You are on page 1of 3

BUKTI TRANSAKSI =====> JURNAL ======> BUKU BESAR =====> NERACA SALDO

|
^V
| JURNAL PENYESUAIAN
||
|____ LAPORAN KEUANGAN <====== JURNAL PENUTUP <============O

siklus akuntansi adalah sebagai berikut:


a.Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b.Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c.Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
d.Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e.Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f.Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g.Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.

A. PENDAHULUAN

Pencatatan transaksi secara langsung dari transaksi ke laporan keuangan akan menimbulkan kesalahan besar
yang berakibat fatal.

Apa bila pencatatan terjadi kesalahan sulit untuk menemukan kembali. Oleh karena itu pencatatan transaksi
dilakukan secara bertahap. Prosedur pencatatan bertahap mulai dari pencatatan transaksi sampai menjadi laporan
keuangan disebut peoses akuntansi atau tahap-tahap akuntansi atau siklus akuntansi.

B. PENCATATAN

Siklus akuntansi dimulai dari adanya suatu transaksi dan kejadian yang harus dicatat.

Transaksi (transaction) adalah tindakan yang mengakibatkan perubahan harta, utang dan modal yang
berhubungan dengan pihak luar misalnya setoran modal keperusahaan, pembelian barang, pembayaran utang.
Kejadian (Event) adalah tindakan yang terjadi di dalam perusahaan, misalnya: penyusutan aktiva, pemakaian
perlengkaan kantor.

Sebelum transaksi dicatat harus dibuatkan bukti transaksi yang disebut dokumen sumber atau bukti transaksi.

Bukti pembukuan terdiri dari bukti transaksi dan bukti pencatatan (bukti jurnal). Dokumen sumber atau bukti
transaksi baik yang diterima dari pihak luar (kwitansi, nota, faktur) maupun pihak intern (bukti kas masuk atau
keluar) harus diteliti lebih dahulu keabsahannya. Setelah bukti transaksi dicatat maka langkah berikutnya dicatat
dalam jurnal, secara kronologis atau urutan waktu.

Langkah berikutnya adalah memindahkan jurnal ke buku besar.

Tahap pencatatan dapat dilihat dibawah ini:

Bukti pembukuan
Jurnal
Buku Besar

Pengidentifikasian Pencatatan PenggolonganDan Pengukuran

Tahap Pencatatan
C. PENGIKHTISARAN

Dari tahap pencatatan (bukti pembukuan-jurnal-buku besar) maka prosedur berikutnya adalah tahap
pengikhtisaran yang terdiri dari:

a. Neraca saldo

Adalah daftar yang berisi saldo-saldo dari rekening buku besar.

b. Kertas kerja atau neraca lajur

Neraca saldo adalah merupakan bahan utama penyusunan laporan keuangan tetapi ternyata tidak semuanya
rekening yang ada di neraca saldo langsung dapat digunakan, namun masih ada yang belum menunjukkan
posisi atau keadaan yang sebenarnya.

Untuk mempermudah penyusunan laporan keuangan karena adanya hal-hal di atas maka perlu dibuat kertas
kerja atau neraca lajur. Kertas kerja adalah daftar yang berlajur-lajur yang dipergunakan untuk
mempermudah penyusunan laporan keuangan.

c. Laporan keuangan

Berdasarkan kertas kerja atau neraca lajur lajur di atas maka dapat dibuat laporan keuangan.

d. Jurnal Penutup

Untuk menutup rekening sementara atau rekening nominal maka beban dan Pendapatan dipindahkan ke
rekening laba/rugi melalui jurnal penutup yang dibuat di jurnal umum. Secara formal jurnal penyesuaian dn
jurnal penutup dipindahkan ke buku besar untuk menutup rekening sementara.

e. Neraca saldo penutupan

Setelah buku besar ditutup maka dapat dihitung saldo dalam buku besar dan dapat disusun neraca saldo
setelah penutupan, sekaligus berfungsi untuk mengontrol kebenaran jumlah debet dan kredit.

f. Jurnal Pembalik
Ayat pembalik merupakan alternatif. Artinya boleh dibuat boleh tidak, tergantung ayat penyesuaian
sebelumnya. Jika ayat sebelumnya misalnya: mendebit rekening biaya dan mengkredit aktiva, maka sesuai
dengan azas konsistensi maka perlu dibuat jurnal pembalik setelah buku besar ditutup, tetapi jika sebaliknya
maka tidak perlu dibuat jurnal pembalik.
Tahap pengikhtisaran dapat dilihat sebagai berikut:
Neraca Jurnal

Saldo Penyusuaian
Jurnal Penyesuaian

Kertas Kerja

Lap Keuangan

D. PELAPORAN
Sebagai hasil akhir dan tujuan akutansi adalah menghasilkan informas ekonomi, untuk mengambil keputusan
bagi pihak yang memerlukannya. Agar hasil akhir mudah dimengerti dan mudah memberikan gambaran yang
jelas maka data perusahan perlu diproses melalui tahap-tahap dalam siklus akutansi, berdasarkan suatu prinsip
yang berterima umum.
Laporan keuangan dibuat pada akhir periode kutansi misalsetiap 3 bulan, persemester atau setahun sekali dan
sebagainya.
Laporan keuangan terdiri dari:
1. Neraca
2. Laporan rugi/laba
3. Laporan perubahan modal
4. Laporan perubahan posisi keuangan.
5. Catatan atas laporan keuangan

6. Laporan atau informasi lain sebagai pelengkap

Didalam buku ini hanya akan dibahas naraca, laporan rugi/laba dan laporan perubahan modal.

Ad. 1. Neraca

adalah daftar yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu, meliputi harta, utang dan
modal.

Ad. 2. Laporan rugi/laba

adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu. Dalam laporan
rugi/laba disajikan semua penghasilan dan beban.

Ad. 3. Laporan perubahan modal

adalah laporan yangmenunjukan perubahan modal selama satu periode. Dalam perubahan laporan modal
disajikan modal awal, rugi/laba, prive dan modal akhir.

You might also like