You are on page 1of 60

Edisi 1, Th.

6, Juni 2010 MENU

Sirah Mutakharij
36-39
Bahtsul Masail
40-41 FIQH
Masa Tunggu Setelah Haid, Haruskah Mengganti Shalat ?
TAJWID
Hukum Membaca al-Quran Bagi Wanita Haid

Aktivita
Santri dan Alumni PPSPA Belajar Metode Yanbu’a
Sistem Baru Untuk Menjaring Khatimin Berkualitas
42-46
Salam Redaksi LAPORA
N UTAMA
Ketawa Itu Halal
46
2 Lensa Santri
47
3 Taushiyah Tamu Kita
48-52
Kerja Keras Lahir dan Batin

7
Musryid Naqsyabandiyah Suria Sirami Hati Santri Pandanaran

4-5 Suara Anda Perjalanan Religi Iwan Fals


Bersama Ki Ageng Ganjur Ke Pandanaran

AN & SANAD ILMU 53-55 Wawancara


6 Syaikhuna
Iwan Fals : “Ziarah Membuat Hati Menjadi Adem”
PERJUANGUF M AS ’U D
KH M ID
KBIH
56
7-13 Laporan Utama
57
Meniti Jejak al-Maghfurlah KH Mufid Mas’ud
Romo KH Mufid Membina Kedekatan Dengan Santri Sampaikan Salamku
Cinta Membawa Mereka Ziarah Makam
Sanad Ilmu KH Mufid Mas’ud
TAMU KITA Klik!
58-60
14-21 Laporan Khusus
PPSPA Mendidik Umat Sejak Dini
Masyarakat Percaya Kualitas MISPA
Menyibak Kisah Para Penghafal al-Quran
MTs Sunan Pandanaran Mendulang Prestasi
MASPA Seimbangkan Pendidikan dan Pengajaran

22-23 Perjalanan
Syi’ar Islam di Inggris
KUNJUNGAN
SYAIKH RAJA
48 TAMU KITA

24-27 Lughah B (SYRIA)

28-31 Opini
Memaknai Kembali Pesan-pesan Romo KH Mufid Mas’ud

50
Etos Kemandirin Mbah Mufid

32-35 Sastra
Cerpen : Senyum Yang Terendap
Puisi : Di Suatu Pagi Buta
PERJALANAN RELIGI
IWAN FALS
Salam Redaksi

Assalamu’alaikum wr. wb.

P
ara pembaca setia Suara Pandanaran yang dirahmati Allah, sungguh nikmat
yang luar biasa kami dapat hadir kembali menyajikan informasi tentang nilai
luhur, aktivitas dan perkembangan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran di
tahun 2010 ini. Tiga aspek tersebut kami ulas secara mendalam dalam hidangan berita
FOTO : DOK SUARA PANDANARAN

yang benar-benar menyegarkan dan penuh hikmah.


Ya, menyegarkan bagi keluarga besar dan alumni Ponpes Sunan Pandanaran.
Pasalnya, dinamika hidup yang begitu cepat dan sarat rivalitas, sering kali mengikis
ingatan seseorang akan nilai luhur yang pernah ia cerap di Pesantren Pandanaran.
Nah, kehadiran Suara Pandanaran ini, lagi-lagi, mengingatkan nilai-nilai luhur yang
mungkin luntur, keteladan yang tengah rentan, atau memberi suluh bagi hati yang
nyaris luluh.
Tak lupa, Suara Pandanaran menyalakan kembali lentera hikmah yang mungkin
saja telah redup dari relung hati para santri. Hikmah yang dimaksud, tentu saja,
berasal dari almukarram KH Mufid Mas’ud, yang selama hidupnya beliau dihabiskan
untuk mendidik para santri dengan ruh ketulusan dan keikhlasan. Lentera hikmah
itulah yang menjadi penerang bagi semua santri saat menjalani segala aktivitas hidup
Karena itu, penting kiranya redaksi menyuguhkan kembali tema yang masih
berkaitan dengan riwayat hidup, model pendidikan, semangat keikhlasan, dan
kekhusyukan KH Mufid Mas’ud. Di dalam semua unsur perjuangan itu, terdapat ribuan
hikmah yang dapat dipetik. Tentu, kami berharap, semua santri sadar akan masa
depannya, sehingga bersedia merajut hikmah itu di dalam kehidupannya. Semua
aspek yang berkaitan dengan KH Mufid Mas’ud telah kami rangkai dalam sajian
Laporan Utama.
Sedangkan, di dalam Laporan Khusus, redaksi menyajikan bermacam
perkembangan dan aktivitas Pesantren Sunan Pandanaran. Perkembangan dan
aktivitas ini merupakan kelanjutan dari perjuangan KH Mufid Mas’ud. Secara tersirat
tersingkap, bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas akan membawa
berkah bagi seluruh umat manusia. Tidak hanya pada masa lalu dan sekarang, tetapi
juga di masa-masa yang akan datang.
Momen spesial yang kami abadikan dalam edisi kali ini adalah kunjungan Mursyid
'Am Thariqah Naqsyabandiyyah Syria Syaikh Rajab dan perjalanan spiritual musisi
legendaris Iwan Fals ke Pandanaran bersama Ki Ageng Ganjur. Silakan menikmati
sajian khas kami mulai halaman 48. Tak ketinggalan pula wawancara kami dengan
Iwan Fals di halaman 53.
Akhir kalam, kami ucapkan selamat membaca kepada seluruh pembaca setia
Suara Pandanaran. Semoga kita mendapatkan manfaat dari apa yang telah kita
lakukan. Amin.

Redaksi

Wassalamu’alaikum wr. wb.

REDAKSI AHLI : KH. Masykur Muhammad L.ML, KH. Ibnu Jauzi, DR. KH. Imaduddin Sukamto, M.A., KH. Drs. Attabik Yusuf Z., KH. Hasan
Karyono, KH. Abdul Wahid, KH. Muslim Sofwan PIMPINAN UMUM : KH. Mu’tashim Billah SQ, M.Pd.I PIMPINAN REDAKSI : Ali Ridlo WAKIL
PIMPINAN REDAKSI : Ali Hifni REDAKSI PELAKSANA : H. Arif Hakiem SEKRETARIS REDAKSI : Munirtadlo STAF REDAKSI : Hj. Fany Rifqah, Hj.
Ainun Hakiemah, H. Jazilus Sakhok, H. Haris Ahmad Qornain, H. Muhammad Nahdi, Azka Sya’bana LAYOUT/COVER : Ali Hifni DESAIN GRAFIS
Redaksi menerima kiriman naskah berupa : Munirtadlo FOTOGRAFER : Mishbahul Munir ILUSTRASI : Wawan, Khoirul Ahmad Tabiin IT : H. Achmad Fajar Hudan KONTRIBUTOR : DR. H.
ar­tikel, berita tentang pesantren, puisi, Ali Nurdin (Jakarta), Mohammad Ali Hisyam (Kuala Lumpur) SIRKULASI/DISTRIBUSI : M. Maqshudi Usman KEUANGAN : M. Maqshudi Usman
cerpen, ka­rikatur, resensi, saran, dan IKLAN : Oedik, Nasruddin DITERBITKAN OLEH : Lembaga Riset dan Pengembangan Pesantren (LRPP) PPSPA ALAMAT REDAKSI : Kantor PP
kritikan. Redak­si berhak untuk mengedit Sunan Pandanaran, Jl Kaliurang Km. 12,5 Pos Pakem Jogjakarta 55582 TELP : Komplek I (0274)7496394, Komplek II (0274)884438, Komplek III
naskah sejauh ti­dak mengubah substansi Pa (0274)7496395, Komplek III Pi (0274) 7493464, HP : 081328334845 FAX : (0274) 885913 WEB SITE : http://www.pandanaran.org EMAIL :
dan maksud tulisan. Naskah yang dimuat suarapandanaran@gmail.com, suarapandanaran@yahoo.com BANK : an Majalah Pandanaran BPD DIY kantor Cabang Pembantu Pakem di Ngaglik.
akan diberikan imbalan yang pantas. UNTUK KALANGAN SENDIRI, ISI DI LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

2 Juni 2010
Taushiyah

“Kerja Keras Lahir dan Batin”

FOTO : DOK SUARA PANDANARAN


J
angan membayangkan keadaan Pondok Pesantren Sunan Pandanaran pada awal
berdirinya sudah seperti sekarang ini. Pada waktu KH Mufid Mas’ud bersama Ibu Ny Hj
Jauharoh pindah dari Krapyak-Bantul ke Dusun Candi ini, perubahannya sungguh sudah
jauh berbeda. Dulu di sini hanya ada masjid dan rumah kecil tanpa listrik. Jumlah santrinya
pun bisa dihitung dengan jari. Rumah yang kecil kala itu dibagi menjadi empat ruang. Ruang
belakang untuk dapur, seperempatnya untuk santri putri, seperempatnya untuk Ibu Nyai dan
keluarga, dan sisanya untuk ruang tamu.
Sedangkan santri putra menempati serambi masjid dengan dibatasi gedeg (anyaman
bambu). Kalau santri mau mandi harus menimba. Toilet cuma satu. Pendek kata, kondisi awal
pesantren ini sangat sederhana dan fasilitasnya sangat minim.
Berbeda dengan sekarang. Gedung dan bangunan pondok sudah memadai. Fasilitas
pendukungnya pun lengkap. Kamar-kamar dilengkapi dengan ranjang dan kasur. Ada
laboratorium, lapangan olah raga, serta ratusan kamar mandi tersedia untuk memenuhi Kemajuan saat
kebutuhan ribuan santri yang menetap. Ini dari segi kelengkapan fisik. Sedangkan dari segi ini merupakan
jenjang pendidikan, juga sudah tergolong lengkap. Ada rutinitas pengajian untuk masyarakat,
tahfid Al-Qur’an, PAUD, RA, MI, MTs hingga MA.
hasil dari
Melihat kemajuan yang demikian itu, dapat dikatakan bahwa Pesantren Sunan perjuangan KH
Pandanaran saat ini mengalami lompatan kemajuan yang sangat jauh dibandingkan dengan Mufid Mas’ud.
tahun-tahun sebelumnya.
Itulah proses. Kemajuan saat ini merupakan hasil dari perjuangan KH Mufid Mas’ud
Masih segar
sejak berdirinya Pondok Sunan Pandanaran. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana KH dalam ingatan
Mufid dengan ibu nyai Jauharoh bekerja keras lahir dan batin demi kelangsungan hidup kita bagaimana
pesantren ini.
Kita juga melihat bagaimana KH Mufid menerapkan disiplin yang ketat dalam
KH Mufid
pendidikan dan pengajaran para santri. Kedisiplinan juga beliau terapkan saat menemui dengan ibu
tamu, melayani masyarakat, memantau secara langsung perkembangan alumni, mendatangi nyai Jauharoh
pengajian-pegajian baik tingkat lokal maupun nasional, dan membangun jaringan sosial
kemasyarakatan. Tidak mengherankan jika kemudian pesantren Sunan Pandanaran ini bisa
bekerja keras
dikenal, diterima dan mendapatkan tempat di hati masyarakat. lahir dan
Hal lain yang perlu kita catat adalah kedisiplinan KH Mufid dalam ibadah. Di tengah batin demi
kesibukannya, beliau masih meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an, membaca
shalawat, dan melakukan puasa sunat. Itu semua beliau jalani sebagai media bertaqarrub
kelangsungan
(mendekatkan diri) kepada-Nya. Bahkan selama puluhan tahun setiap bulan puasa Ramadhan, hidup pesantren
beliau melakukan riyadhoh di Masjid Jami’ Singosari Malang. ini.
Adapun salah satu ibadah sosialnya beliau wujudkan dalam bentuk menjaga tali
silaturahim dengan guru-guru beliau. Di antaranya adalah KH Ali Maksum, KH Muntaha
(Kalibeber, Wonosobo), KH Abdul Hamid (Pasuruan), Sayyid Muhammad Baabud (Lawang),
Sayyid Muhammad Alwy Almaliky, Syaikh Yasin Al Fadani, dan lain-lain. Kepada mereka KH
Mufid memohon doa untuk Pesantren Sunan Pandanaran ini.
Berkat rahmat Allah Swt melalui usaha kerja keras lahir batin KH Mufid inilah sekarang
kita semua bisa memetik dan menikmati buahnya. Allahummaghfir lahu warhamhu wa’aafihi
wa’fu ‘anhu.
KH Mufid sudah memberikan suri tauladan kepada kita. Kerja keras lahir batin menjamin
keberlangsungan pesantren Sunan Pandanaran. Semoga dalam memperingati 1000 hari
wafatnya beliau, Allah Swt membukakan pintu hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga
kita dapat melanjutkan kerja keras lahir batin untuk melanjutkan perjuangan beliau. Amin.

Juni 2010 3
Suara Anda
Kirimkan ide, saran dan kritik Anda yang bersifat konstruktif kepada redaksi melalui email
suarapandanaran@gmail.com dengan topik “Suara Anda”. Cantumkan nama, alamat lengkap,
foto, nomor telepon dan periode belajar di Pandanaran (misal Alumni MTs 1997, Alumni
MASPA 1996, Huffadz 1990 dst).

FOTO : MISHBAHUL MUNIR


BOSAN DENGAN SP
Assalamu’alaikum wr. wb.
Kepada dewan redaksi
Yth, maaf sebelumnya, saya
hanya ingin tanya saja kok
isi majalahnya semakin kesini
beritanya cuma itu-itu aja, mbok
ditambahin yang baru. Misalnya
kolom artikel santri, opini, atau
apa, biar agak intelek sedikit
supaya pembaca tidak bosan.

Yiyin Nahdlah,
Santri Komplek 4

Wa’alaikum salam wr. wb.


Terima kasih atas sarannya,
Anda sama sekali tak perlu
minta maaf untuk itu. Isi dari Mursyid ‘Am thariqah Naqsyabandiy Syria berkunjung ke PPSPA
majalah Suara Pandanaran pada
dasarnya adalah perkembangan berbagai daerah dapat mengikuti majalahnya dikasih lembaran
yang terjadi di pesantren sehingga perkembangan PPSPA. khusus untuk ajang kreasi santri,
para alumni yang tersebar di Jika Anda merasa bosan, misalnya isinya tentang artikel,
ke depannya sebisa mungkin resensi buku, atau opini santri dan
redaksi akan menyajikan konten lain sebagainya.
yang lebih variatif, seperti pada
edisi kali ini yang secara spesial Abdul Fatah,
mengupas kunjungan pemimpin Santri Komplek 1
thariqah Naqsyabandi Syria
ke Pandanaran. juga tentang Wa’alaikum salam. wr. wb
‘Perjalanan Religi Iwan Fals ke Wadah untuk santri sudah
Pandanaran’ lengkap dengan ditampung pada rubrik Sastra
wawancara eksklusifnya. Jika (Cerpen dan Puisi). Untuk artikel dan
Anda mempunyai karya yang opini, kami masih memprioritaskan
dirasa lebih variatif, kirimkan para alumni.
saja ke meja redaksi.
Mengenai kolom artikel UKURAN MAJALAH
dan opini, kami masih Assalamu’alaikum wr, wb,
memprioritaskan para alumni. saya ingin memberi saran kepada
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Ambil contoh Bapak DR. H. Ali SP, bagaimana kalau kemasan


Nurdin, M.A, bukankah beliau majalahnya agak kecil saja tapi
adalah tokoh intelektual yang jumlah halamannya diperbanyak
dapat memperkaya khazanah biar enak dibaca dan dibawa.
keilmuan kita ?
Santri Komplek 3

LEMBAR SANTRI Wa’alaikum salam wr. wb.


Suara Pandanaran edisi ini lebih variatif Assalamu’alaikum wr. wb. Terima kasih atas masukannya.
dengan menampilkan Iwan Fals Bagaimana kalau di Untuk kemasan majalah, Suara

4 Juni 2010
Suara Anda

CETAK ULANG MAJALAH


FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Asssalamu’alaikum wr.
wb.
Saya ucapkan selamat
kepada majalah Suara
Pandanaran yang sampai
kini masih eksis, semoga
tetap istiqomah dan barokah.
Amin.
Dari beberapa edisi
Suara Pandanaran, Edisi 2,
Th. 2, Mei 2007 (wafatnya
almaghfurlah KH Mufid
Mas’ud), menurut saya
adalah edisi yang paling
istimewa daripada edisi
lainnya. Berhubung banyak
Menyesuaikan dengan perkembangan IT dan penetrasi internet, majalah Suara rekan yang berminat,
Pandanaran kini mempunyai laman di jejaring sosial Facebook. dapatkah redaksi mencetak
ulang ? Sekedar usul, kapan
Pandanaran sejak awal memang media internet lainnya, kami telah Suara Pandanaran memuat profil
tampil seperti ini dan sudah menjadi mempunyai halaman di jejaring tokoh sosialis ?
ciri khas kami. sosial Facebook. Silakan kunjungi Salut dan sukses buat
laman tersebut dan berpartisipasi. Suara Pandanaran, Terimakasih.
Terima kasih atas pujian Wassalamu’alaikum wr. wb.
MANFAATKAN INTERNET
untuk rubrik Cerpen dan Puisi. Kami
Assalamu’alaikum wr. wb. selalu menunggu masukan berharga Dedy Saputra,
B a g a i m a n a dari Anda. Alumni MASPA 2002
kalau Suara
P a n d a n a r a n MASA TERBIT SP Wa’alaikumsalam wr. wb.
dimuat secara Assalamu’alaikum wr, wb Terima kasih atas doa dan
online, selain Saya mau tanya kepada harapannya. Untuk cetak ulang,
itu juga untuk redaksi, kalau saya perhatikan kok kami mesti mengkomunikasikan
m e n g f u n g s i k a n majalah majalah Suara Pandanaran terlebih dahulu dengan pengasuh.
forum-forum di media internet sepertinya terbit tidak begitu Mengenai profil tokoh sosialis
seperti milis, website atau konsisten. Kadang setahun sekali, bukannya tak menarik, namun
Facebook agar bisa dikelola lebih kadang dua kali. Sebenarnya sepertinya jauh dari trek kami
serius apalagi jika dimanfaatkan yang bener itu edisi tahunan apa sebagai majalah internal pondok
sebagai forum komunikasi antar semesteran? pesantren Sunan Pandanaran.
alumni. Tapi secara umum Suara Terima kasih.
Pandanaran keren dan menarik, KIRIM ARTIKEL
terutama rubrik cerpen dan puisi. Alumni dan Pelanggan Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya mau tanya, bisakah
Bp. Teguh Triwiyanto, Dosen Wa’alaikum salam wr. wb. santri mengirimkan karyanya ke
UM Malang, eks guru MA Sunan Majalah Suara Pandanaran terbit Suara Pandanaran ? Karya seperti
Pandanaran setahun dua kali. Namun berhubung apa dan bagaimana caranya ?
ada beberapa kendala ideologis,
Wa’alaikum salam, wr, wb kami sempat hanya terbit sekali saja Santri Komplek III
Bapak Teguh yang terhormat, dalam waktu satu tahun.
ide yang Anda usulkan sangat Mulai edisi ini, insya Allah Wassalamu’alaikum wr. wb.
menarik. Insya Allah dalam waktu majalah Suara Pandanaran akan Silakan serahkan karya Anda,
dekat Anda bisa menikmati majalah istiqamah menyapa Anda setahun langsung ke redaksi atau bisa
Suara Pandanaran via website. Untuk dua kali, bahkan lebih dari itu. diserahkan lewat Bp Arif Hakiem.

Juni 2010 5
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

6
Syaikhuna

Juni 2010
Laporan Utama
Riwayat KH. Mufid Mas’ud

Meniti Jejak Al-Maghfurlah


KH. Mufid Mas’ud
adalah wali datang.
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Allah yang Al-Mukarram KH. Mufid sendiri


menyebarkan lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tahun
Islam di daerah 1928, bertepatan dengan hari Ahad
Tembayat, Legi 25 Ramadhan. Beliau merupakan
Klaten, Jawa putra kedua dari tujuh bersaudara.
Tengah, atas Ayahanda beliau bernama Kiai Ali
perintah Sunan Mas’ud dan ibundanya bernama Nyai
Kalijaga. Karena Hj. Syahidah.
besarnya jasa Melihat garis keturunan KH.
beliau dalam Mufid tersebut dapat dipastikan bahwa
penyebaran beliau tumbuh dalam lingkungan
Islam, banyak keluarga yang agamis. Di samping
orang yang mendapatkan bimbingan keagamaan
beranggapan langsung dari orang tua, pendidikan
bahwa ziarah dasar KH Mufid ditempuh di Madrasah
ke makam Wali Ibtidaiyah Manbaul ‘Ulum, cabang
Songo belum Solo. Lembaga pendidikan Islam
lah sempurna ini didirikan oleh Paku Buwono X.
jika tidak Dan ketika KH Mufid menempah
menziarahi pendidikan di sana, madrasah tersebut
makam Sunan diasuh oleh KH. Sofwan.
Pandanaran KH. Mufid mengenyam
(Sunan Bayat). pendidikan dasar di Manbaul ‘Ulum
KH. Mufid selama lima tahun, yaitu mulai tahun
berazam untuk 1937 hingga 1942. Kemudian, pada
melanjutkan tahun 1942 pula, beliau nyantri
syiar Islam di Pesantren Krapyak, Yogyakarta.
pendahulunya Tahun itu bertepatan dengan tujuh
d e n g a n bulan setelah kedatangan tentara
mendirikan kolonial Jepang di Indonesia.
sebuah pondok Tiga tahun kemudian, yaitu
yang kemudian tahun 1945, beliau melanjutkan
beliau namakan hafalan Al-Qur’an kepada KH.
al-Mukarram KH Mufid Mas’ud, menuntut ilmu di Krapyak 7 bulan
setelah tentara Jepang menduduki Indonesia. Pesantren Sunan Muntaha, waktu itu masih di
Pandanaran. Temanggung. Langkah ini beliau

B
uah jatuh tak pernah jauh dari Sejak berdirinya hingga sekarang, tempuh atas anjuran gurunya di
pohonnya. Demikian pepatah pondok ini sudah mencetak banyak Klaten, KH Sofwan. Kemudian berguru
Melayu yang menggambarkan alumni yang berkecimpung dalam kepada KH Dimyati al-Hafidz (Comal).
adanya kedekatan kepribadian dan dakwah islamiyah di berbagai daerah. Namun di tahun 1950, KH Mufid
kualitas seseorang dengan nenek Di antara mereka ada yang kembali ke Krapyak dan menikah
moyangnya. Nah, kalau kita melihat menjadi da’i, pimpinan pondok, dengan putri KH. Munawir (pengasuh
garis silsilah KH. Mufid Mas’ud, guru, pejabat pemerintah, dan lain Pesantren Krapyak), Hj. Jauharoh.
pepatah Melayu itu tampaknya tidak sebagainya. Dengan demikian, syiar Sejak saat itu, KH Mufid termasuk
salah. Islam di bawah keturunan Sunan salah satu pengasuh Pesantren Al-
KH. Mufid merupakan keturunan Pandanaran tetap berlanjut hingga Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.
ke-12 dari Sunan Pandanaran. Beliau sekarang dan masa-masa yang akan Meski demikian, beliau masih tetap

