You are on page 1of 2

Dua Dasar Kebijakan Century

Oleh : Dinoroy M. Aritonang

Mengalirnya dana talangan pemerintah kepada bank Century, akhirnya memunculkan


banyak polemik di masyarakat. Berawal dari ketidakjelasan dasar hukum pencairan dana
talangan tersebut sampai kepada dugaan mengalirnya dana tersebut ke tubuh Partai
Demokrat. Tidak tanggung-tanggung, SBY pun sampai merasa kuatir kasus ini sengaja akan
dipolitisasi untuk mengganggu kedudukan pemerintahannya.
Tapi tidak mengherankan, mengapa kasus ini bisa menggelinding liar seperti ini.
Sebab faktanya, kebijakan-kebijakan yang kontroversial selalu berujung pada kaburnya fakta
yang benar dan salah. Bahkan, Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani pun yang diyakini
sebagai pihak yang paling bertanggung jawab belum berani angkat bicara. Lantas bagaimana
sebenarnya keabsahan dan relevansi dari kebijakan yang diambil pemerintah?
Dasar Hukum Kebijakan
Melihat perkembangan kasus dana talangan bank Century ini, masih ada dua hal yang
amat mengganjal. Pertama, dasar hukum dari terbitnya peraturan Bank Indonesia yang
dijadikan dasar oleh LPS untuk mencairkan dana talangan sebesar 6,7 trilyun. Kedua, Aspek
kemanfaatan dari kebijakan tersebut. Dari segi hukum, maka kedua hal tersebut dikenal
dengan asas rechtmatigeheid (sah/benar menurut hukum) dan asas doelmatigeheid (benar
menurut kemanfaatannya).
Asas rechtmatigeheid menghendaki keabsahan secara yuridis formal dan kepastian
hukum. Asas ini sebenarnya menginginkan agar pemerintah tidak mengambil keputusan
secara semena-mena. Setiap tindakan atau keputusan yang diambil pemerintah harus
mempunyai dasar hukum yang benar. Pelanggaran terhadap asas ini, mengakibatkan setiap
keputusan atau perbuatan hukum pemerintah menjadi cacat hukum. Pembatasan inilah yang
menjadi ciri utama sebuah negara dapat dikatakan menganut supremasi hukum (rule of law).
Di dalam kasus ini, terlihat bahwa dasar hukum dikeluarkannya keputusan pencairan
dana talangan untuk bank Century masih diragukan. Sebab, DPR sempat menyatakan bahwa
rapat pemerintah dan DPR tidak menghasilkan kesepakatan mengenai pencairan dana
talangan tersebut. Padahal, pengesahan perbuatan pemerintah untuk menggunakan setiap
‘logam’ dari APBN haruslah berdasarkan persetujuan DPR. Hal ini sebagai konsekuensi dari
fungsi pengawasan yang dimiliki oleh DPR untuk mengawasi setiap kebijakan yang hendak
atau sudah diambil oleh pemerintah.
Aspek Kemanfaatan
Immanuel Kant berpendapat bahwa hukum itu seperti mata uang logam. Sebelah kiri
dan kanan berbeda, tetapi tidak bisa saling mengabaikan. Secara ideal, setiap keputusan atau
kebijakan yang diambil haruslah memenuhi asas sah menurut hukum dan memenuhi aspek
kemanfaatan. Artinya, setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak boleh hanya
didasarkan pada aspek sah yuridis formal belaka, tetapi juga harus memperhitungkan dampak
positif atau kemanfaatannya (cost and benefit) kepada masyarakat.
Jeremy Bentham, sebagai penganut teori utilitas, berpendapat bahwa tujuan hukum
adalah untuk menjamin kebahagiaan yang terbesar bagi manusia dalam jumlah yang
sebanyak-banyaknya (the greatest good for the greatest number). Pada hakikatnya, hukum
