pengaruh Tingkat Substitusi Penggunaan Tepung


Ikan Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Ciprinus Carpio). Skripsi
Fakultas Pertanian UNDIP. Semarang.

Lingga, P., dan Heru S. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Mujiman, A. 1985. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
ParticalFishkeeping,http://www.particalfishkeeping.co.uk/pfk/pages/em.php.news
=547. accessed 13 mei 2007.

Sukamsiputro, S.1988. Makanan Tambahan Untuk Ikan. Dinas Perikanan


Propinsi Daerah Tingkat II Jawa Tengah. Unit Pembinaan Budidaya Air Tawar
Singasari. Banyumas.

21
Susanto, H. 2002. Budidaya Ikan Di Pekarangan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sutisna, D.H., dan R. Sutarmanto. 1995. Pembenihan Ikan-Ikan Air Tawar.
Kanisius. Yogyakarta.

Zonneveld, H. Huisman, E.A and Boon, J. H. 1991. Prinsip-prinsip


Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Lampiran 1
Struktur Organisasi Kelompok Tani Mina Makmur
Desa Bendiljati Wetan

Pembina

Ketua
Wakil Ketua

Sekretaris
Bendahara I
Bendahara II

Saksi Seksi Seksi Seksi


Seksi Wanita Seksi Taruna
Saprokan Pemasaran Perkoperasian Kesehatan Ikan

Anggota

Gambar 1. Struktur Organisasi Kelompok Tani Mina Makmur

22
23
Lampiran 2. Gambar Denah Kolam Tempat PKL

24

You might also like