Juni 2010 7
Laporan Utama
Riwayat KH. Mufid Mas’ud

mengaji Al-Qur’an kepada KH Abdul shuhbatu ustazin itu. Beliau mengaku persegi, dengan satu rumah dan
Qadir dan KH Abdullah Affandi. sering bersilaturahmi dengan tokoh- mushalla di atasnya. Secara resmi
Sedangkan untuk memperdalam tokoh Islam. Bahkan, mengakui pula PPSPA berdiri pada 17 Dzulhijjah
ilmu-ilmu keislamannya, beliau telah terpengaruh oleh mereka. Di 1395 H, bertepatan dengan tanggal
mengaji kitab kepada KH Ali Maksum. antaranya adalah KH. Abdul Hamid 20 Desember 1975 M. Peresmiannya
Keuletan KH Mufid saat mendalami (Pasuruan), Sayyid Muhammad Ba’abud dilakukan oleh Sri Paduka Paku
ilmu agama tidak pernah disangsikan (Malang), KH Muntaha (Wanosobo), Alam VIII, dengan disaksikan Bupati
oleh orang-orang terdekatnya. KH Ali Maksum (Yogyakarta), Syeikh Sleman, Drs. Projosuyoto, serta tokoh-
Adik beliau, Hj. Qomariyah Abdul Muhammad Yasin bin Muhammad Isa tokoh agama dan masyarakat.
Chanan misalnya, menyatakan (Makkah), dan Sayyid Muhammad bin Terdapat harapan besar dari
bahwa kakak kandungnya itu sangat Sayyid Alwy Al-Hasani Al Maliky Al- masyarakat yang dipikulkan di pundak
rajin menuntut ilmu. Menurutnya, Makky (Makkah). KH Mufid. Pasalnya, PPSPA dinilai
sampai-sampai beliau pernah akan mampu menjadi agen
dikabarkan hilang saat terjadi RAJIN BELAJAR SAJA BAGI KH perubahan bagi masyarakat
pertempuran antara rakyat MUFID TIDAKLAH CUKUP. ADA HAL sekitar, baik itu perubahan
Indonesia melawan penjajah LAIN YANG MENURUTNYA HARUS moral ataupun pemantapan
Belanda. Tetapi akhirnya DIJALANKAN OLEH SEORANG akidah. Masyarakat di kawasan
dapat kembali bertemu dengan PENCARI ILMU AGAR MENDAPATKAN candi ketika itu masih belum
keluarga. ILMU YANG BERKAH, YAITU banyak yang taat beragama,
Agaknya, rajin belajar SHUHBATU USTAZIN ATAU TAAT meskipun secara formal mereka
saja bagi KH Mufid tidaklah KEPADA GURU memeluk Islam. Nah, salah
cukup. Ada hal lain yang satu tugas berat KH Mufid
menurutnya harus dijalankan adalah mendidik masyarakat
oleh seorang pencari ilmu agar Mendirikan Pesantren Pandanaran agar semakin taat beragama. Itu di
mendapatkan ilmu yang berkah, Dengan modal Al-Qur’an, satu sisi.
yaitu shuhbatu ustazin atau taat dan pengetahuan keislaman, dan jalinan Di sisi yang lain, keberadaan
bersahabat karib dengan guru. Hal silaturahmi yang erat dengan PPSPA diharapkan mengubah tatanan
itu pula yang pernah disampaikan tokoh-tokoh Islam itu, KH Mufid masyarakat. Dari masyarakat yang
oleh Imam Syafi’i, bahwa ilmu tidak berketetapan hati mendirikan kurang memegang nilai-nilai moral,
akan bermanfaat kecuali bila seorang pesantren yang hingga kini dikenal menuju masyarakat yang menjunjung
murid melakukan enam perkara. Salah dengan Pondok Pesantren Sunan tinggi moralitas kemanusiaan.
satunya shuhbatu ustazin. Pandananaran (PPSPA). Bu Sri, seorang penduduk asli
KH Mufid, dalam banyak Mula-mula, pesantren ini berdiri Candi mengatakan, “Dulu di sini sepi,
kesempatan menekankan pentingnya di atas tanah wakaf seluas 2000 meter tidak hanya maling yang banyak,
makhluk halus juga banyak”. Suasana
di malam hari terasa mencekam,
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

karena sangat sepi dan minim


penerangan. Keadaan semacam ini
yang mendorong para pencuri untuk
segera beraksi.
Berdirinya PPSPA, perlahan tapi
pasti dapat mengubah keadaan itu
menjadi lebih baik. Masyarakat sekitar
tidak hanya menjadi baik agama dan
moralitasnya, tetapi juga meningkat
kualitas ekonominya.
Karena dengan semakin
banyaknya santri di PPSPA,
masyarakat sekitar ikut menikmati
kegiatan ekonomi dengan mendirikan
warung makan, toko kelontong,
mengisi kantin, menyiapkan air
Masjid Nurul Quran di Komplek I, berawal dari sebuah mushala kecil. PPSPA pada
panas, laundry dan lain sebagainya.
awalnya berdiri di atas tanah wakaf seluas 2000 meter persegi. (Rido)

8 Juni 2010
Laporan Utama
Riwayat KH. Mufid Mas’ud

Romo KH Mufid Membina Kedekatan


dengan Santri
Pasalnya,
dengan cara dan
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

kearifan beliau
sendiri, para santri
dapat hidup rukun
dalam satu tempat
yang sederhana.
KH Mufid berhasil
menciptakan
keharmonisan
hubungan antara
satu santri dengan
santri lainnya.
KH Humaidi
dari Jejeran, Bantul,
Yogyakarta, yang
hadir dalam acara
itu mengisahkan,
“Apapun latar
belakang seorang
santri, ia harus
KH Mufid Mas’ud saat menghadiri suatu acara bersama putra beliau, KH Ibnu Jauzi. tinggal dalam satu

H
adlaratussyaikh KH. Mufid tirakat, shalat tahajud, i’tikaf untuk kamar dengan santri-santri yang lain.
Mas’ud telah mengabdikan merenungkan kebesaran dan kesucian Makan pun dari rangsum pesantren.
hidup beliau sebagai pendidik Allah. Dan keenam, jujur dalam setiap Untuk santri yang lebih tua usianya
dan guru di Pondok Pesantren ucapan dan perbuatan. dipanggil dengan sebutan kang”.
Pandanaran. Beliau adalah suluh atau Dalam acara temu alumni PPSPA Lebih lanjut KH Humaidi
penerang jalan bagi para pencari ilmu bertajuk “In Memorian bersama mengatakan, panggilan gus
dan kebenaran agama di pesantren Hadlaratussaikh KH. Mufid Mas’ud”, tidak dikenal di Pandanaran.
ini. beberapa waktu silam, terungkap Hadlaratussyaikh pernah berpesan,
Sebagai seorang pendidik, guru, banyak pendapat para alumni tentang “Gus itu artinya ‘bagus’. Santri yang
bahkan bapak bagi para anak-anak cara KH Mufid membangun kedekatan bagus adalah santri yang rajin ngaji
didik, KH Mufid telah mengambil dengan para santri. Seorang alumnus dan rajin shalat jama’ah dengan
beberapa langkah pendidikan dalam berdiri dan mengisahkan, bahwa KH berdiri di shaf pertama, sukur-sukur
membangun kepribadian santri. Mufid sangat memahami kepribadian persis di belakang imam”.
Secara umum, pendidikan yang beliau dan karakter setiap santri. Beliau Cerita KH Hamidi itu diamini
terapkan mengarah kepada beberapa memaklumi bahwa setiap santri pula oleh KH Nur Rafiq asal Garut.
hal penting sebagai berikut: terbentuk oleh lingkungan dan latar Menurutnya, Hadlaratussyaikh KH
Pertama, mempererat hubungan belakang sosial, ekonomi, budaya, Mufid pernah berpesan kepada santri-
antara santri dan kyai. Kedua, dan pendidikan yang berbeda-beda. santri beliau, ”Saya kurang suka kalau
membangun jiwa dan sikap santri agar Sehingga, sikap dan perilaku mereka santri saya dipanggil gus, sebab salah-
gemar tolong-menolong, setia kawan, pun bermacam-macam. salah malah jadi gemagus (tinggi hati
dan punya semangat persaudaraan Meski KH Mufid secara formal dan sombong-Red)”.
dengan sesama Muslim. Ketiga, tidak mempelajari teori-teori ilmu Bahkan, tambah KH Nur Rafiq,
disiplin waktu dalam pendidikan dan sosial, akan tetapi kearifan beliau Hadlaratussyaikh menyarankan
ibadah. Keempat, hidup hemat dan dalam menyikapi perbedaan sifat dan kepada para santri agar memanggil
sederhana. Kelima, berani menderita sikap santri melebihi para teoritis putra-putri beliau yang waktu itu
untuk mencapai tujuan, seperti ilmu sosial itu sendiri. masih duduk di bangku SLTP dan SD,

Juni 2010 9
Laporan Utama
Riwayat KH. Mufid Mas’ud

cukup dengan namanya saja. Tidak Pandanaran, santri tersebut diberikan Mbah KH. Hamid (Pasuruan), Mbah
ditambahi embel-embel ‘mas’, ‘gus’ penjelasan oleh Hadlaratussyaikh KH. Muntaha (Wonosobo), dan
(untuk yang laki-laki), dan ‘ning’ atau tentang kedudukannya secara nasab. Sunan Pandanaran (Bayat, Klaten).
‘mbak’ (untuk yang perempuan). Dan ia pun dianjurkan agar memanggil Jika beliau berhalangan, biasanya
Beliau sendiri lebih senang KH Mufid dengan “Bapak”, agar sama mewakilkan kepada santri untuk
dipanggil ‘bapak’ oleh para santri dengan santri-santri lainnya. sowan ke makam-makam tersebut.
ketimbang panggilan-panggilan Kedekatan hubungan tidak Karena silaturahmi itulah,
kehormatan yang lain. Hal itu hanya tercipta antara KH Mufid menurut K. Munawir (Krombangan
bertujuan untuk lebih mengakrabkan dengan santri-santri beliau, tetapi Magelang), PPSPA banyak berkahnya.
hubungan antara santri dengan juga antara beliau dengan guru-guru “Pondok Pesantren Sunan Pandanaran
kiai. Diceritakan oleh salah seorang beliau. Setidaknya, kedekatan itu sering diberkahi oleh ulama-ulama
alumni, suatu ketika ada santri yang beliau jaga dengan menziarahi makam baik dari dalam maupun luar negeri.
kebetulan secara garis nasab dari ibu, guru-guru beliau. Pada kesempatan seperti itu, biasanya
ia bisa memanggil KH Mufid dengan Kang Ridlwan asal Blora, Jawa Bapak meminta agar tamu-tamu
sebutan “kang”. Sedangkan dari garis Tengah, menceritakan bahwa KH tersebut shalat jama’ah di masjid.
ayah, si santri bisa memanggil beliau Mufid tiap bulannya mempunyai Setelah itu beliau memintakan doa
“kakek”. jadwal untuk sowan ke makam Mbah dan wasiatnya untuk para santri”.
Ketika pertama kali datang di KH. Munawir (Krapyak Yogyakarta), (Udik)

SILSILAH KH MUFID MAS’UD


SUNAN PANDANARAN
(Sunan Tembayat)

PANEMBAHAN JIWA I PANGERAN MINANG KABO PANGERAN MASJID WETAN I PANGERAN MASJID WETAN II

PANGERAN MINDEL II PANGERAN BANGGOLO PANGERAN KUBA PANGERAN MINDEL I

BRM ABD MUTHOLIB MUHAMMAD IDHHAR R.M. ALI MAS’UD

HJ. ANNI AZIZAH


Muhibbatul A’malush Sholihah
+ KH. MUFID MAS’UD + Hj. JAUHAROH MUNAWWIR

Masyfu’ah Mutammimatush Shulhiyah


1 2 4 7 10
HJ.SUKAINAH + KH. MASYKUR M KH IBNU JAUZI + HJ. AZIZAH HJ. WIWIK F. + KH FASHIHIN F. (alm) KH MU’TASHIM BILLAH + HJ. FAIQOH HJ. FANY RIFQAH
Hj Ainun Hakiemah + H. J.Sakhok Hj Lindina Wulandari + M. Tholib H. Muhammad Nahdhy Jannati 9
HJ. NURUL H +
Rikhwan Mufidi Hj. Farah Faida + H. Ali Rido Azka Sya’bana Jauhari KH MUSLIM
H. Arif Hakiem Qutb Adeli Jauda
6 Amanda A.M.
H. Ali Hifni H. Hafidz Ahmad
HJ.SHOHIFAH + KH ATABIK YUSUF Farah F. Zahro
H. Muhammad Rif’at Hj. Hamidah Hamama H. Muhammad Anis Afiqi
Muhammad Hanif Hj. Nidaul Hana 8
Mulya Adam Hj. Rifadatut Diana HJ SHOHIHAH + KH ABDUL WAHID
3 Alina Mustaufiatin Ni’mah Hj. Noora
HJ. NINIK A. + KH IMADUDDIN S. H. Ahmad
H. Haris Ahmad Qornain H. Ayman
5
H. ASNAWI MUHAMMADIYAH + HJ. MUFLIHAH + KH HASAN KARYONO
Keterangan :
Hj. Quonita - Untuk yang sudah menikah, nama yang disebut
H. Quowwam pertama adalah putra kandung
Hj. Saidah Difla Iklila - Nomor dalam bagan adalah urutan putra dari
H. Quois KH Mufid Mas’ud dari simbah Ny. Hj. Jauharoh

10 Juni 2010
Laporan Utama
Ziarah

Cinta Membawa Mereka Ziarahi Makam


FOTO : MISHBAHUL MUNIR

S
ejuk dan menyejukkan. Begitu Diletakkan berjajar rapi di dalam “Karena banyaknya orang
suasana yang segera terasa pot-pot kecil di sepanjang pelataran yang baca Al-Qur’an di sini, maka di
ketika menginjakkan kaki yang bersih. Suasana makam jauh dari sana-sini banyak ditemui mushaf Al-
di area makam KH. Mufid Mas’ud. kesan kumuh dan angker. Qur’an”, kata salah seorang pengurus
Rerimbunan pohon dan bunga di Bangunan makam pun didesain makam.
sekitar areal makam dipadu dengan secara modern. Atap berarsitektur Ia melanjutkan, pada hari
lantunan ayat-ayat Al-Qur’an dan joglo yang disangga dengan beberapa Kamis dan Jumat jumlah santri
shalawat menciptakann kesejukan di tiang. Lantainya dari keramik yang berziarah jauh lebih banyak.
hati. mengkilat. Sebagiannya ditutup Pun demikian dengan alumni dan
Ketika hendak memasuki area karpet merah dan hijau. Penerangan masyarakat sekitar.
makam KH. Mufid, peziarah terlebih makam pun sudah sangat memadai. Ramainya peziarah disebabkan
dahulu melewati sebuah jembatan Plus area parkir yang cukup luas. oleh banyak hal. Sebagian alumni
kayu yang klasik dan eksotis. Dari mengakui bahwa pengaruh
jembatan itu, tampak air mengalir Tak Pernah Sepi Peziarah pendidikan KH Mufid kepada para
deras di sela-sela bebatuan. Gemericik Dalam prosesi membaca surat santrinya membekas begitu dalam.
air sungai terdengar jelas. Yasin, doa, atau tahlil, para peziarah Itulah sebabnya, mengapa mereka
Air yang menimbulkan biasanya duduk melingkar di makam harus menziarahi makam beliau.
kesegaran berpadu dengan rimbunnya KH Mufid. Area makam dapat Ikatan antara KH Mufid dengan santri
pohon menciptakan suasana yang menampung ratusan orang, tanpa bukan didasari atas hutang budi,
menentramkan. Betapa tidak, Al- pagar besi pembatas. Sehingga para tetapi dilandasi cinta antara murid
Qur’an sendiri menegaskan bahwa peziarah bisa berada sedekat mungkin dan guru. Pesan-pesan yang beliau
air lah yang dijadikan Allah untuk dengan makam. Seolah ada pesan sampaikan kepada para santri terus
menghidupkan segala sesuatu. bahwa kedekatan antara almarhum hidup dalam jiwa mereka.
Air pula yang digunakan untuk dengan orang-orang di sekelilingnya Para santri KH Mufid tidak
menggambarkan indahnya surga, senantiasa terjaga. meragukan keikhlasan beliau dalam
yaitu air yang mengalir di sungai- Bagian dalam makam dibagi mendidik. Islam sendiri mengajarkan,
sungai di bawah surga firdaus. menjadi dua. Bagian selatan untuk bahwa jika amal perbuatan dilandasi
Area makam semakin tampak laki-laki dan utara untuk wanita. atas keikhlasan, maka pelakunya
apik tatkala peziarah memasuki Menurut pengurus makam, makam KH. seolah hidup sepanjang masa.
pelataran makam. Aneka bunga Mufid tidak pernah sepi dari peziarah. Meski KH Mufid telah
tumbuh di sana. “Kok suasananya Terutama para santri huffadz. Bahkan menghadap Sang Pencipta, namun
seperti di taman bunga ya?” gumam para santri senior kerap menginap beliau tetap hidup di hati keluarga
seorang peziarah. Bunga-bunga untuk tirakat khataman Al-Qur’an di dan santri beliau.
itu tampak selalu basah dan segar. hadapan sang Guru. (Haris)

Juni 2010 11
Laporan Utama
Sanad

Sanad Ilmu KH Mufid Mas’ud

D
alam tradisi belajar-mengajar belajar Al-Qur’an

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN


di kalangan umat Islam, pada tiga guru Al-
sanad ilmu menjadi salah satu Qur’an, yaitu: pertama,
unsur utama. Imam Syafii pernah Hadlaratussyaikh KH.
berkata, “Tiada ilmu tanpa sanad”. Abdul Qodir Munawir
Pada kesempatan lain, Imam Mazhab al-Hafidz (Krapyak);
yang sangat populer di Indonesia ini kedua, Hadlaratussyaikh
menyatakan, “Penuntut ilmu tanpa KH. Muntaha al-Hafidz
sanad, bagaikan pencari kayu bakar (Wonosobo); dan ketiga
yang mencari kayu bakar di tengah Hadlaratussyaikh KH.
malam, yang ia pakai sebagai tali Dimyathi al-Hafidz
pengikatnya adalah ular berbisa, (Comal). Sanad dari
tetapi ia tak mengetahuinya”. ketiga guru tersebut
Penyataan serupa pernah juga menyambung kepada
dilontarkan Al-Hafidh Imam Attsauri, Hadlaratussyaikh KH.
“Sanad adalah senjata orang Mukmin, Munawir al-Hafidz
maka bila engkau tak memiliki (Krapyak).
senjata, dengan apa engkau membela Selain mengajar Al-
diri?”. Berkata pula Imam Ibnu al- Qur’an, KH. Mufid Mas’ud
Mubarak, “Penuntut ilmu tanpa sanad juga melaksanakan dawuh
adalah bagaikan orang yang ingin Mbah KH. Mukhlash
naik ke atap rumah tanpa tangga”. (Panggung, Tegal Jawa,
Masih banyak lagi pernyataan Tengah), bahwa seorang KH. Mufid Mas’ud belajar Al-Qur’an pada tiga guru Al-Qur’an
ulama-ulama terdahulu yang santri penghafal Al-Qur’an
menegaskan pentingnya sanad dalam harus memperbanyak Di lain pihak, Hadlaratussyaikh
ilmu. Bahkan dalam tradisi ahli-ahli bacaan shalawat Nabi Muhammad KH. Mufid Mas’ud juga mendapatkan
hadis, sanad ilmu merupakan hal Saw. Beliau menyarankan pula agar ijazah Dalail al-Khairat dari almarhum
yang wajib dimiliki oleh penekun KH Mufid mendapatkan ijazah dari Romo KH. Profesor Muhammad Adnan
ilmu hadis. Mereka tidak mengakui guru kitab Dalail al-Khairat, karya asal Surakarta, yang kala itu bermukim
suatu hadis dari seseorang kecuali bila Syeikh Abi Abdillah Muhammad bin di Kotabaru Yogyakarta, setelah
orang itu mempunyai sanadnya yang Sulaiman Al Jazuli. pensiun dari PTAIN Yogyakarta.
jelas. Saran KH. Mukhlash, beliau Di samping itu, KH Mufid, tanpa
Demikianlah pentingnya laksanakan dengan sebaik-baiknya beliau meminta, juga diijazahi Dalail
sanad ilmu bagi para penekun ilmu- hingga dapat memenuhi apa yang al-Khairat oleh almarhum mbah KH.
ilmu Islam. Disiplin ilmu keislaman beliau dawuhkan. Hadlaratussyaikh Hamid asal Pasuruan yang mashur
apapun, sanadnya akan bermuara KH. Mufid memperoleh ijazah Dalail sebagai min auliaillah wa ulamaillah
kepada baginda Nabi Muhammad Saw. al-Khairat dari almarhum Romo (termasuk wali dan ulama Allah).
Ilmu hadis bermuara kepada beliau, KH. Ma’ruf dari Pondok Pesantren “Pernah juga saya mohon ijazah Dalail
pun demikian dengan ilmu tafsir dan Jenengan Surakarta, Jawa Tengah. al-Khairat kepada guru saya almarhum
tasawuf. KH. Ma’ruf juga seorang guru Qismul Dr. Assayyid Muhammad Al Maliki di
Karena begitu kuatnya ‘Ulya di Mambaul Ulum Surakarta, Makkah” cerita KH. Mufid kepada
tradisi sanad tersebut, maka sudah serta seorang mursyid (pemimpin) santri-santrinya.
sewajarnya apabila para penuntut ilmu Tarekat Sadzaliyah di daerah itu. Sanad lengkap Dalail al-Khairat
di Pandanaran mengetahui sanad ilmu “Di samping mendapatkan ijazah almarhum Romo KH. Ma’ruf dari
yang dimiliki oleh Hadlaratussyaikh dari beliau, saya juga diperintahkan Pondok Pesantren Jenengan Surakarta
al-Maghfurllah KH Mufid Mas’ud. untuk menulis sanad, mulai dari adalah sebagai berikut: KH. Ma’ruf
Ponpes Sunan Pandanaran pengarang Dalail al-Khairat sampai Surakarta -> KH. Abdul Mu’id (Klaten)
dikenal sebagai pondok takhasus dengan almarhum Romo KH. Ma’ruf,” -> KH. Muhammad Idris -> Sayyid
li tahfizdil Qur’an. Sementara itu, ungkap KH Mufid dalam suatu Muhammad Amin Madani -> Sayyid Ali
Hadlaratussyiakh KH. Mufid Mas’ud kesempatan. bin Yusuf al Hariri al Madani -> Sayyid

12 Juni 2010
Laporan Utama
Sanad

Muhammad bin Ahmad al Murghibiy Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman henti-hentinya menganjurkan agar
-> Sayyid Muhammad bin Ahmad bin (penulis kitab Dalail al-Khairat). para santrinya membiasakan wiridan
Ahmad al Mutsana -> Sayyid Ahmad Dengan ijazah dari para Al-Qur’an dan Dalail al-Khairat agar
bin al Hajj -> Sayyid Abdul Qodir al masyayikh yang termasuk ulama mendapat syafa’at Al-Qur’an dan
Fasiy -> Sayyid Ahmad al Muqri -> besar tersebut, hadlaratussyaikh KH. syafa’at Sayyidul Anam, Rasulullah
Sayyid Ahmad bin Abbas Ash Shum’i Mufid Mas’ud merasakan manfaatnya Saw.
-> Sayyid Ahmad Musa as Simlaliy -> yang tidak dapat beliau paparkan (Udik)
Sayyid Abdul Aziz At Tiba’i -> Sayyid dengan lisan. Hanya saja, beliau tak

Juni 2010 13
Laporan Khusus
PAUD

PPSPA Mendidik Umat Sejak Usia Dini


FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

PPSPA kini
memiliki PAUD di
Komplek II dan
TK al-Jauharoh di
Gunung Kidul

P
PSPA punya komitmen pada Tak jarang, justru bola itu diambil TK secara baik dan profesional.
pendidikan umat Islam. Tak anak-anak dan dilempar kesana- Akan tetapi keraguan itu hilang
mengherankan jika pesantren kemari. seiring dengan perkembangan TK
ini mendirikan lembaga pendidikan Sistem pembelajaran dengan Al-Jauharoh yang menyeimbangkan
formal di segala tingkat, sejak tingkat alat peraga ini, menurut ibu Marwiyah, antara pendidikan agama dengan
pendidikan anak usia dini hingga sangat ditekankan oleh TK Sunan pengetahuan umum.. Masyarakat pun
tingkat aliyah. Pandanaran. Tak hanya itu, anak- menaruh harapan besar pada lembaga
Pendidikan anak usia dini anak juga sering diajak bermain di ini.
mencakup Playgroup dan taman luar kelas. Mereka dikenalkan dengan Terwujudnya TK Al-Jauharoh
kanak-kanak (TK). Menurut Ibu permainan-permainan tradisional tidak lepas dari kontribusi masyarakat
Marwiyah, guru pada Taman Kanak- Jawa. sekitar yang peduli akan kemajuan
kanak Sunan Pandanaran, jumlah “Pola pendidikan bermain dapat pendidikan Islam. Salah seorang
siswa di Playgroup dan TK saat ini merangsang daya kreativitas anak. penduduk setempat bernama Budi
mencapai 130 anak yang dibagi ke Terbukti, siswa TK Sunan Pandanaran Suparjo mewakafkan tanah seluas 824
dalam Playgroup, TK A, dan TK B. Dan ini meraih juara I dalam lomba melukis meter persegi di sekitar pemukiman
untuk TK B masih dibagi lagi menjadi dan mewarnai yang diadakan di PPPG penduduk. Lalu, disepakati untuk
B1, B2, B3, dan B4. Pembagian Kesenian pada 30 Mei 2010 silam,” didirikan TK di tanah wakaf tersebut.
ini disamping untuk membedakan jelas ibu Marwiyah. Saat ini TK Al-Jauharoh memiliki
tingkatan kelas, juga bertujuan satu unit bangunan yang terdiri atas
memudahkan proses pendidikan. TK Al-Jauharoh dua ruang kelas, ruang guru, dapur,
“Mendidik anak-anak di sini Sementara itu, pada 2009 silam, taman bermain, dan kamar kecil.
harus dengan cara belajar sambil PPSPA mendirikan TK Al-Jauharoh Tenaga pengajarnya berasal dari
bermain dan bermain sambil belajar,” di Tlepok Semin Gunung Kidul, desa setempat dan desa-desa sekitar.
kata Ibu Marwiyah. Kalau menjelaskan Yogyakarta. Menurut KH. Mu’tashim Dengan demikian, potensi para guru
penjumlahan misalnya, seorang Billah, awalnya muncul keraguan di daerah tersebut dapat tersalurkan
guru mengambil tiga bola kemudian di masyarakat, apakah pesantren dan dirasakan manfaatnya oleh
menghitungnya di depan anak-anak. bisa mengelola lembaga pendidikan masyarakat luas. (Huda)

