Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR : 9 /PERMEN/M/2008
TENTANG
MEMUTUSKAN :
Bagian Ketiga
Ruang Lingkup
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan bantuan pembangunan Rusunawa dalam Peraturan Menteri
ini meliputi :
a. bentuk bantuan pembangunan Rusunawa:
1. penyediaan asrama bagi mahasiswa/siswa/santri;
2. penyediaan hunian bagi pendidik dan/atau tenaga kependidikan;
3. peningkatan kualitas asrama bagi mahasiswa/siswa/santri dan hunian bagi
pendidik dan/atau tenaga kependidikan.
b. kriteria penerima bantuan pembangunan Rusunawa:
1. kriteria umum;
2. kriteria akademik.
c. persyaratan pengajuan dan penyusunan bantuan pembangunan Rusunawa:
1. pembangunan baru;
2. rehabilitasi.
d. mekanisme bantuan pembangunan Rusunawa:
1. pengajuan usulan bantuan;
2. verifikasi;
3. penetapan bantuan;
4. pelaksanaan pembangunan;
5. penyerahan bantuan.
e. pendanaan;
f. monitoring, evaluasi, dan pelaporan;
g. pembinaan.
BAB II
BENTUK BANTUAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA
Pasal 4
(1) Bentuk bantuan pembangunan Rusunawa untuk lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga pendidikan berasrama meliputi:
a. pembangunan baru; dan/atau
b. rehabilitasi.
(2) Pembangunan baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa asrama
bagi mahasiswa/siswa/santri khususnya untuk tahun ajaran pertama serta
hunian bagi pendidik dan/atau tenaga kependidikan untuk jangka waktu
menghuni selama 5 tahun.
(3) Rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa perbaikan
asrama bagi mahasiswa/siswa/santri dan perbaikan hunian bagi pendidik
dan/atau tenaga kependidikan.
(4) Pembangunan Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5
(1) Penggunaan Rusunawa meliputi:
a. Rusunawa untuk asrama;
b. Rusunawa untuk hunian.
(2) Rusunawa untuk asrama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
diperuntukkan bagi mahasiswa/siswa/santri yang lajang.
(3) Rusunawa untuk hunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
diperuntukkan bagi pendidik dan/atau tenaga kependidikan yang lajang
dan/atau keluarga.
(4) Rusunawa untuk asrama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan ketentuan:
a. luas unit sekurang-kurangnya 21 m2;
b. kamar mandi komunal berada diluar unit hunian.
(5) Rusunawa untuk hunian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan ketentuan:
a. Rusunawa lajang dengan luas unitnya sekurang-kurangnya 21 m2;
b. Rusunawa keluarga dengan luas unit sekurang-kurangnya 28 m2;
c. kamar mandi berada di dalam masing-masing unit untuk Rusunawa keluarga.
(6) Ketentuan penggunaan Rusunawa sebagimana dimaksud pada ayat (4) dan (5)
diatur lebih lanjut pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Deputi Bidang
Perumahan Formal.
Pasal 6
(1) Bantuan pembangunan baru Rusunawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf a dengan ketentuan rancang bangun:
a. jumlah lantai bangunan Rusunawa sekurang-kurangnya 3 lantai dan sebanyak-
banyaknya berjumlah 5 lantai;
b. lantai dasar dimanfaatkan untuk sarana sosial, umum dan/atau komersial;
c. 1 (satu) bangunan Rusunawa dapat berbentuk satu blok (mono block) atau dua
blok (twin block).
(2) Ketentuan rancang bangun Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Deputi Bidang
Perumahan Formal.
BAB III
KRITERIA PENERIMA BANTUAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Kriteria penerima bantuan pembangunan Rusunawa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) meliputi :
a. kriteria umum; dan
b. kriteria akademik.
