You are on page 1of 33

MAKALAH KEGIAAN-KEGIATAN

ADMINISTRASI NEGARA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV
1. Fitra Magna Anugrah
2. Pipit Puspita
3. Yulia Ambarsari
4. Joko Marta Al-Fajar
5. Rudi Permadi
6. Aris Sekti
Pokok Bahasan :
Kegiatan-kegiatan Administrasi Negara

Sub pokok bahasan :


1. Perbuatan-perbuatan hukum & bukan perbuatan hukum
2. Uraian perencanaan, ketetapan, & legislasi
3. Proses pembuatan-pembuatan keputusan
4. Contoh aktual perbuatan hukum
LATAR BELAKANG MASALAH
Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan-kegiatan terhadap
pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-sumber kegiatan lainnya yang
bermaksud mencapai tujuan apapun dalam usaha bersama dari kekelompok
orang.
Negara adalah organisasi kewilayahan yang bergerak dibidang
kemasyarakatan dan kepentingan perseorangan dari segenap kehidupan yang
multidimensional untuk pengawasan pemerintahan dengan legalitas kekuasaan
tertinggi.Negara yang baik tidak lepas dari adanya kegiatan - kegiatan
administrasi yang mencakup berbagai macam tindakan yang terukur,
terencana dan memiliki sistem yang relepan dalam implementasi setiap
kegiatan.
Sedangkan pengertian Administrasi adalah suatu aktivitas yang dikerjakan
oleh dua orang atau lebih secara sadar dan terencana untuk mencapai tujuan
bersama.
RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Hukum administrasi telah berkembang dalam suasana manakala pihak
pemerintah mulai menata masyarakat dan dalam kaitan itu menggunakan
sarana hukum, umpamanya dengan menetapkan keputusan-keputusan
larangan tertentu atau dengan menerbitkan sistem-sistem perizinan.
Perkembangan hukum administrasi umum boleh dikatakan baru saja tumbuh
sejak Perang Dunia Kedua
Dapat dikatakan bahwa perkembangan hukum (pemerintahan) administrasi
umum yang sedang giat dilaksanakan di banyak Negara, bergerak dalam tiga
taraf secara berturut-turut.
1. Pada mulanya perkembangan hukum administrasi umum itu hanya
merupakan suatu perkembangan dalam ilmu pengetahuan sendiri.
2. Perkembangan kedua yang penting dimulai dengan diperkenalkannya
peradilan administrasi negara.
3. Perkembangan yang ketiga timbul manakala pembuat UU memutuskan
dengan tujuan menyelaraskan tindakan-tindakan pemerintah untuk
mengadakan “pembuatan UU umum”.
Hukum administrasi bukan satu-satunya ilmu pengetahuan mengenai
pemerintahan umum, yang termasuk ilmu pemerintahan ialah ilmu hukum,
sosiologi, ilmu politik, yang objeknya adalah pemerintahan Ilmu pemerintahan
yang terpenting adalah soal-soal keuangan negara, hukum administrasi,
sosiologi pemerintahan, dan ilmu politik pemerintahan.
Hanya saja dalam penyusunan makalah ini penulis lebih memfokuskan pada
apa yang menjadi tugas dan bahasan pokok yang menyangkut tentang
kegiatan - kegiatan administrasi negara.
Hukum administrasi jadinya hanya merupakan salah satu dari keseluruhan
ilmu-ilmu pemerintahan, yaitu bagian yang membahas aturan-aturan yang
tertulis dan yang tidak tertulis dari pemerintahan umum. dalam ilmu
pemerintahan dapat ditemukan dua macam pendekatan yaitu pendekatan
empiris dan pendekatan normatif. Pendekatan empiris bertujuan untuk
menelaah pengaruh yang nyata dari pemerintahan umum, sementara
pendekatan normatif menelaah putusan-putusan normatif.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, permasalahan yang muncul dan
paling banyak menimbulkan permasalahan adalah adanya tindak-tanduk dan
kegiatan-kegiatan administrasi negara, yang terlalu banyak turut campur
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dan semakin lama semakin meluas.
Dalam campurtangan pemerintah telah menimbulkan dua permasalahan
yang cukup besar, yakni:
1. Masyarakat semakin lama makin sangat tergantung dari keputusan para
pejabat administrasi negara, oleh karena makin lama makin banyak urusan
yang diikat kepada suatu izin atau persetujuan pemerintah.
2. Bagaimana membuat Administrasi Negara berfungsi secara sehat dan
selalu memenuhi syarat-syarat sebagai suatu aparatur negara yang bonafide.
3. Syarat-syarat penunaian tugas, fungsi, dan kewajiban yang harus dipenuhi
oleh Administrasi Negara adalah:
A. Effektivitas, kegiatan harus mengenai sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan atau direncanakan.
B. Legitimitas, kegiatan Administrasi Negara jangan sampai menimbulkan
heboh oleh karena tidak dapat diterima oleh masyarakat setempat atau
lingkungan yang bersangkutan.
C. Yuridikitas, syarat yang menyatakan, bahwa perbuatan para pejabat
Administrasi Negara tidak boleh melawan hukum.
D. Legalitas, merupakan syarat yang menyatakan bahwa tidak satupun
perbuatan atau keputusan Administrasi Negara yang boleh dilakukan tanpa
dasar menurut ketentuan undang-undang tertulis dalam arti luas.
E. Moralitas, suatu syarat yang paling diperhatikan oleh masyarakat, moral
dan ethik umum maupun kedinasan wajib di junjung tinggi.
F. Effisiensi, wajib dikejar seoptimal mungkin kehematan biaya dan
produktifitas wajib diusahakan setinggi tingginya.
G. Teknik dan Teknologi yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk
mengembangkan atau mempertahankan mutu prestasi yang sebaik-
baiknya.
PEMECAHAN
MASALAH
Dalam pemecahan dari adanya permasalahan diatas maka terdapat beberapa
bentuk daya-upaya untuk membuat Administrasi Negara yang dapat
memenuhi syarat-syarat, diantaranya sebagai berikut :
1. Pengawasan, baik intern maupun ekstern (DPR(D), BPK, Akuntan
Publik, DPA), Akuntan, Departemen Keuangan. Sistem pengawasan yang
effektif adalah sarana terbaik agar segala sesuatunya berjalan dengan
baik dalam Administrasi Negara terutama pengawasan Preventif.
Pengawasan repressif hanya berguna bilamana (a) dilakukan secara
koprehensif dan cukup intensif, (b) bilamana laporannya bersifat cukup
objektif dan analisis, dan (c) bilamana laporannya dilaporkan cukup
cepat. Pengawasan adalah proses kegiatan- kegiatan yang membandingkan
apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa
yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.
2. Pembinaan sistematis, melalui pendidikan, latihan, penelitian,
dan pengembangan (R & D) , dan konsultasi Pembinaan sistematis
yang dilakukan oleh Lembaga Administrasi Negara, daya upaya
tersebut dititik beratkan pada peningkatan produktivitas karya.
TUJU
AN