14 Juni 2010
Laporan Khusus
MISPA
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Masyarakat Percaya Kualitas MISPA


K
epercayaan masyarakat pada empat sebanyak sebelas siswa. MISPA, Maulid Nabi Muhammad Saw,
Madrasah Ibtidaiyah Sunan Rohili SP menjelaskan, di antara dan Hari Kartini.
Pandanaran (MISPA) cukup program unggulan bagi peserta didik Pada momen-momen tersebut,
tinggi. Faktor utamanya adalah bahwa adalah menghafal juz 30 saat siswa mereka bahu membahu menyukseskan
MISPA, meskipun masih tergolong duduk di kelas IV. Program tersebut hajatan sekolah hingga ujung acara.
muda, namun mampu mencetak murid berjalan lancar. Dan, semua siswa Mereka mengeluarkan segenap
dengan kualitas baik. kelas IV telah mampu menghafal Al- kemampuannya di atas pentas. Mulai
Menurut Wakil Kepala Sekolah Qur’an juz 30. dari tari-tarian, pentas seni, hingga
MISPA, Rohili SP., murid-murid Acara seremonial untuk syukuran berbagai macam perlombaan.
MISPA rata-rata mampu melewati hafalan mereka diselenggarakan pada Lebih jauh Rohili SP
ujian kenaikan kelas dengan nilai peringatan Maulid Nabi Muhammad memaparkan, pola pendidikan di
memuaskan. Mereka tidak kesulitan Saw, 26 Februari 2010 silam. Seluruh MISPA tidak hanya ditunjang oleh
menjawab soal-soal ujian dari Dinas siswa kelas IV yang berjumlah 11 sistem pendidikan yang mendorong
Pendidikan Yogyakarta. siswa mengikuti kegiatan tersebut. anak didik menjadi pintar dan kreatif.
“Oleh karena itu, meskipun Dari program hafalan juz 30 Tetapi juga didukung oleh tenaga-
lembaga-lembaga pendidikan itu, berbagai prestasi pun diukir oleh tenaga pengajar yang kompeten. Saat
formal setingkat Sekolah Dasar (SD) siswa-siswi MISPA. Siswa kelas IV ini guru di MISPA berjumlah 13 orang.
tumbuh subur bak jamur di musim bernama Diaz Saufa Yardha berhasil Bagi guru yang belum mendapatkan
hujan, toh antusiasme masyarakat menggondol gelar juara II pada gelar S1, mereka difasilitasi oleh
menyekolahkan putra-putrinya ke Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) MISPA untuk melanjutkan pendidikan
MISPA tidak surut. Justru sebaliknya, cabang tartil Al-Qur’an tingkat di tingkat universitas.
semakin naik.” tutur Rohili kabupaten, tahun 2010. “Nah, pada tahun 2010 ini,
Saat ini jumlah siswa MISPA MI Sunan Pandanaran tidak sebanyak tiga orang guru mendapatkan
sebanyak 93 anak. Jumlah ini sekedar membekali siswa-siswinya beasiswa dari Kementerian Agama
mengalami peningkatan dibandingkan dengan ketrampilan otak. Tetapi untuk menempuh pendidikan S1 di
tahun kemarin yang berjumlah 72 juga ketrampilan berorganisasi dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
siswa. Kelas satu sebanyak 22 siswa. berkesenian. Pembekalan ketrampilan Kalijaga Yogyakarta,” jelas Rohili
Kelas dua sebanyak 36 siswa. Kelas ini tampak pada kegiatan siswa-siswi kepada Suara Pandanaran.
tiga sebanyak 24 siswa. Dan kelas saat menyambut hari ulang tahun (Munirtado)

Juni 2010 15
Laporan Khusus
Huffadz

Menyibak Kisah Para Penghafal Al-Qur’an


FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Santri Huffadz menyetorkan hafalannya kepada badal

B
anyak kisah di seputar santri di sana sembari berkomat-kamit sama dididik dengan berbagai macam
Huffazd (penghafal Al- mengucapkan bait-bait ayat Al-Quran. disiplin ilmu hafalan Al-Quran. Di
Qur’an). Kewajiban berat yang Karenanya, menciptakan antaranya ilmu tajwid dan tahsin.
dipikulnya, yakni menghafalkan 30 suasana kondusif dan lingkungan yang Para santri diajari bagaimana
juz Al-Qur’an, mengharuskan mereka nyaman merupakan suatu keharusan. membaca Al-Qur’an dengan baik dan
melakukan segudang kegiatan untuk Suasana kondusif untuk menghafal benar sesuai dengan kaidah-kaidah
relaksasi. Kegiatan di luar menghafal Al-Qur’an tercipta di antaranya yang berlaku. Materi ini ditujukan
Al-Quran bertujuan untuk melepaskan dengan terjalinnya hubungan baik agar santri mampu membaca Al-Qur’an
kepenatan di kepala. Atau sekedar antara santri senior dan santri secara tartil dan makhraj yang benar.
untuk meregangkan otot-otot tubuh junior. Sementara kondisi nyaman Metode pengajaran ini terus berlanjut
yang tegang akibat duduk di sudut- dan tenteram harus mereka ciptakan hingga banyak santri yang kualitas
sudut ruangan selama berjam-jam. dengan memelihara ketertiban dan bacaan Al-Qurannya sudah jauh lebih
Betapa tidak, seorang santri kebersihan. baik dari sebelumnya.
yang sedang menghafal Al-Quran Suasana kondusif antar santri Optimalisasi pembelajaran Al-
tidak pernah pengenal waktu istirahat sejauh ini telah tercipta dengan Qur’an saat ini ditunjang dengan
dari menghafal ayat-ayat Allah. membudayanya penularan ilmu pelatihan-pelatihan di Madrasah
Pagi, siang, sore, dan malam mereka dari santri senior kepada santri- Hufadz. Di antaranya pelatihan
gunakan untuk tadarus atau nderes. santri junior. Siapapun yang nyantri metode Yanbu'a yang diasuh langsung
Pun, mereka tidak mengenal tempat. (menjadi santri) di pondok tahfidz oleh KH Ulil Albab Arwani, Kudus,
Di manapun, asal ada tempat nyaman Al-Qur’an Sunan Pandanaran Jawa Tengah. Inilah metode cepat
dan sepi, mereka duduk manis diperlakukan sama. Mereka sama- pembelajaran Al-Qur’an dan disertai

16 Juni 2010
Laporan Khusus
Huffadz

penguasaan ilmu tajwid dan tahsin “Sistem laporan semester bidang sosial maupun keagamaan,
alqiraah. tersebut dimaksudkan untuk menjalin bisa mereka perankan sebaik-baiknya.
Sejumlah santri yang sedang tali silaturahmi antara pengasuh,
menghafal Al-Qur’an diikutsertakan pengurus, wali santri dan santri,” Menjadi Juara
dalam program Yanbu'a ini. Menurut ungkap Muslim. Sistem pendidikan semacam itu
Abdullah Muslim, lurah kompleks Ada pula penerapan metode sejak dahulu telah mencetak santri-
Huffadz putra, setelah para santri hafalan bergilir. Secara teknis, santri huffadz yang jempolan. Banyak
mengikuti program Yanbu'a, bacaan aturan ini mewajibkan semua santri alumni huffadz yang telah berkiprah
Al-Qur’an mereka menjadi lebih baik. menyetorkan hafalan Al-Qur’an di tengah masyarakat, baik di bidang
Sementara untuk menambah kepada pengasuh, KH. Mu’tashim sosial keagamaan maupun pendidikan.
wawasan santri, diberlakukan Billah, sekali atau dua kali dalam Sementara itu, bagi mereka yang
pengajian tafsir yang diasuh seminggu. masih berstatus santri, tampaknya tak
langsung oleh bapak Pengasuh pernah kering dari prestasi. Tak jarang
pondok. Pengajian ini secara rutin KH. MU’TASHIM BILLAH mereka menjuarai berbagai lomba,
diselenggaraka pada malam selasa. PUN TAK JARANG baik di tingkat kabupaten maupun
BERPESAN KEPADA PARA provinsi. Bak pepatah Arab, “Barang
Sistem Pendidikan Tahfidz SANTRI SETIAP SELESAI siapa menanam pasti akan memetik”.
Menurut Abdullah Muslim, para MENGAJI, “DERESANNYA Pun demikian para santri huffadz yang
santri huffadz dengan sadar mematuhi DIJAGA YA” telah menikmati hasil jerih payahnya
sistem yang telah ditetapkan. Pada menempuh pendidikan di Pondok
hari biasa, para santri diwajibkan Itulah momen bagi santri Pesantren Sunan Pandanaran.
menyetorkan hafalannya dua kali untuk berinteraksi langsung dengan Pada bulan April 2010 ini, santri
sehari, yaitu setelah Subuh dan pengasuh pondok. KH. Mu’tashim huffadz Sunan Pandanaran mengikuti
setelah Maghrib. Setelah Subuh untuk Billah pun tak jarang berpesan kepada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)
menambah hafalan. Sedangkan setelah para santri setiap selesai mengaji, tingkat kabupaten. Hasilnya, sangat
Maghrib untuk mengulang hafalan. “Deresannya dijaga ya”. menggembirakan. Dari 45 santri
Kewajiban tersebut, jelas dia, tidaklah Untaian nasihat pengasuh huffadz Sunan Pandanaran yang
berat bagi yang sudah mempersiapkan bagi para santri bak air hujan yang mengikuti lomba, 30 santri meraih
hafalan secara matang. merangsang tumbuhnya pohon dan juara. Sementara di tingkat provinsi
Abdullah Muslim tanaman di lahan gersang. Pasalnya, yang diadakan pada awal Mei 2010,
menambahkan, pihak madrasah nasehat tersebut tersemat dalam dari 17 santri Sunan Pandanaran, 12
Huffadz memberlakukan nderes benak santri dan memotivasinya di antaranya meraih juara.
wajib (mengulang hafalan Al- untuk menyuburkan semangat Kejuaraan ini dilanjutkan pada
Qur’an bersama) selama dua jam. menghafal dan menjaga Al-Qur’an. tingkat nasional. Ulil Absor, sekretaris
Mulai dari jam 08.00 sampai 10.00 Nah, apakah pola pendidikan komplek Huffadz, mengatakan, pada
WIB. “Madrasah Huffadz juga santri huffadz cukup sampai di situ 5-13 Juni 2010, tiga santri diutus
memberlakukan absensi santri pada saja? Ternyata tidak. Mereka sejak dini untuk mewakili Pesantren Sunan
setiap setoran. Nah, bagi santri yang diberikan kesadaran bakal menjadi Pandanaran di tingkat nasional.
absen tanpa pemberitahuan akan pemimpin-pemimpin di masyarakat. Mereka adalah Abdul Rasyid,
ditegur pengurus. Dan bagi yang Misalnya menjadi pengurus harian, Desti, dan Fina Raudhatul Jannah.
tidak mengindahkan teguran ini akan mendapatkan giliran menjadi imam Abdul Rasyid mengikuti lomba 10
diberikan sangsi,” jelas Muslim. shalat rawatib di masjid, menjadi juz bilghaib, Desti mengikuti 20 juz
Sementara itu, evaluasi tiap khatib jumat dan bilal, memimpin bilghaib, sementara Fina mengikuti
semester juga diberlakukan. Hal ini tahlil di makam al-Maghfurullah KH. Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ)
bertujuan untuk menjaga hafalan Mufid Mas’ud, dan menjalankan piket untuk tilawah.
semua santri. Di dalam evaluasi ini membangunkan santri lain di pagi “Prestasi apapun yang diraih
semua santri dilibatkan untuk saling hari. santri merupakan bentuk dari usaha
menyimak dan hasilnya dilaporkan Menurut KH. Mu’tashim Billah, keras mereka dalam bidang yang
kepada pengurus, untuk selanjutkan dengan pola pendidikan yang ditekuninya. Kita semua berharap
diberitahukan kepada pengasuh dan demikian itu diharapkan semua santri supaya prestasi yang sudah sangat
wali santri. Dengan demikian, pihak kelak mampu berperan aktif di tengah baik itu bisa dipertahankan. Bahkan
wali santri mengetahui perkembangan masyarakatnya. Keberadaan mereka harus ditularkan kepada santri-santri
putra dan putri mereka setiap menjadi penting ketika tuntutan- lainnya,” ujar KH. Mu’tashim Billah.
semesternya. tuntutan masyarakat, baik itu di (Zahron/Fifi)

Juni 2010 17
Laporan Khusus
MTs SPA

MTs Sunan Pandanaran


“MTs Sunan Pandanaran Mendulang Prestasi ”
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Aktivitas siswa MTs Sunan Pandanaran

M
enjadi madrasah terbaik se- pada setiap bulannya. Evaluasi ini
Kabupaten Sleman periode bertujuan untuk mengetahui siswa
2008-2009 pernah disandang dan siswi yang perlu mendapatkan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Sunan intensitas bimbingan yang lebih
Pandanaran. Di bawah pimpinan banyak”, jelas Rustiadi kepada Suara
Hj. Fanny Rifqoh S.Pd, MTs Sunan Pandanaran.
Tingkat kelulusan Pandanaran terus berbenah. Nah, Rustiadi melanjutkan, dari
siswa MTs Sunan apa saja terobosan teranyar dari MTs tryout tersebut dapat diketahui
dalam rangka meraih prestasi yang kelebihan dan kekurangan para
Pandanaran masuk
lebih cemerlang di masa yang akan siswa. Sebagian siswa ada yang sudah
dalam sepuluh besar datang? menguasai materi-materi yang akan
tingkat MTs/SLTP Menurut Rustiadi, bagian diujikan dalam UN. Namun, sebagian
negeri dan swasta se- kesiswaan Madrasah Tsanawiyah yang lain masih lemah. Nah, pihak
kabupaten Sleman Sunan Pandanaran, prestasi siswa dan MTs kemudian memberikan bimbingan
siswi MTs tahun 2010 ini lebih baik belajar yang lebih intensif lagi kepada
dibandingkan dengan tahun kemarin. siswa dan siswi yang lemah itu.
Ini dikarenakan MTs menerapkan Sedangkan bagi siswa dan
sistem pengawasan pendidikan yang siswi yang telah menguasai materi-
lebih ketat terhadap para siswa. materi UN diberikan pengarahan
“Bagi siswa dan siswi kelas agar berusaha keras untuk mencapai
III, misalnya, diberlakukan tryout nilai maksimal, terutama melatih
setiap minggu untuk menghadapi diri dalam ketelitian menjawab soal-
UN. Kemudian, dilakukan evalusi soal ujian. Dengan cara demikian,

18 Juni 2010
Laporan Khusus
MTs SPA

kekurangan-kekurangan siswa dan meningkatkan peran guru, terutama


siswi dapat dikontrol oleh MTs dan dalam hal pengawasan proses
dibenahi secara cepat dan efektif. pendidikan dan pengajaran. Secara
Hasilnya, tahun ini tingkat bergiliran, para guru mengunjungi
kelulusan siswa MTs Sunan Pandanaran asrama santri untuk memberikan
menempati urutan ke-9 dari 123 bimbingan langsung kepada mereka.
MTs dan SLTP negeri dan swasta se- “Guru-guru itu tidak hanya
kabupaten Sleman. Untuk kategori mengawasi santri agar mau belajar.
sekolah MTs sendiri, MTs Sunan Lebih dari itu, memberikan bimbingan
Pandanaran menempati peringkat langsung bagaimana seharusnya
pertama. Nilai tertinggi yang dicapai menata sikap dan perilaku. Di
siswa MTs Sunan Pandanaran adalah antaranya mengajari mereka hal-hal
37, 90 dengan rata-rata 9,5. yang berhubungan dengan akhlak
Menyikapi prestasi gemilang Muslim. Misalnya, memotong kuku,
tahun ini, kepala sekolah MTs Sunan merapikan rambut, cara berbusana
Pandanaran, Hj Fanny Rifqoh S.Pd, yang baik dan sopan, cara makan dan
Tujuan pendidikan
mengatakan bahwa meskipun prestasi minum sesuai dengan tuntunan Islam, di MTs ini tidak
MTs ini tergolong baik, namun belum hingga membantu menyelesaikan hanya untuk
mencapai yang terbaik seperti yang permasalahan-permasalahan yang
diharapkan. Masih banyak hal yang dihadapi santri,” jelas Hj Fanny.
meraih nilai yang
perlu benahi. Oleh karena itu, lanjutnya, tinggi. Ada hal
“Pencapaian prestasi tidak untuk pihak MTs pun membekali guru dengan yang lebih penting
dibanggakan, tetapi kami jadikan pengetahuan yang mencukupi.
bahan evaluasi bagi pengembangan Mereka diberi kesempatan untuk
dari itu, yaitu
MTs Sunan Pandanaran pada tahun- mengikuti berbagai macam training pembangunan
tahun yang akan datang. Evaluasi yang memperkaya wawasan dan akhlak mulia para
yang kami maksud tidak terbatas memperkuat teknik mendidik siswa.
pada evaluasi hasil ujian, tetapi Bagi guru yang berprestasi diberikan
siswa
juga evaluasi akhlak siswa dan siswi penghargaan sesuai dengan prestasi
sebelum mereka melanjutkan ke yang diraih.
jenjang sekolah yang lebih tinggi. Model pendidikan tersebut
Karena, tujuan pendidikan di MTs ini ditujukan untuk membina
tidak hanya untuk meraih nilai yang akhlak santri. Dan ternyata juga
tinggi. Ada hal yang lebih penting meningkatkan prestasi mereka di
dari itu, yaitu pembangunan akhlak bidang akademis dan non-akademis.
mulia para siswa,” ungkap Hj. Fanny. Rustiadi menjelaskan, beberapa siswa
“Untuk apa nilainya tinggi tetapi MTs Sunan Pandanaran meraih juara
akhlaknya tidak baik,” lanjutnya. dalam berbagai macam lomba. Baru-
Para siswa harus dibentuk akhlaknya baru ini menjuarai lomba Qiroatul
sejak dini. Agar mereka punya akhlak Kutub di tingkat kabupaten. Bahkan
al-karimah terhadap Allah, orang-tua, dua dari siswa MTs menjuarai lomba
guru, teman-temannya, dan kepada tingkat propinsi dan akan maju ke
masyarakat umum. Jadi, mencetak tingkat nasional.
santri yang mampu meraih nilai bagus Sementara itu di bidang olah
dan berakhlak karimah itulah tujuan raga, beberapa siswa dan siswi MTs
pendidikan di Pesantren Sunan akan mengikuti Pekan Olahraga dan
Pandaranan ini. Seni Pesantren Nasional di Surabaya
pada bulan Juli mendatang.
Optimalkan Peran Guru Keikutsertaan ini merupakan
Dalam upaya meningkatan kelanjutan dari tahun sebelumnya
kualitas ilmu dan akhlak santri, yang mana MTs Sunan Pandanaran
MTs Sunan Pandanaran tidak hanya berhasil menjadi juara di tingkat
menerapkan sistem yang mendorong kabupaten dan propinsi.
santri belajar lebih keras. Tetapi juga (Rido)

Juni 2010 19
Laporan Khusus
MASPA

MASPA Seimbangkan
Pendidikan dan Pengajaran
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Siswa MASPA melakukan doa pagi sebelum memulai kegiatan belajar mengajar

H
ari ini harus lebih baik daripada akademik merupakan hasil dari proses
hari kemarin. Demikian prinsip pengajaran, maka penguasaan ilmu-ilmu
Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran agama dan akhlaqul karimah adalah hasil
(MASPA) dalam upaya meningkatkan dari proses pendidikan Pesantren Sunan
kualitas pendidikannya. Kepala MASPA, Hj. Pandanaran.
Ainun Hakiemah, M.S.I., mengakui bahwa Oleh karena itu, jelasnya, kurikulum
pihaknya terdorong untuk meningkatkan MASPA memadukan antara tradisi pesantren
Lomba puisi di kualitas pendidikan MASPA karena beberapa salaf dan kurikulum madrasah modern.
MASPA dihadiri faktor. MASPA mengajarkan kitab kuning semacam
oleh tiga sastrawan Di antaranya, adanya harapan Mau’idzatul Mukminin dan Tajridus Shorih
kondang, yaitu Evi masyarakat yang sangat tinggi terhadap dalam sistem pendidikan formalnya. Alokasi
Idawati, Bustam MASPA. “Harapan masyarakat tidak waktu pengajaran kitab kuning tersebut
terbatas pada keberhasilan putra-putri sebanyak enam jam per minggu. Dan ini
Maras dan Abidah
mereka di bidang akademik dengan meraih berlangsung selama tiga tahun.
el-Khaliqi nilai bagus. Lebih dari itu, mereka berharap “Kitab–kitab ini dikaji dengan
putra-putrinya menguasai ilmu agama dan maksud, pertama, untuk memperluas
berakhlakul karimah. Inilah yang memacu wawasan keislaman para siswa. Kedua,
kami untuk berbuat lebih dibandingkan membangun kesadaran beragama yang lebih
sekolah-sekolah lain,” tutur Hj Ainun arif dan toleran. Dan ketiga memperkuat
Hakiemah. karakteristik santri dengan menanamkan
Ia menambahkan, jika prestasi nilai–nilai luhur kepesantrenan dalam jiwa

20 Juni 2010
Laporan Khusus
MASPA

mereka. Ketiga hal itu akan menjadi ditunjang pula dengan kegiatan- Mirah UNY yang memeriahkan suasana
bekal mereka ketika hidup di tengah kegiatan ekstrakulikuler berskala di sela-sela lomba.
masyarakat yang lebih plural dan nasional. Pada 4 April 2010, misalnya, Di samping kegiatan lomba
modern,” ungkap Hj Ainun Hakiemah. MASPA menggelar hajatan nasional di berskala nasional, MASPA juga
Disamping itu, siswa dan bidang sastra. Hajatan tersebut berupa mengadakan kegiatan internal yang
siswi MASPA juga dididik untuk lomba baca puisi yang diikuti oleh 110 ditujukan untuk pembekalan santri
melaksanakan ritual–ritual pesantren. peserta dari seluruh Indonesia. sebelum terjun di tengah masyarakat.
Utamanya ketika akan menghadapi “Perlombaan ini dimaksudkan Acara pembekalan santri tersebut
Ujian Nasional (UN). Ritual yang telah untuk mencetak generasi muda yang digelar pada 19-21 April 2010, dengan
ditetapkan pihak MASPA sebagai handal di bidang sastra. Sebagaimana mengusung tema “Menguatkan Jati
program tetap di antaranya adalah kita tahu, bangsa ini memiliki banyak Diri Santri dalam Dunia Global”.
Mujahadah selama 41 hari, pembacaan sastrawan hebat. Mereka telah Peserta pembekalan ini adalah
Manaqib, dan lain sebagainya. memberikan kontribusi penting dalam siswa MASPA kelas XII dari tiga
Pihak MASPA mengakui bahwa pengembangan sastra Indonesia. Oleh program studi, yaitu program IPA,
dengan berbagai upaya peningkatan karenanya, kita perlu mempersiapkan IPS, dan IPK. “Pembekalan ini akan
tersebut, kepercayaan masyarakat generasi muda yang melanjutkan memperkenalkan kepada santri
semakin besar. Hal itu dapat dilihat perjuangan mereka,” kata Faizun, tentang dinamika dunia di luar
dari peningkatan jumlah siswa di pengajar di MASPA. pesantren. Ada kesan bahwa santri
MASPA dari tahun ke tahun. Periode Lomba yang mengambil tema adalah komunitas yang tertutup dan
2009-2010 ini, jumlah siswa MASPA “Gema Sastra Pelajar Indonesia, dari gagap menghadapi modernitas. Nah,
mencapai 563 siswa. Kita untuk Indonesia” itu dihadiri dengan pembekalan ini, kita berharap
Seiring dengan semakin oleh tiga sastrawan kondang, yaitu, mereka akan lebih siap menghadapi
bertambahnya jumlah siswa, pihak Evi Idawati, Bustam Maras, Abidah tantangan dunia luar,” jelas H. Jazilus
MASPA pun terus membenahi sarana el-Khaliqi. Mereka bertindak sebagai Sakhok saat memberikan sambutan
dan prasarana pendidikannya. Kini dewan juri. Dalam kejuaraan tersebut, pembekalan tersebut.
fasilitas yang dimiliki MASPA boleh siswi MASPA, yakni Shofa Aulia, Dengan berbagai bentuk
dibilang memadai. Jumlah ruang berhasil menyabet juara tiga. kegiatan dan pelatihan tersebut,
kelasnya semakin banyak. Dan Perlombaan tersebut diramaikan MASPA hendak membentuk pribadi
laboratorium komputer nya pun telah dengan bazar buku dan pameran santri yang siap bersaing di berbagai
dilengkapi dengan sarana internet. pendidikan. Beberapa perguruan bidang. Walhasil, banyak siswa
tinggi di Yogyakarta turut ambil berprestasi lahir dari rahim MASPA
Gebyar Ekstrakulikuler bagian dalam pameran pendidikan ini. Tidak hanya di dunia akademis,
Upaya peningkatan kualitas tersebut. Tak ketinggalan pula tetapi juga di bidang non-akademis.
pendidikan siswa dan siswi MASPA penampilan seni dari kelompok Teater (Purwoto)