Bagian Kedua
Kriteria Umum
Pasal 8
(1) Kriteria umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a adalah:
a. pendidikan tinggi formal; dan /atau
b. pendidikan menengah formal;
(2) Pendidikan tinggi formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berbentuk:
a. Perguruan Tinggi Negeri (PTN);
b. Perguruan Tinggi Swasta (PTS);
c. Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN);
d. Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS);
e. Perguruan Tinggi Agama lainya.
(3) Pendidikan menengah formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berbentuk:
a. Sekolah Menengah Atas (SMA) ;
b. Madrasah Aliyah (MA) ;
c. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ;
d. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK); dan/atau
e. bentuk lain yang sederajat.
(4) Pendidikan menengah formal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e dapat
berbentuk pendidikan menengah yang diselenggarakan secara terpadu meliputi:
a. pendidikan umum dengan pendidikan agama;
b. pendidikan umum dengan pendidikan kejuruan;
c. pendidikan agama dengan pendidikan kejuruan.
(5) Penyelenggara pendidikan adalah:
a. Pemerintah;
b. Pemerintah Daerah;
c. Yayasan.
Bagian Ketiga
Kriteria Akademik
Pasal 9
Kriteria akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b adalah :
a. telah memiliki ijin pendirian atau ijin penyelenggaraan pendidikan dari instansi
yang berwenang;
b. telah memperoleh status akreditasi;
c. jumlah mahasiswa/siswa/santri pada Rusunawa sekurang-kurangnya berjumlah
800 sampai dengan 1600 orang;
d. jumlah pendidik dan/atau tenaga kependidikan pada rusunawa untuk hunian
dengan ketentuan:
1. pada lembaga pendidikan tinggi sekurang-kurangnya 110 orang;
2. pada lembaga pendidikan berasrama sekurang-kurangnya 60 orang.
BAB IV
PERSYARATAN PENGAJUAN DAN PENYUSUNAN
USULAN BANTUAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA
Bagian Kesatu
Pembangunan Baru
Paragraf 1
Umum
Pasal 10
Bantuan pembangunan Rusunawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
a harus memenuhi persyaratan:
a. non teknis;
b. teknis.
Paragraf 2
Persyaratan Non Teknis
Pasal 11
Persyaratan non teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a terdiri :
a. administrasi;
b. kesiapan pengelolaan.
Pasal 12
(1) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 huruf a terdiri:
a. surat permohonan;
b. surat dukungan;
c. surat pernyataan;
d. surat kesanggupan penyertaan.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah :
a. surat permohonan bantuan pembangunan baru Rusunawa dari lembaga
pendidikan tinggi negeri ditandatangani oleh Rektor atau lembaga pendidikan
tinggi swasta ditandatangani oleh Rektor dan ketua yayasan;
b. surat permohonan bantuan pembangunan baru Rusunawa dari lembaga
pendidikan berasrama ditandatangani oleh ketua lembaga/ketua yayasan;
c. surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a ditujukan kepada
Menteri Negara Perumahan Rakyat sebagaimana dicontohkan pada lampiran 1
Peraturan Menteri ini;
(3) Surat dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah :
a. surat dukungan dari lembaga pendidikan tinggi atau lembaga pendidikan
berasrama terdiri dari:
1. surat dukungan dari pemerintah daerah (provinsi,kabupaten/kota) yang
ditandatangani oleh kepala daerah (gubernur/bupati/walikota) dan Dinas
Teknis yang membidangi Perumahan;
2. surat dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen
Agama yang ditandatangani oleh pejabat eselon 1.
b. surat dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a menjadi lampiran dalam
surat dukungan bantuan pembangunan rusunawa dan ditujukan kepada
Deputi Bidang Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat,
sebagaimana dicontohkan pada lampiran 2 Peraturan Menteri ini;
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah :
a. surat pernyataan dari lembaga pendidikan tinggi atau lembaga pendidikan
berasrama terdiri dari:
1. surat pernyataan kepemilikan dan penguasaan lahan;
2. surat pernyataan menyediakan dan menyerahkan lahan dalam kondisi siap
bangun;
3. surat pernyataan bersedia memberikan jaminan tidak mengalih-fungsikan
bangunan;
4. surat pernyataan bersedia menerima dan mengelola Rusunawa;
5. surat penetapan lokasi sesuai dengan master plan dengan mengacu pada
rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota;
6. surat pernyataan belum pernah menerima bantuan pembangunan
rusunawa yang berasal dari APBN;
7. surat pernyataan bersedia melakukan penghijauan pada lingkungan lokasi
Rusunawa.
b. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuat pernyataannya
sebagaimana dicontohkan pada lampiran 3 Peraturan Menteri ini.