Dalam pembahasan materi ini tidaklah semata-mata hanya


mencantumkan arti dan nilai-nilai yang terkandung dalan kegiatan
administrasi tapi dengan adanya penyusunan makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti lebih jauh tentang adanya suatu proses kegiatan-
kegiatan Administrasi Negara.
Secara institusional tujuan dari pembuatan makalah ini akan lebih
memfokuskan apa yang sebaiknya dilakukan dan hukum apapula yang
hendaknya diterapkan dalam implementasi kegiatan Administrasi Negara.
Secara individu tujuan dari pengelompokan tugas dan pengerjaan
penyusunan makalah yang bertemakan “Kegiatan-Kegiatan Administrasi
Negara" yaitu dapat memperdalam pemahaman mengenai fungsi dan tugas-
tugas administari, mengenai aturan hukum, sistematika pengelompokan dan
beberapa poin lainnya yang sangat membantu dalam memahai ilmu
administrasi.
MANFAA
T
Dengan ditugaskanya pembuatan makalah dengan judul “Kegiatan-
kegiatan Administrasi Negara” maka kami memperoleh manfaat yang
sangat besar sekali, dari mulai pemahaman kegiatan Administrasi negara
hingga perbuatan hukum yang menyangkut perbuatan administrasi yang
kemudian hukum itu terbagi kedalam dua pengelompokan dari hukum segi
satu dan hukum segi dua, pengertian perencanaan, dikeluarkannya proses
ketetapan, legistrari semu hingga proses pembuatan keputusan-keputusan
Administrasi. Dari kesemuanya itu maka diperolehlah ilmu yang sangat
banyak dan besar manfaatnya bagi kami dan semoga dari apa yang kami
utarakan dalam makalah ini dapat sedikitnya menambah ilmu dari pembaca
sekalian.
PEMBAHASAN
PERBUATAN HUKUM DAN BUKAN
PERBUATAN HUKUM
Perbuatan hukum adalah perbuatan yang menimbulkan sebab akibat.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian
kekuasaan kelembagaan, dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam
bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak,
sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap
kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara
negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan
memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang
akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali
keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur
persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan
lingkungan peraturan atau tindakan militer.filsuf Aristoteles menyatakan
bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik daripada
dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela”
Menurut hukum, perbuatan hukum dibagi menjadi dua yaitu:
1. Perbuatan hukum yang dilakukan oleh subyek hukum.
2. Perbuatan hukum yang tidak dilakukan oleh subjek hukum
PERBUATAN HUKUM SEGI SATU DAN
SEGI DUA

