MODEL PERENCANAAN KOTA

DAN TATA GUNA LAHAN

MODEL PERENCANAAN KOTA SECARA
KLASIK

a.PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA

DENGAN MODEL KONSENTRIK
b.KONSEP PERENCANAAN MULTI
SEKTOR
c.KONSEP PERENCANAAN MODEL PUSAT
PUSAT KEGIATAN
PENDEKATAN PERENCANAAN KOTA
MODEL KLASIK :
MODEL KONSENTRIS / CONCENTRIC ZONE
MODEL (Burgess 1924 – aplikasi Chicago)
KOTA TERBENTUK MENGIKUTI KONDISI SOSIAL,
STATUS EKONOMI, ETHNIS DAN POLA HIDUP
MASYARAKAT.
MODEL PERTUMBUHAN KOTA DALAM BENTUK
LINGKARAN DAN KOTA TUMBUH SESUAI
DENGAN WILAYAH SOSIAL MASYARAKAT
YANG DIBEDAKAN :
 1. PUSAT KOTA YANG DI KELILINGI
PABRIK DAN SLUMS
2. ZONA BURUH DARI BERBAGAI ETNIS
3. ZONA PERUMAHAN PEKERJA KELAS
MENENGAH
4. ZONA PERUMAHAN KELAS TINGGI
5. ZONA PARA PENGLAJU

DUA HAL UTAMA PEMBENTUKAN BATAS ZONA :

• KOTA TUMBUH BERDASARKAN BUDAYA DAN WAKTU
• POPULASI HETEROGEN, PERAN PERKEMBANGAN INDUSTRI DAN
PERDAGANGAN DENGAN SISTEM BEBAS
KONSEP PERENCANAAN MULTI SEKTOR / SECTOR
MODEL
(Homer Hoyt 1939)
ANALISIS TERFOKUS PADA RUANG DI LUAR CBD

1. KAWASAN PERMUKIMAN
MISKIN MENJALAR
MENGELILINGI PUSAT
2. JALUR TRANSPORTASI YANG
MENUMBUHKAN KOTA/
PENGHUBUNG
 MODEL PUSAT KEGIATAN BERGANDA/ MULTIPLE NUCLEI
MODEL (Harris and Ullmann 1945)
ASUMSI ; KOTA DAPAT BERKEMBANG DARI BEBERAPA PUSAT
YANG TERPISAH.

• MEMPERTIMBANGKAN PERDAGANGAN,
INDUSTRI DAN PUSAT PUSAT PERUMAHAN
MERUPAKAN SUMBU YANG DAPAT MEMBENTUK
WILAYAH METROPOLITAN

• PUSAT PUSAT TERBENTUK DAN TUMBUH

ADALAH HASIL DARI KONSENTRASI PUSAT
PUSAT KEBUTUHAN YANG BERBEDA, DAN
TERDAPAT JARAK ANTAR SATU PUSAT
KEBUTUHAN DAN PUSAT LAINNYA.
MODEL PERENCANAAN KOTA
SECARA MODERN
PENGELOMPOKAN KELOMPOK ETNIS MASYARAKAT YANG BESAR

ETHNIS RENDAH TINGGI

ASIMILASI DARI PERBEDAAN KELOMPOK

RENDAH TINGGI

JUMLAH ETHNIS MINORITAS MEMBENTUK RUANG

(URBANIS, SUKU, ASAL KOTA) TANPA RUANG RUANG

TERPUSAT
DAPAT MEMBENTUK RUANG
TERPUSAT
TERPUSAT
TEMPORER PERMANEN

KARAKTERISTIK STRUKTUR
KOLONI
RUANG KOTA KANTONG-
KANTONG
BAGIAN
KOTA

TEMPORER/ TIDAK STATIS SUMBER : BOAL 1976

 3 ASPEK YANG MEMPENGARUHI HARGA LAHAN
(KAISER 1995) DALAM MANAJEMEN TATA GUNA LAHAN
TERPADU (BANGKU BERKAKI TIGA)

1. NILAI SOSIAL
2. NILAI PASAR
3. NILAI ECOLOGI
1. NILAI SOSIAL PEMAKAI TERKAIT DENGAN
LINGKUNGAN FISIK DAN KUALITAS HIDUP.
2. NILAI PASAR DIPENGARUHI OLEH USAHA
INVESTOR YANG BERUSAHA MEMENUHI
KEBUTUHAN PEMAKAI.
3. NILAI EKOLOGI ADALAH PENGARUH DAMPAK DARI
KEBUTUHAN PASAR YANG TINGGI ATAU NILAI
SOSIAL PEMAKAI.
 KONSEP RENCANA TATA GUNA
LAHAN/ LAND USE
PLANNING,MEMPERTIMBANGKAN :

KETERSEDIAAN LAHAN UNTUK MENDUKUNG

PERKEMBANGAN KOTA DAN DAMPAK YANG
AKAN TIMBUL TERHADAP LH
PROYEKSI KEBUTUHAN LAHAN MENCAKUP :
• JUMLAH PENDUDUK
• KEMAMPUAN PENDAPATAN
• TUNTUTAN KENYAMANAN
• HARGA TANAH
• DISTRIBUSI PENDAPATAN
 2.PELAYANAN TERHADAP KESEHATAN,
KEAMANAN DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
3.FUNGSI DAN PERAN KOTA YANG
DIRENCANAKAN
4.KESESUAIAN EKOLOGIS/ KEINDAHAN VISUAL
DAN PENGGUNAANNYA

5. INTERAKSI ANTARA
MAN
MANUSIA, AKTIFITAS DAN
LOKASI
6. HUBUNGAN AKTIFITAS
ACT LOC
KOLEKTIF DAN AKTIFITAS
INDIVIDUAL
 TUGAS PERORANGAN:
KAITAN TATA GUNA LAHAN DENGAN
INFRASTRUKTUR (PILIH SALAH SATU)
 r
Te ima
Kasih