You are on page 1of 4

c

tirani adalah langkah awal kehancuran sebuah negara," begitu katanya. Dan saat inibanyak
contoh yang bisa kita lihat betapa tiga hal yang disebutkan Ibnu Khaldunberabad-abad lalu benar
adanya.
Selain sebagai sejarawan dan sosiolog, Ibnu Khaldun dikenal pula sebagai seorangpioneer atau
perintis pendidikan modern. Ia seorang yang sangat percaya pada kekuatanakal bukan kekuatan
fisik. Menurutnya kekuatan fisik hanya membuat seseorang menjadimalas, hipokrit dan
pembohong besar. Akal yes, okol no!
Ibnu Khaldun hidup di Mesir pada zaman Mesir sedang mengalami kemerosotan.Pendidikannya
anjlok, moralnya bobrok dan sebagian besar masyarakat tidak merasaperlu belajar dan berhati-
hati. Ini yang membuat Ibnu Khaldun banyak menghabiskanwaktu mengumpulkan data,
mengingatkan orang tentang pentingnya peradaban.
Pemikiran dan analisa Ibnu Khaldun, kelak banyak memberikan warna dan pengaruhpada dunia
ilmu sosial, politik, sejarah, filosofi dan pendidikan. Kini berabad-abadsetelah ia wafat,
pemikirannya yang cemerlang serta idenya yang brilian masih bisa kitarasakan. Satu hal yang
menjadikannya seperti itu, ia belajar Islam dengan benar.
Ternyata kebaikan dan ilmu, mampu mengalahkan umur manusia yang hanya sejengkal.
[masjid_annahl]
R 
Ôama lengkap Ibnu Qoyyim adalah Muhammad bin Abu Bakar bin Said bin HarizAzzar'ie. Ia
berasal dari Damsyik. Ôama julukannya adalah syamsuddin. Ôama sehari-harinya ia dipanggil
"Abu Abdullah".
Mengapa ia dipanggil Ibnu Qoyyim? Padahal dilihat dari nama sebenarnya ia tidak adakaitan
dengan nama Qoyyim. Persoalannya, ayahnya adalah seorang pendiri danpengasuh perguruan
"Al-Jauziyah"n, daerah pasar gandum di kota Damsyik. Karenabapaknya adalah pendiri
(qoyyim) perguruan tersebut, maka ia dipanggil dengan "IbnuQoyyim Al Jauziyah". Tapi
singkatnya ia dipanggil "Ibnu Qoyyim".
Ibnu Qoyyim dilahirkan di kota Damsyik (sekarang Damaskus) tahun 691 H (1292 M).
Iadibesarkan dalam keluarga ilmuwan. Kondisi askripsi ini dilimpahkan pada IbnuQoyyim,
sehingga ia menjadi terkenal, lantaran situasi ketika ia dilahirkan dandibesarkan, kota Damsyik
tengah berada dalamkeadaan puncak peradaban ilmupengetahuan. Dan ISlam merupakan bagian
yang sangat internalized dalam setiapindividu maupun masyarakatnya.
Ilmu pengetahuan dan peradaban Islam sangat kental di kota Damsyik. Sehingga
lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah bertebaran di mana-mana. Ôamun