DAFTAR BEASISWA MADRASAH ALIYAH SUNAN PANDANARAN TAHUN 2009 - 2010


NO JENIS BEASISWA JUMLAH PENERIMA BENTUK BEASISWA
1 Beasiswa Alumni Prestasi 10 anak Bebas SPP sekolah selama 3 tahun
2 Beasiswa APBD Prop DIY 121 Anak Rp. 65.000 x 12 bulan
3 Beasiswa Paralel 11 Anak Bebas SPP 4/6 bulan
4 Beasiswa Santri mandiri 31 Anak Bebas syahriah pesantren, uang makan, dan SPP madrasah
Jumlah Total 173 Anak

DATA PRESTASI KEJUARAAN SELAMA BULAN MEI 2010


NO KEJUARAAN TINGKAT PRESTASI NO KEJUARAAN TINGKAT PRESTASI
1 Lomba Hadrah Putra Kabupaten Juara III 9 Lomba MTQ Putra Propinsi Juara III
2 Lomba Mading Propinsi Juara I 10 Lomba MTQ Putri Propinsi Juara II
3 Lomba Teater Propinsi Juara I 11 Lomba MHQ Putra Propinsi Juara I
4 Lomba Baca Puisi Propinsi Juara I 12 Lomba MHQ Putri Propinsi Juara I
5 Lomba Baca Puisi Propinsi Juara II 13 Lomba MHQ Putri Propinsi Juara II
6 Lomba Karya Tulis Ilmiah Propinsi Juara III 14 Lomba MHQ Putri Propinsi Juara III
7 Lomba Mading Propinsi Juara I 15 Lomba Mading
8 Lomba Puitisasi Al-quran Propinsi Juara I Fak. Biologi UGM Propinsi Juara I

Juni 2010 21
Perjalanan
Inggris

Syi’ar Islam di Inggris


FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Di Inggris, kebanyakan masjid


menjadi pusat kegiatan keagamaan.
Di dalamnya mengelola kegiatan
ibadah sampai sosial yang semua
pengelolannya dipimpin oleh seorang
pemuka agama (Imam) yang telah
“dilegalisasi” oleh pemerintah. Seperti
di Masjid Umar yang member bantuan
ketika bencana tsunami melanda
Aceh.
Dari Masjid Umar, rombongan
berkunjung ke St. Philip’s
Centre, sebuah pusat kajian yang
memperjuangkan saling pengertian
antara sesama pemeluk agama dan
menjadi tempat dialog tokoh-tokoh
H. Jazilus Sakhok (ketiga dari kiri), berpose bersama rombongan di depan Al-Hijra School, Birmingham. agama di Eropa. Pusat kajian ini juga
mengadakan aktivitas sosial di antara

P
PSPA mendapat kehormatan Kunjungan yang dipandu oleh jamaah rumah ibadah masing-masing
mengirimkan perwakilannya Dr. Musharraf Hussain (Ketua IUIAG) agama. Kunjungan di Leicester
ke Inggris dalam program ini bertujuan untuk mempererat berakhir di Masjid al-Falah, pimpinan
“Indonesia-United Kingdom (UK) hubungan antarulama di kedua negara Imam Abdul Karim Ghewala.
Imam Exchange” pada 14-21 Desember mengenai pengembangan kehidupan Masjid al-Falah mempunyai
2008 silam. Program ini merupakan Islam. institusi pendidikan dasar Islam, yaitu
salah satu program yang telah Di Leicester, para perwakilan Madrasah al-Falah Darain. Setelah
direkomendasikan oleh Indonesia-UK pesantren mengunjungi Radio melihat-lihat sistem pembelajaran di
Islamic Advisory Group (IUIAG, Grup Hajj dan didaulat secara on air madrasah, rombongan dijamu makan
Penasihat Islam Indonesia-UK) untuk untuk mengutarakan pengalaman malam dalam suasana meriah dengan
menjalin kerjasama keagamaan antara keberagamaan umat Islam di menu makanan ala Pakistan.
Pemerintah Inggris dan Indonesia. Indonesia. Keesokan harinya rombongan
PPSPA diwakili oleh H. Jazilus Rombongan selanjutnya menuju Nottingham dan disambut oleh
Sakhok. Pesantren lain yang bertolak ke Jami’ Mosque dan Jami’ah Dr. Musharraf Hussain. Rombongan
mengirimkan utusannya adalah PP. Ali Ulumul Qur’an yang dikelola oleh diajak berkeliling ke institusi
Maksum Krapyak, PP. Nurul Ummah, komunitas Islam keturunan Deoband, pendidikan yang dia kelola, Islamia
Madrasah Muallimin Muhammadiyah, India. Sistem pendidikannya seperti School. Sekolah ini menyediakan
PP. al-Muayyad, dan PP. Assalam. pesantren salaf di Indonesia (klasik), pendidikan taman kanak-kanak,
Rombongan juga disertai perwakilan dengan satu ulama kharismatik yang sekolah dasar, dan sekolah menengah
dari Departemen Luar Negeri RI dan secara mutlak memegang kendali. dengan kurikulum pemerintah plus
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta. Asrama putra dan putri dipisah serta pelajaran agama Islam. Islamia School
Selama di Inggris, rombongan cara berpakaian ala Timur Tengah. merupakan institusi pendidikan di
bermalam di London dan berkunjung Terdapat pula Darul Ifta, sebuah bawah naungan Karimia Institute.
ke beberapa kota di Inggris lainnya, lembaga keagamaan yang dipimpin Setelah mengikuti pelajaran
yaitu Leicester, Nottingham, dan oleh seorang mufti yang berhak formal di siang hari, murid-murid
Birmingham. mengeluarkan fatwa. Islamia School diberi tambahan
Cuaca musim dingin antara 1-5 Rombongan kemudian menuju pelajaran keislaman di Karimia
derajat celcius tidak menghalangi Masjid Umar, yang mempunyai Institute pada malam hari. Karimia
rombongan untuk bertemu dengan lembaga pendidikan Islam bagi anak- institute juga mempunyai masjid dan
para ulama dan pimpinan institusi anak dengan kurikulum di Afrika radio untuk menyebarkan ajaran Islam
pendidikan Islam, serta berkunjung Selatan. Masjid ini dikelola oleh di kalangan kaum minoritas Islam di
ke beberapa masjid. masyarakat keturunan Afrika Selatan. Nottingham. Rombongan juga

22 Juni 2010
Perjalanan
inggris

mengunjungi Muslim Hands, lembaga keagamaan salafi, kebanyakan dari sepatutnya tidak lagi menjadikan
nirlaba yang mengumpulkan dana mereka adalah lulusan Arab Saudi, Timur Tengah sebagai kiblat
bagi umat Islam yang membutuhkan karena itu pendidikan Islam yang kehidupan keislaman, tetapi ke
di seluruh dunia. ada di dalamnya dikelola secara salafi Indonesia yang corak Islamnya lebih
Birmingham, adalah kota juga. damai dan lembut.
yang selanjutnya dikunjungi oleh London adalah destinasi Inggris misalnya, tutur Fuad,
rombongan setelah Nottingham. berikutnya, kota tempat tinggal bagi dihadapkan pada masalah banyaknya
Tempat pertama yang disinggahi di sekitar 1 juta umat Islam yang ada Imigran Muslim dari Asia Selatan yang
kota terbesar kedua di Inggris setelah di Inggris. Di kota ini rombongan belum ‘teringgriskan,’ tetapi masih
London ini adalah al-Hijra School, berkunjung ke Kedutaan Besar kental ‘bungkus’ Asia Selatan-nya.
sekolah swasta yang kini berstatus Indonesia dan bertemu dengan Yuri Meski sudah lama di Inggris mereka
negeri. Oktavian Thamrin, Duta Besar RI masih memakai pakaian ala Pakistan
Al-Hijra merupakan gambaran untuk Inggris. dan Afghanistan. Lain dengan
sekolah muslim yang berusaha Rombongan juga bertemu Muslim Indonesia yang mampu
menjadikan anak didiknya lebih dengan Fuad Nahdi, Direktur Eksekutif mengkolaborasikan Islam dengan
sebagai seorang “Muslim Inggris” Radical Middle Way, sebuah LSM yang budaya lokal, terutama atas peran
dibanding “Muslim di Inggris.” Dari menyuarakan pendekatan moderat ulama dan pesantren.
Sekolah al-Hijra, dalam beragama. Di akhir kunjungan, Dr.
rombongan Fuad Nahdi Musharraf mengatakan, “Gereja
menuju Ghamkol Gereja semakin banyak ditinggalkan m e r u p a k a n semakin banyak ditinggalkan dan
Sharif Mosque. dan berubah menjadi bar atau salah satu orang berubah menjadi bar atau restoran.
Bangunan masjid restoran. Doakan kami bisa yang memberi Doakan kami bisa membeli gereja-
ini membuat membeli gereja-gereja itu untuk masukan kepada gereja itu untuk diubah menjadi
r o m b o n g a n diubah menjadi masjid P e m e r i n t a h masjid.”
terkesima. Inggris untuk Untuk itulah, Dr. Musharraf
Di dalam m e n c o n t o h mengirimkan salam secara khusus
kondisi pemerintahan Inggris yang Indonesia dalam kehidupan keislaman. kepada KH. Mu’tashim Billah
sepenuhnya sekuler, kaum Muslim Menurut Fuad, Indonesia dan keluarga besar PPSPA untuk
yang minoritas ternyata mampu adalah negara berpenduduk Muslim memberikan doa dan dukungan moral
mendirikan sebuah masjid yang relatif terbesar di dunia tapi kehidupan bagi Syiar Islam yang lebih luas di
megah. Sama seperti kebanyakan keagamaannya amat moderat. Karena Inggris.
masjid di Inggris, di dalam Masjid itu negara-negara Barat sudah (Sakhok)
Ghamkol juga terdapat institusi

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN


pendidikan Islam dan berbagai usaha
bagi melayani hajat hidup kaum
Muslim di Birmingham.
Rombongan kemudian
singgah ke kantor Islamic Relief,
sebuah lembaga nirlaba yang
mengumpulkan dana bagi umat
muslim yang membutuhkan di
seluruh dunia. Islamic Relief
merupakan lembaga donor Muslim
terbesar di Inggris dan mempunyai
kantor perwakilan yang tersebar di
seluruh belahan dunia, bahkan di
Indonesia.
Selanjutnya rombongan
berkunjung ke Green Lane Mosque,
pusat bagi komunitas Markazi
Jamiat Ahl-E-Hadith. Sama seperti
masjid-masjid lain, Masjid Green
Lane dikelola oleh komunitas
H. Jazilus Sakhok (tiga dari kanan) dan rombongan berfoto bersama Bapak Yuri Oktavian Thamrin, Dubes RI untuk
Muslim yang mempunyai orientasi Inggris (kelima dari kanan) di Kedutaan Besar RI di London.

Juni 2010 23
Lughah
English

A Visitor’s Advice

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN


on Visitors
By Erica Petrofsky

Volunteer In Asia (ViA) 2009 - 2010 di PPSPA

A
s PPSPA’s volunteer teacher this year, I have had knowledge level and tastes so they can feel comfortable
the opportunity to meet visitors from Indonesia, and gain understanding. An easy way for me to illustrate
East Timor, Australia, even as far as America. All this point is with food. When my group came, we wanted
of these people come to learn about pesantren education to try Indonesian food, but it was also true that our tastes
in Indonesia; about its curriculum, facilities, educational are different because of our culture, and we were new to
culture, local culture, and more. Many visitors have access Indonesian food. So tempe and tahu bacem were too sweet
to information about these subjects at home – in books, on for some people, and when I was with another group of
websites, or from other people – but nothing can replace American visitors, some were worried about whether the
first-hand experience. PPSPA’s practice of telling visitors raw lettuce in the gado-gado was safe to eat, because
about its programs, taking them on tours of its grounds, American government health agencies warn against eat-
and introducing them to its students is very helpful in this ing raw vegetables in tropical countries for health reasons.
regard. So I would say to provide authentic Indonesian foods, but
Of course, some visitors have not done research provide a variety of tastes (i.e., not all sweet) and reassure
about pesantrens before coming to PPSPA (I know I had visitors by telling them exactly what they’re eating (no
not), so a more general introduction to the subject may “mystery meat” kebabs) and why it’s safe.
also be useful for these visitors. And the comparison be- The bottom line is that visitors want to understand
tween other schools and this one will help visitors see your reality, so for example, though Americans, who have a
what’s special and important about what is done here. This rather relaxed culture, might not enjoy standing in the hot
may also be the case with other subjects, depending on sun for the sake of a ceremony, they will definitely enjoy
who the visitor is: for example, when I first visited PPSPA seeing the way your culture greets guests, and the way
with my organization, VIA, we were all curious about the your culture puts on a ceremony. Thus, if you’re not sure
pesantren’s interpretation of Islam and implementation of if what you’re doing to entertain your guests is satisfactory
its precepts, but we did not come up with many questions for them, just ask yourself if what you’re showing them is
when asked. This was because most of us did not know authentic to the cultures of Indonesia, Java, Yogyakarta,
enough about the subject to know what questions to ask. and the pesantren. If the answer is yes, you’re sure to
So for a successful visit, show visitors an authentic please.
view of the pesantren, but adjust the presentation to their

HELPFUL VOCABULARY

First-hand Dari tangan pertama The bottom line Pokoknya


Authentic Asli Practice Kebiasaan
Presentation Pergelaran In this regard Dalam hal ini
Taste Kesukaan Satisfactory Memuaskan
“Mystery meat” Daging jenisnya misteri Interpretation Tafsiran
Reality Kenyataan For the sake of Demi

24 Juni 2010
Lughah
English

Building the Path to a


Multicultural Community

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN


By Rebecca Wick Gluckstein

Volunteer In Asia (ViA) 2008 - 2009 di PPSPA

W
e are living in a world that is becoming ever more held stereotypes of Westerners. I distinctly remember two
polarized by people adhering unbendingly to strin- groups of visitors who were invited to see the school and
gent beliefs cultural, religious, political and eco- meet with students. Interfaith dialogues spoke about the
nomic in scope. The less flexible we become as a global possibility of a religious minority to act as a mediator in a
society, the more difficult it becomes to build communities conflict between religious majorities, promoting the idea of
founded on courtesy, kindness, respect and trust at local, respecting other religions and focusing on common goals
national, and international levels. It is sad because these rather than divisive elements. When the Australians came
are traits that allow for the existence of an engaged multi- to visit, students were able to learn about Muslim life in a
cultural society. However, PPSPA strives to teach students’ non-Muslim, Western nation at the same time as learning
the value of a multicultural community through inter-cul- about Australian culture.
tural and –religious dialogue. However, intercultural dialogue is not only about
From the moment I arrived at PPSPA, I was touched learning other cultures and religions, it’s also about sharing
by the way all VIA volunteers, not only the school’s volun- one’s own culture and religion. Some of the events I value
teer, are considered family. The willingness to help volun- most from my time at PPSPA are being invited to watch the
teers and even friends of VIA volunteers, accepting us as slaughter and helping cook at Idul Adha as well as watch-
we are, not telling us to dress or express ourselves a certain ing the students parade through the streets in costume at
way, is a demonstration of the utmost kindness and respect. night bearing torches and blowing fire (takbiran keliling). I
Welcoming all VIA volunteers to practice teaching in class- feel blessed that the PPSPA community shared these events,
rooms at PPSPA shows that PPSPA teachers and staff trust both cultural and religious, with me. At an even more basic
that the students can be exposed to people from different level, living in a multicultural community and engaging in
cultural and religious backgrounds without losing sight of intercultural dialogue is about sharing dinners, taking trips
their own beliefs. I remember one of the new volunteers together, dancing in ruins, and baking pies together. The
wearing a knee-length dress to PPSPA, but nobody told her enthusiasm with which the teachers and staff interact with
she was not welcome. The reaction was courteous; people other cultures encourages students to follow suit.
understood that she was dressed in a manner appropriate PPSPA has set the foundation blocks for students
for a similar event in her own culture. The community at to become great inter-cultural communicators, but it can
PPSPA lives the values of courtesy, kindness, respect, and go even farther in the coming years by creating a cross-
trust, thereby opening doors to the world beyond Indonesia cultural understanding club, online inter-group dialogues
for the students and promoting curiosity about other cul- using Skype, and working towards study exchanges for se-
tures and religions. lected students. I hope PPSPA continues to produce well-
As a volunteer in 2008-2009, never was there a rounded, analytical thinkers who strive to build bridges
moment when I felt judged for holding different religious and close gaps between different cultures, religions, politi-
beliefs. In fact, students’ and teachers’ curiosity about cal ideas, and economic standings to create a global com-
religious beliefs (Buddhism, Judaism, Catholicism) and munity as peaceful, warm, and welcoming to live in as the
race relations in the United States was impressive. Even PPSPA community.
more inspiring is the openness to re-evaluating commonly

Juni 2010 25
‫‪Lughah‬‬
‫‪Arab‬‬

‫صبغة اإلخالص للمعاىد اإلسالمية يف تربية الشعب اإلندونيسي‬


‫‪FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN‬‬

‫إعداد‪ :‬عماد الدين سوكامتو‬

‫ال خيفي علينا أن املعاىد اإلسالمية تنتشر مع انتشار اإلسالم يف إندونيسيا‪ .‬فهو نظام قدمي‬
‫قدم الدعوة اإلسالمية بإندونيسيا‪, .‬واملعهد اإلسالمي نظام تربوي فريد يف نوعو يكاد ال جنده خارج‬
‫إندونيسيا‪ .‬وىو عبارة عن مكان تربوي وتعليمي يبقى فيو الطالب واملدرسون لسنوات عديدة حتت‬
‫رعاية معلم – ويف نفس الوقت مرشد روحي‪ -‬يدرسون كتب الًتاث اإلسالمية يف نظام خاص‪ ،‬إال‬
‫أنو مع مرور الزمن يتطور تطورا متياسرا مع مقتضيات حاجات اجملتمع اإلسالمي احمليط بو‪ .‬وكان قد‬
‫أنشأه العلماء اجملاىدون املخلصون‪ .‬إهنم ال يعتمدون على تكاليف احلكومة والراتب الشهري يف‬
‫إنشاءىا وإمنا يعتمدون على اهلل‪ .‬وىذا ال يعين ترك املساعي الظاىرة من كسب األرزاق وحث الناس‬
‫على اإلنفاق يف سبيل اهلل‪ .‬لقد فعلوا ذلك‪ ،‬إال أن اعتمادىم احلقيقي على اهلل‪.‬‬

‫والعلماء الذين ىم ورثة األنبياء يتحلّون باإلخالص يف أعماهلم فهم ال يبتغون بإنشاء‬
‫املعاىد اإلسالمية عرضا من الدنيا إمنا فعلوا ذلك ابتغاء مرضاة اهلل‪ .‬من ىنا ميكننا أن نقول بأن‬
‫اإلخالص ىو امليزة األوىل اليت تتميز هبا املعاىد اإلسالمية وبدونو فقدت املعاىد اإلسالمية ميزهتا‬
‫األوىل اليت تنبين عليها‪ ،‬كما أن اإلخالص كذلك يعترب صبغة يتخلق هبا طالب املعاىد اإلسالمية‪.‬‬
‫ومن الالفت لالنتباه أن شعار وزارة الشؤون الدينية اإلندونيسية اليت يعمل فيها الكثري من خرجيي‬
‫املعاىد اإلسالمية ىو ‪ :‬اإلخالص يف العمل )‪ . (Ikhlas Beramal‬من ىنا ميكننا ان نقول أن صبغة‬
‫املعاىد اإلسالمية قد ّلونت شعار وزارة الشؤون الدينية اإلندونيسية‪.‬‬

‫اإلخالص ىو أن جيعل املسلم كل أعمالو هلل ‪-‬سبحانو‪ -‬ابتغاء مرضاتو‪ ،‬وليس لغريه‪ .‬فهو ال يعمل لرياه‬
‫على املسلم أن خيلص النية يف كل عمل يقوم بو حىت يتقبلو‬
‫الناس‪ ،‬ويتحدثوا عن أعمالو‪ ،‬وميدحوه‪ ،‬ويثْ نُوا عليو ‪ .‬ف‬
‫خالصا لوجهو تعاىل‪ .‬قال تعاىل يف كتابو‪{ :‬وما‬
‫ً‬ ‫اهلل منو ‪ ،‬ألن اهلل ‪-‬سبحانو‪ -‬ال يقبل من األعمال إال ما كان‬
‫أمروا إال يعبدوا اهلل خملصني لو الدين حنفاء} [البينة‪ ]5 :‬وقال صلى اهلل عليو وسلم‪( :‬إن اهلل ال يقبل من العمل‬
‫وجهو) النسائي‪.‬‬ ‫ِ‬
‫خالصا‪ ،‬وابْتُغي بو ُ‬
‫ً‬ ‫إال ما كان لو‬

‫‪26‬‬ ‫‪Juni 2010‬‬


‫‪Lughah‬‬
‫‪Arab‬‬

‫تاجرا أو طالبًا أو غًن ذلك‪ .‬فالعامل املخلص يتقن‬


‫واإلخالص صفة الزمة للمسلم سواء كان عامال أو ً‬
‫عملو ألن اهلل أمر بإتقان العمل وإحسانو‪ ،‬والتاجر املخلص يتقي اهلل يف جتارتو‪ ،‬فال يغايل على الناس‪ ،‬إمنا يطلب‬
‫دائما‪ ،‬والطالب املخلص جيتهد يف مذاكرتو وحتصيل دروسو‪ ،‬وىو يبتغي مرضاة اهلل ونَ ْفع املسلمٌن‬
‫الربح احلالل ً‬
‫هبذا العلم‪ .‬فاملسلم ال بد أن يتحلى باإلخالص يف العبادة ‪ .‬فاهلل تعاىل ال يقبل من طاعة اإلنسان وعبادتو إال‬
‫خالصا لو‪ ،‬وقال صلى اهلل عليو وسلم يف احلديث القدسي عن رب العزة‪( :‬أنا أغىن الشركاء عن الشرك‪،‬‬
‫ما كان ً‬
‫من عمل عمال أشرك فيو معي غًني‪ ،‬تركتُو وشرَكو) [رواه مسلم]‪.‬‬

‫‪:‬إن ىناك ً‬
‫قوما يعبدون شجرة‪،‬‬ ‫حيكى أنو كان يف بين إسرائيل رجل عابد‪ ،‬فجاءه قومو‪ ،‬وقالوا لو‬
‫فأسا؛ ليقطع الشجرة‪ ،‬ويف الطريق‪ ،‬قابلو إبليس يف صورة شيخ‬
‫شديدا‪ ،‬وأخذ ً‬
‫ويشركون باهلل؛ فغضب العابد غضبًا ً‬
‫كبًن‪ ،‬وقال لو ‪:‬إىل أين أنت ذاىب؟‬

‫فقال العابد‪ :‬أريد أن أذىب ألقطع الشجرة اليت يعبدىا الناس من دون اهلل‪ .‬فقال إبليس‪ :‬لن أتركك‬

‫تقطعها ‪ .‬وتشاجر إبليس مع العابد؛ فغلبو العابد‪ ،‬وأوقعو على األرض ‪.‬فقال إبليس‪ :‬إين أعرض عليك ً‬
‫أمرا ىو‬
‫خًن لك‪ ،‬فأنت فقًن ال مال لك‪ ،‬فارجع عن قطع الشجرة وسوف أعطيك عن كل يوم دينارين‪ ،‬فوافق العابد ‪.‬‬
‫ويف اليوم األول‪ ،‬أخذ العابد دينارين‪ ،‬ويف اليوم الثاين أخذ دينارين‪ ،‬ولكن يف اليوم الثالث مل جيد الدينارين؛‬
‫فغضب العابد‪ ،‬وأخذ فأسو‪ ،‬وقال‪ :‬البد أن أقطع الشجرة‪ .‬فقابلو إبليس يف صورة الشيخ الكبًن‪ ،‬وقال لو‪ :‬إىل‬
‫أين أنت ذاىب؟ فقال العابد‪ :‬سوف أقطع الشجرة‪.‬‬

‫العابد‪ ،‬وألقى بو على األرض‪،‬‬


‫إبليس َ‬‫فقال إبليس‪ :‬لن تستطيع‪ ،‬وسأمنعك من ذلك‪ ،‬فتقاتال‪ ،‬فغلب ُ‬
‫غضبت يف املرة األوىل هلل‬
‫َ‬ ‫فقال العابد‪ :‬كيف غلبتَين ىذه املرة؟! وقد غلبتُك يف املرة السابقة! فقال إبليس‪ :‬ألنك‬
‫فأمنك اهلل مين‪َّ ،‬أما يف ىذه املرة؛ فقد غضبت لنفسك لضياع الدينارين‪،‬‬
‫خالصا لو؛ َّ‬
‫‪-‬تعاىل‪ ،-‬وكان عملك ً‬
‫فهزمتُك وغلبتُك‪.‬‬

