You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak berbentuk
atau dalam konsistensi cair dengan frekuensi yang meningkat, umumnya
frekwensi > 3 kali/ hari, atau dengan perkiraan volume tinja > 200 gr/hari.
Durasi diare sangat menentukan diagnosis, diare akut jika durasinya kurang
dari 2 minggu, diare persistent jika durasinya antara 2-4 minggu, dan diare
kronis jika durasi lebih dari 4 minggu. 1, 2
Diare merupakan permasalahan yang umum diseluruh dunia, dengan
insiden yang tinggi baik di negara industri maupun di negara berkembang.
Biasanya ringan dan sembuh sendiri, tetapi diantaranya ada yang
berkembang menjadi penyakit yang mengancam nyawa.1 Diare juga
dikatakan penyebab morbiditas, penurunan produktifitas kerja, serta
pemakaian sarana kesehatan yang umum.. Di seluruh dunia lebih dari 1
milyar penduduk mengalami satu atau lebih episode diare akut pertahun.3, 4
Hingga saat ini penyakit diare atau sering disebut juga

gastroenteritis, masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi

masyarakat Indonesi
a. Dari daftar urutan penyebab penyebab kunjungan
Puskesmas/ Balai Pengobatan, diare hampir selalu termasuk dalam
kelompok tiga alasan utama masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas.
Angka kesakitannya adalah sekitar 200-400 kejadian diare diantara 1000
penduduk setiap tahunnya. Dengan demikian di Indonesia dapat ditemukan
sekitar 60 juta kejadian pasien penderita diare pertahunnya, sebagian besar
(70-80%) dari penderita ini adalah anak dibawah umur lima tahun (+ 40 juta
kejadian) sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh ke dalam dehidrasi dan
kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal. Diare

1
2

dengan dehidrasi merupakan 20-30% penyakit yang dapat menyebabkan


penderita dirawat di rumah sakit dan merupakan 15-20% penyebab
kematian anak.4, 5
Hasil penelitian sebelumnya di RS DR. M. Djamil Padang ,
dilakukan pada pasien diare akut dehidrasi berat dan dirawat di bangsal
Ilmu Kesehatan Anak dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember 2007,
didapatkan 29 pasien diare akut dengan dehidrasi berat. Umur rata-rata
11,14±7,06 bulan, perempuan 24,1% dan laki-laki 75,9%. Komplikasi diare
akut dehidrasi berat adalah asidosis metabolik 75,9%, enchepalopati 13,8%,
hiponatremi 44,8%, hipernatremi 10,3%, hipokalemi 62%, hiperkalemi
10,3%. Rata-rata dari perawatan rumah sakit adalah 4,69±1,87 hari, lama
menderita diare 8,62±2,98 hari. Terdapat hubungan yang signifikan antara
lama menderita diare dengan kejadian asidosis metabolik (p=0,045) dan
hiponatremi (p=0,035). Tidak ada hubungan bermakna antara lama
perawatan dengan asidosis metabolik, enchepalopati, hiponatremi,
hipernatremi, hipokalemi dan hiperkalemi. Kejadian asidosis metabolik dan
hiponatremi berhubungan bermakna dengan lamanya pasien menderita diare
akut dehidrasi berat.6
Pemeriksaan laboratorium pada penderita diare akut penting
dilakukan dalam menegakkan diagnosa yang tepat sehingga dapat
memberikan obat yang tepat pula. Dalam praktek sehari-hari, pemeriksaan
laboratorium lengkap hanya dikerjakan jika diare tidak sembuh dalam 5-7
hari. Pemeriksaan tersebut antara lain pemeriksaan elektrolit darah yang
meliputi kadar Natrium-Kalium.2
Sebagai akibat diare tersebut akan mengalami kehilangan cairan
tubuh berupa air dan elektrolit. Penderita yang telah kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan
turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar dan cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi
dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma
3

dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik, dan hipertonik. Dehidrasi


hipotonik (dehidrasi hiponatremia) yaitu bila kadar natrium dalam plasma
kurang dari 130 mEq/l, dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) bila kadar
natrium dalam plasma 130-150 mEq/l, sedangkan dehidrasi hipertonik
( hipernatremia) bila kadar natrium dalam plasma lebih dari 150 mEq/l.
Data penderita yang dirawat di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK
UI/RSCM ditemukan 77,8% dengan dehidrasi isotonik, 12,7% dehidrasi
hipertonik, dan 9,5% dehidrasi hipotonik. Pada dehidrasi isotonik dan
hipotonik penderita tampak tidak begitu haus, tetapi pada dehidrasi
dehidrasi hipertonik, rasa haus akan sangat nyata sekali dan sering disertai
kelainan neurologis sepeti kejang, hiperrefleksi, dan kesadaran yang
menurun, sedangkan turgor dan tonus tidak berapa buruk.3
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka peneliti memandang perlu
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran kadar natrium
dan karakteristik penderita diare akut dengan dehidrasi berat di IRNA anak
RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Juli 2009 sampai
dengan 30 Juni 2010.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran kadar natrium penderita diare akut dengan
dehidrasi berat pada anak berumur 1 bulan - 5 tahun di IRNA anak
RSUP Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Juli 2009 sampai
dengan 30 Juni 2010 ?
2. Bagaimana karakteristik penderita diare akut dengan dehidrasi berat
pada anak berumur 1 bulan -5 tahun di IRNA anak RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Juli 2009 sampai dengan 30
Juni 2010 ?
4

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum :
Mengetahui gambaran kadar natrium dan karakteristik
penderita diare akut dengan dehidrasi berat di IRNA anak RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Juli 2009 sampai dengan 30
Juni 2010
1.3.2. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran kadar natrium penderita diare akut
dengan dehidrasi berat pada anak berumur 1 bulan -5 tahun di
IRNA anak RSUP Mohammad Hoesin Palembang periode 1
Juli 2009 sampai dengan 30 Juni 2010
2. Mengidentifikasi karakteristik penderita diare akut dengan
dehidrasi berat pada anak berumur 1 bulan -5 tahun di IRNA
anak RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Juli
2009 sampai dengan 30 Juni 2010

1.4 Manfaat Penelitian


1. Akademis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar
ilmiah bagi pengembangan dunia kedokteran dan dapat digunakan
sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya.
2. Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
dalam manajemen penatalaksanaan diare di RSUP Mohammad Hoesin
Palembang.

You might also like