Ibnu Qoyyim menjadikan ayahnya sebagai gurunya langsung. Ia mendapat


bimbingandpengarahan dari ayahnya sendiri. Luas ilmu yang dimiliki Ibnu Qoyyim karena
sangatdipengaruhi oleh berbagai guru lain yang menjadi ulama terkenal seperti: Ahmad
IbnuTaimiyah, Ibnu Syirazi, dan lain-lain. Dengan demikian tidak mengherankan ia
menjadiulama yang kondang di abad ke-8 hijriyah.
Fikiran-fikirannya sangat tajam dan cemerlang. Keistiqomahan sangat tercermin dalamtulisan-
tulisan dan sikapnya terhadap fenomena-fenomena kemaksiatan yang ada. Iamelontarkan
fikiranfiirannya mengenai kemaksiatan dan dampak-dampaknya padapribadi dan masyarakat.
Pertama: Karena berbuat maksiat, maka seseorang akan terbiasa dengan kemaksiatan. Halini
dapat dipahami dalam masyarakat. Seseorang pada awalnya merasa aneh dengankemaksiatan
yang ada di lingkungan. Kemudian, ia mencoba mencicipibuah terlarang(maksiat). Lama-
kelamaan akan terdorong untuk melakukan tindakan maksiat berikutnya.akhirnya, tindakan
coba-coba tersebut berakhir menjadi kebiasaan. Kemaksiatan(kesenangan semu) ini menjadi
kebiasaan karena peranan syetan yang idak henti-hentinyamengganggumanusia untuk menjadi
abdi mereka.
Kedua: Karena melakukan perbuatan maksiat, seseorang kehilangan rasa malu. ras
malumerupakan cerminan pribadi manusia. Bila manusia sudah kehilangan rasa malu,pandangan,
hati dan pendengarannya seakan-akan tertutup dari kebenaran. Dengandemikian ketiadaan rasa
malu pada diri manusia digambarkan sebagai tanpa rasa. karsadan karya yang bersifat
kemanusiaan.
Ibnu Qoyyim tida melepaskan dirinya dari proses belajar dan mengjar (bima tu'allimu nalkitab
wa bima kuntum tadrusun). Ia mengajar di perguruan Al Jauziyah, milik ayahnya.Profesi
gurunya ia tekuni meskipun ia sudah menjadi ulama termasyhur dan disegani.Murid-muridnya
banyak sekali. Muridnya yang turut muncul ke permukaan anatar lainIbnu Katsir. Keulamaannya
sangat tercermin dengan sikap hidupnya yang bisa menjaditeladan dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat. Begitu juga di sela-sela waktunyasebagai pendidik dan tokoh refernsi
keagamaan masyarakat, ia tidak melupakan diriuntuk mengkonstruksikan fikiran-fikirannya
dalam bentuk buku.
Sejak kecil, Ibnu Qoyyim sudah nampak bakat intelektualitas dan keulamaannya. Ia giatbelajar,
terbuka sifat pribadinya, rendah hatinya, tenang penampilannya, disenangi sikapdan kearifan
fikirannya oleh masyarakat, tegar ucapannya walaupun harus menghadapiresiko. Sifat-sifat
tersebut terkumpul dalam perilaunya dan turut pula menshibghahkebudayaan dan pengetahuan
yang ada.
Kepribadian dan prilakunya yang menarik dan menonjol tersebut lantaran ia begitu
sulitmelepaskan diri dari Qurän dan Hadits. Setelah ia menghafal Al-Qurän secara
sempurna,dilanjutkan dengan menhafal Hadits. Ia pun m enjadikan sastra dan bahasa sebagai
pusatperhatiannya. Kompleksitas pengetahuan dalam dirinya didukung oleh manhaj yangtertata
dengan baik, tercermin dalam kajian, fikiran dalam buku-bukunya. ia begitu sabar,
sistematik dan teliti uraiannya, pembahasannya luas dan mendalam. Dengan demikian,
tulisannya terasa tersuguhkan dengan lengkap, serasi dan berkesinambungan.
Karena itu, tidak mengherankan bila seorang doktor dari Al Azhar yakni Al UstadzHusaini Ali
Ridwan membahas secara khusus mengenai tulisan Ibnu Qoyyim. [MajalahSabili Ôo. 33 Tahun
II Januari 1991]
R  
 