‫وىذا ىو السر يف استمرار كيان املعاىد اإلسالمية يف إندونيسيا يف تارخيها الطويل‪ ،‬ذلك ألن‬
‫العلماء الذين يتولون شؤون املعاىد اإلسالمية يتحلون باإلخالص‪ ،‬فهم خملصون يف تربيتهم‬
‫ونعليمهم وعملهم‪ .‬فإذا أردنا أن يكون معهدنا قويا فاإلخالص ال بد أن يكون صبغة للمعهد‬
‫تتمثل يف مجيع نواحي احلياة فيو‪ ،‬وليس جمرد صبغة فارغة‪( .‬ع س)‬

‫‪Juni 2010‬‬ ‫‪27‬‬


Opini
KH. Mufid Mas’ud

Memaknai Kembali
Pesan-pesan
Romo KH Mufid Mas’ud
Oleh : DR. H. Ali Nurdin
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

P
ada bulan September tahun murid atau santri nantinya dapat
1991, saya diantar oleh ayah memberikan pengabdian terbaik pada
saya berpamitan kepada Romo bidang masing-masing. Ada beberapa
Kiai Mufid Mas’ud, sekaligus mohon pesan beliau -sepanjang yang saya
doa restu untuk dapat melanjutkan dapat tangkap- yang selalu relevan
kuliah di Jakarta. Saat itu, hati saya untuk menjadi bekal kehidupan.
berdebar-debar menunggu respon
beliau. “Kowe tak izinke, ning adimu Menuntut Ilmu Tiada Henti
ora usah melu kowe” (kamu saya Ada kesan, khususnya di
izinkan tapi adikmu tidak usah kalangan santri huffadz, bahwa
ikut kamu). Akhirnya saya mantap setelah khataman bil ghoib
melangkah untuk meneruskan studi dilaksanakan sepertinya menjadi
di Jakarta. Sementara adik saya, akhir tugas menuntut ilmu. Kesan
Ada kesan bahwa Dalhari, mengikuti pesan Romo Kiai yang keliru seperti inilah yang
setelah khataman ke Jawa Timur seingat saya selalu ditekankan oleh
Saya percaya setiap santri, Romo Kiai agar dihindari. Mengahafal
bil ghoib sepertinya
apalagi yang huffadz, pasti Al-Qur’an secara lancar adalah sebuah
menjadi akhir tugas memperoleh isyarah, amanah, pesan kewajiban khususnya bagi santri
menuntut ilmu. -atau apalah namanya- baik langsung huffadz, tetapi hanya berhenti di
Kesan yang keliru maupun tidak langsung, dari Romo menghafal saja belum cukup untuk
seperti inilah yang Kiai. Hal-hal tersebut begitu penting dapat menjadi bekal berhidmat secara
selalu ditekankan untuk kita renungkan kembali sebagai ideal terhadap Al-Qur’an. Maka setiap
oleh Romo Kiai agar bekal untuk melanjutkan estafet usaha untuk lebih dapat memahami,
perjuangan beliau dalam berhidmat menghayati dan pada akhirnya
dihindari
kepada Al-Qur’an khususnya, dan mengamalkan isi kandungan Al-
Islam pada umumnya. Di sisi lain yang Qur’an adalah cita-cita Romo Kiai
juga menarik adalah, bahwa pesan yang harus terus digelorakan oleh
yang ditujukan kepada masing-masing setiap santri. Harapan beliau jelas
santri tidak sama. Beliau memberi merupakan manifestasi dari ajaran Al-
arahan yang belakangan disadari Qur’an.
oleh masing-masing santri sebagai Di sini saya berikan ilustrasi
hal yang tepat untuk dijadikan lahan bagaimana Al-Qur’an mendorong
pengabdian. Dalam berspektif ilmu orang agar terus menuntut ilmu.
pendidikan modern, inilah yang Apresiasi atau perhatian Al-Qur’an
oleh para ahli disebut sebagai “guru terhadap ilmu pengetahuan dapat
visioner”. Yang bukan hanya memberi kita mulai dari melihat betapa
pengetahuan dan wawasan, melainkan seringnya kitab suci ini menyebut
juga mampu menginspirasi agar setiap kata ‘ilm (pengetahuan) dengan

28 Juni 2010
Opini
KH. Mufid Mas’ud

segala derivasinya (pecahannya) salah satu bentuk ibadah yang bernilai Memaknai Mujahadah
yang mencapai lebih dari 800-an kali. tinggi dan harus dilakukan oleh setiap Setiap santri Pesantren Sunan
Belum lagi ungkapan lain yang dapat Muslim sepanjang hidupnya. Maka Pandanaran pasti mengetahui apa
memiliki kesamaan makna menunjuk kalau pada masa modern dikenal itu mujahadah, yang minimal mereka
arti pengetahuan, seperti: kata al-fikr, istilah pendidikan seumur hidup (long laksanakan setiap seminggu sekali,
al-nazhr, al-bashar, al-tadabbur, al- live education), maka Islam sejak awal yaitu pada Kamis malam dan Jum’at
dzikr, dan lain sebagainya. Kata ‘ilm menekankan kepada umatnya untuk pagi. Dengan bermujahadah, pesan
menurut para ahli bahasa Al-Qur’an terus menambah ilmu pengetahuan. moral seperti apa yang hendak Romo
mengandung arti “pengetahuan akan Etos untuk terus menambah ilmu Kiai ajarkan kepada para santrinya?
hakekat sesuatu”. pengetahuan dapat diterjemahkan Dari yang selalu beliau
Dari kata kunci inilah, kita dapat bahwa yang disebut belajar atau sampaikan kepada para santri,
mulai melacak bagaimana Al-Qur’an menuntut ilmu bukan hanya pada paling tidak ada tiga hal yang perlu
memberikan perhatian terhadap ilmu usia tertentu atau dalam formalitas mendapat perhatian yaitu: Pertama,
pengetahuan di antaranya: Pertama, satuan pendidikan tertentu. berusaha sungguh-sungguh. Pesan
wahyu Al-Qur’an yang turun pada Sepanjang hayat masih moral yang ingin beliau ajarkan
masa awal mendorong manusia untuk dikandung badan, maka kewajiban kepada para santri adalah, cita-cita
memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam untuk terus menuntut ilmu tetap mulia tidak mungkin tercapai tanpa
ayat-ayat yang pertama kali turun, al- melekat dalam diri setiap Muslim. kesungguhan. Ini sesuai dengan
’Alaq [96]: 1-5, tergambar dengan jelas Salah satu hikmahnya adalah makna kebahasaan mujahadah yang
betapa kitab suci Al-Qur’an memberi bahwa kehidupan terus mengalami mengandung arti ”sungguh-sungguh”.
perhatian yang sangat serius kepada perubahan dan perkembangan Saya masih selalu ingat bagaimana
perkembangan ilmu pengetahuan. menuju kemajuan. Maka, kalau beliau menekankan agar bersungguh-
Sehingga Allah Swt menurunkan seorang Muslim tidak terus menambah sungguh dalam menjalani hidup dan
petunjuk pertama kali terkait dengan pengetahuannya jelas akan tertinggal akan mengecam santri yang malas dan
salah satu cara untuk memperoleh ilmu oleh perkembangan zaman. Al-Qur’an banyak tidur.
pengetahuan yang dalam redaksi ayat jelas membedakan antara orang Kedua, mengajarkan
tersebut menggunakan kata ”Iqra”. yang berpengetahuan dengan orang kemandirian. Dengan bekal
Makna perintah tersebut bukanlah yang tidak berpengethuan. Hal ini mujahadah, setiap santri dididik
hanya sebatas membaca dalam arti dijelaskan dalam surat al-Zumar [39]: untuk dapat berkhidmad kepada Al-
membaca teks, tetapi makna iqra’ 9 Artinya: … Katakanlah: “Adakah Qur’an secara mandiri. Maksudnya
adalah membaca dengan melibatkan sama orang-orang yang mengetahui tidak menggantungkan uluran tangan
pemikiran dan pemahaman. dengan orang-orang yang tidak orang lain, tetapi berserah diri kepada
Itulah kunci perkembangan ilmu mengetahui?” Sesungguhnya orang Allah Swt. Tekad yang kuat, usaha
pengetahuan dalam sepanjang sejarah yang berakallah yang dapat menerima sungguh-sungguh dan bertawakkal
kemanusiaan. Dalam konteks modern pelajaran. kepada Allah Swt itulah resep yang
sekarang, makna iqra’ dekat dengan Keempat, orang yang berilmu selalui beliau ulang untuk dapat
makna reading with understanding akan dimuliakan oleh Allah. Hal ini diresapi para santri.
(membaca disertai dengan diisyaratkan dalam surat al-Mujadalah Ketiga, kekuatan doa. Dengan
pemahaman). [58]: 11. Dari ayat tersebut jelas bermujahadah, Romo Kiai Mufid
Kedua, tugas manusia sebagai bahwa kemuliaan dan kesuksesan ingin mengajarkan kepada para
khalifah Allah di Bumi akan sukses hidup hanya milik orang yang berilmu santri bahwa pintu pertolongan Allah
kalau memiliki ilmu pengetahuan. dan beriman. tidak pernah terkunci, hanya perlu
Hal ini ditegaskan dalam surat al- Orang yang beriman tetapi tidak didatangi secara istiqomah. Terkadang
Baqarah [2]: 30-31. Ketiga, Muslim memiliki ilmu pengetahuan maka pintu pertolongan dari-Nya harus
yang baik tidak pernah berhenti tidak akan memperoleh kemuliaan di diketuk, dan itulah fungsi berdoa.
untuk menambah ilmu. Ajaran ini sisi Alla. Dengan berdoa secara sungguh-
tertuang dalam surat Thaha [20]: 114. Sebaliknya, bagi orang yang sungguh setiap niat baik insya Allah
Dalam ayat tersebut diajarkan salah hanya berilmu saja tanpa disertai akan mendapat ridho Allah swt.
satu doa yang harus dipanjatkan iman maka juga tidak akan membawa Firman Allah, “Tuhanmu tidak akan
oleh setiap Muslim untuk memohon manfaat bagi kehidupannya, termasuk mempedulikan hidupmu kalau bukan
kepada Allah agar ditambahkan ilmu di akhirat kelak. karena doa-doamu...” (al-Furqan [25]:
pengetahuan. Dari ayat ini juga dapat Pesan lain Romo Kiai yang tidak 77). Wallahu a’lam.
dipetik pelajaran bahwa Al-Qur’an kalah pentingnya adalah agar setiap * Alumnus Huffadz PPSPA 1991,
mengajarkan, menuntut ilmu adalah santri istiqomah dalam bermujahadah. Pembantu Rektor III PTIQ Jakarta

Juni 2010 29
Opini
KH. Mufid Mas’ud

Etos Kemandirian
Mbah Mufid
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Oleh : Mohammad Ali Hisyam

B
anyak ihwal yang dapat kita santri merasa dianggap sebagai anak
teladani dari profil almarhum yang didekap dalam asuhan. Bapak
almaghfuuru lahu KH. Mufid menjadikan Ponpes Sunan Pandanaran
Mas’ud. Para santri dan alumni, yang dirintisnya semenjak tahun
langsung maupun tidak, telah 1975, miniatur dari keluarga besar
diwarisi oleh pelbagai wejangan, yang memadukan mozaik aneka warna
etos perjuangan, karakter, hingga dalam satu harmoni.
tauladan hidup yang sarat nilai luhur Kesan lain yang bisa kita
dari pengalaman hidup bersama ulama baca dari sejarah kehidupan Bapak
kharismatik kelahiran Klaten ini. adalah kentalnya kegigihan dalam
Pembacaan dan penafsiran kita akan mengarungi hidup. Keuletan berikhtiar
pengalaman tersebut seyogiyanya kerap tidak hanya terdengar dari
mampu menjadi ransum spirit untuk pesan-pesan beliau. Lebih dari itu,
bekal hidup nyata di lingkungan Bapak mengajari para santri untuk
sosial masyarakat. benar-benar mempraktikkan konsep
Imbauan untuk Beberapa warisan moral yang beribadah (amal) senafas dengan
memanggil beliau bisa dipelajari dari biografi beliau upaya bekerja keras dalam bentuk
dengan panggilan antara lain adalah sikap kekeluargaan riyadhah yang kontinu. “Menungso
yang beliau patrikan kepada keluarga iku kudu gelem urip rekoso…”, Kurang
“Bapak” serta “Mas” dan para santrinya. Sikap simpatik lebih begitulah sejuknya ungkapan
dan “Mbak” untuk dan familiar yang bukan hanya nasihat yang acapkali kita dengar dari
keluarga ndalem bisa sebatas anjuran, melainkan lebih pada Bapak.
dimaknai sebagai penerapan secara langsung. Contoh Perpaduan antara iman, ilmu,
keinginan yang kecil, imbauan untuk memanggil dan amal mesti diwujudkan secara
beliau dengan panggilan “Bapak” praktis. Himbauan “riyadhoh sing
amat tulus untuk serta “Mas” dan “Mbak” untuk mempeng” khas Mbah Mufid tidak lagi
meniadakan jarak keluarga ndalem. Betapapun, hal ini menari sebatas slogan belaka, namun
emosional dan tabir bisa dimaknai sebagai keinginan yang para santri benar-benar diajak guna
sosial antara seorang amat tulus untuk meniadakan jarak melihat dan terlibat langsung. Langkah
Kiai dan para santri emosional dan tabir sosial antara da’wah bil haal yang ditempuh Bapak,
seorang Kiai dan para santri, tanpa dirasa lebih mampu memberikan atsar
tanpa sekali-kali sekali-kali menafikan aspek akhlaq (pengaruh) yang pekat dan membekas
menafikan aspek dan relasi guru-murid yang wajar di kuat pada kesadaran orang-orang di
akhlaq dalamnya. sekelilingnya, terutama para santri.
Lazimnya di pondok Upaya keras untuk senantiasa belajar
pesantren, hubungan antara kiai- sekaligus memanfaatkan ilmu, pada
santri yang bersifat hierarkis (atas- aras ini, sealur dengan pesan Imam
bawah), pada titik ini, coba untuk Syafi’i, “wa nshab fainna ladzidz
diminimalisir, sehingga relasi berjalan al-‘aisyi fi annashab”. Bekerja dan
harmonis dan cair. Perasaan dan belajar yang optimal adalah wujud
ketulusan yang hadir layaknya seorang dari kenikmatan hidup yang hakiki.
ayah dan anak dalam sebuah simpul Membaca Al-Qur’an, sholawat
ikatan keluarga. Bagaimanapun, dan beragam aurad adalah rangkaian
ada nuansa keteduhan yang hangat amalan harian pokok yang diterapkan
dan penuh ayom ketika seorang sekaligus diwanti-wanti Bapak supaya

30 Juni 2010
Opini
KH. Mufid Mas’ud

dilakukan oleh para santri dengan sendiri. Berdiri di atas kaki sendiri harus mewah. Kesan bahwa Bapak
penuh keikhlasan. Nyaris tak boleh senyampang masih memiliki kekuatan adalah pribadi yang cinta kebersihan
ada celah waktu yang kosong dari untuk bertahan dan melangkah. dan keteraturan, antara lain bisa
kegiatan bernuansa amal dan ibadah. Walaupun bukan berarti kita harus dilihat dari anjuran beliau agar para
Pola pemanfaatan waktu ala Bapak selalu menolak bantuan dan derma santri saat menyetor hafalan Al-
semacam ini dapat disaksikan secara orang yang hendak memberi sokongan Qur’an senantiasa berbusana polos,
nyata. Betapa beliau, misalnya, dalam pelbagai bentuk pertolongan. menghindari pakaian beraneka motif
demikian istiqamah mengamalkan Bapak mendidik kita dan berwarna mencolok. Bahkan,
amalan, kapanpun dan dimanapun bagaimana menghargai usaha dan lebih kurang sejak awal tahun 2000-
kesempatan untuk melakukan hal kemandirian tanpa menafikan dan an, seluruh santri mutahafidzien
itu tersedia. Bagaimana Bapak memadamkan minat orang lain diwajibkan mengenakan gamis putih.
selalu membaca Al-Qur’an di setiap untuk juga turut berbagi menanam Dan ini berlaku hingga sekarang.
kesempatan. Mulai dari dalam kamar dan memanen kebajikan. Man jadda Demikianlah. Sejumlah kesan
kediaman beliau, di masjid bersama wajada. Ringkasnya, keringat sendiri di atas hanyalah sekelumit gambaran
santri, di atas kendaraan saat niscaya akan tercium lebih wangi, dari sehimpunan tauladan yang akan
bepergian, hingga di tempat darurat dan semangat mandiri bakal terasa amat panjang bila diurai. Seorang
seperti rumah sakit, ketika beliau nyaman dinikmati. bekas santri yang nakal seperti saya,
menjalani pelayanan medis. Pusaka kebajikan lain sungguh jauh dari pantas, jelas hanya
Sejumlah saksi melukiskan yang ditaburkan oleh Bapak guna berkemampuan selintas, dan tak akan
bagaimana Bapak selalu tak lepas ditauladani adalah keinginan dan sikap pernah tuntas menggambarkan kelas
dari membaca Al-Qur’an bahkan untuk selalu menghargai siapapun. dan figuritas KH. Mufid Mas’ud, salah
hingga detik menjelang kewafatan Kemauan luhur idkhal assuruur, seorang sosok ulama kharismatik
beliau. Makna sejati dari tauladan menyenangkan orang, tercermin yang telah mampu melahirkan banyak
yang disodorkan Bapak adalah “tak ulama dan tokoh masyarakat di
bakal pernah ada kesulitan dan akan seantero nusantara dalam binaan dan
selalu tersedia kemudahan, apabila didikannya.
seseorang memang berniat untuk
“Ikhtiar dan doa dibingkai menjadi Ibarat biografi tebal, kisah
mengerjakan kebajikan.” Menjauhi satu paket penangkal bagi mentali- kehidupan beliau adalah karya
amalan, dengan berbagai alasan, tas malas yang selalu mengandal- pustaka historis yang fenomenal,
hanyalah belaka bualan dan buah dari yang mungkin saya sendiri (sebagai
kemalasan. Faqra’uw ma tayassara kan uluran bantuan orang lain.” santri biasa), hanya mampu meraba
min al-qur’an… dan mengeja di sekisar lembar
Kemauan untuk bekerja pengantar saja. Belum menyentuh
keras yang diwariskan oleh Bapak, antara lain dari kebiasaan Bapak kandungan isi (apalagi sampai
pada dimensi tertentu, juga berarti yang senantiasa berusaha menghadiri pada halaman kesimpulan) yang
ajakan kuat untuk memantapkan undangan tepat pada waktu yang sesungguhnya. Akhirnya kita bisa
kemandirian. Usaha seseorang ditentukan. Pun juga usaha untuk berharap semoga jasa-jasa besar
merupakan ukuran sejauh mana ia menghindari kekecewaan tuan rumah beliau mampu memayungi jiwa,
berniat untuk mandiri tanpa (harus saat ia berniat menghormati kita. memancarkan motivasi dakwah, dan
selalu) bergantung kepada fasilitas Seorang alumni pernah memantik spirit kebaikan kepada
pemberian orang lain. Mental baja menuturkan pengalaman saat para santri, alumni, dan masyarakat
berupa sikap pantang mengemis iba mendampingi Bapak pada sebuah muslim pada umumnya.
dan merangsang simpati dari pihak acara dalam kondisi ada santri yang ‘Alaa kulli haal, membaca
lain, ditunjukkan oleh Bapak dalam sedang berpuasa sunnah. Bapak profil Bapak, saya teringat pepatah
banyak hal. Antara lain dalam aspek tak urung menyuruh si santri untuk klasik: “Nyalakanlah sinar walau
penggalangan modal finansial bagi membatalkan puasanya dan menikmati hanya secercah cahaya lilin. Itu lebih
pembangunan dan pengembangan hidangan yang disuguhkan, semata baik dari sekedar diam sembari terus
pesantren. Bapak mengajarkan demi menyenangkan perasaan sang mengutuk kegelapan”.
agar kita merasa segan meminta tuan rumah. Beliau juga selalu Kafaa Billahi ‘Alymaa...
serta mencegah para santri untuk membawa para santri menghadiri
mendamba belas kasihan orang. undangan dengan penampilan yang * Alumnus PP Sunan Pandanaran. Karya-
Ikhtiar dan doa dibingkai rapi dan simpatik. karyanya berulang kali dimuat di media
menjadi satu paket penangkal Satu hal lagi, Bapak cetak nasional seperti KOMPAS, Jawapos,
bagi mentalitas malas yang selalu selalu berpenampilan (khususnya Seputar Indonesia, Republika, Tabloid BOLA
dan sebagainya. Sempat menjadi dosen di
mengandalkan uluran bantuan busana yang dikenakan) bersih, Universitas Trunojoyo, Madura dan kini sedang
orang lain. Kita dituntut untuk rapih, dan pantas. Ini bagian dari melanjutkan studinya di Malaya University,
selalu berupaya dengan jerih payah pengamalan bahwa indah tak selalu Kuala Lumpur, Malaysia.

Juni 2010 31
Sastra
Cerpen

SENYUM YANG TERENDAP


Oleh: Khaleedah (Komplek IV)

“Nanti, pa’e bawakan aku mainan


to, bu? Arif mau mobil-mobilan, bu.” Si
bungsu ikut merengek.
“Iya, nanti pasti pa’e bawakan
hadiah dan mainan buat kalian.” Masih
dengan senyum pahit ia menjawabnya.
Begitulah, entah sejak kapan
suaminya berubah sikap dan ia tak
berani menanyakan sebabnya. Yang ia
tahu hanyalah bagaimana menjadi istri
yang baik bagi suaminya. Dan kini,
suaminya pergi begitu saja. Ia harus
sendirian membesarkan dan merawat
kedua anaknya, calon anak yang ada
dalam kandungannya, dan juga ibunya.
Dengan peluh bercucuran, tiap hari
ia merasakan kepayahan menggarap
sawah yang juga ditinggalkan
suaminya begitu saja. Ia harus bekerja
membanting tulang dalam keadaan
hamil tua. Dalam tiap kepayahannya,
ia menyesali dan meratapi nasibnya.

H
idup adalah perjuangan. sekarang. Mengapa dalam keadaan seperti ini
Setidaknya itu yang pernah ***** haruslah ditinggalkan suami entah ke
didendangkan DEWA 19 21 tahun yang lalu… mana. Belum lagi pertanyaan anak-
dalam salah satu hitsnya. Bagiku, Hujan luar biasa deras. Namun anaknya kenapa si bapak tak kunjung
kalimat itu memang benar. Hidupku tak menghentikan pria itu untuk pulang. Tak kunjung membawakan
adalah untuk berjuang, untuk apa saja. mengemasi seluruh barang-barangnya. mainan. Ia hanya mampu menjawab
Gelapnya langit malam Singapura Sangat terlihat ia begitu terburu-buru. dengan (lagi-lagi) senyum pahit.
membuat hatiku ikut kelam. Tak ada Sang istri tak bisa mencegah. Ia tak kuasa *****
satupun bintang mau muncul. Ah, ada- berbuat apa-apa. Hanya air mata yang Dua koper besar telah ia siapkan.
ada saja langit ini. Ingin ikut-ikutan ia rasakan mengalir luruh di pipinya. Ia merasa yakin tak ada lagi barang yang
suasana hatiku. Sedari tadi bolpoin Sambil mengelus perut buncitnya yang harus dibawa atau ketinggalan. Ibunya
yang kupegang masih tak bergeming. semakin besar, ia melihat suaminya hanya mengamati dengan khawatir.
Kertas di hadapku pun masih kosong. pergi, tanpa menoleh sedikitpun “Ratna, ibu tahu kamu butuh
Entah kenapa buntu sekali. Sampai- padanya ataupun pada kedua anaknya biaya untuk melanjutkan hidup, untuk
sampai tak tahu apa yang mau kutulis. yang terbangun mendengar sedikit membesarkan anak-anakmu, tapi apa
Seharusnya suasana sepi begini aku bisa keributan di tengah malam itu. Sang harus dengan pergi ke Malaysia begini?
menjadi lebih mudah menyampaikan isi istri menyerah. Ia tahu, mencegah Mereka masih kecil-kecil. Bagaimana
hatiku lewat kertas dan pena ini. dan merengek tak akan membuat hati dengan anak yang baru kau lahirkan
Mungkin aku membutuhkan suaminya luluh. itu? Dia masih membutuhkan ibunya.”
sedikit hiburan. Kuputuskan menyetel “Bu, pa’e mau ke mana?”Tanya si “Saya titip sama ibu saja. Saya
lagu kesukaanku. Terdengar lagu Arab kecil Ningsih. yakin ibu bisa merawat mereka.
dari penyanyi terkenal favoritku. Ya, “Bapakmu cuma mau pergi Ningsih dan Arif sudah besar. Ibu
lumayan. Meskipun lagunya sedih kerja. Nanti kalau pulang pasti kalian masih bisa makan dari sawah garapan
dan menyayat hati, namun sedikit dibawakan oleh-oleh,”dengan senyum atau sayuran di kebun belakang. Ibu
menjadikanku lega. Lega luar biasa… pahit terpaksa ia menjawab pertanyaan kan masih berjualan singkong to? Ratna
aku tahu apa yang harus aku tulis Ningsih. pikir itu cukup bu.”