(5) Surat kesanggupan penyertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
adalah:
a. surat kesanggupan penyertaan dari lembaga pendidikan tinggi atau lembaga
pendidikan berasrama sebagaimana dicontohkan pada lampiran 4 Peraturan
Menteri ini, yang berisikan:
1. bersedia untuk menyiapkan lahan siap bangun;
2. bersedia untuk melakukan pengajuan permohonan dan biaya perijinan
(IMB);
3. bersedia untuk menyiapkan detail engineering design (DED) atau
menggunakan desain prototipe dari Kementerian Negara Perumahan
Rakyat;
4. bersedia untuk penyambungan listrik, air minum, dan jaringan komunikasi
beserta biaya penyambungannya;
5. bersedia menyiapkan /menyediakan meubeler;
6. bersedia menyiapkan dukungan prasarana, sarana, dan utilitas.
b. penyertaan dari pemerintah daerah dapat dalam bentuk:
a. kemudahan dalam proses perijinan/IMB;
b. retribusi;
c. penyediaan prasarana, sarana dan utilitas ;
d. kemudahan dan fasilitasi penyambungan jaringan listrik, jaringan air
minum dan jaringan komunikasi.
Pasal 13
(1) Kesiapan pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b meliputi:
a. usulan badan pengelola ;
b. struktur badan pengelola;
c. rencana biaya pengelolaan.
(2) Kesiapan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuat pernyataannya
sebagaimana dicontohkan pada lampiran 5 Peraturan Menteri ini.
Paragraf 3
Persyaratan Teknis
Pasal 14
Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b meliputi:
a. lokasi;
b. lahan;
c. rancang bangun; dan
d. penyusunan usulan bantuan pembangunan.
Pasal 15
(1) Persyaratan teknis lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a adalah
sebagai berikut:
a. lokasi sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota
dengan disertai surat keterangan dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
/dinas teknis terkait;
b. lokasi sesuai dengan master plan lembaga pendidikan tinggi dan master plan
komplek pada lembaga pendidikan berasrama yang diperuntukan bagi
asrama/hunian;
c. lokasi siap bangun yaitu bebas/kosong dari tanaman maupun bangunan;
d. lokasi memiliki lebar jalan sekurang-kurangnya 6m;
e. lokasi memperhitungkan daya tampung dan daya dukung lingkungan;
f. dilengkapi dengan foto lokasi dan foto akses masuk.
(2) Persyaratan teknis lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf b meliputi:
a. lahan yang digunakan untuk pembangunan Rusunawa harus jelas status
hukum kepemilikan dan jenis hak atas tanahnya yang dibuktikan dengan
sertifikat atas tanah serta status penguasaannya;
b. kondisi lahan merupakan tanah siap bangun dan sudah kosong dari bangunan
dan tanaman, serta telah didukung oleh kesiapan PSU lainnya;
c. kemiringan tanah yang ditunjukan dengan peta kontur tanah;
d. apabila masih diperlukan pekerjaan tambahan lainnya yang berhubungan
dengan pematangan tanah, dan perataan tanah yang diakibat oleh kondisi fisik
tanah sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c merupakan penyertaan dari
lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama dan / atau
pemerintah daerah;
e. lahan yang diperlukan untuk membangun Rusunawa sekurang-kurangnya
3000 m2 dengan lebar sekurang-kurangnya 15 m.
(3) Persyaratan teknis rancang bangun Rusunawa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 huruf c harus dipenuhi apabila tidak menggunakan detail engineering
design (DED) yang disiapkan Kementerian Negara Perumahan Rakyat.