Abul al Walid Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Rusydi, yang kemudianlebih
dikenal dengan nama Ibnu Rusydi atau Averrous, merupakan seorang ilmuwanmuslim yang
sangat berpengaruh pada abad ke-12 dan beberapa abad berikutnya. Iaadalah seorang filosof
yang telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisipemikiran Yunani.
Ibnu Rusydi dilahirkan pada tahun 1126 M di Qurtubah (Cordoba) dari sebuah
keluargabangsawan terkemuka. Ayahnya adalah seorang ahli hukum yang cukup berpengaruh
diCordoba, dan banyak pula saudaranya yang menduduki posisi penting di pemerintahan.Latar
belakang kelauarga tersebut sangat mempengaruhi proses pembentukan tingkatintelektualitasnya
di kemudian hari.
Kebesaran Ibnu Rusydi sebagai seorang pemikir sangat dipengaruhi oleh zeitgeist ataujiwa
zamannya. Abad ke-12 dan beberapa abad sebelumnya merupakan zaman keemasanbagi
perkembangan ilmu pengetahuan di Dunia Islam, yang berpusat di SemenanjungAndalusia
(Spanyol) di bawah pemerintahan Dinasti Abasiyah. Para penguasa muslimpada masa itu
mendukung sekali perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan mereka seringmemerintahkan para
ilmuwan untuk menggali kembali warisan intelektual Yunani yangmasih tersisa, sehingga nama-
nama ilmuwan besar Yunani seperti Aristoteles, Plato,Phitagoras, ataupun Euclides dengan
karya-karyanya masih tetap terpelihara sampaisekarang.
Liku-liku perjalanan hidup pemikir besar ini sangatlah menarik. Ibnu Rusydi dapatdigolongkan
sebagai seorang ilmuwan yang komplit. Selain sebagai seorang ahli filsafat,ia juga dikenal
sebagai seorang yang ahli dalam bidang kedokteran, sastra, logika, ilmu-ilmu pasti, di samping
sangat menguasai pula pengetahuan keislaman, khususnya dalamtafsir Al Qur¶an dan Hadits
ataupun dalam bidang hukum dan fikih. Bahkan karyaterbesarnya dalam bidang kedokteran,
yaitu Al Kuliyat Fil-Tibb atau (Hal-Hal yangUmum tentang Ilmu Pengobatan) telah menjadi
rujukan utama dalam bidang kedokteran.
Kecerdasan yang luar biasa dan pemahamannya yang mendalam dalam banyak disiplinilmu,
menyebabkan ia diangkat menjadi kepala qadi atau hakim agung Cordoba, jabatanyang pernah
dipegang oleh kakeknya pada masa pemerintahan Dinasti al Murabitun diAfrika Utara.Posisi
yang prestisius dan tentunya diimpikan banyak orang. Posisi tersebut

ia pegang pada masa pemerintahan Khalihaf Abu Ya¶kub Yusuf dan anaknya Khalifah
Abu Yusuf.
Hal terpenting dari kiprah Ibnu Rusydi dalam bidang ilmu pengetahuan adalah usahanyauntuk
menerjemahkan dan melengkapi karya-karya pemikir Yunani, terutama karyaAristoteles dan
Plato, yang mempunyai pengaruh selama berabad-abad lamanya. Antaratahun 1169-1195, Ibnu
Rusydi menulis satu segi komentar terhadap karya-karyaAristoteles, seperti De Organon, De
Anima, Phiysica, Metaphisica, De Partibus Animalia,Parna Ôaturalisi, Metodologica, Rhetorica,
dan Ôichomachean Ethick. Semuakomentarnya tergabung dalam sebuah versi Latin melengkapi
karya Aristoteles.Komentar-komentarnya sangat berpengaruh terhadap pembentukan tradisi
intelektualkaum Yahudi dan Ôasrani.
Analisanya telah mampu menghadirkan secara lengkap pemikiran Aristoteles. Ia punmelengkapi
telaahnya dengan menggunanakan komentar-komentar klasik dari Themisius,Alexander of
Aphiordisius, al Farabi dengan Falasifah-nya, dan komentar Ibnu Sina.Komentarnya terhadap
percobaan Aristoteles mengenai ilmu-ilmu alam, memperlihatkankemampuan luar biasa dalam
menghasilkan sebuah observasi.
R  
Bernama lengkap Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin AlHasan
bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibn Khaldun, pemikir(1332-1406)
kelahiran Tunisia ini dikenal sebagai bapak sosiologi dan politik. AlMuqaddimah merupakan
karya monumental pertama yang memuat prinsip-prinsippolitik, strata suatu masyarakat, dan
teori dissintegrasi.
Dalam karyanya itu, Khaldun memetakan masyarakat dengan interaksi sosial, politik,ekonomi,
dan geografi yang melingkupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi terobosanyang sangat
signifikan. Menurutnya, organisme dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang
mempengaruhinya. Pengaruh itu universal dan pasti. Tak ada kebetulandalam sejarah sosial
kecuali sebab dan akibatnya semata, sebagian jelas dan diketahui,sebagian lagi tidak.
Formasi masyarakat, tulisnya, sebagai hasrat manusia untuk berkumpul, bersaing,
lalumemperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritas ashabiyah (ungkapanpra-
Islam) yang diarahkan oleh para pimpinannya. Ia memperkirakan bahwa solidaritasitu
berlangsung empat generasi. Model ini menempatkan Ibn Khaldun sebagai penganutteori siklus
sejarah. Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati untuk digantidengan yang lain.
Demikian seterusnya.
Al Muqaddimah juga mengupas asal muasal suatu masyarakat, lahirnya kota dan desa,dan
sebagainya. Karya emasnya itu hingga kini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa,termasuk
Indonesia.

You might also like