You are on page 1of 6

Waktu paruh Setelah x Persen jumlah

waktu paruh yang tersisa


0 100%
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
1 50%
Langsung ke: navigasi, cari
2 25%
Waktu paruh (half-life) dari sejumlah bahan yang menjadi 3 12,5%
subjek dari peluruhan eksponensial adalah waktu yang 4 6,25%
dibutuhkan untuk jumlah tersebut berkurang menjadi setengah 5 3,125%
dari nilai awal. Konsep ini banyak terjadi dalam fisika, untuk 6 1,5625%
mengukur peluruhan radioaktif dari zat-zat, tetapi juga terjadi 7 0,78125%
dalam banyak bidang lainnya. Tabel di kanan menunjukan ... ...
pengurangan jumlah dalam jumlah waktu paruh yang terjadi.
N
Turunan ... ...

Kuantitas subyek yang mengalami peluruhan eksponensial


biasanya diberi lambang N. Nilai N pada waktu t ditentukan dengan rumus

, di mana

 N0 sebagai nilai awal N (pada saat t=0)


 λ sebagai konstanta positif (konstanta peluruhan).

Ketika t=0, eksponensialnya setara dengan 1, sedangkan N(t) setara dengan N0. Ketika t
mendekati tak terbatas, eksponensialnya mendekati nol.

Secara khusus, terdapat waktu sehingga

Mengganti rumus di atas, akan didapatkan:

Maka waktu paruhnya 69.3% dari mean lifetime.


Peluruhan radioaktif
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Simbol trefoil digunakan untuk menunjukkan sebuah material radioaktif.

Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak
stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus
induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk
memprediksi peluruhan sebuah atom.

Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif adalah becquerel (Bq). Jika
sebuah material radioaktif menghasilkan 1 buah kejadian peluruhan tiap 1 detik, maka dikatakan
material tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel material radiaktif
mengandung banyak atom,1 becquerel akan tampak sebagai tingkat aktivitas yang rendah; satuan
yang biasa digunakan adalah dalam orde gigabecquerels.

Pendahuluan
Neutron dan proton yang menyusun inti atom, terlihat seperti halnya partikel-partikel lain, diatur
oleh beberapa interaksi. Gaya nuklir kuat, yang tidak teramati pada skala makroskopik,
merupakan gaya terkuat pada skala subatomik. Hukum Coulomb atau gaya elektrostatik juga
mempunyai peranan yang berarti pada ukuran ini. Gaya nuklir lemah sedikit berpengaruh pada
interaksi ini. Gaya gravitasi tidak berpengaruh pada proses nuklir.

Interaksi gaya-gaya ini pada inti atom terjadi dengan kompleksitas yang tinggi. Ada sifat yang
dimiliki susunan partikel didalam inti atom, jika mereka sedikit saja bergeser dari posisinya,
mereka dapat jatuh ke susunan energi yang lebih rendah. Mungkin bisa sedikit digambarkan
dengan menara pasir yang kita buat di pantai: ketika gesekan yang terjadi antar pasir mampu
menopang ketinggian menara, sebuah gangguan yang berasal dari luar dapat melepaskan gaya
gravitasi dan membuat tower itu runtuh.

Keruntuhan menara (peluruhan) membutuhkan energi aktivasi tertentu. Pada kasus menara pasir,
energi ini datang dari luar sistem, bisa dalam bentuk ditendang atau digeser tangan. Pada kasus
peluruhan inti atom, energi aktivasi sudah tersedia dari dalam. Partikel mekanika kuantum tidak
pernah dalam keadaan diam, mereka terus bergerak secara acak. Gerakan teratur pada partikel ini
dapat membuat inti seketika tidak stabil. Hasil perubahan akan mempengaruhi susunan inti atom;
sehingga hal ini termasuk dalam reaksi nuklir, berlawanan dengan reaksi kimia yang hanya
melibatkan perubahan susunan elektron diluar inti atom.