(4) Persyaratan rancang bangun yang tidak menggunakan detail engineering design
(DED) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus membuat surat pernyataan
kesanggupan menyiapkan rancang bangun yang meliputi:
a. rancang bangun arsitektur;
b. rancang bangun struktur;
c. rancang bangun mekanikal elektrikal.
(5) surat pernyataan kesanggupan rancang bangun sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) sebagaimana dicontohkan pada lampiran 6 Peraturan Menteri ini.
(6) Persyaratan penyusunan usulan bantuan pembangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 huruf d disusun sebagaimana contoh sistematika penyusunan
usulan bantuan pembangunan rusunawa sebagaimana dicontohkan pada
lampiran 7 Peraturan Menteri ini;
(7) Persyaratan teknis bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), (4),
dan (5) diatur lebih lanjut pada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Deputi
Bidang Perumahan Formal.
Bagian Kedua
Rehabilitasi
Paragraf 1
Umum
Pasal 16
Bantuan rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b harus
memenuhi persyaratan:
a. non teknis; dan
b. teknis.
Paragraf 2
Persyaratan Non Teknis
Pasal 17
Persyaratan non teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a meliputi:
a. administrasi;
b. kesanggupan pengelolaan setelah rehabilitasi.
Pasal 18
(1) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a
mencakup:
a. surat permohonan;
b. surat dukungan;
c. surat pernyataan;
d. surat kesanggupan penyertaan.
(2) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah :
a. surat permohonan bantuan rehabilitasi asrama/hunian/rusunawa dari
lembaga pendidikan tinggi negeri ditandatangani oleh Rektor atau lembaga
pendidikan tinggi swasta oleh Rektor dan ketua yayasan;
b. surat permohonan bantuan rehabilitasi asrama/hunian/rusunawa dari
lembaga pendidikan berasrama ditandatangani oleh ketua lembaga/ketua
yayasan;
c. surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b ditujukan
kepada Menteri Negara Perumahan Rakyat, sebagaimana dicontohkan pada
lampiran 8 Peraturan Menteri ini.
(3) Surat dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah :
a. surat dukungan yang dipenuhi oleh lembaga pendidikan tinggi atau lembaga
pendidikan berasrama terdiri dari:
1. surat dukungan dari dinas teknis kabupaten/kota yang membidangi
perumahan;
2. surat dukungan pemerintah daerah setempat yang dapat diperoleh dari
gubernur/bupati/walikota;
3. surat dukungan dari Depatemen Pendidikan Nasional atau Departemen
Agama yang ditandatangani oleh pejabat eselon 1.
b. surat dukungan sebagaimana dimaksud pada huruf a menjadi lampiran dalam
surat dukungan bantuan pembangunan rusunawa dan ditujukan kepada
Deputi Bidang Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat,
sebagaimana dicontohkan pada lampiran 9 Peraturan Menteri ini.
(4) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah :
a. surat pernyataan dari lembaga pendidikan tinggi atau lembaga pendidikan
berasrama terdiri dari:
1. surat pernyataan kepemilikan dan penguasaan lahan;
2. surat pernyataan bersedia memberikan jaminan tidak mengalih-fungsikan
bangunan;
3. surat pernyataan bersedia menerima dan mengelola rusunawa;
4. surat pernyataan lokasi rusunawa tidak mengalami perubahan peruntukan;
5. surat pernyataan belum pernah menerima bantuan rehabilitasi rusunawa
yang berasal dari APBN;
6. surat pernyataan bersedia mempertahankan/meningkatkan penghijauan
pada lingkungan lokasi rusunawa.
b. surat pernyataan dari Dinas Teknis terkait mengenai tingkat kerusakan
bangunan Rusunawa yang ada dengan dilengkapi data teknis umur bangunan
dan perhitungan tingkat kerusakan yang meliputi antara lain:
a. data tahun pembangunan (umur bangunan);
b. gambar pelaksanaan (as built drawing);
c. hitungan tingkat kerusakan.
c. surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b sebagaimana
dicontohkan pada lampiran 10 Peraturan Menteri ini.
