You are on page 1of 4

Psikotes Bagi Anak Autis

Pada anak autis, menjalani prosedur psikotes standar yang biasanya dilakukan biro-
biro konsultasi psikologi umumnya sulit dilakukan. Anak autis sulit memusatkan
konsentrasi, memahami instruksi tes, mempergunakan waktu tes secara efisien dan
berperilaku ‘pas’ pada saat proses pelaksanaan tes. Padahal sering sekolah tertentu
mempersyaratkan kasil Psikotes anak, atau mungkin orang tua ingin mengetahui
kapasitas intelegensi yang dimiliki anaknya. Untuk mengetahui masalah tersebut,
kami akan bahas lebih jauh seputar topik tersebut.

Secara umum intelegensi didefinisikan sebagai : Kapasitas seseorang untuk bertindak


secara terencana, berfikir rasional dan berhubungan secara efektif dengan
lingkungannya.

Intelegensi diukur dengan alat bantu psikotes dengan hasil akhir satuan yang populer
disebut IQ (Inteligence Quotient). Komposisi IQ terdiri dari beberapa aspek yang
dikelompokkan dalam 2 golongan besar yaitu :
• IQ Verbal
• IQ Non Verbal

Tes yang secara komprehensif mengukur IQ anak dan umumnya digunakan di


Indonesia adalah :
• Wechsler Inteligence Scale for Childern (WISC) atau
• Wechsler Preschool & Primary Scales of Inteligence (WPPSI)

Bagi anak autis yang umumnya mengalami gangguan dalam perkembangan bahasa,
sudah pasti hasil IQ verbalnya rendah. Sangatlah tidak adil bila mereka secara dini
kemudian divonis keterbelakangan mental / mentally reterded.

Kendala lainnya, psikotes pada umumnya menuntut anak mengerjakan soal dalam
waktu yang terbatas (time limit). Padahal seperti kita ketahui bersama, anak autis
sangat sulit untuk memusatkan konsentrasi, sehingga perlu waktu lebih untuk
mengarahkan perhatiannya.

Jadi bila inteligensi anak autis diukur dengan menggunakan tes ini, hasilnya sudah
dapat dipastikan tidak mencerminkan potensi anak yang sesungguhnya. Lalu
bagaimana cara pemecahannya? Pilihlah tes yang mengukur aspek-aspek kecerdasan
secara terpisah, dimana salah satu tes yang tepat adalah pengukuran inteligensi non
Verbal.

Pengertian Inteligensi Non Verbal : Sesuai dengan kata ‘non verbal’ berarti tidak
dipengaruhi ‘bahasa’

Adapun definisi Inteligensi non verbal adalah sebagai berikut :


Kemampuan yang tidak berhubungan dengan bahasa, yang meningkatkan kapasitas
seseorang untuk berfungsi secara terencana, efektif dan rasional.
Individu dengan Inteligensi Non Verbal tinggi biasanya berhasil di bidang
matematika, geometri, engineering, mekanika, seni dan musik.
Inteligensi non verbal dibedakan atas 2 strata kemampuan, yaitu :

• LOW ORDER SKILLS


Keterampilan yang berhubungan dengan proses menginterpretasi,
mengorganisir dan memanipulasi ciri-ciri non simbolik dan konkrit dari
stimulus (seperti misalnya ukuran, warna, bentuk, tekstur).

• HIGH ORDER SKILLS


Lebih bersifat pemecahan masalah, penalaran, bersifat abstrak.

Untuk mengukur Inteligensi non verbal digunakan psikotes khusus non verbal. Untuk
meminimalkan peran dari bahasa, tes ini dirancang sedemikian rupa sehingga soal
dibuat tanpa menggunakan ‘kata’, melainkan dalam bentuk ‘presentasi
visual/gambar’. Instruksi test maupun respon yang diminta juga non verbal (isyarat,
manipulasi benda, menggambar, menunjuk jawaban).

Kemampuan yang dapat diukur dengan Test Inteligensi Non Verbal, antara lain :

• Discrimination
Diukur dengan meminta anak menetapkan gambar / kata yang berbeda,
misalnya mana yang berbeda gajah – kuda – monyet – truk.

• Generalisasi
Menemukan kata yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu dengan
stimulus, misalnya : mana yang serupa dengan pohon : mobil – manusia –
berjalan.

• Motor behavior
Berkaitan dengan gerakan, baik motorik halus atau motorik kasar, misalnya :
manipulasi blok, copy design.

• Berfikir induksi
Menemukan aturan / pola pada stimulus, misalnya mengapa benda tertentu
dapat ditarik magnet?

