Professional Documents
Culture Documents
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. L
Umur : 47 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status : Kawin
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Perjalanan Penyakit:
Kurang lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien muntah sebanyak 5
kali yang sebelumnya didahului oleh sakit kepala. Sakit kepala dirasakan
pada sisi sebelah kiri. Pasien sering mengalami sakit kepala dan mengompol
sejak kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Sakit kepala
1
semakin lama semakin berat dan berjalan secara lambat. Terjadi kelemahan
pada lengan dan tungkai. Tidak ada gangguan kesadaran dan tidak ada
kejang.
Intoksikasi:
Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan dan minuman.
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi dan kencing manis pada keluarga
penderita
Keadaan Psikososial:
Penderita tinggal bersama suami, dua orang anaknya, dan satu orang cucu.
Respirasi : 24 kali/menit
Kepala/Leher :
2
Thoraks
Penyerapan : Baik
Kemauan : Baik
Psikomotor : Baik
V. NEUROLOGIS
A. Kesan Umum:
Monoton : (-)
Scanning : (-)
Sensorik : (-)
Anomik : (-)
3
Kepala:
Besar : Normal
Asimetri : (-)
Tortikolis : (-)
Muka:
Mask/topeng : (-)
Miophatik : (-)
Fullmooon : (-)
B. Pemeriksaan Khusus
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Bruzinski I : (-)
Bruzinski II : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
4
N. Optikus Kanan Kiri
Kanan Kiri
Eksopthalmus : - -
Pupil
5
N. Trigeminus
Kanan Kiri
Cabang Motorik
Cabang Sensorik
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
6
Waktu Gerak
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : (-)
Nystagmus : (-)
Cochlearis : tdl
Bagian Motorik:
Menelan : Normal
7
Bagian Sensorik:
N. Accesorius
Kanan Kiri
N. Hypoglossus
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Istirahat : normal
8
Lengan (Kanan/Kiri)
M. Deltoid : 3/3
M. Biceps : 3/3
M. Triceps : 3/3
Tungkai (Kanan/Kiri)
Besar Otot :
Atrofi :-
Pseudohypertrofi :-
Palpasi Otot :
Nyeri :-
Kontraktur :-
9
Konsistensi : Normal
Tonus Otot :
Lengan Tungkai
Hipotoni - - - -
Spastik - - - -
Rigid - - - -
Rebound - - - -
phenomen
Gerakan Involunter
Chorea : -/-
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Fasikulasi : -/-
Myokimia : -/-
Koordinasi : tdl
10
4. Sistem Sensorik
Kanan/kiri
Rasa Eksteroseptik
Rasa Proprioseptik
Rasa Enteroseptik
Rasa Kombinasi
Stereognosis : Normal
Barognosis : Normal
Graphestesia : Normal
Fungsi luhur
11
Agraphia: Tidak ada
5. Refleks-refleks
Reflek kulit
Refleks Patologis :
Tungkai
12
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Snout (-)
Sucking (-)
Palmomental (-)
Salivasi : normal
7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
Fleksi : normal
Ekstensi : normal
13
Rotasi : normal
8. Pemeriksaan Tambahan
lobe. Strong contrast enhancement (+). Midline shift ke kanan ± 0,8 cm.