Perbuatan Hukum Segi Satu Perbuatan Hukum Segi Dua

Perbuatan menurut hukum publik Perbuatan menurut hukum publik


bersegi satu, yaitu suatu perbuatan bersegi dua, yaitu suatu perbuatan
hukum yang dilakukan oleh aparat aparat administrasi negara yang
administrasi negara berdasarkan dilakukan oleh dua pihak atau
wewenang istimewa dalam hal lebih secara sukarela.Misalnya
membuat suatu ketetapan yang mengadakan perjanjian pembuatan
mengatur hubungan antara sesama gedung, jembatan dengan pihak
administrasi negara maupun antara swasta (pemborong).
administrasi negara dan warga
masyarakat. Misalnya, ketetapan
tentang pengangkatan seseorang
menjadi pegawai negeri.
PERENCANA
AN

Definisi perencanaan dalam Administrasi adalah suatu proses


mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan
yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk
pembangunan ekonomi dan sosial secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat,
adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis,
merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang
diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan
secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang
itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak
ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu
kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Pada dasarnya, tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Sebagai suatu alat ukur di dalam
membandingkan antara hasil yang dicapai dengan harapan. Dilihat dari
pengambilan keputusan tujuan perencanaan adalah :
1. Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui
pejabat tingkat nasional yang berwenang.
2. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai
bidang/satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan
kebijaksanaan.
Perencanaan juga berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan dan
pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan quality assurance,
menghindari pemborosan sumber daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi
accountability kelembagaan. Jadi yang terpenting di dalam menyusun suatu
rencana, adalah berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan,
proses yang sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu.
Perencanaan merupakan siklus tertentu dan dan melalui siklus tersebut
suatu perencanaan bias dievaluasi sejak awal persiapan sampai pelaksanaan
dan penyelesaian perencanaan. Dan secara umum, ada beberapa langkah
penting yang perlu diperhatikan di dalam perencanaan yang baik, yaitu:
1. Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas.
2. Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan menyesuaikan
tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan faktor-faktor lingkungan
apabila tujuan itu tercapai.
3. Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam
kerangka kebijaksanaan yang telah dirumuskan.
4. Penunjukan orang - orang yang akan menerima tanggung jawab
pelaksanaan (pimpinan) termasuk juga orang yang akan mengadakan
pengawasan.
5. Penentuan system pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan
pembandingan apa yang harus dicapai, dengan apa yang telah tercapai,
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, beerdasarkan unsur -unsur dan langkah-
langkah dalam perencanaan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses perencanaan merupakan suatu proses yang diakui dan perlu
dijalani secara sistematik dan berurutan karena keteraturan itu
merupakan proses rasional sebagai salah satu properti perencanaan.
KETETAP
AN
Berikut merupakan beberapa pendapat tentang ketetapan menurut para
ahli :
1. Van Der Well mengatakan Ketetapan adalah suatu perbuatan hukum
oleh suatu alat pemerintah dengan maksud untuk menimbulkan atau
menolak suatu hubungan hukum.
2. Prins mengatakan, Ketetapan adalah suatu tindakan hukum sepihak
dibidang pemerintahan yang dilakukan oleh alat-alat
penguasaberdasarkan kewenangan khusus.
3. A.M. Donner mengatakan, Ketetapan adalah suatu perbuatan hukum
yangdilakukan oleh alat pemerintahan berdasarkan suatu ketentuan
yang mengikat dan berlaku umum.

jadi dapat dikatakan bahwa ketetapan itu suatu perbuatan pemerintah


dalam arti kata luas yang khusus bagi lapangan pemerintahan dalam arti
kata sempit. Seperti halnya dengan Undang-Undang yang merupakan
perbuatan pemerintahan dalam arti kata luas yang khusus bagi bidang
perundang-undangan, sedangkan keputusan hakim merupakan perbuatan
pemerintah dalam arti kata luas yang khusus bagi lapangan mengadili.
Ketetapan terbagi kedalam 2 macam, yaitu ketetapan sah dan ketetapan
tidak sah. Ketetapan tidak sah itu dapat berupa:
1. Ketetapan yang batal karena hukum.
2. Ketetapan yang batal secara absolut, dan absolut nietig.
3. Ketetapan yang dapat dibatalkan.