• Comprehension
Pemahaman yang melibatkan kaidah umum.

• Sequencing
Kemampuan melihat hubungan yang progresif dari serangkaian stimulus.

• Detail recognition
Kemampuan melihat detail stimulus, biasanya dengan melihat atau membuat
gambar.

• Analogi
Berkaitan dengan diskriminasi, generalisasi, pengetahuan umum dan kosakata.
• Abstract Reasoning
Kemampuan memecahkan masalah yang menuntut kemampuan induksi dan
abstraksi.

• Memory
Kemampuan mengingat / daya ingat.

• Pattern Completing
Mengidentifikasi bagian yang hilang dari gambar, pola, matriks.

• General Information
Kemampuan dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan faktual.

•Vocabulary
Arti dari kata.
CTONI (Comprehensive Test of Nonverbal Intelligence)

Tes ini terdiri dari 6 subtest yang berbeda tetapi saling berhubungan dalam mengukur
kemampuan inteligensi non verbal. Secara empiris test ini telah teruji reabilitas
maupun validitasnya (sampel yang digunakan 2901 orang dari 30 negara bagian) dan
dirancang untuk anak usia 6 tahun sampai dewasa.

CTONI merupakan tes non verbal yang mengukur High Order Cognitive Ability :
• Problem solving
• Reasoning
• Abstract thinking

Kemampuan yang diukur adalah :


• Penalaran logis
• Klasifikasi kategori dan
• Panalaran urutan

Adapun presentasi soal berupa :


• Gambar benda yang familiar dalam kehidupan sehari-hari
• Gambar desain geometris

Hasil akhir dari tes ini berupa indeks


• Inteligensi non verbal (keseluruhan)
• Inteligensi non verbal gambar
• Inteligensi non verbal geometris

Hasil akhir dari NIQ digolongkan sebagai berikut :


• 131 – 165 Sangat superior
• 121 – 130 Superior
• 111 – 120 Di atas rata-rata
• 90 – 110 Rata-rata
• 80 – 89 Di bawah rata-rata
• 70 – 79 Rendah
• 35 – 69 Sangat rendah
NIQ tinggi berarti individu memiliki kemampuan yang baik dalam :
• Melihat hubungan perceptual, logis dan abstrak
• Penalaran tanpa kata-kata
• Memecahkan teka-teki mental yang melibatkan elemen progresif
• Membentuk asosiasi yang berarti antar obyek dan antar disain geometris.

NIQ rendah berarti kesulitan dalam :


• Menangani informasi non verbal
• Menerima data visual
• Mengorganisir materi-materi yang melibatkan ruang / spasial.
• Memahami aspek abstrak dari simbol-simbol visual.

PNIQ (pictorial NIQ) adalah indeks dari pemecahan masalah dan penalaran dimana
gambar-gambar obyek yang dikenal digunakan dalam tes. Karena gambar-gambar
tersebut memiliki naka, maka kemungkinan individu akan menggunakan kata-kata
(berbicara/berpikir dalam bentuk kata-kata) ketika melaksanakan tes. Jadi ada
pengaruh dari kemampuan verbal individu.

GNIQ (Geometric NIQ) adalah indeks dari pemecahan masalah dan penalaran dimana
desain-desain yang tidak dikenal digunakan dalam tes. Karena itu merupakan
kemampuan non verbal yang murni. Pada umumnya PNIQ dan GNIQ berada di taraf
yang sama, kemungkinan disebabkan oleh aspek kemampuan bahasa (PNIQ >
GNIQ).

Penutup :
CTONI dapat menjadi alternative bagi orang tua untuk mengevaluasi kecerdasan
anaknya.

Sebagai alat tes non verbal kelebihan CTONI adalah :


• Non Language Tes : bersifat lebih universal, peran bahasa dieliminir
seminimal mungkin.
• Mengukur High Order Skills : kemampuan penalaran lebih tingi.
• Work Limit : bukan time limit, jadi kecepatan kerja anak tidak mempengaruhi
hasil.

Untuk informasi lebih lanjut seputar tes CTONI, anda dapat


menghubungi : MandigaDengan Ibu UniTelp. (021) 7220153 Sumber bacaan :
Examiner’s manual CTONI (Comprehensive Test of Non Verbal Intellegense),
Donald D. Hammil, Nils A Pearson dan J. Lee Wiederholt, 1997, Pro-ed, Incl, Texas.
Pemutakhiran Terakhir ( Kamis, 30 April 2009 16:53 )

You might also like