(5) Surat kesanggupan penyertaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d
adalah:
a. surat kesanggupan penyertaan dari lembaga pendidikan tinggi atau lembaga
pendidikan berasrama sebagaimana contoh pada lampiran 11 Peraturan
Menteri ini, yang berisikan:
1. bersedia untuk membiayai perijinan/IMB;
2. bersedia menyiapkan Detail Engineering Design (DED) untuk rehabilitasi;
3. bersedia untuk menyiapkan/pengadaan meubeler;
4. bersedia untuk menata kembali sistem jaringan listrik, jaringan air minum
dan jaringan komunikasi.
b. penyertaan dari pemerintah daerah dapat dalam bentuk:
1. kemudahan persyaratan dan proses perijinan (IMB);
2. keringanan retribusi;
3. peningkatan prasarana, sarana dan utilitas.
Pasal 19
(1) Kesanggupan pengelolaan setelah rehabilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17 huruf b harus dilengkapi dengan:
a. bentuk dan struktur badan pengelola;
b. rencana biaya pengelolaan.
(2) Kesanggupan pengelolaan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuat
pernyataannya sebagaimana dicontohkan pada lampiran 12 Peraturan Menteri
ini.
Paragraf 3
Persyaratan Teknis
Pasal 20
Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b meliputi:
a. lokasi;
b. gambar pelaksanaan (as built drawing); dan
c. penyusunan usulan bantuan rehabilitasi.
Pasal 21
(1) Persyaratan teknis lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a sebagai
berikut :
a. peruntukan lokasi tidak berubah dan sesuai dengan master plan lembaga
pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasarama ;
b. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota;
c. disertai dengan surat keterangan dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah
(SKPD) / Dinas Teknis Terkait;
(2) Persyaratan teknis gambar pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
huruf b yang meliputi :
a. gambar arsitektur;
b. gambar struktur;
c. gambar mekanikal elektrikal;
d. gambar-gambar teknis pendukung lainya; dan/atau
e. foto-foto bagian bangunan yang memerlukan rehabilitasi.
(3) Persyaratan teknis penyusunan usulan bantuan rehabilitasi
asrama/hunian/rusunawa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c
disusun sebagaimana contoh sistematika penyusunan usulan bantuan rehabilitasi
asrama/hunian/rusunawa sebagaimana dicontohkan pada lampiran 13 Peraturan
Menteri ini.
(4) Jenis dan Tingkat kerusakan bangunan beserta prasarana, sarana dan utilitas
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diatur lebih lanjut dalam petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis Deputi Bidang Perumahan Formal.
Pasal 22
(1) Bantuan rehabilitasi dapat diajukan setelah bangunan Rusunawa dimanfaatkan
minimal selama 10 tahun kecuali dalam kondisi tertentu.
(2) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: bencana alam,
huru-hara, dan kebakaran.
BAB V
MEKANISME BANTUAN PEMBANGUNAN RUSUNAWA
Bagian Kesatu
Pengajuan Usulan Bantuan
Pasal 23
(1) Pengajuan usulan bantuan pembangunan Rusunawa dilakukan oleh lembaga
pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama kepada Menteri Negara
Perumahan Rakyat, tembusan kepada Deputi Bidang Perumahan Formal
Kementerian Negara Perumahan Rakyat.
(2) Mekanisme pengajuan usulan bantuan sebagaiman dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana dicontohkan pada lampiran 14 Peraturan Menteri ini.
(3) Pengajuan usulan bantuan pembangunan Rusunawa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan selambat-lambatnya bulan Maret pada tahun anggaran berjalan.
Bagian Kedua
Verifikasi
Paragraf 1
Penetapan Tim Verifikasi
Pasal 24
(1) Verifikasi dilakukan terhadap usulan bantuan pembangunan Rusunawa.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tim verifikasi yang
ditetapkan dengan Keputusan Deputi Bidang Perumahan Formal.