32 Juni 2010
Sastra
Cerpen

“Lalu dengan bayimu?” Rani. Dia masih terlalu kecil saat kau sehabis subuh, melantunkan sholawat
“Terserah ibu , mau diasuh tinggalkan. Seharusnya sekarang kau menjelang maghrib, mengkaji kitab
tetangga juga tidak apa-apa. Kan ibu melepas rindu padanya.” beramai-ramai. Bahkan kalau boleh, aku
bisa menitipkannya. Ya to?” “Melepas rindu? Saya tidak rindu mau hidup di sini sampai kapanpun.
Begitulah, penderitaannya telah sama sekali. saya Cuma ingat Ningsih Tapi itu kan tidak mungkin.
menjadikan Ratna keras sekeras batu, dan Arif. Rani itu bagian dari hidup Kembali ke rumah hanya akan
hatinya tak lagi luluh meskipun bayinya pahit saya bu, kalau saya dekat-dekat membuatku semakin tidak bahagia. Tak
menangis meronta. Ia tak peduli lagi. dia nanti akan ada kejadian pahit lagi.” ada senyum dan keramahan ibu. Pernah
Yang ia tahu, ia membutuhkan uang “Astaghfirullah..kamu ini kenapa, suatu kali, saat libur panjang tiba. Aku
sesegera mungkin. Ia ingin memulai Ratna? Racun apa yang membuatmu pulang dengan berat hati, berbeda
hidup sebagai Ratna yang baru. begini?”. Kulihat ibu pergi begitu saja. dengan teman-temanku yang bersuka
Perusahaan yang menyalurkan TKW Sekarang aku tahu sebabnya, mengapa cita karena tentu saja akan bertemu
itu juga tak bisa menunggunya terlalu ibu tidak peduli padaku. dengan keluarga. Aku tidak rindu ibu.
lama untuk memutuskan apakah Lulus SD, aku minta mondok. Rinduku mengendap dan akhirnya
ia akan ikut atau tidak. Rani kecil Entah kenapa aku semakin tidak betah hilang entah kemana. Aku hanya rindu
menangis meraung-raung. Tapi ibunya di rumah. Mbak Ningsih sekarang simbah. Juga mas Arif.
tak sedikitpun meliriknya. Neneknya bekerja di Arab. Hanya mas Aziz yang ****
kewalahan menenangkan. tahu seperti apa perasaanku saat ini.
Menjelang ujian
****
“Astaghfirullah..kamu ini ke- nasional, aku menelpon bapak
diam-diam. Kudapatkan
Aku tak pernah tahu nomor itu dari dompet ibu.
seperti apa wajah ibu. Tak napa, Ratna? Racun apa yang Kabar terakhir yang kutahu,
ada satupun foto ibu di bapak menikah dengan
rumah. Aku yakin simbah membuatmu begini?”. Kulihat putri juragan minyak.
menyembunyikannya di Namun mereka mengalami
suatu tempat. Pernah kucoba ibu pergi begitu saja. Seka- kebangkrutan. Ada rasa
mencari di gudang, namun berdebar saat kudengar nada
tak kutemukan . Yang ada
malah simbah marah-marah.
rang aku tahu sebabnya, men- sambung.
mengenaliku?
apakah bapak
Terdengar
Hari itu, ketika ibu pulang
dari Malaysia, aku masih kelas
gapa ibu tidak peduli padaku. suara pria di seberang. Ia
bertanya siapa aku dan untuk
dua SD. Aku begitu rindu keperluan apa. Tapi…
dan berharap mendapatkan “Maaf, saya ndak
pelukan hangat yang tak pernah Dari sejak ibu pulang dari Malaysia, kenal. Ratna itu siapa? Sampean salah
kurasakan. Namun ia hanya acuh, tanpa ibu tak pernah sekalipun memberikan sambung!”
senyum. Tapi mengapa kedua kakakku senyumnya untukku. Sulitkah itu? Aku Begitulah, padahal aku hanya
mendapatkan peluk dan senyum? selalu berusaha menjadi anak yang ingin minta doa pada bapak agar
Sedangkan aku tidak? Yang kudapat baik, agar mendapatkan senyuman lancar mengerjakan. Setidaknya, saat
hanyalah oleh-oleh mainan, boneka ibu. Tapi semuanya sia-sia. Aku pun wisuda perpisahan madrasah nanti
dan uang. Aku tak butuh itu untuk memutuskan ingin tinggal di pesantren. bapak berkenan hadir. Tapi kalau
meredakan rinduku. Yah, mungkin saja Dengan begitu, akan banyak orang begini? Entahlah, aku sudah tak yakin
nanti ibu akan memberikannya. Ya, yang memberikanku senyum. Aku lagi. Ibu sendiri semakin tidak ramah.
pasti ibu akan memberikannya nanti. akan punya banyak kawan yang akan Jika aku di rumah, ibu lebih sering
Samar-samar aku mendengar suara menghiburku jika aku sedih dan akan melampiaskan kekesalannya padaku.
simbah. selalu bersamaku ketika aku senang. Hanya gara-gara aku menggoreng
“Ratna, itu kan anakmu. Masa Bukankah begitu seharusnya seorang bakwan hingga gosong, ibu marah dan
kamu ini tidak tahu?” sahabat? memaksaku menghabiskan bakwan
“Oh, iya to bu? Ratna ndak tahu, Benar saja, menyenangkan sekali gosong itu hingga habis di depannya
bu. Biar sajalah. Memangnya kalau dia memiliki banyak kawan. Menjadi dengan menjejalkannya pada mulutku.
anakku lalu kenapa, bu?” santri adalah salah satu hal yang Jadi begini rasanya adegan-adegan
“Ratna! Terserah kalau kamu mau patut dibanggakan dalam hidupku. sinetron anak tiri di televisi itu. Aku
marah karena Darno meninggalkanmu! Bisa melantunkan bait-bait Alfiyah sudah merasakannya. Barangkali, lain
Tapi jangan kau lampiaskan pada ibnu Malik bersama kawan-kawan waktu aku bisa ikut audisi film berjudul

Juni 2010 33
Sastra
Cerpen

“Ratapan Anak Tiri”. Betul kan? sekali melihat senyum ibu. Apakah ibu dengar…tidak apa-apa. Sekali lagi, Rani
Kuputuskan untuk melepas pernah tahu? Rani sering mengintip ibu minta maaf…
jilbab karena perusahaan penyalur ketika sedang tersenyum atau tertawa-tawa Wassalamu’alaikum wr. Wb.
TKW di mana aku mendaftar menjadi dengan Mbak Ningsih atau Mas Arif. Itupun Ratna cepat-cepat memutar kaset
TKW memintaku melepasnya. Aku sudah cukup bu…Rani cukup bahagia ketika itu. Berkumandang musik perlahan,
tak keberatan, karena kupikir yang ibu pulang dari Malaysia membawakan rani kemudian disusul suara merdu Rani.
penting aku tetap menjalankan sholat. boneka, mainan dan uang. Meskipun ibu tak Sebening tetesan embun pagi…
Hanya saja, bait-bait Alfiyah itu telah ingat sedikitpun kalau Rani juga putri ibu. secerah sinarnya mentariBila kutatap
pupus dari ingatanku. Aku terlalu sibuk Ibu…Rani betul-betul minta maaf. wajahmu ibu…Ada kehangatan di
mengejar hidupku yang tak pernah Belum bisa berbakti. Tapi Rani akan kembali dalam hatiku
berarah, hampa, dan tanpa perhatian. secepat mungkin. Meskipun ibu nggak Air wudhu selalu
Mbak Ningsih menikah sepulang peduli apakah Rani akan pulang atau tidak. membasahimu… ayat suci slalu
dari Arab. Ibu menikah lagi dengan Yang penting, Rani ingin ketemu ibu. Boleh dikumandangkan
pria yang ia kenal di Malaysia. Dan kan, Rani memeluk ibu kalau pulang nanti? Suara lembut penuh keluh dan
sumpah, adik dari bapak baruku ini Rani ingat waktu Rani sakit, ibu datang kesah berdoa untuk putra putrinya
sangat menyebalkan. Mas Arif bekerja ke pondok untuk menengok. Itu adalah Oh ibuku… engkaulah wanita
di Korea. Simbah meninggal. Dan aku? pertama kalinya Rani merasa ibu sangat yang kucinta selama hidupku
Aku bebas menentukan hidupku. Toh sayang karena wajah ibu telihat khawatir maafkan anakmu bila ada salah…
tak akan ada yang peduli. Aku akan ke melihat Rani. Meskipun akhirnya, ibu pengorbananmu tanpa balas jasa…
Singapura. Biarlah, biar orang mengatai memukul Rani yang tidak mandi 3 hari ya Allah ampuni dosanya
keluarga kami ini keluarga TKI. Tapi karena demam. Ibu betul, meskipun sakit ….sayangilah seperti menyayangiku
aku akan tetap berjuang untuk hidup tapi Rani harus tetap wangi. Iya kan bu? berilah ia kebahagiaan di dunia
ini. Ibu tahu tidak? Rani pernah juga di akhirat…(a song by New Shaka)
**** memenangkan lomba nasyid dengan teman-
Ratna menerima sebuah amplop teman di pesantren? Rani senang sekali bu Untuk pertama kalinya Ratna
coklat berukuran sedang. Hampir tak waktu itu. Saat itu sedang haul kyai Asrori, tersenyum untuk Rani. Sayang, Rani tak
pernah ada orang yang mengiriminya pengasuh pesantren tempat Rani mondok melihatnya...
surat. Dengan terheran-heran, ia buka bu…
juga amplop itu. Ada dua lembar kertas Ibu, Rani boleh kasih ibu sebuah
berukuran sedang. lagu? Di dalam amplop ada kaset. Di situ Pandanaran, di penghujung sore
Assalamu’alaikum wr. Wb. Rani rekam suara Rani. Ada lagu khusus nan mendung 2009
Ibu…Rani memang lancang untuk ibu. Tapi, kalau ibu tidak mau
mengirim surat pada
ibu. Rani hanya ingin
ibu tahu, saat ini Rani
ada di Jakarta. Rani
tidak tahu mau ke
mana lagi. Majikan
Rani tak bisa lagi
membayar gaji Rani.
Rani dikembalikan
ke agen perusahaan.
Rani minta maaf
bu…kalau Rani tidak
bisa membanggakan
hati ibu. Rani tidak
bisa seperti mbak
Ningsih atau Mas
Arif yang sukses di
negeri orang. Padahal
Rani baru saja bekerja
3 bulan.
Ibu…Rani
rindu ibu. Rani ingin

34 Juni 2010
Sastra
Puisi

DI SUATU PAGI BUTA Dambaku


Oleh : Quiet, Huffadz Putri

Oleh: Diasz Kundi* Waktu pertama kupijakkan kaki


di penjara nan suci ini
Maujud... secercah cahaya
(1) Mengusung asa mengangkasa
Kutertatih... Tersengal...
Di pagi yang buta ini, semuanya terasa begitu membabi buta.
Dalam desah nafasku
Hingga suara adzan mengetuk jendela, dan denyut nadiku
masih kujaga gelombang pasang yang memburu Segalanya kupertaruhkan
dari balik tatapan mata itu. Demi keyakinan sebuahkebenaran
Kau hadir saat jiwaku gersang
Siapapun akan tenggelam oleh tatapan matamu, jagoan.
Ketikahatiku penuh karat
Ringkih jasadku yang dibesarkan oleh suaramu yang lantang dan di kala fikiranku bagai selokan tersumbat
jadi gemetaran seperti tiang listrik di perempatan. Dengan kasih sayangmu
Maka bersetubuhlah aku dengan rasa rindu. Kesabaran dan keuletanmu
Kau benahi moralku
Bergulungan dengan harapan dan pakaian kotor, menjadi satu.
Kau sinari jiwaku dengan ilmu-ilmumu
Sesampai di pagi yang begitu buta, Doamu sobat...
aku masih tak percaya dengan pertemuan kita. Ikhlasmu Bunda...
“Anda pahlawan saya!” Ridlomu Masyayikh...
Slalu kudamba
“wuih...”, jawabmu.
“boleh saya memeluk Anda?” Yogyakarta, Mei 2010
– aku jadi gadis puber yang dewana.

(2) Do’a
Di pagi yang buta ini, semuanya terasa begitu membabi buta.
Gerimis yang tengah malam tadi mengirim kabut Aku bukan khadijah,
jadilah ia angin subuh, menggrayangiku lewat celah selimut. Bukan juga Aisyah,,,
Aku berdiri menghindari rasa gamang
juga mimpi buruk yang mungkin datang.
Tapi, aku selalu berbisik padaMu
Di luar sana, pagar tembok terlihat menggigil. Dan selalu ku tuliskan pesan
Hawa fajar mulai turun memanggil. untukMu
Pohon-pohon dan rumputan yang meninggi Kirimkan aku MuhammadMu,,,,,,,
tersiksa oleh musim penghujan yang terlambat pergi. Sebagaimana Engkau kirimkan
Di pagi yang buta ini, semuanya begitu terasa membabi buta.
Muhammad pada mereka
Tatapan matamu – di waktu kunikmati “Dendam Damai” **
HAMBA ALLAH
dan sedikit pelukan yang kau berikan
Ngayogyokarto,,,,
adalah gelombang pasang yang selalu memburu di jantungku.
Kulepaskan wajah-wajah yang menghampiriku dengan tiba-tiba
bersama bayang-bayang wajahku di cermin kaca.
Saat tak sengaja kulihat potret diriku bersamamu di pagi yang buta
GURU
ini,
ah, aku jadi tersenyum sendiri.
Guru …
Adalah siapa yang membawa kuas
Yogyakarta, di pagi buta 15 Mei 2010.
Yang menginspirasikan sketsa masa depanmu,
Perlahan …
Ia menyapu cat
Dan menorehkannya pada kanvasmu,
Ia mengubah putih menjadi pagi
*Diasz Kundi, lahir di Rembang, 8 April 1985 dengan nama
Mohammad Dzul Fahmi bin Asrori Zein. Nama “Diasz” merupakan Merah menjadi senja dan hitam menjadi
singkatan dari nama itu. Sedangkan “Kundi” adalah nama daerah malam
dimana dia dibesarkan. Buku antologi puisinya yang segera terbit Maka …
adalah “Teras”. Seindah apapun lukisan,
**Dendam Damai adalah judul lagu ke-empat dari lima lagu yang Sesungguhnya hanyalah kosong
dinyanyikan Iwan Fals saat konser religi di Pondok Pesantren Tanpa sentuhan tangan-tangan sang guru
Sunan Pandanaran.
Sharma

Juni 2010 35
Sirah Mutakharij

Kiai Munawir
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Belajar Hidup
Untuk Lebih Hidup

S
emua perubahan hidup yang guru ngaji Al-Qur’an yang jelas “Kiai Mufid, Bu Nyai dan putera-
dialami Kiai Munawir berawal sanadnya. Sebab, kata kiai itu, bacaan puteri beliau tinggal bersama santri-
dari kisah tragis ayahandanya. Al-Qur’an merupakan salah satu syarat santri putri. Sedangkan saya dan
Sebuah peluru panas menembus sahnya shalat. teman-teman santri putra lainnya
tubuh sang ayah ketika berjuang Tidak lama setelah itu, Mbah tinggal di masjid,” tambahnya. Itu
mempertahankan aqidahnya. Singkat Wing berketetapan hati untuk mengaji merupakan pelajaran pertama tentang
cerita, sang ayahpun meninggal Al-Qur’an di bawah asuhan KH. Mufid hakekat perjuangan hidup yang
dunia. Mas’ud. “Waktu itu sekitar tahun dicerap oleh Mbah Wing dari Romo KH
Peristiwa itu memicu semangat 1975 ketika saya sowan ke Romo Kiai Mufid.
Munawir kecil, atau yang akrab disapa Haji Mufid di Krapyak. Kebetulan pas Semakin lama hidup bersama
Mbah Wing, untuk belajar ilmu-ilmu saya datang, beliau sedang berada beliau, semakin banyak pula ilmu
kanuragan. Tak mau bernasib seperti di Malang, Jawa Timur. Saya pun hikmah yang didapat Mbah Wing.
ayahnya, ia pun bertekad menjadi menunggu kedatangan beliau selama Salah satunya adalah bahwa jadi orang
orang sakti mandraguna, agar kebal tiga hari,” kenang Mbah Wing. tidak perlu malu untuk mendapatkan
dari peluru dan benda-benda tajam Ia melanjutkan, ketika Romo ilmu, meskipun ilmu itu berasal dari
lainnya. Otot kawat balung wesi, ora Kiai Mufid kembali, ia pun menghadap orang yang statusnya berada di bawah
tedas tapak paluning gurindo (otot kepada beliau, dan beliau berkata kita.
kawat tulang besi, tidak mempan kepadanya, “Kang, aku arep pindah Status di bawah kita bisa berarti
segala macam senjata). Demikian nang Candi Sardonoharjo, jalan ia adalah anak didik, adik kelas, atau
prinsip utama Mbah Wing kala itu Kaliurang. Sampeyan arep nderek opo usianya lebih muda dari kita. “Hal itu
Maka, setelah menamatkan tetep neng kene?. Aku ngaji isaku dicontohkan langsung oleh Kiai Mufid
belajar dari Sekolah Dasar Kanisius mulang Al-Qur’an, ora ono kitabe. kepada saya. Beliau tidak segan-segan
pada tahun 1965, ia pun meminta Kono dipenggalih! Yen arep nderek memanggil saya untuk mengajak
kepada ibunya untuk memasukkannya nang Candi telung dina maneh bareng musyawarah membahas isi kitab
ke pesantren. bocah-bocah,” (Kang, saya akan Fathul Wahab, Ihya Ulumuddin, dan
Ia mengira, pesantren lah pindah ke Candi Sardonoharjo. Kamu kitab-kitab lainnya,” ungkap Mbah
tempat yang tepat untuk mengasah akan ikut saya atau tetap di sini? Wing.
kemampuan ilmu-ilmu kanuragan. Saya hanya mengajar ngaji Al-Qur’an, Keteladanan ini, menurut Mbah
Sang ibu tidak dapat menolak tidak ada ngaji kitabnya. Coba itu Wing, menunjukkan kerendahan hati
permintaannya. Ia disantrikan di dipertimbangkan!. Kalau mau ikut dan kelapangan dada beliau. Kiai
Pesantren Tegalrejo, Magelang, selama bersama saya nanti berangkat tiga hari Mufid membuka diri pada ilmu yang
dua tahun. Kemudian Mbah Wing lagi bersama santri-santri lainnya). datang dari siapa saja, meskipun itu
melanjutkan ke sebuah pesantren di “Saya pun ikut Kiai Mufid santrinya sendiri. Sikap tersebut
Jember, Jawa Timur. pindah ke Candi dengan menumpang merupakan perwujudan amalan dari
Akan tetapi, semakin lama mobil truk. Setelah sampai di lokasi, ajaran Al-Qur’an, bahwa tidak ada
hidup di pesantren, bukan semakin saya benar-benar terkejut. Ternyata satu orang yang lebih unggul dari
kuat tekadnya untuk menjadi beliau tinggal bersama santri di dalam orang lain di hadapan Allah, kecuali
manusia sakti mandraguna. Justru rumah yang sangat sederhana. Satu ketakwaannya saja. (Udik)
sebaliknya, ia semakin mantap untuk kamar mandi dipakai untuk bersama-
mempertebal keimananya kepada sama. Padahal ketika di Krayak, beliau
Yang Mahakuasa. Sampai suatu ketika tinggal di rumah yang cukup bagus * Kiai Munawir tinggal di
ia dinasehati oleh salah satu kiainya, untuk ukuran saat itu,” kenang Mbah Krombangan Donorojo Mertoyudan
bahwa seorang Muslim harus mencari Wing. Magelang, Jawa Tengah.

36 Juni 2010
Sirah Mutakharij

Nyai Hj. Najibah Mahfouz Jazouly

Menikmati Buah Kedisiplinan

A
da pepatah Arab yang “Saya merasa sangat beruntung 121. Karena Kiai Mufid pasti tahu dan
mengatakan, “Untuk karena mendapatkan guru yang begitu menegurnya dengan berbagai cara
mengetahui kepribadian perhatian kepada santri-santrinya. sesuai karakter santrinya.
seseorang, lihatlah siapa sahabat- Kiai Mufid selalu memberi perhatian Kalau santri yang bersangkutan
sahabatnya, karena mereka itu saling lebih kepada murid-muridnya. punya rasa humor yang tinggi, maka
mempengaruhi”. Di negeri ini pun, kita Beliau tidak hanya hafal nama-nama Kiai Mufid akan menengur dengan
sering mendengar ungkapan “Kalau santri, tetapi juga memperhatikan kalimat berikut, “Ora selak rabi wae
berteman dengan penjual minyak, perilaku dan kepribadian mereka. ngaji mlumpat-mlumpat” (tidak
maka akan kecipratan wanginya. Dan Sehingga kami semua merasa sebagai diburu segera menikah saja kok
kalau bergaul dengan pande besi akan anak kandung beliau,” ungkap Nyai ngajinya meloncat-loncat).
kecipratan apinya”. Najibah. Lain halnya jika yang
Ungkapan-ungkapan itu Ia menambahkan, KH. Mufid bersangkutan tidak punya rasa humor,
tampaknya sangat cocok dinisbatkan tidak membeda-bedakan antara santri maka Kiai Mufid akan menegurnya
kepada Nyai Najibah. Pasalnya, yang satu dengan santri lainnya. dengan kata-kata yang sangat sopan,
hasrat beliau yang begitu kuat untuk Perbedaan perlakuan memang terjadi, “Ngaji ki yo apike ora diloncati” (ngaji
menjadi santri sejak usia kanak-kanak tetapi itu beliau lakukan karena itu sebaiknya ya secara urut, tidak
terbentuk oleh lingkungan sekitar beliau tahu watak dan karakter setiap meloncat-loncat).
yang kental dengan budaya dan santri. Setiap santri diperlakukan Masih banyak lagi cara beliau
nuansa santri. Artinya, Nyai Najibah sesuai dengan watak dan perilakunya menegur santrinya agar mematuhi
kecipratan wewangian aroma santri, masing-masing. Dan ternyata, cara aturan-aturan yang telah ditetapkan.
sehingga dirinya pun bertekad untuk seperti itu sangat efektif dalam Demikian pula dalam hal
menjadi santri. mendidik mereka. kedisiplinan. Kiai Mufid, menurut
Pada tahun 1972, Nyai Najibah “Ada santri yang diajar dengan Nyai Najibah, tidak mengenal istirahat
mewujudkan cita-citanya menjadi cara disuruh langsung, ada pula santri ketika berurusan dengan ngaji Al-
santri. Ia memutuskan untuk yang diajari hanya dengan memberikan Qur’an. Beliau sangat disiplin. Dan
mendulang ilmu agama di Pondok contoh-contoh bagaimana seharusnya para santri pun tidak bisa bersantai-
Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, bersikap dalam kehidupan sehari- santai ketika menghafal Al-Qur’an.
Yogyakarta. Pertimbangannya cukup hari,” tutur Nyai Najibah. “Karena itulah saya sangat
sederhana, karena pesantren Krapyak Sementara itu, dalam urusan bersyukur dapat merasakan
merupakan salah satu pesantren besar menghafal Al-Quran, menurut pendidikan langsung dari Kiai Mufid.
dan terkenal. Di samping itu, beberapa NyaiNajibah, KH. Mufid, juga memiliki Atas bimbingan beliau, saya dapat
saudara Nyai Najibah terlebih dahulu cara-cara yang unik dan sangat menyelesaikan hafalan Al-Qur’an
nyantri di sana. Sebut saja Nyai Izzah mendidik. Cara-cara ini yang terus pada tahun 1974. Dan saat ini, saya
dan Nyai Azzah. dikenang oleh murid-murid beliau. dipercaya oleh masyarakat untuk
Di Pesantren Krapyak, Nyai Nyai Najibah menuturkan, mengajarkan kepada mereka Al-
Najibah tinggal di komplek M. Kala ketika seorang santri diberi batas Qur’an,” kata Nyai Najibah mengakiri
itu, komplek M merupakan komplek untuk menghafal sampai halaman perbincangannya. (Udik)
santri putri yang diasuh oleh al- 120 misalnya, maka ia harus berhenti *Nyai Hj. Najibah Mahfouz Jazouly
Mukarram KH. Mufid Mas’ud, sebelum di halaman itu. Jangan coba-coba tinggal di Desa Tulung Agung RT. 02 RW
akhirnya beliau hijrah ke dusun Candi melebihi batas yang sudah ditetapkan. 01 No. 333 Kertasemaya, Indramayu,
Sardonoharjo. Misalnya, dia setor sampai halaman Jawa Barat.

SEGENAP REDAKSI MAJALAH SUARA PANDANARAN MENGUCAPKAN :


SELAMAT ATAS BERDIRINYA
TK dan MI al-JAUHAROH di Tlepok, Semin, Gunung Kidul
Mudah-mudahan dapat mendidik anak-anak kita dengan baik demi masa depan bangsa, amin.