(Beberapa reaksi nuklir melibatkan sumber energi yang berasal dari luar, dalam bentuk
"tumbukkan" dengan partikel luar misalnya. Akan tetapi, reaksi semacam ini tidak
dipertimbangkan sebagai peluruhan. Reaksi seperti ini biasanya akan dimasukan dalam fisi
nuklir/fusi nuklir.

Penemuan
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel
ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan berpendar di tempat
gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan
tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia
membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material
fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam
uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium
tesebut.

Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi karena peristiwa
fosforesensi, pada saat percobaan, material dijaga pada tempat yang gelap. Juga, garam uranium
nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik hitam pada pelat.
Partikel Alfa tidak mampu menembus selembar kertas, partikel beta tidak mampu menembus
pelat alumunium. Untuk menghentikan gamma diperlukan lapisan metal tebal, namun karena
penyerapannya fungsi eksponensial akan ada sedikit bagian yang mungkin menembus pelat
metal

Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X.
Akan tetapi, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie,
Ernest Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit
ketimbang sinar-X. Beragam jenis peluruhan bisa terjadi.

Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi
radiasi menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai
dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga
kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan
positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah
pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan
melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung
lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan,
dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan
lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katoda serta kemiripan radiasi
gamma dengan sinar-X.

Para peneliti ini juga menemukan bahwa banyak unsur kimia lainnya yang mempunyai isotop
radioaktif. Radioaktivitas juga memandu Marie Curie untuk mengisolasi radium dari barium; dua
buah unsur yang memiliki kemiripan sehingga sulit untuk dibedakan.

Bahaya radioaktivitas dari radiasi tidak serta merta diketahui. Efek akut dari radiasi pertama kali
diamati oleh insinyur listrik Amerika Elihu Thomson yang secara terus menerus mengarahkan
sinar-X ke jari-jarinya pada 1896. Dia menerbitkan hasil pengamatannya terkait dengan efek
bakar yang dihasilkan. Bisa dikatakan ia menemukan bidang ilmu fisika medik (health physics);
untungnya luka tersebut sembuh dikemudian hari.

Efek genetis radiasi baru diketahui jauh dikemudian hari. Pada tahun 1927 Hermann Joseph
Muller menerbitkan penelitiannya yang menunjukkan efek genetis radiasi. Pada tahun 1947
dimendapat penghargaan hadiah Nobel untuk penemuannya ini.

Sebelum efek biologi radiasi diketahui, banyak perusahan kesehatan yang memasarkan obat
paten yang mengandung bahan radioaktif; salah satunya adalah penggunaan radium pada
perawatan enema. Marie Curie menentang jenis perawatan ini, ia memperingatkan efek radiasai
pada tubuh manusia belum benar-benar diketahui (Curie dikemudian hari meninggal akibat
Anemia Aplastik, yang hampir dipastikan akibat lamanya ia terpapar Radium). Pada tahun 1930-
an produk pengobatan yang mengandung bahan radioaktif tidak ada lagi dipasaran bebas.

Mode Peluruhan
Sebuah inti radioaktif dapat melakukan sejumlah reaksi peluruhan yang berbeda. Reaksi-reaksi
tersebut disarikan dalam tabel berikut ini. Sebuah inti atom dengan muatan (nomor atom) Z dan
berat atom A ditampilkan dengan (A, Z).