Prof. Van der Pot, menyebutkan 4 syarat yang harus dipenuhi agar
ketetapan dapat berlaku sebagai ketetapan sah, yaitu:
4. Ketetapan harus dibuat oleh alat yang berwenang membuatnya.
5. Karena ketetapan itu suatu pernyataan kehendak, maka pembentukan
6. Ketetapan harus diberi bentuk yang ditetapkan dalam peraturan yang
menjadi dasarnya dan pembuatannya harus juga memperhatikan cara
membuat ketetapan itu, bilamana cara itu ditetapkan dengan tegas dalam
dasar tersebut.
7. Isi dan tujuan ketetapan harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan
dasar.
LEGISLAS
I
Legislasi adalah penciptaan dari pada aturan-aturan hukum oleh pejabat
administrasi yang berwenang yang sebenarnya dimaksudkan sebagai garis-
garis pedoman pelaksana kebijakan untuk menjalankan suatu ketentuan
undang-undang, akan tetapi di publikasikan secara luas. Kewenangan
administrasi Negara untuk membuat peraturan ada tiga macam, yakni :
1. Pejabat secara normative daripada ketentuan –ketentuan undang-undang
atau perundang undangan menjadi peraturan-peraturan (administratif)
2. Interpretasi daripada pasal-pasal undang-undang yang dijadikan
peraturan atau instruksi dinas
3. Penentuan atau penciptaan daripada kondisi-kondisi nyata untuk
membuat ketentuan-ketentuan undang-undang dapat direalisasikan (atau
menjadi operasional).
PEMBUATAN – PEMBUATAN
KEPUTUSAN ADMINISTRASI NEGARA
Teori – teori pengambilan keputusan bersangkut paut dengan masalah
bagaimana pilihan-pilihan semacam itu dibuat. Kebijaksanaaadalah suatu
tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh seseorang
aktor atau sejumlah aktor berkenaan dengan suatu masalah atau persoalan
tertentu.

Secara tipikal pembuatan kebijaksanaan merupakan tindakan yang berpola,


yang dilakukan sepanjang waktu dan melibatkan banyak keputusan yang di
antaranya ada yang merupakan keputusan rutin, ada yang tidak rutin.Dalam
praktek pembuat kebijaksanaan sehari-hari amat jarang kita jumpai suatu
kebijaksanaan yang hanya terdiri dari keputusan tunggal.

Dalam tulisan ini akan dibahas 3 (tiga) teori pengambilan keputusan yang
dianggap paling sering dibicarakan dalam berbagai kepustakaan kebijaksanaan
negara. Teori - teori yang dimaksud ialah : teori Rasional komprehensif, teori
Inkremental, dan teori Pengamatan terpadu.
I. Teori Rasional Komprehensif
Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula
yang banyak diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif.
Unsur - unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
dibedakan dari masalah - masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai
masalah - masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat
keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan
urutan kepentingannya.
c. Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh setiap altenatif
yang dipilih diteliti.
d. Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya, dapat
diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.
e. Pembuat keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang
dapat memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang telah
digariskan.
Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik
yang paling tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika
Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)’ Lindblom secara tegas
menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah
berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan
jelas.
Lebih lanjut, pembuat keputusan kemungkinan juga sulit untuk
memilah-milah secara tegas antara nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai
yang diyakini masyarakat.Asumsi penganjur model rasionar bahwa antara
fakta-fakta dan nilai-nilai dapat dengan mudah dibedakan, bahkan
dipisahkan, tidak pemah terbukti dalam kenyataan sehari-hari.Akhirnya,
masih ada masalah yang disebut sunk_cost. Keputusan-keputusan,
kesepakatan-kesepakatan dan investasi terdahulu dalam kebijaksanaan dan
program-program yang ada sekarang kemungkinan akan mencegah
pembuat keputusan untuk membuat keputusan yang berbeda sama sekali
dari yang sudah ada.
II. Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori
pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus
dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang
sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh
pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari. Pokok-pokok
teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan
untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada
sebagai sesuatu hal yang saling terpisah.
2. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan
kebijaksanaan yang ada sekarang.
3. Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang
akan dievaluasi.
4. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara
terarur. Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk
mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan
sehingga menjadikan dampak dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
5 . Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap
masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan
bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan sepakat pada keputusan
tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu adalah yang
paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
6. Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat
perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki
ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi
masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk
menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang
akan datang.

Kepurtusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya


merupakan produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di
antara berbagai pihak yang terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam
masyarakat yang strukturnya majemuk paham lnkremental ini secara politis
lebih aman karena akan lebih gampang untuk mencapai kesepakatan apabila
masalah-masalah yang diperdebatkan oleh berbagai kelompok yang terlibat
hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi terhadap program-program yang
sudah ada
III. Teori Pengamatan terpadu (Mixed Scanning Theory)
Penganjur teori ini muncul oleh seorang ahli sosiologi organisasi Amitai
Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang
diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan
adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori inkremental.
Misatnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat keputusan
penganut model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan
kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan mapan
serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya
dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari kelompok-
kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu
mengorganisasikan kepentingannya praktis akan terabaikan. Iebih lanjut”
dengan memusatkan perhatiannya pada kepentingan/tujuan jangka pendek
dan hanya berusaha untuk memperhatikan variasi yang terbatas dalam
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ada sekarang, maka model inkremental
cenderung mengabaikan peluang bagi perlunya pembaruan sosial (social
inovation) yang mendasar”.
Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam
pembuatankeputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan
terpeliharanya status quo, sehingga merintangi upaya menyempurnakan
proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi sarjana seperti Dror– yang pada
dasarnya merupakan salah seorang penganjur teori rasional yang terkemuka
— model inkremental ini justru dianggapnya merupakan strategi yang tidak
cocok untuk diterapkan di negara-negara sedang berkembang, sebab di
negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan (inkremental) tidaklah
memadai guna tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-besaran.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan
para pembuatkeputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan,
bahwa semakin besar kemampuan para pembuat keputusan untuk
memobilisasikan kekuasaannya guna mengimplementasikan keputusan-
keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan scanning
dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilankeputusan
‘tersebul Dengan demikian, moder pengamatan terpadu ini pada hakikatnya
merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model
rasional komprehensif dan moder inkremental dalam proses pengambilan
keputusan.
Keputusan administratif dalam praktiknya tampak dalam bentuk
keputusan-keputusan yang sangat berbeda namun memiliki ciri-ciri yang
sama. Keputusan ini diperlukan untuk dapat mengenal dalam praktek
keputusan-keputusan/tindakan-tindakan tertentu sebagai keputusan
administratif karena hukum positif mengikatkan akibat-akibat hukum
tertentu pada keputusan-keputusan tersebut, contohnya suatu penyelesaian
hukum melalui hakim tertentu.
Dalam praktek pemerintahan di Indonesia bentuk keputusan
Administrasi diantaranya : SK Pengangkatan pegawai, Akte Kelahiran, Surat
Izin Mengemudi (SIM),dll. Dalam rangkaian norma hukum, keputusan tata
usaha negara merupakan norma tertutup. Sebagai contoh dapat dikemukakan
tentang izin mendirikan bangunan. Dengan adanya perda tentang bangunan,
seseorang tidak dibenarkan mendirikan bangunan tanpa adanya izin.
CONTOH AKTUAL PERBUATAN
HUKUM
Perbuatan hukum ada 2 macam yakni perbuatan hukum yang bersegi
satu (eenzijdig) dan perbuatan hukum yang bersegi dua (tweezijdig). Suatu
perbuatan hukum bersegi satu adalah setiap perbuatan yang berakibat
hukum (rechtsgevolg) dan akibat hukum ditimbulkan oleh kehendak satu
subyek hukum, yaitu satu pihak saja (yang telah melakukan perbuatan itu).
Misalnya, perbuatan hukum yang disebut dalam pasal 132 KUHP Perdata
(hak seorang istri untuk melepaskan haknya atas barang yang merupakan
kepunyaan suami istri berdua setelah mereka kawin, benda perkawinan),
perbuatan hukum yang disebut dalam pasal 875 KUHPerdata (perbuatan
mengadakan testamen adalah suatu perbuatan hukum yang bersegi satu),
perbuatan hukum yang mendirikan yayasan (stichtingshandhandeling).
Suatu perbuatan hukum yang bersegi dua adalah setiap perbuatan yang
akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak dua subyek hukum, yaitu dua
pihak atau lebih. Setiap perbuatan hukum yang bersegi dua merupakan
perjanjian (overeenkomst) seperti yang tercantum dalam pasal 1313
KUHPerdata : “Perjanjian itu suatu perbuatan yang menyebabkan satu
orang (subyek hukum) atau lebih mengikat dirinya pada seorang (subyek
hukum) lain atau lebih”.
 
Sekian dan Terima Kasih
this presentation was designed by

aris sekti – copyright © 2010 STIA SAS


All right reserved

You might also like