Juni 2010 37
Sirah Mutakharij

Lilik Ummi Kulsum

Mengabdikan Hidup
pada Al-Qur’an

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

S
ejuk dan tenang. Demikian suasana
hati Nyai Lilik saat pertama kali
menginjakkan kaki di Pesantren
Sunan Pandanaran. Menurutnya, kala
itu kesejukan dan ketenangan yang ia
rasakan bukan ditimbulkan oleh suasana
fisik pesantren, melainkan karena spirit
keihlasan Al-Mukarram KH. Mufid Mas’ud
dalam mendidik santri-santrinya.
Nyai Lilik nyantri di Pesantren Sunan
Pandanaran pada tahun 1991 hingga
1996. Ada satu hal yang masih ia kenang,
bahkan tidak mungkin dilupakan. Yaitu,
saat pertama kali sowan kepada Romo
KH. Mufid, dirinya tidak ditanya mengapa
memilih Sunan Pandanaran sebagai tempat
tujuan pendidikannya. Tetapi justru
ditanya seberapa sering ia bersilaturahmi
kepada para alim ulama dan berziarah ke
makam para wali Allah.
“Ulama dan para wali Allah mana saja
yang sudah ananda kunjungi?” demikian
pertanyaan KH. Mufid seperti dikenang
Nyai Lilik. Ia mengaku telah bersilaturahmi
kepada banyak alim ulama. Telah pula
mengunjungi banyak makam wali Allah.
Akan tetapi, saat itu yang diingat hanya

38 Juni 2010
Sirah Mutakharij

satu nama, yaitu Sunan Ampel. Mufid tidak berhenti pada penanaman tergesa masuk kuliah dulu, sebaiknya
Karena jelasnya, makam Sunan Ampel nilai-nilai tauhid saja, tetapi juga tahun depan saja). Mendengar nasihat
terletak di daerah asalnya, Surabaya. memberikan pelajaran bagaimana ini, Nyai Lilik serasa mendapatkan
Menurut Nyai Lilik, pertanyaan mencintai baginda Nabi Muhammad siraman hati yang teramat sejuk. Ia
Romo KH. Mufid itu mengandung Saw. Di antaranya memperbanyak pun berketetapan hati mematuhi
pelajaran yang sangat berharga. bacaan shalawat serta mencontoh nasihat Romo Kiai Mufid. Dan ia
Bahwa, seorang Muslim harus perilaku dan kepribadian beliau. segera menyampaikan berita itu
menyambung tali silaturahmi dengan Mendengar tuntunan KH. kepada orang tuanya.
orang-orang yang dicintai Allah. “Kita Mufid ini, Nyai Lilik merasa malu Memasuki tahun berikutnya,
tidak boleh memutuskan hubungan karena ternyata cintanya kepada ketika tiba masa kuliah, Romo Kiai
silaturahmi dengan para alim ulama baginda Nabi saat itu masih akon- Mufid memberikan nasihat yang
dan para wali, meskipun kita secara akon (sebatas di bibir) saja. “Jika membakar semangat Nyai Lilik
pribadi tidak mengenalnya. Itulah untuk terus maju di dunia kampus.
pelajaran pertama yang saya Kata beliau, “Yen wis mlebu dunia
dapatkan dari Kiai Mufid,” tutur akademis terusno sampe entek
Nyai Lilik.
Ada pelajaran lain yang tak
“Gunakan hidupmu untuk bangku kuliahe” (Kalau sudah masuk
dunia akademis, teruskan hingga
kalah pentingnya. Menurut Nyai
Lilik, KH. Mufid tak henti-hentinya
mengabdi kepada Alquran, habis bangku kuliahnya).
Rentetan nasihat tersebut,
menanamkan nilai-nilai tauhid tidak usah takut miskin” bagi Nyai Lilik menekankan
kepada santri-santrinya. Seperti ia konsistensi atau istiqamah ketika
akui, nilai tauhid yang disampaikan sudah menentukan pilihan hidup.
KH. Mufid hingga saat ini Meski demikian, lanjut Nyai Lilik,
dipegangnya erat-erat. Di antaranya cinta kepada Nabi hanya di bibir saja, nasihat itu jauh sekali dari unsur
nasihat beliau supaya memasrahkan bagaimana mungkin kita akan mampu keserakahan mengejar jabatan,
segala urusan hanya kepada Allah, meneladani kepribadian dan sifat- pangkat, atau gelar. Karena, Kiai
dan tidak bergantung kepada orang sifat Nabi Muhammad,” katanya. Mufid, dalam nasihat-nasihatnya,
lain. selalu menegaskan penataan hati agar
“Sopo wae anak didikku sing Hasrat Kuliah tidak terjebak dalam niat yang tidak
arep nggedekake pesantren ora usah Kisah penuh hikmah yang baik.
njaluk-njaluk sumbangan rono-rene. dialami Nyai Lilik tidak hanya berkisar “Ditoto niate yo,” (Ditata
Njaluk nang Pengeran wae”, kata KH tentang peningkatan kualitas ibadah, niatnya ya) demikian nasihat beliau,
Mufid di banyak kesempatan. Maksud tetapi juga peningkatan pendidikan sebagaimana dikenang Nyai Lilik.
dari nasihat itu adalah, siapa saja formal. Di samping itu, Kiai Mufid juga
santri-santri KH. Mufid yang akan Suatu ketika, orang tua menekankan pentingnya menjaga
mendirikan dan mengembangkan Nyai Lilik berharap dirinya bisa Al-Qur’an, baik itu di lidah, pikiran,
pesantren, tidak pantas meminta- melanjutkan kuliah di sebuah maupun perbuatan. Artinya, Alquran
minta sumbangan kepada orang universitas di Yogyakarta. Tentu, tidak hanya dibaca secara lisan saja,
lain, cukuplah meminta pertolongan dengan pendidikan formal itu orang tetapi harus dimasukkan ke dalam
kepada Allah. tua berharap anaknya akan bisa akal dan hati, kemudian diwujudkan
Nasihat itu laksana pagar membangun masa depan dengan lebih ke dalam tindakan-tindakan. Nasihat
beton dalam hati Nyai Lilik. Ia baik. Namun bagaimana nasihat KH. terindah Romo Kiai Mufid bagi
senantiasa mengingatnya, bahkan Mufid kala itu? santrinya yang hendak boyong adalah,
menjadikannya senjata tatkala Nyai Lilik dipanggil menghadap “Uripmu gawe ngabdi nang Qur’an, ora
menghadapi berbagai cobaan hidup dan diberikan nasihat, “Mbak Lilik, ora usah wedi mlarat” (Gunakan hidupmu
yang cukup berat. Dalam urusan usah gupuh daftar kuliah disik, tahun untuk mengabdi kepada Alquran,
penguatan aqidah, tambahnya, KH. sesuk wae” (Mbak Lilik, tidak usah tidak usah takut miskin).

SEGENAP REDAKSI MAJALAH SUARA PANDANARAN MENGUCAPKAN :


SELAMAT ATAS DIWISUDANYA SISWA-SISWI
MTs dan MA SUNAN PANDANARAN
Semoga Mendapatkan Ilmu Yang Manfaat di Dunia Maupun Akhirat, Amin.

Juni 2010 39
Bahtsul Masail
Fiqh

Bersama : KH. MUHAMMAD MA’MUN MURA’I,


Ketua MUI Kab. Sleman, Pengajar di Ma’had Ali PonPes Krapyak Yogyakarta ,
dan pernah mengajar di MA Sunan Pandanaran
Bagi santri, alumni, atau pembaca, yang memiliki permasalahan seputar fiqih sehari-hari bisa mengirimkan pertanyaan melalui
surat, email (suarapandanaran@yahoo.com), atau disampaikan langsung kepada staf redaksi disertai identitas yang lengkap.

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN


Masa Tunggu Setelah Haid,
Haruskah Mengganti Shalat?

Pertanyaan: pakan suatu akad nikah. Isyarah ini bisa menggunakan apa
Apakah orang yang sedang dalam masa tunggu saja. Sehingga kedua mempelai paham bahwa mereka se-
setelah masa haid, tetap harus mengganti shalatnya yang dang melakukan suatu akad nikah.
hilang ketika masa tunggu?
Rizki Maryanti, Magelang Pertanyaan:
Apakah boleh menggosok gigi ketika berpuasa di
Jawab: bulan Ramadlan ? Bagaimana hukumnya?
Pada dasarnya, orang yang suci setelah haid dan Abdullah, Yogyakarta
pada saat suci ia mempunyai sisa waktu yang cukup digu-
nakan untuk shalat 1 raka’at dan semua persiapan shalat Jawab:
(bersuci dsb) sampai waktu shalat berikutnya, maka ia wa- Dikiaskan dengan berkumur, maka orang yang se-
jib shalat pada waktu tsb (semisal orang yang suci pada dang berpuasa tetap diperbolehkan menggosok gigi. Menu-
saat waktu shalat ashar tinggal menyisakan setengah jam rut Imam Nawawi, jika hal ini dilakukan setelah zawwal
sampai waktu maghrib dan waktu setengah jam tsb diang- maka hukumnya adalah makruh.
gap cukup untuk mandi, wudlu, mempersiapkan segala ses-
uatunya untuk shalat dan shalat sebanyak 1 raka’at, maka Pertanyaan:
ia wajib shalat ashar). Jika ia ternyata masih mengalami Dalam shalat jama’ah, shof yang depan kakinya
masa tunggu, maka ia harus mengganti shalatnya. Misalnya kelihatan. Wajibkah bagi orang yang di belakangnya untuk
orang yang haid 5 hari dan suci masih 2 hari lagi, maka ia menutupnya?
wajib mengganti shalatnya yang 2 hari tsb (masa 2 hari Fuad Latief, Jakarta
tsb ia tidak mengalami pendarahan lagi namun belum suci
karena menunggu sampai 7 hari dihitung sejak haid). Jawab:
Jika ia melihatnya pada kondisi tidak sedang
Pertanyaan : shalat, sebaiknya ia menutup bagian yang auratnya ter-
Bagaimana pelaksanaan akad nikah antara 2 orang buka bila memungkinkan, bila tidak memungkinkan maka
yang sama-sama buta, tuli dan buta huruf ? hendaklah ia memperingatkan orang tersebut untuk men-
Siti ‘Aisyah, Klaten gulang shalatnya. Andaikata ia mengetahui hal itu dan se-
dang dalam keadaan shalat, ia tetap harus memperingatkan
Jawab : setelah selesai shalat.
Menggunakan isyarah bahwa perbuatan itu meru-

40 Juni 2010
Bahtsul Masail
Tajwid

Bersama : KHR ABD HAMID ABD QODIR MUNAWWIR (Alumnus PPSPA),


PENGASUH PESANTREN TAHFIDZUL QURAN MA’UNAH SARI, Bandar Kidul Kediri Jawa Timur
Bagi santri, alumni, atau pembaca, yang memiliki permasalahan seputar al-Quran atau pun tajwid bisa mengirimkan pertanyaan
melalui surat, email (suarapandanaran@yahoo.com), atau disampaikan langsung kepada staf redaksi disertai identitas yang lengkap.
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Hukum Membaca Al-Qur’an bagi Wanita Haid

Pertanyaan : menurut jumhur ulama hukumnya haram, tetapi


menurut qoul qodim Imam Syafi’i dan madzhab maliki
memperbolehkannya.
1. Bagaimana hukumnya membaca al-Qur’an bersama-sama
(muqaddaman) dengan tidak sesuai urutan mushaf dan Bila tidak dengan niat membaca al-qur’an hukumnya
dari mana istilah “muqaddaman” muncul ? makruh dan demikian maka sebaiknya mengikuti qoul qodim
atau madzhab maliki yang mengikutinya, sebab melalaikan
2. Bagaimana hukumnya membaca al-qur’an bagi wanita hafalan al-qur’an hukumnya juga dosa besar.
yang sedang haid/mens ? Referensi : 57 masalah qur’aniyah terbitan Ponpes Yanbu’ul
qur’an Kudus hal 96.

Jawab :

Membaca ayat-ayat suci al-qur’an tidak sesuai urutan


mushaf yang dilakukan seseorang hukumnya khilaful aula
(meninggalkan keutamaan). Sedangkan membaca al-
qur’an secara berjama’ah sebagaimana pertanyaan di
atas belum bisa digolongkan membaca alqur’an tidak
sesuai urutan mushaf, sehingga tidak ada masalah
Referensi : al—itqon juz awal sohifah 111.

Sedangkan istilah muqoddaman bagi kami tidak


menemukan referensinya dalam kitab-kitab islam baik
klasik atau kontemporer, hanya mungkin saja sesuai
dengan artinya muqoddaman yaitu pendahuluan atau
didahulukan, bacaan al-qur’an sebagai pendahuluan
atau muqoddimah sebuah acara.

Persoalan membaca al-qur’an bagi wanita yang haid/


mens dapat dirinci sebagai berikut :

Bila dengan niat membaca al-qur’an (qoshdul qiro’ah)

Juni 2010 41
Aktivita
Yanbu’a

Santri dan Alumni PPSPA Belajar Metode Yanbu’a


FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

semua hadirin bahwa pelatihan


metode Yanbu’a diselenggarakan
sepenuhnya oleh Pesantren Sunan
Pandanaran. Tidak ada institusi
atau pihak luar manapun yang
campur tangan. Kegiatan ini murni
dari pondok dan untuk pondok.
Sementara itu, pengembangan
metode bacaan Yanbu’a saat
ini di bawah pengasuhan KH.
Ulil Albab Arwani, putra KH.
Arwani. Di hadapan para santri,
pengurus, pengurus, dan alumni
Pesantren Pandanaran, KH Ulil
Albab mengatakan bahwa landasan
pengembangan Yanbu’a adalah hadis
Nabi Muhammad Saw, “Sampaikan
lah dariku kepada umat manusia,
meskipun hanya satu ayat”.
“Itu dari landasan agamanya.
Lahirnya Yanbu’a juga karena
KH Ulil Albab Arwani mengajarkan baca al-Qur’an metode Yanbu’a di PPSPA.
didorong oleh para alumni Pondok

K
ualitas bacaan Al-Qur’an santri, adalah untuk menyamakan bacaan Tahfidhul Qur’an Yanbu’ yang
pengurus, guru, dan alumni Al-Qur’an para santri, pengurus, menginginkan agar pihak pengasuh
Pondok Pesantren Sunan guru, dan alumni. Syukur-syukur membuat buku panduan membaca
Pandanaran terus ditingkatkan. Hal para alumni sudah mempunyai santri, Al-Qur’an yang efektif,” kata KH Ulil
itu merupakan komitmen dari pihak sehingga metode bacaan Yanbu’a Albab.
pengasuh agar semua elemen pondok dapat diajarkan secara lebih luas. Awalnya, keluarga pesantren
Pandanaran menguasai bacaan Al- “Adapun alasan kita memilih kurang merespon permintaan tersebut.
Qur’an sebaik-baiknya. Sehingga metode Yanbu’a, yang sekarang Akan tetapi karena dorongan tersebut
mereka dapat menyempurnakaan dipegang oleh KH. Ulil Albab, karena semakin besar, maka Pesantren
ibadah-ibadah wajib, dan mengajarkan santri KH Munawwir yang paling Yanbu’a akhirnya menyusun metode
Al-Qur’an kepada masyarakat secara diakui kapasitas dan kualitas bacaan membaca Al-Qur’an yang dinamakan
benar. al-Qur'annya adalah KH. Arwani. Yanbu’a.
Untuk menunjang program Dan, Pesantren Pandanaran memiliki Menurut KH Ulil Albab, metode
pengembangan tersebut, Pesantren sanad Al-Qur’an yang sama dengan Yanbu’a belumlah sempurna. Masih
Sunan Pandanaran mengadakan KH. Arwani, yaitu berasal dari KH. banyak kekurangan di dalamnya.
pelatihan membaca Al-Qur’an Munawwir,” jelas KH Mu’tashim Billah. Kekurangan-kekurangan yang ada
berdasarkan metode Yanbu’a, Rabu Beliau menambahkan, sekiranya akan disempurnakan seiring dengan
(2/6/2010) di Komplek II. Pelatihan metode Yanbu’a ini dinilai sebagai perkembangan proses pengajaran
ini diasuh oleh KH Ulil Albab Arwani, metode pengajaran Al-Qur’an yang Yanbu’a ini. Meski demikian, katanya,
pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul efektif, maka Pesantren Pandanaran Yanbu’a juga memiliki banyak
Qur'an Kudus, Jawa Tengah. akan mengadakan pelatihan serupa kelebihan.
KH Mu’tashim Billah, pengasuh dalam skala yang lebih besar dan “Di antara kelebihannya adalah
Pesantren Sunan Pandanaran, dalam luas. Selain itu, PPSPA juga akan lafal-lafal yang digunakan contoh
sambutannya yang diwakili oleh H. mengupayakan pengadaan sekretariat diambil dari Al-Qur’an. Kedua, metode
Jazilus Sakhok mengatakan bahwa khusus sebagai pusat informasi ini ditulis dengan rasm Utsmani,
pelatihan membaca Al-Qur’an dengan metode pelatihan Yanbu’a di Pondok yang juga dipakai pada masa khalifah
metode Yanbu’a telah diadakan Pandanaran. Utsman bin Affan,” jelas KH Ulil Albab
beberapa kali oleh Pesantren Pada akhir sambutannya, KH saat mengenalkan metode penulisan
Pandanaran. Salah satu tujuannya Mu’tashim mengingatkan kepada buku Yanbu’a. (Rido)

42 Juni 2010
Aktivita
Khatmil Qur’an

Persiapan Khataman Al-Qur’an

Sistem Baru untuk Menjaring Khatimin Berkualitas


sebaik-baiknya. Dan kategori binnadzri ditambah hafalan
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

konsekuensinya, surat Yasin dan al-Kahfi, tahlil dan


menurut mereka, doanya.
jumlah peserta Menurut ketua panitia Khotmil
khataman menurun Qur’an 2010, Azka Sya’bana, melalui
dibanding tahun- rentetan ujian tersebut diharapkan
tahun sebelumnya. akan terjaring peserta khataman yang
Pengurus Putri selain terbukti mampu membaca dan
Komplek III, Wasithah, menghafal Al-Qur’an dengan baik
menjelaskan bahwa dan benar, juga mampu menjalankan
proses seleksi peserta ibadah secara sempurna.
Khotmil Qur’an Juz Sementara itu, di kompleks
‘Amma dan binnadzri Huffadz, proses seleksi peserta
PPSPA sudah mulai bersiap untuk acara Khotmil Quran
sudah dimulai khataman juga sudah dimulai sejak

S
antri Pandanaran tampak lebih sejak bulan bulan Maret lalu. Untuk santri putra
sibuk dari hari-hari biasanya. Maret 2010. “Calon peserta hafalan juz calon peserta Khotmil Qur’an 30 juz
Mereka sedang mempersiapkan 30 (Juz ‘Amma) sudah mulai disimak. bil ghoib, diwajibkan menghafal 30
acara Khotmil Qur’an yang sedianya Sementara peserta binnadzri sudah juz sekaligus (glondongan) di depan
akan dilaksanakan pada 28 Juli 2010 dites bacaan surat Yasin dan surat al- H. Muslim Shofwan.
mendatang. Kahfi”, jelas Wasithah. Sedangkan santri huffadz
KH. Mu’tashim Billah Lebih lanjut ia mengatakan, putri disimak langsung oleh Ibu
mengingatkan panitia pelaksana tahun ini jumlah peserta khataman Nyai Hj. Sukaenah. Selain itu, santri
bahwa hajatan Khotmil Qur’an ini Juz ‘Amma dan binnadzri mengalami huffadz putra maupun putri harus
merupakan bagian dari ibadah. Maka penurunan dibandingkan tahun menyetorkan hafalannya sebanyak 30
hendaknya tidak diniatkan untuk kemarin. Bukan karena jumlah juz kepada KH. Mu’tasim Billah.
mencari keuntungan materi. Seluruh pendaftar yang berkurang, tapi Sejauh ini, pihak panitia
biaya operasional akan ditanggung disebabkan karena proses seleksi telah bekerja maksimal untuk
oleh Pesantren. yang diperketat. Bacaan mereka harus menyukseskan Khotmil Qur’an 2010.
KH. Mu’tashim Billah juga lancar dan berdasarkan kaidah tajwid menurut Azka Sya’bana, khataman
mengharapkan adanya peningkatan yang benar. tahun ini harus lebih baik ketimbang
kualitas peserta khataman. Beliau Seleksi calon peserta Khotmil tahun kemarin. “Karena itu, saya
memberikan pengarahan kepada Qur’an meliputi kualitas hafalan dan mengucapkan terima kasih kepada
panitia supaya proses seleksi bacaan Al-Qur’an serta penguasaan semua pihak yang membantu
diperbaiki untuk menjaring peserta praktek ibadah. Untuk kategori menyukseskan acara ini. Dan kami
khataman yang berkualitas baik. Juz ‘Amma meliputi praktek wudlu, memohon doa restu agar khataman
Pengarahan ini, seperti diakui oleh shalat, hafalan wirid dan doa-doa tahun ini berjalan lancar,” kata Azka
pihak panitia, telah dilaksanakan setelah shalat. Sedangkan untuk kepada Suara Pandanaran.(Didik)
DAFTAR PESERTA KHATAMAN BIL GHOIB 30 JUZ
NO NAMA ORANG TUA ASAL NO NAMA ORANG TUA ASAL
PESERTA PUTRI 6 Litho’atillah H. Imam Suyuthi Ridwan Cirebon
1 Ade Muhayah Sodiq Kendal 7 Shofwatillah KH. Hibatullah, Lc. M.A. Cirebon
2 Anis Maqolah H. Munjid Masduqi Indramayu 8 Siti Alfiah Muhammad Busyro (alm.) Jepara
3 Auliana Zulfa KH. Noer Fu’ad Kendal PESERTA PUTRA
4 Desty Setya Cahyani P. Edi Sugihartono Cilacap 1 Imam Romli Ali Mufthi Indramayu
5 Imro’atus Sholihah H. Hayatuddin Malik Cirebon 2 Lutfi Maulana Watir Tegal
3 Mudhofir Mansyur Boyolali

TAHUKAH ANDA ?
Dalam wasiatnya, al-Maghfurlah KH Mufid Mas’ud begitu rinci menjelaskan tanah maqbarah di Komplek
III, padahal semasa hidupnya beliau belum pernah melihat lahan maqbarah secara langsung.
Sumber : KH. Mu’tashim Billah