dimanfaatkan untuk mengahasilkan sebesar-besarnya kesenangan atau kebahagiaan bagi
jumlah orang yang terbanyak. Oleh karena itu, apabila menilik kasus ini, maka dapat
dipastikan bahwa tujuan hukum tersebut sangat terabaikan. Pemerintah sepertinya lepas
tangan dan tidak peduli dengan nasib para nasabah yang sudah kehilangan ratusan bahkan
milyaran uang simpanannya. Bukan hanya itu, polemik kasus ini pun membawa dampak
sosial, ekonomi dan psikologis yang besar bagi para nasabahnya. Bukan hanya kehilangan
harta tetapi juga kehilangan nyawa.
Selain itu, apabila ditinjau dari segi kemanfaatan ekonomi, banyak ekonom masih
meragukan argumen Menkeu Sri Mulyani. Apalagi audit BPK dan penelusuran PPATK
meragukan hal itu. Untuk ukuran bank komersil, Century bukan tergolong bank yang besar,
sehingga masih diragukan apakah benar kehancuran bank Century akan berdampak sistemik
pada kondisi perekonomian dan perbankan saat itu. Lantas sepenting apakah bank Century,
sehingga harus ditalangi dengan dana yang menggelembung?
Pertanggungjawaban Pemerintah
Bagaimanapun juga pemerintah harus bertanggung jawab. Sebab, dalam kasus ini
terlihat, keputusan yang diambil pemerintah belum didukung dengan dasar hukum dan aspek
kemanfaatan yang jelas. Ada dua kondisi mengapa pemerintah sepatutnya harus bertanggung
jawab. Pertama, apabila keputusan pemerintah tersebut memang sesuai dengan dasar hukum
yang benar. Maka dapat dikatakan bahwa, keputusan tersebut sah secara hukum. Tetapi
dalam hal ini, aspek kemanfaatan tidak terpenuhi sebab, secara riil bahwa dana talangan
tersebut hilang entah kemana dan pemerintah pun tidak mengetahui kemana mengalirnya.
Akibatnya, para nasabah telah dirugikan baik secara sosial, hukum, ekonomi maupun
psikologis. Dalam hal ini, pemenuhan asas sah menurut hukum tidak membawa kemanfaatan
bagi para nasabah.
Kedua, apabila terbukti bahwa perbuatan pemerintah sangat lemah dari segi dasar
hukum maupun kemanfaatan. Pemerintah harus mempertanggungjawabkannya kedua-
duanya. Dari segi dasar hukum, bisa diselidiki apakah keputusan tersebut mempunyai potensi
perbuatan pidana (korupsi) atau pelanggaran administratif. Dalam area ini KPK dan unsur
penegak hukum lain adalah pihak yang paling berwenang. Dari segi kemanfaatan, kiranya
DPR merupakan pihak yang paling relevan untuk mempertanyakannya. Sebab,
pertanggungjawaban aspek ini lebih kepada pertanggungjawaban politik. Bukan tidak
mungkin pula bisa mengarah pada inisiasi pemakzulan (impeachment) jika mengacu pada
kewenangan DPR dalam konstitusi. Apabila memang unsur-unsur dalam pasal 7A UUD 1945
telah terpenuhi, maka insiasi tersebut bisa dilakukan. Hal ini akan tergantung pada bagaimana
perdebatan penafsiran nanti.
Oleh karena itu, sudah sewajarnya institusi-instusi terkait rela dan sungguh-sungguh
menyelesaikan kasus ini. Supaya tidak mengudang polemik yang berkepanjangan.
Masyarakat juga harus tahu, siapa yang bertanggung jawab atas keputusan pencairan dana
talangan tersebut. Dan, usut tuntas pula kemana dana talangan bank Century ini mengalir.
Supaya tidak membangun kecurigaan dan sikap yang lebih apatis di masyarakat.

*****

Tulisan ini hanya opini pribadi

You might also like