You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dikehidupan seorang muslim, sangatlah penting pengetahuan sumber hukum Islam. Khususnya
untuk memperkuat keimanan kepada Sang Pencipta (Allah).
Di sini peran sumber hukum Islam sangatlah dibutuhkan bagi umat muslim, mulai dari zaman
Nabi Muhammad SAW sampai zaman sekarang yang modern ini. Tanpa sumber hukum Islam umat
muslim akan tersesat.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa saja sumber hukum Islam?
2.      Apa pengertian Al Qur’an?
3.      Apa yang menjadi sumber hukum Islam pertama?
4.      Bagaimana kejelasan makna umum dalam Al Qur’an?
5.      Mengapa Al Qur’an sebagai sumber hukum?
6.      Apa pengertian Hadits?
7.      Apa sumber hukum Islam yang kedua?
8.      Apa fungsi hadits terhadap Al Qur’an?
9.      Apa saja yang termasuk macam-macam sunah?
10.  Dan apa yang termasuk macam-macam sunah?

1.3    Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata pelajaran ini, juga untuk mengetahui
dari manakah Islam didirikan dan dari manakah sumber hukum utama Islam. Selain itu, untuk
mengetahui kehidupan Rasul untuk ditiru para umatnya.

1.4    Metode Penulisan
Adapun metode penulisan makalah yang kami pakai yaitu dengan cara studi pustaka. Dengan
mempelajari buku-buku yang kami jadikan resensi pengumpulan informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
SUMBER HUKUM YANG DISEPAKATI ULAMA

2.1    Al Qur’an
1.      Pengertian Al Qur’an
Menurut bahasa berarti “bacaan” sedangkan menurut istilah adalah firman Allah yang
diturunkan dan dibacakan kepada Nabi Muhammad, secara mutawatir.
Mutawattir adalah berita yang disampaikan kepada sejumlah orang yang diterima (diriwayatkan)
puila oleh sejumlah orang yang tidak mungkin bisa berkonspirasi untuk melakukan kebohongan.
Ada pula sebagian ulama yang mendefinisikan Al Qur’an sebagai wahyu Allah SWT, yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui
perantara malaikat Jibril as dan dinilai ibadah bagi orang yang membacanya.
Dapat disimpulkan bahwa wahyu Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul selain
Muhammad SAW tidak dinamakan Al Qur’an.
2.      Al Qur’an sebagai Sumber Hukum Islam Pertama
Al Qur’an adalah pedoman/ petunjuk bagi umat Islam. Karenanya setiap ketetapan hukum harus
didasarkan pada Al Qur’an. Seperti dalam (QS. An Nisa : 105)
RÎ) !$uZø9t“Rr& y7ø‹s9Î) |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/zNä3óstGÏ9 tû÷üt/ ¯$!
Ĩ$¨Z9$# !$oÿÏ3 y71u‘r& ª!$# 4 Ÿwur`ä3s? tûüÏZͬ!$y‚ù=Ïj9 $VJ‹ÅÁyz ÇÊ
ÉÎÈ

Artinya :
“Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat”
Al  Qur’an adalah “Way of Life” bagi manusia, terutama bagi orang yang beriman agar
memperoleh keselamatan dan kebahagiaan, baik dunia ataupun akhirat (QS. Al Isra : 9)
3.      Kejelasan Makna Hukum dalam Al Qur’an
      Ayat Mukhamat : ayat yang jelas maknanya ayat ini dikelompokkan menjadi Qoti’yah Al Dalalah (Dalil
yang hukumya bersifat pasti).
      Ayat Mutasyabih : ayat yang tidak dipahami maknanya. Ayat ini sifatnya Zanniyah Al Dalalah (Dalil
yang hukumnya bersifat dugaan/ tidak pasti).
4.      Al Qur’an sebagai Sumber Hukum
Firman Allah An Nisa (4) : 59
pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãè‹ÏÛr& ©!$#(#qãè‹ÏÛr&ur $
( tAqß™§9$# ’Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan
Rasul (sunnahnya)”
5.      Sebagai sumber hukum Islam, Al Qur’an memuat beberapa hal sebagai berikut :
a.      Hukum yang berkaitan dengan aqidah
b.      Tuntunan yang berkaitan dengan akhlak (budi pekerti)
c.       Hukum yang berkaitan dengan aktivitas manusia.