Paragraf 2
Keanggotaan Tim Verifikasi
Pasal 25
(1) Tim verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) keanggotannya
terdiri dari:
a. Kedeputian Bidang Perumahan Formal;
b. Sekretariat Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
c. Pusat Pengembangan Perumahan.
(2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan unsur-unsur
instansi lain yang terkait.
Bagian Ketiga
Penetapan Bantuan
Pasal 26
(1) Hasil penilaian verifikasi administrasi usulan bantuan pembangunan Rusunawa
diajukan kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai calon penerima bantuan
pembangunan Rusunawa.
(2) Penetapan calon penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditindaklanjuti oleh tim verifikasi dengan melakukan verifikasi lapangan.
(3) Hasil penilaian verifikasi lapangan sebagaimana dimaksud ayat (2) diajukan
kepada Menteri untuk ditetapkan sebagai penerima bantuan pembangunan
rusunawa.
(4) Menteri dapat menetapkan penerima bantuan diluar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (3) setelah mendapat pertimbangan dari Deputi Perumahan Formal.
Bagian Keempat
Pelaksanaan Pembangunan
Pasal 27
(1) Bantuan pembangunan Rusunawa yang telah ditetapkan, pelaksanaan
pembangunannya dilakukan oleh Pusat Pengembangan Perumahan.
(2) Pusat Pengembangan Perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkoordinasi dengan:
a. Sekretariat Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
b. Kedeputian Bidang Perumahan Formal;
Bagian Kelima
Penyerahan Bantuan
Pasal 28
(1) Rusunawa yang telah selesai dibangun diserahkan oleh Pusat Pengembangan
Perumahan kepada Menteri melalui Sekretaris Kementerian Negara Perumahan
Rakyat.
(2) Bantuan pembangunan Rusunawa yang telah selesai pelaksanaan
pembangunannya akan diserahkan kepada lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga pendidikan berasrama sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri
Keuangan tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindahtanganan Milik Negara.
(3) Selama belum dapat dilakukan pelaksanaan penyerahan Bantuan Pembangunan
Rusunawa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka perlu ditetapkan serah
terima pengelolaan sementara oleh Sekretaris Kementerian Negara Perumahan
Rakyat atas nama Menteri kepada lembaga pendidikan tinggi dan lembaga
pendidikan berasrama.
(4) Pelaksanaan serah terima pengelolaan sementara sebagaimana dimaksudkan pada
ayat (2), perlu dilakukan pengelolaan sesuai dengan fungsinya.
BAB VI
PENDANAAN
Pasal 29
(1) Sumber pendanaan untuk pembangunan Rusunawa didapat dari beberapa
sumber anggaran yaitu:
a. dana rupiah murni yang berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) pada
Kementerian Negara Perumahan Rakyat dan Kementerian terkait lainnya
dan/atau dari Pemerintah Daerah (APBD), yang penggunaannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku;
b. dana pinjaman luar negeri dan dana lainnya yang sah.
(2) Pengalokasian dana bantuan pembangunan Rusunawa pada lembaga pendidikan
tinggi dan lembaga pendidikan berasrama berdasarkan bantuan pembangunan
Rusunawa yang telah ditetapkan dan disetujui oleh Menteri.
(3) Lembaga pendidikan tinggi dan lembaga pendidikan berasrama yang menerima
bantuan pembangunan Rusunawa harus menyediakan dana pendamping untuk
mendukung penyelengaraan pembangunan Rusunawa.
BAB VII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Monitoring
Pasal 30
(1) Monitoring dimaksudkan untuk pemantauan pemanfaatan bantuan
pembangunan Rusunawa.
(2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Deputi Bidang
Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat dan dapat melibatkan
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Pemerintah Daerah dan
penerima bantuan.