Mode peluruhan Partikel yang terlibat Inti anak


Peluruhan dengan emisi nukleon:
Peluruhan alfa Sebuah partikel alfa (A=4, Z=2) dipancarkan dari inti (A-4, Z-2)
Emisi proton Sebuah proton dilepaskan dari inti (A-1, Z-1)
Emisi neutron Sebuah neutron dilepaskan dari inti (A-1, Z)
Sebuah inti terpecah menjadi dua atau lebih atom dengan
Fisi spontan inti yang lebih kecil disertai dengan pemancaran partikel -
lainnya
Inti atom memancarkan inti lain yang lebih kecil tertentu (A-A1, Z-Z1)
Peluruhan cluster
(A1, Z1) yang lebih besar daripada partikel alfa + (A1,Z1)
Berbagai peluruhan beta:
Sebuah inti memancarkan
Peluruhan beta
elektron dan sebuah antineutrino || (A, Z+1)
Emisi positron Sebuah inti memancarkan positron dan sebuah neutrino (A, Z-1)
Sebuah inti menangkap elektron yang mengorbit dan
Tangkapan elektron (A, Z-1)
memancarkan sebuah neutrino
Sebuah inti memancarkan dua elektron dan dua
Peluruhan beta ganda (A, Z+2)
antineutrinos
Tangkapan elektron Sebuah inti menyerap dua elektron yang mengorbit dan
(A, Z-2)
ganda memancarkan dua neutrino
Tangkapan elektron Sebuah inti menangkap satu elektron yang mengorbit
(A, Z-2)
dengan emisi positron memancarkan satu positron dan dua neutrino
Emisi positron ganda Sebuah inti memancarkan dua positrons dan dua neutrino (A, Z-2)
Transisi antar dua keadaan pada inti yang sama:
Sebuah inti yang tereksitasi melepaskan sebuah foton
Peluruhan gamma (A, Z)
energi tinggi (sinar gamma)
Inti yang tereksitasi mengirim energinya pada sebuah
Konversi internal (A, Z)
elektron orbital dan melepaskannya

Peluruhan radioaktif berakibat pada pengurangan massa, dimana menurut hukum relativitas
khusus massa yang hilang diubah menjadi energi (pelepasan energi) sesuai dengan persamaan E
= mc2. Energi ini dilepaskan dalam bentuk energi kinetik dari partikel yang dipancarkan.

Rantai peluruhan dan mode peluruhan ganda


Banyak inti radioaktif yang mempunyai mode peluruhan berbeda. Sebagai contoh adalah
Bismuth-212, yang mempunyai tiga.
Inti anak yang dihasilkan dari proses peluruhan biasanya juga tidak stabil, kadang lebih tidak
stabil dari induknya. Bila kasus ini terjadi, inti anak tadi akan meluruh lagi. Proses kejadian
peluruhan berurutan yang menghasilkan hasil akhir inti stabil, disebut rantai peluruhan.

Keberadaan dan penerapan


Menurut teori Big Bang, isotop radioaktif dari unsur teringan (H, He, dan Li) dihasilkan tidak
berapa lama seteleah alam semesta terbentuk. Tetapi, inti-inti ini sangat tidak stabil sehingga
tidak ada dari ketiganya yang masih ada saat ini. Karenanya sebagian besar inti radioaktif yang
ada saat ini relatif berumur muda, yang terbentuk di bintang (khususnya supernova) dan selama
interaksi antara isotop stabil dan partikel berenergi. Sebagai contoh, karbon-14, inti radioaktif
yang mempunyai umur-paruh hanya 5730 tahun, secara terus menerus terbentuk di atmosfer atas
bumi akibat interaksi antara sinar kosmik dan Nitrogen.

Peluruhan radioaktif telah digunakan dalam teknik perunut radioaktif, yang digunakan untuk
mengikuti perjalanan subtansi kimia di dalam sebuah sistem yang kompleks (seperti organisme
hidup misalnya). Sebuah sampel dibuat dengan atom tidak stsbil konsentrasi tinggi. Keberadaan
substansi di satu atau lebih bagian sistem diketahui dengan mendeteksi lokasi terjadinya
peluruhan.

Dengan dasar bahwa proses peluruhan radioaktif adalah proses acak (bukan proses chaos),
proses peluruhan telah digunakan dalam perangkat keras pembangkit bilangan-acak yang
merupakan perangkat dalam meperkirakan umur absolutmaterial geologis dan bahan organik.

You might also like