Hukum ini dibagi menjadi 2


1.      Hukum
Hukum yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
2.      Hukum Muamalah
Hukum yang berkaitan dengan kemasyarakatan, muamalah meliputi :
-          Hukum yang berkaitan dengan masalah kehidupan manusia.
-          Hukum yang berkaitan dengan gugat menggugat.
-          Hukum yang berkaitan dengan masalah perjanjian.
-          Hukum yang berkaitan dengan jihayat.
-          Hukum yang berkaitan dengan batasan kepemilikan.
-          Hukum yang berkaitan dengan hubungan antar umat beragama.

2.2    Hadits
1.      Pengertian Hadits
Menurut bahasa berarti yang baru, yang dekat untuk sesuatu yang dibicarakan. Sedangkan
menurut istilah, hadits adalah segala ucapan Nabi SAW, tindak-tanduk dan posisi kondisi kehidupan
beliau. Istilah sunah menurut para ulama yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi baik
berupa perkataan, perbuatan maupun tindak (persetujuan).
2.      Hadits sebagai Sumber Hukum Islam yang kedua
Kedudukannya sebagai sumber hukum sesudah Al Qur’an karena kedudukannya sebagai
penafsir dan pedoman pelaksanaan yang otentik terhadap Al Qur’an.
Firman Allah :
tBur ãNä39s?#uä ãAqß™§9$# çnrä‹ã‚sù $tBuröNä39pktX çm÷Ytã $!!
(#qßgtFR$$sù 4
Artinya :
“apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah.”
Sabda Rosul : “telah aku tinggalkan 2 perkara untuk kalian, kau tidak akan sesat selama
berpegang teguh kepada keduanya (Al Qur’an dan Sunahnya). (HR. Malik)
3.      Fungsi Hadits terhadap Al Qur’an
a.      Memperkuat hukum yang telah ditetapkan Al Qur’an.
b.      Memberikan penjelasan/ rincian terhadap ayat Al Qur’an yang masih global.
c.       Menetapkan ketentuan/ hukum yang belum disebutkan dalam Al Qur’an.
4.      Macam-macam Sunnah
a)      Sunnah Qauliah
b)     Sunnah Fi’liyah
c)      Sunnah Taaririyah
5.      Macam-macam Kualitas Hadits
a.     Hadits Mutawattir
Adalah sejumlah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah orang dari sejumlah orang yang
jumlahnya cukup banyak pula yang tidak memungkinkan melakukan kebohongan bersama.
b.     Hadits Ahad
Adalah hadits yang diriwayatkan oleh orang perorangan yang jumlah tidak mencapai jumlah
mutawattir.
Macam-macam hadits ahad :
      Shahih
      Hasan
      Dho’if

2.3    Ar - Ra’yu
Pengertian Ar-Ra’yu
Menurut bahasa Ar Ra’yu artinya, pemahaman dan akal budi. Manusia dikaruniai Allah dengan
diberikan akal budi, karena hanya satu-satunya makhluk yang mempunyai akal. Dengan akal itulah
manusia wajib berpikir tentang segala sesuatu, termasuk berpikir tentang persoalan hukum yang tidak
terdapat dalam nas Al Qur’an dan As Sunnah.
Sumber hukum yang tidak disepakati ulama :
a.      Ijma
1)      Pengertian Ijma
Ijma menurut bahasa kesepakatan hati. Menurut istilah adalah kesepakatan para mujtahid pada
suatu masa tertentu setelah wafat Rasulullah.
2)      Dalil
Sabda Nabi : “Sesungguhnya Allah tidaklah menjadikan ummatku atau umat Muhammad
berkumpul (bersepakat) di atas kesesatan” (HR. Tirmidzi, Ahmad).
b.      Qiyas
1)      Pengertian Qiyas
Qiyas adalah mencocokan perkara yang tidak didapatkan di dalam hukum syar’i dengan perkara
lain yang memiliki nas yang sehukum dengannya, dikarenakan persamaan sebab/ alasan antara
keduanya.
2)      Rukun Qiyas
1.      Dasar (Dalil)
2.      Masalah yang akan diqiyaskan
3.      Hukum yang terdapat pada dalil
4.      Kesamaan sebab/ alasan antara dalil dan masalah yang diqiyaskan.
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Sumber Hukum Islam umat Islam bisa didapatkan dari Al Qur’an dan Al Hadits, itupun yang
utama. Apabila tidak ditemukan dalam Al Qur’an dan Al Hadits, maka kita bisa mendapatkan dari Ar
Ra’yu atau dari pikiran kita yang logis.

3.2    Kritik dan Saran


Kami menyadari masaih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami
pun  menerima kritik dan saran dari pembaca makalah ini, demi pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

      Fiqih Madrasah Aliyah H.A. Wahid Sy

You might also like