Hasil laboratorium :
RESUME
1. ANAMNESIS :
Kurang lebih 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien muntah sebanyak 5
kali yang sebelumnya didahului oleh sakit kepala. Setelah muntah pasien
menjadi sulit berbicara. Sakit kepala dirasakan pada sisi sebelah kiri. Pasien
sering mengalami sakit kepala dan mengompol sejak kurang lebih 6 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Sakit kepala semakin lama semakin berat dan
berjalan secara lambat. Terjadi kelemahan pada lengan dan tungkai. Tidak
14
2. PEMERIKSAAN
Interna
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 37,4o C
Status Neurologis
Pupil isokor, diameter 3/3mm refleks cahaya +/+, gerak mata normal
Reflek fisiologis BPR : 0/0, TPR: 0/0, KPR : 0/0, APR : 0/0
15
Columna Vertebralis tidak ada kelainan
3. DIAGNOSIS
2. Astrocytoma
4. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tetes/menit
Dexamethasone 3 x 1 ampul
16
PEMBAHASAN
dengan diagnosa klinis tetraparesis + sefalgia dengan keluhan utama nyeri kepala
hebat dan tidak dapat berbicara secara mendadak. Tidak ada penurunan kesadaran,
mual (-), muntah (-), kejang (-), pelo (-). Penderita tidak memiliki riwayat
hipertensi serta tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Penderita tidak memiliki
dalam tengkorak atau disebut sebagai Space occupying process (SOP)/ space
occupying lessions (SOL) atau proses/ lesi desak ruang intrakranial. Yang
kongenital (kraniofaringioma)
von Hippel-Lindau)
hiperplasi (hamartomatosis)
17
malformasi pembuluh darah
Sefalgia
Sering timbul berupa serangan yang sangat hebat. Terhebat pada pagi dan
tumor. Tumor pada fossa kranii posterior memberi rasa nyeri pada tengkuk dan
oksipital, tapi kadang-kadang juga kening. Tumor yang letaknya dekat kranium
memberi rasa sakit yang konstan dan terlokalisasi di bagian kepala tersebut. Harus
diingat bahwa sering juga tumor serebri tidak memberi gejala nyeri kepala.1,3,4,5
Vertigo
Jika vertigonya adalah vertigo labirinter dengan serangan pusing dan mau jatuh,
kemungkinan besar bahwa tumornya terletak di fossa kranii posterior. Tumor ini
Muntah
Muntah ini bersifat tiba-tiba dan eksplosif (proyektil), artinya tanpa didahului oleh
perasaan mual. Sering nyeri kepala dan muntah datang bersama-sama, frekuensi
sangat berubah-ubah. Jika dalam historia morbi didapati bahwa muntah adalah
gejala yang pertama kali muncul, dan timbul setiap hari dan sering-sering, ini
18
Ini adalah tanda obyektif yang terpenting, yang telah timbul lama sebelum ada
kelainan visus. Oleh sebab itu perlu sekali kontrol papil N. Optkus pada orang
dengan nyeri kepala yang kronis. Dapat dikatakan bahwa adanya edema papil
mata.1,5
Epilepsi
Serangan epilepsi sering menjadi gejala tumor otak. Tumor pada otak besar,
yang menetap, terutama epilepsi Jackson. Ini menunjukkan lokasi tumor tersebut.5
Somnolen
tanda tumor yang besar pada hemisfer. Kadang-kadang timbul pada waktu-waktu
tertentu, gangguan psikis yang lebih hebat sampai psikosis. Tumor pada fossa
serebelli.1,5
Bradikardia
Ini adalah tanda yang jarang dijumpai. Lebih sering didapati pada abses otak.1,5
Pada pasien didapatkan gejala nyeri kepala hebat yang makin lama
makin berat di sisi sebelah kiri. Selain itu pasien juga mengalami muntah 5 kali,
kelemahan lengan dan tungkai, serta mengompol. Nyeri kepala dan mengmpol
sudah terjadi sejak sekitar 6 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada pasien juga
terdapat kaku kuduk yang diduga akibat iritasi meningeal. Hal ini mendukung
19
Penetapan lokasi tumor otak atas dasar gambaran klinik sangat sulit
berhubung dengan:4
1. Beberapa bagian otak seperti lobus temporalis kanan, lobus frontalis kanan,
ganglia sentral, walaupun ada tumor yang besar, bisa tidak menunjukkan
tak jelas. Hal inilah yang diduga mendasari terjadinya tetraparesis pada pasien
dilakukan CT scan dengan kontras dan tumor removal. Hasil CT scan dengan
bedah.
± 15% dari seluruh tumor otak. Tumor ini tidak banyak menginfiltrasi duramater,
falks serebri, tentorium, sinus-sinus dan tulang, terutama bila tumor ini
20
Selama di bagian saraf pasien diberikan pengobatan IVFD RL 20
21