Bagian Kedua
Evaluasi
Pasal 31
(1) Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektifitas pemanfaatan bantuan
pembangunan Rusunawa.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Deputi Bidang
Perumahan Formal Kementerian Negara Perumahan Rakyat dan dapat melibatkan
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Pemerintah Daerah dan
penerima bantuan.
Bagian Ketiga
Pelaporan
Pasal 32
(1) Pelaporan disusun berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi pemanfaatan
bantuan pembangunan Rusunawa.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri.
BAB VIII
PEMBINAAN
Pasal 33
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan didalam pelaksanaan
program bantuan pembangunan Rusunawa di lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga pendidikan berasrama.
(2) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:
a. Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
b. Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama;
c. Pemerintah Daerah.
(3) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan
dalam bentuk:
a. pengaturan;
b. pendampingan dan sosialisasi;
c. pelatihan dan penyuluhan.
(4) Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai
dengan tugas dan wewenang.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
(1) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
(2) Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada para pihak yang berkepentingan
untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 April 2008
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,
TTD
MOHAMMAD YUSUF ASY’ARI
Agus Sumargiarto
LAMPIRAN 1
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 11
KOP SURAT
Kepada Yth.
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Jl Raden Patah I No.1, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan program Pemerintah melalui kantor Kementerian Negara Perumahan
Rakyat tentang pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) yang
diperuntukan bagi Lembaga Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Berasrama di seluruh
Indonesia, bersama ini kami mengajukan usulan permohonan bantuan pembangunan
Rusunawa.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak Menteri, berikut kami lampirkan berkas proposal beserta
kelengkapanya.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan pertimbangan Bapak
kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
--------------------------------- **)
Tembusan kepada (*sesuai dengan keperluan):
1. Sekretaris Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Sesmenpera);
2. Deputi Bidang Perumahan Formal, Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
4. Sekretariat Jenderal Departemen Agama*;
5. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama*;
6. Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional;
7. Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen), Depdiknas.
**) Dilengkapi tanda tangan dan cap oleh:
1. Rektor untuk Perguruan Tinggi Negeri;
2. Rektor dan Ketua Yayasan untuk Perguruan Tinggi Swasta;
3. Ketua Lembaga/Yayasan untuk Pendidikan Berasrama.
LAMPIRAN 2
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 12
KOP SURAT
Kepada Yth.
Deputi Bidang Perumahan Formal
Kementerian Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Jl Raden Patah I No.1, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Dengan Hormat,
Dengan ini menyatakan akan melengkapi surat dukungan sebagaimana yang dipersyaratan
yaitu:
1. dukungan dari Pemerintah Daerah (provinsi, kabupaten/kota) yang dibuktikan dengan
surat pernyataan yang ditandatangani oleh Gubernur/Walikota/Bupati;
2. dukungan dari Dinas Teknis kabupaten/kota yang membidangi perumahan; dan
3. dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen Agama yang
dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani pejabat eselon I yang
membidangi /terkait.
Demikian Surat Pernyataan Dukungan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab, untuk
memenuhi persyaratan usulan pembangunan Rusunawa.
--------------------------------- **)
**) Dilengkapi tanda tangan dan cap oleh:
1. Rektor untuk Perguruan Tinggi Negeri;
2. Rektor dan Ketua Yayasan untuk Perguruan Tinggi Swasta;
3. Ketua Lembaga/Yayasan untuk Pendidikan Berasrama.
LAMPIRAN 3
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 12
KOP SURAT
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh tanggung jawab, untuk dipergunakan
sebaik-baiknya dan ditanda-tangani di atas materai yang cukup.
--------------------------------- **)
**) Dilengkapi tanda tangan dan cap oleh:
1. Rektor untuk Perguruan Tinggi Negeri;
2. Rektor dan Ketua Yayasan untuk Perguruan Tinggi Swasta;
3. Ketua Lembaga/Yayasan untuk Pendidikan Berasrama.
LAMPIRAN 4
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 12
KOP SURAT
KOP SURAT
--------------------------------- **)
KOP SURAT
--------------------------------- **)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
Data Teknis :
- Gambar Lahan / Lokasi
- Gambar Master plan kampus/kompleks
- Gambar Site Plan
- dll
LAMPIRAN 8
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 18
KOP SURAT
Kepada Yth.
Menteri Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Jl Raden Patah I No.1, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan.
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan program Pemerintah melalui kantor Kementerian Negara Perumahan
Rakyat tentang program Bantuan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)
yang diperuntukan bagi Lembaga Pendidikan Tinggi dan Lembaga Pendidikan Berasrama di
Seluruh Indonesia, bersama ini kami mengajukan usulan permohonan bantuan rehabilitasi
asrama bagi mahasiswa/siswa/santri atau hunian bagi pendidik/tenaga kependidikan.
Sebagai bahan pertimbangan Bapak Menteri, berikut kami lampirkan berkas proposal beserta
kelengkapannya.
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan pertimbangan Bapak
kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
--------------------------------- **)
Tembusan kepada (*sesuai dengan keperluan):
1. Sekretaris Kementerian Negara Perumahan Rakyat (Sesmenpera);
2. Deputi Bidang Perumahan Formal, Kementerian Negara Perumahan Rakyat;
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
4. Sekretariat Jenderal Departemen Agama*;
5. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama*;
6. Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional;
7. Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen), Depdiknas.
KOP SURAT
Kepada Yth.
Deputi Bidang Perumahan Formal
Kementerian Negara Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Jl Raden Patah I No.1, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Dengan Hormat,
Dengan ini menyatakan akan melengkapi surat dukungan sebagaimana yang dipersyaratan
yaitu :
1. dukungan dari Pemerintah Daerah (provinsi, kabupaten/kota) yang dibuktikan dengan
surat pernyataan yang ditandatangani oleh Gubernur/Walikota/Bupati;
2. dukungan dari Dinas Teknis kabupaten/kota yang membidangi perumahan; dan
3. dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional atau Departemen Agama yang
dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani pejabat eselon I yang
membidangi /terkait.
Demikian Surat Pernyataan dukungan Bantuan Rehabilitasi ini dibuat dengan penuh tanggung
jawab, untuk memenuhi persyaratan usulan rehabilitasi asrama/hunian/rusunawa.
--------------------------------- **)
**) Dilengkapi tanda tangan dan cap oleh:
1. Rektor untuk Perguruan Tinggi Negeri;
2. Rektor dan Ketua Yayasan untuk Perguruan Tinggi Swasta;
3. Ketua Lembaga/Yayasan untuk Pendidikan Berasrama.
LAMPIRAN 10
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 18
KOP SURAT
--------------------------------- **)
**) Dilengkapi tanda tangan dan cap oleh:
1. Rektor untuk Perguruan Tinggi Negeri;
2. Rektor dan Ketua Yayasan untuk Perguruan Tinggi Swasta;
3. Ketua Lembaga/Yayasan untuk Pendidikan Berasram
LAMPIRAN 11
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 18
KOP SURAT
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENYERTAAN BANTUAN
REHABILITASI
No. ......................................
--------------------------------- **)
KOP SURAT
--------------------------------- **)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Sasaran
Data Teknis :
- Gambar Lahan / Lokasi
- Gambar Master plan kampus/kompleks
- Gambar Site Plan
- dll
LAMPIRAN 14
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT
Nomor: 9/PERMEN/M/2008 tentang Pedoman Bantuan Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi Dan
Lembaga Pendidikan Berasrama
Pasal 23
USULAN/ MENPERA
PERMINTAAN
TIM VERIFIKASI
(ADMINISTRASI)
TIM VERIFIKASI
(LAPANGAN)
PUSAT PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN RUSUNAWA
PENGELOLAAN
SERAH TERIMA SEMENTARA
(PEMANFAATAN DAN SESMENPERA PENGELOLAAN RUSUNAWA
PEMELIHARAAN)
RUSUNAWA
Garis Tugas
Garis Dukungan
Garis Koordinasi
Produk