Juni 2010 43
Aktivita
Khatmil Qur’an

DAFTAR PESERTA KHATAMAN BIL GHOIB JUZ AMMA PUTRA TAHUN 1431 H/2010 M
NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL)
1 A. Hilmy Haidar Romzy bin Hasyim Saefudin (Magelang) 61 Dino Hasan bin Sibyan Sumilyan (Wonosobo) 121 M. Zaki Mubarok bin M. Khotib, S.Ag (Tangerang)
2 A. Maskur Khoirul Fatah bin Imam Syafi’i (Magelang) 62 Dodik Faris Tafsirun bin Mudiyanto (Gunung Kidul) 122 Madad Muhammad Arsyad bin M. Tajuddin (Cirebon)
3 Abdul Ghofur bin Nawawi (Bantul) 63 Eko Yudianto bin Slamet Udiraharjo (Sleman) 123 Masduki Achmad bin H.A. Masfuad Sudarman (Sleman)
4 Abdulloh Ibnu Fajar bin AKP. H. Joko Priyono (Sleman) 64 Elang Manglarmonga Assidiq bin Y.Marzuki S,Pd (Sleman) 124 Maulana Wahyu Saefudin bin H. Waryo (Bandung)
5 Abdur Rohim bin Dullahman (Klaten) 65 Fadly Al Lutfi Jaslin Dano bin Jaslin Dano (Sleman) 125 Mikdam Avisena bin H. Muhasan (Wonosobo)
6 Abulkhair Pratama Putra bin Drs. Suharto (Kalbar) 66 Fahmi Rizqi Nashrullah bin Drs. H. Abu Nasar (Cirebon) 126 Miladi Tohir Muhamad bin Pono Achmad (Magelang)
7 Achmad Syaifudin bin (alm) Achmad Mudzakir (Magelang) 67 Faisal Anjun Huasan bin Sholikhin (Temanggung) 127 Mirsalurriza Muhajalin bin H. Zaenal A. (Samarinda)
8 Adam bin Dahlan (Bandung) 68 Faiz Akrom Sauqi bin (alm) Dahroji (Magelang) 128 Much Musoffa bin Ghufron Charis (Bantul)
9 Adam Adrian bin Oop Sopandi (Garut) 69 Fajar Andrian bin Ismail (Magelang) 129 Muchammad Muaziz bin Marjuki (Magelang)
10 Adam Bayu Hidayat bin Mustaqim Ma’ruf (Semarang) 70 Fajar Chusnadi bin Suparman (Bantul) 130 Muhammaadun bin Suparto (Demak)
11 Adi Frmansyah bin Iskandar (Malang) 71 Fatih Hidayat Assyafi’ bin Ahmad Syafik (Wonosobo) 131 Muhammad Farkhan Amin bin H.Asmuni (Sleman)
12 Adi Kusuma Bakti bin Suhadi (Semarang) 72 Fawwaz Arif Al Jabar bin Drs. Arif Rachman H, SH (Semarang) 132 Muhammad Faza Roziqin bin Basori (Pacitan)
13 Adnan Kiat Zulfikar bin H. Muhainan (Magelang) 73 Firman Adhi Kurniawan bin Sambudi (Sleman) 133 M. Hakim Zuhri bin H. M.Hanif A. (Palembang)
14 Afif Ahmad S bin Muslih (Magelang) 74 Hamam Adi Muhana bin Suwita (Tangerang) 134 M. Khaedar Assagaf bin M.Hisom (Temanggung)
15 Afthan Syauqi Kannaby bin KH. Fuad Falahudin, MA (Depok) 75 Hanif Maulana Muhamad A bin Drs. Kahfi Puji Atmaja (Depok) 135 Muhammad Khamami bin M. Siddiq (Magelang)
16 Agung Raharjo bin Tohid (Riau) 76 Hasyim Abd Bari bin Drs. Mansur (Sleman) 136 Muhammad Khanifudin bin Muh. Kuwato (Magelang)
17 Agung Saefudin Aziz bin Abdul Aziz (Wonosobo) 77 Hernadi Nur bin Kadiman (Indramayu) 137 M. Khoirul Umam bin M.Y. Syamsuddin (Indramayu)
18 Agung Sukma Rizqiyadi bin Dody Wiyoso (Tangerang) 78 Hizrian Hatif bin H. Slamet Wicaksono (Kendal) 138 Muhammad Tohari bin Lasono Badarudin (Klaten)
19 Agus Abd Qodir Al Jaelani bin H. Djaelani (Cianjur) 79 Ibnu Haris bin Yandi (Indramayu) 139 Musoheh bin Tolha Marabis (Brebes)
20 Ahmad Abdhil Adhim bin H. Zaenudin As’ad (Pekalongan) 80 Imron Rosyadi bin H. Royani (Jakarta Selatan) 140 Mustika Kamaludin bin (alm) Nur Zen (Pekalongan)
21 Ahmad Asadbaz bin H. Ahmad Sa’dun Santoso (Kulon Progo) 81 Iqbal Hadi Ihwanto bin Muji Ihwanto (Bantul) 141 Naf’an Ahmad Sobakh bin Syuhada’ F. (Magelang)
22 Ahmad Aufal Marom bin KH. M Yahya Badruz, SH (Kediri) 82 Jihan Najah Jauhar bin Johar Tauhid (Bantul) 142 Nasif Tamamil Huda bin T. Fahrudin (Purworejo)
23 Ahmad Daniyulloh bin Rifa’i (Magelang) 83 Jingga Yoga Pribadi bin Triyono (Pemalang) 143 Naufal Faras Syihab bin Drs. Iswanto (Semarang)
24 Ahmad Fatkhurrohman bin Suwanto (Magelang) 84 Khamidun Arifin bin Triyanto Raharjo (Klaten) 144 Naufal Zuka Ahlian bin H. M., SH (Kendal)
25 Ahmad Lutfi bin Ahmad Sumaeri (Wonosobo) 85 Khoirul Rohman bin Barsi (Magelang) 145 Ngaliman bin Sardan (Cilacap)
26 Ahmad Munadzir bin H. Suyono (Jambi) 86 Kholil Arkham Hakim bin Drs. B. Musthofa, SH (Banjarnegara) 146 Nur Khanan bin H. Muthoyib (Wonosobo)
27 Ahmad Nafi’ bin H. Mashadi (Kendal) 87 Khusaini Albab bin Suryani (Jambi) 147 Nur Qomaruddin bin Rozikin (Sleman)
28 Ahmad Niamullah bin Drs. KH Abdul Tarom, M.Si (Bantul) 88 Labib Aulia bin H. Manaf Yasin (Batang) 148 Nur Rohman bin Agustiyono (Riau)
29 Aji Rifai Nasution Rahman bin Hasan Nasution (Yogyakarta) 89 M. Abidzar Rais bin Eko Mulyanto (Sleman) 149 Panji Maulana bin Muhammad Fauzi (Cirebon)
30 Alarumba Agamsena Asidha bin Drs. MD Ahmadyani (Magelang) 90 M. Affan Dahlan bin Muzammil, Pd (Kendal) 150 Peri Harpenda bin Legiman (Jambi)
31 Alfian Annas Fadzoli bin Joelianto Wibowo (Bantul) 91 M. Afif Rizky bin Sugiarto (Sleman) 151 Ragil Muhammad Ridar Akbar bin Sriyadi (Sleman)
32 Alfian Nurrohman bin Budiyono (Gunung Kidul) 92 M. Ainur Rofiq bin Munir (Magelang) 152 Rahmad Setyawan bin Suroto (Tangerang)
33 Alfian Nurul Humaida bin Puji Wuryana (Kulon Progo) 93 M. Alpharad A Daud bin Amser Yusuf Daud, MM (Depok) 153 Rahmat Bondan Prasetyo bin Yusron (Yogyakarta)
34 Ali Mustofa bin Edi Wijaya (Tegal) 94 M. Ardani Naja bin (alm) H. Ali Ikhsan (Jepara) 154 Ridwan Dwi Utomo bin Margo Utomo (Sleman)
35 Alib Lestanto bin Muhammad Toha (Sleman) 95 M. Ben Maharibuan bin Sudiarto (Magelang) 155 Riqo Hidayat bin H. Mutholib (Wonosobo)
36 Alif Nurrohman bin Margiyo (Gunung Kidul) 96 M. Chilmy Akil bin (alm) M. Nakum (Brebes) 156 Riyanto bin Wasikan (Gunung Kidul)
37 Althof Dinantama bin Drs. Musifin, MH (Tangerang) 97 M. Dwi Prasetyo bin Drs. Sardi (Kendal) 157 Rohmad Supriyadi bin Suwardi (Sleman)
38 Alwi Arief bin Drs. H. Ruba’i (Pemalang) 98 M. Dzikrulloh bin Badrun Attamimy (Cilacap) 158 Rohmat Syafi’i bin Nurdi (Sleman)
39 Amirul Amin bin H. Samijan Al Adib (Bantul) 99 M. Fahmi Djazuli bin M. Mustofa (Sleman) 159 Rony Kurniawan bin Surana (Bantul)
40 Ammar Asyqorul Azam bin Muhammad Soleh (Kendal) 100 M. Fatoni bin Masrikan (Kalsel) 160 Roska Aftadityas bin Rosulan (Wonosobo)
41 Anang Mustofa bin Romadhon (Magelang) 101 M. Fauzi bin Moh Yusuf (Magelang) 161 Rosyid Ulinuha bin Yuliono (Riau)
42 Andrew Irawan bin Lamino (Klaten) 102 M. Ihsanudin Ali Waffa bin Supama (Klaten) 162 Rukyan Retno Pramoko bin Solichun (Temanggung)
43 Andrian Febriandi bin Bambang Haryanto (Pontianak) 103 M. Ikhsan bin Sugito (Temanggung) 163 Saefur Rohman bin H. Radisa (Indramayu)
44 Angga Pratama Aka Jakfar bin Muh. Tobroni (Kulon Progo) 104 M. Izzat Abidi bin Sholikhin (Magelang) 164 Sahid Wahyu W bin Tukarjo (Klaten)
45 Arfin Yahya bin Abd Khalim (Magelang) 105 M. Khoirul Fatikhin bin Muhammad Maisaroh (Sleman) 165 Salman ‘Abd ‘Aziz bin Moh. Kawinto (Cirebon)
46 Arie Astari bin Thaha (Subang) 106 M. Kholilurrohman Asrori bin Asrori (Magelang) 166 Satyo Pambudi bin Parmo Rejo (Gunung Kidul)
47 Arif Mukhlisin bin Darto Sumitro (Palembang) 107 M. Latief Febrian bin (alm) Maryoto, S. Pd (Magelang) 167 Setyawan Ariyoga bin Drs. Khusnan (Magelang)
48 Arif Mustofa bin Sumardi (Sleman) 108 M. Lutfi Nuruz Zaman bin Drs. M. Abd Kholiq (Wonosobo) 168 Sigit Susanto bin Nuryanto (Gunung Kidul)
49 Asy’ari Ma’ruf bin Suklasno (Bantul) 109 M. Luthfi El Firdaus bin Fatkhurrohman (Wonosobo) 169 Slamet Romadhoni bin Suratno (Gunung Kidul)
50 Bagus Ahmad Arief bin Drs. Hidayaturrohman, SQ (Pasuruan) 110 M. Nafiuddin bin Abu Yahya (Magelang) 170 Sofyan Krisdianto bin Joko S (Klaten)
51 Bagus Ismail Al Kausar bin Wajdhudin (Brebes) 111 M. Nur Faizin bin Hardiyanto (Banjarnegara) 171 Sokhib Sarifudin bin (alm) Son Haji (Temanggung)
52 Bangkit Daraguthni Sanalika Putra bin S.Untung (Purworejo) 112 M. Nur Kholis Al Kahfi bin Asmad Arifin (Sleman) 172 Sulkifli bin Darwis S (Sulawesi)
53 Bayu Aji Abdur Rozak bin Abdul Halim (Pemalang) 113 M. Rizal Syafi’i bin Ngatima (Boyolali) 173 Suparjo bin Tohid (Riau)
54 Choliqi Syaeful Bahar bin Kastolani (Magelang) 114 M. Surya Aditya R bin Ponidi, S. IP (Wonosobo) 174 Surya Maeda Rofi bin Drs. Sudjadno (Bantul)
55 David Ardiansyah bin Irfanudin (Temanggung) 115 M. Surya Fahreza bin Nandang Suryana (Garut) 175 Syarif Hidayatullah bin Hasyim Asmuni (Sleman
56 Deni Fahrizal bin Walyono (Wonosobo) 116 M. Syamsul Rizal bin Saroni (Kendal) 176 Uji Bagus Panuntun bin Muh. Irfan (Kebumen)
57 Denni Saputra bin Samin (Tangerang) 117 M. Taufiq Nur Halim bin Abdullah, SH (Klaten) 177 Umam Hanafi bin Ahmad Suyudi (Wonosobo)
58 Deny Rahman Arief bin Zaenal Arifin (Magelang) 118 M. Yazid Kamal bin H. Iswanto Muh Ma’ruf (Klaten) 178 Yoga Indriyanto bin Parjino (Bantul)
59 Diar Nada Saputra bin Wasna Iar Saputra (Karawang) 119 M. Yusuf bin Agus Hendro (Serang, Banten) 179 Zainul Muhibbin bin Harun (Bantul)
60 Dikna Mahendra bin Waluyo AN (Wonosobo) 120 M. Zaenuri bin Tugiyono (Semarang) 180 Ziar Zia Urrochman J bin A.Achmad Maslih (Cirebon)

DAFTAR PESERTA KHATAMAN BINNADZRI 30 JUZ PUTRA TAHUN 1431 H/2010 M


NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL)
1 A. Dana Musin Kamil bin Mustofa (Temanggung) 12 Dicky Nur Hamzah bin Drs. Tauhid (Wonosobo) 23 Lutfi Fauzi Rohman bin Suranto (Banjarnegara)
2 Abd Aziz Machfuudillah bin Gatot Suharyanto (Cirebon) 13 Didi Abdilah bin Kasdi Wahab (Bantul) 24 M Badruzaman bin M Ikhsan (Pekalongan)
3 Adip Muamar Khabibi bin Roziqin (Sleman) 14 Dzikron Aulawy bin Muhyadin Syam (Magelang) 25 M Dzani Hidayat bin H Abdul Khamid (Wonosobo)
4 Agung Nugroho bin Maryanto (Lampung) 15 Eko Adi Wibowo bin Choirun (Salatiga) 26 M Sulkhan Fauzi bin Iswanto (Bantul)
5 Agus Rohmad bin (alm) Warno Wibowo (Gunung Kidul) 16 Eko Baning Setyo Aji bin Subagiyo (Purworejo) 27 M. Althof Taftoyani Usman bin S.Usman (Wonosobo)
6 Ahmad Prakosa bin Saridal (Sleman) 17 Eko Febriantino bin (alm) Supriyono (Lampung) 28 M. Aqil Sampurna bin A. Zawawi (Magelang)
7 Ahmad Ro’is Baihaqi bin Mukhammad Irfan (Kebumen) 18 Fachrul Nurcholis bin Nursyamsi (Batam) 29 M. Fajar Shidiq bin Tukiyo (Tangerang)
8 Arsyad Ghozali MBA bin Taufiq H (Solo) 19 Imadul Bilad bin Drs. H. A. Suud Chair, M.Si (Kendal) 30 M.F. Alvin Rozak bin Drs. KH Wakhid B. (Banjarnegara)
9 Asep Miftah Misbahul Munir bin Ujang Suherman (Garut) 20 Imam Sholihin bin M. Sholeh (NTB) 31 M. Fikki Maulana bin M. Tsabit, S.PdI (Kendal)
10 Aslimna bin Qomaruddin (Riau) 21 Irfan Abd Mu’thi bin Asep Abdurrohman (Sukabumi) 32 M. Hadziq Aufa bin Drs Arif Irfan S.H M, Hum (Bantul)
11 Bagas Rahmad Hidayat bin Romadlon (Magelang) 22 Latifulloh bin Slamet Bashori (Lampung) 33 M. Ilham Masykur bin H. Abidin Abbas (Magelang)

44 Juni 2010
Aktivita
Khatmil Qur’an

DAFTAR PESERTA KHATAMAN BIL GHOIB JUZ AMMA PUTRI TAHUN 1431 H/2010 M
NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL)
1 Ika Septiarini binti Hirni (Jambi) 64 Fina Lailatul Barokah binti Romdhan Hidayat,S.Pd (Magelang) 127 F. Nurussofa binti Fatkhurrohman (Magelang)
2 Selina Cindra Dewi binti Gunarso (Bandung) 65 Mar’atus Sholihah binti Nuruddin (Indramayu) 128 Harti binti Samsudin (Magelang)
3 Anifatun Khasanah binti H.Arif Usman (Wonosobo) 66 Nuraisyah Istiqomah binti Munafi Syaifudin (Tangerang) 129 Deni Satria Ningsih binti Lasino (Sulawesi Tenggara)
4 Heny Tri Rahayu binti Slamet Imron (Lampung) 67 Rofa’u Zakiyyah binti Misrochudin (Bengkulu) 130 Nur Siamti binti Muji Winardi (Yogyakarta)
5 Ummu Badriah binti Syuhudi (Jakarta) 68 Anisa Fatul Jannah binti Ichwan (Yogyakarta) 131 Ana Zahrotul M.binti A. Rofi’iudin (Wonosobo)
6 Desi Tegar Nurani binti H. Ahmad Syafiq Nasuha (Jepara) 69 Aena Safrida binti Dodo Priyono (Temanggung) 132 Lu’Lu’ iI Maknun binti H.Muslich (Pekalongan)
7 Wulida Khoirunnisa binti Muchammad Chamdan (Lumajang) 70 Yoana Vita Sari binti Praptiyanto (Temanggung) 133 Nurul Khasanah binti Mahfud (Magelang)
8 Ummu Khusna Syifa binti Drs. Sutoyo (Yogyakarta) 71 Ivana Fajriy binti Zaenal Mustofa (Purworejo) 134 Eka Fanni Izza binti H. A H Haris Arifin (Banyuwangi)
9 Ita Nur Aini binti Basuki, S.Sos (Magelang) 72 Eva Indriyani binti Budi Setiawan (Magelang) 135 Inayatul Maula binti Kaswadi (Purwodadi)
10 Elza Noerjannah binti Undang Karyana (Yogyakarta) 73 Nita Purdiana Sari binti Katiran (Ponorogo) 136 H.A.Mawaddatunnisa binti H.Abdul Basit Mahfuf(Bogor)
11 Annisa Uly Amrina binti Masrur Yusuf (Magelang) 74 Nusrindar binti Alinur (Sulawesi Tenggara) 137 Tri Sulistyowati binti Duljamil (Banjarnegara)
12 Mila Novi Anggriani binti Suharsono (Magelang) 75 Anisa Wahyuningtyas R. binti Rokhan Santosa (Yogyakarta) 138 Desia Lu’luatus Sholihah binti Nur Hidayat (Wonosobo)
13 Fina Roudlotul Jannah binti Khambali (Magelang) 76 Fatimatuzzahro’ binti Misbachul Munir (Magelang) 139 Rr.Dizka Humayra binti Rusulan (Wonosobo)
14 Ratih Nurmalasari binti Yudik Susanto (Yogyakarta) 77 Siti Cholisoh binti Muhammad Ilham (Magelang) 140 Yushi Itsnayanti M. binti H.Aguslani M., M.Ag (Cianjur)
15 Fadhla Rizkia binti Encep Wahid Shaleh (Cianjur) 78 Septian Ayu Rifayanti binti Moch. Anwari (Salatiga) 141 Rosida Chasna binti M.Haryo Subodro (Yogyakarta)
16 Sulkhah Fauriyah binti R. Mukhibin (Yogyakarta) 79 Nahla Diani Pramono binti H. Sidiq Pramono (Banjarnegara) 142 Putri Surya Islam binti Kholil As’adi (Semarang)
17 Riza Fitriastuti binti Sucipto (Magelang) 80 Azwida Rosana Maulida binti Drs. Ikhrom, M.Ag (Semarang) 143 Umi Nur Khasanah binti Wagimo (Klaten)
18 Etik Endarwati binti Katiran (Ponorogo) 81 Ingga Ris Bintari binti Kasiman Hadi (Klaten) 144 Kurnia Kusuma Astuti binti Wuriono (Magelang)
19 Nihayatul Mahmudah binti Ahmad Zuhdi Faruqi (Temanggung) 82 Futikhaturrohamah binti Sukatmo (Tegal) 145 Dita Indi Nur Otapiyani binti Ngateno (Semarang)
20 Rima Hanifah Rowiana binti Anharowi (Yogyakarta) 83 Ginanjar Zakiah binti Santoso (Kalimantan) 146 Milatul Khanifah binti M.Solikhin Noor (Kendal)
21 Fadlillah Ridlo Aji binti H. Adib Muhammad (Magelang) 84 Dany Bilkis Saida Aminah binti Muslimin (Jombang) 147 Zulfatun Ni’mah binti (alm) Mas’udi (Magelang)
22 Siti Muawanah binti Tasmudi (Purworejo) 85 Lia Fajrina Binuril Hidayati binti Abdul Aziz Hakim (Yogyakarta) 148 Halimatun Kholisoh binti Ahmad Toha (Magelang)
23 Sri Maryanti binti Sanin (Yogyakarta) 86 Nugraheni Rafika Silmi binti Drs. H. Zuhri (Demak) 149 Wiwin Nafi’ah binti Sunaryo (Magelang)
24 Fara Masyitoh binti Surokhman (Temanggung) 87 Milla Nisfayani binti Asfar Susanto (Lampung) 150 Kholifatun binti Paidi (Yogyakarta)
25 Lilik Nur Hidayati binti Mintarso (Demak) 88 Imaylina Rofida binti Sarman (Magelang) 151 Desy Restiani binti Rofiden (Magelang)
26 Siti Masruroh Nurul Fitroh binti Mohammad Sjahid (Magelang) 89 Latifah binti Suwadi (Cirebon) 152 Nur Hikmah binti H. Ucup Daman Huri (Jawa Barat)
27 Miftahul Jannah binti Karno (Grobogan) 90 Umi Salamah binti Maskuri (Brebes) 153 Sulhatun Nafisah binti Hanifudin (Magelang)
28 Nurul Chomariah Agustin binti Priyagus, A.Pi (Maluku Utara) 91 Alfi Wahyu binti Benny Agung (Magelang) 154 Idamatul Khusna binti Zarnuji, S.P (Yogyakarta)
29 Afina Rizki Zakiyah binti A.Sofan Ansor (Banten) 92 Mutafariqoh binti Ahmad Sajari Diwirya (Kebumen) 155 Silvi Atifah Hilmida binti Abdul Rokhman (Yogyakarta)
30 Winda Kurniasari binti Suryono (Bogor) 93 Yuyun Nur Faizah binti Abdur Rahman Wahid (Banjarnegara) 156 Anjani Maulaya binti Nur Mas’udi (Demak)
31 Anissa Fitriyah binti H.Rabiya (Klaten) 94 Firda Nailurohmah binti Suriyan (Tulungagung) 157 Safina Rahmah binti Idham Michwani (Yogyakarta)
32 Istiqomah binti Abdul Aziz (Kendal) 95 Laelatul Mujetahidah binti Arifin (Grobogan) 158 Nurul Fitri Hidayati binti Nur Budi D. (Yogyakarta)
33 Nurul Falihani binti Ahmad Afandi (Banjarnegara) 96 Fatimah Ika Puspitasari binti Slamet Budiarjo (Yogyakarta) 159 Tengku N. Rohmah binti Tengku S.Muhammad (Yogya)
34 Faunizah Thurfi’in binti Harianto Wibowo (Klaten) 97 Desi Puspitasari binti Sriyanto (Klaten) 160 Nur Rofi’ah binti Sugeng Nur Kholis (Surakarta)
35 Hilmy Rabi’ah Nur binti Drs. H. Awan Sanusi, M.Pd (Garut) 98 St. Ni’matul Fitriyatin N. binti A.Mochith Thohir, S.Ag (Tuban) 161 Nurfi Aufa Nabila binti Abu Yazid (Yogyakarta)
36 Kaifia Mahsa Savira binti H.Kholil Habiballoh, S.Ag (Semarang) 99 Fifi Andiyani binti Maksum (Magelang) 162 N. Husna Zakia binti Drs. H. Nuridin, S.Ag (Semarang)
37 Nuraini Siwi Setyantari binti Wiwik Eko Pranomo (Yogyakarta) 100 Aliyatur Rizki binti H.Syaifuri (Tegal) 163 Putri Widiastuti binti H.Yazid Widodo. S.Pdi (Wonosobo)
38 Maulida Rachmatul Chusna binti Muhajir, BA (Yogyakarta) 101 Dewi Sari Samsuci binti H. Sriyoto (Riau) 164 Iis Yulianti binti Basiran (Majalengka)
39 Farida Syifa Alfuadah binti Suyatno (Yogyakarta) 102 Diah Kusuma Ratna binti Istadi (Magelang) 165 Nur Aisiyah binti Achmad Khoirudin (Yogyakarta)
40 Yesica Dyah Oktavia binti M.Erwin Darwinto (Jakarta) 103 Meylani Dinna Alauwiyah binti Drs. Sumardi (Sumatera) 166 Laili Ummu Kultsum Asshoum binti M.Jamil (Magelang)
41 Khoirunnisa’ binti H.Aziz Sulaiman (Yogyakarta) 104 Pristy Ardne binti Suhendra (Banten) 167 F.Nangim Rokhimah binti M. Zanudi (Yogyakarta)
42 Aunil Iffah binti H. Mustaghfirin (Semarang) 105 Rana Arum Aqilla binti Abdul Ghofur (Banten) 168 Istu Putri R. binti Abd.Rokhim (Magelang)
43 Desy Ayu Pratiwi binti Haryadi (Temanggung) 106 Nur Azizah Abrida Basuni binti Basuni (Yogyakarta) 169 Salafiatul Hasanah binti Sakatno (Yogyakarta)
44 Kholida Nur Sidqiah binti Nur Wakit (Yogyakarta) 107 Fathatul Faizah binti Rohmadi (Temanggung) 170 K.Tahta Alfiana binti M.Lahmudin Mubarok (Magelang)
45 Nurfadhillah Sarah Rosyidah binti Khairul Arifin (Magelang) 108 Heni Rahmawati Nurul Hidayati binti Supanto (Demak) 171 Siti Mutakhimah binti Dawam (Yogyakarta)
46 Arofatillah binti H.Hibatullah (Cirebon) 109 Hamidatun Sholihah binti Abdul Rohman (Yogyakarta) 172 Marwanti binti Wiknyo Utomo (Magelang)
47 Sito Chafidzotul Ummah binti H. Cudri Haris (Banten) 110 Heni Retno Marwati binti Angger Suyitno (Sulawesi Tenggara) 173 Aulia Rahmah Oktafiani binti Muntokha (Pemalang)
48 Ade Tafrihah binti H.Tabridji Jaelani (Banten) 111 Meyda Hani Syafitri binti Suharna (Indramayu) 174 Malihatul Husna binti Ahmad Dainuri Noor (Wates)
49 Vivi Amalia Sherli binti Artono Supit (Magelang) 112 Ria Andina binti Basuki (Temanggung) 175 Erika Aulia Fajar Wati binti Khamdani (Klaten)
50 Ziya Daturrohmah binti Kasan Zuhri (Kulon Progo) 113 Selvia Wulandari binti Ayadi (Bengkulu Utara) 176 Uswatun Chasanah binti Abu Chasan Husain A.(Klaten)
51 Siti Halimah Nurul Khasanah binti Muhammad Muhyidin (Klaten) 114 Rizma Mirawanti binti Purwanto (Yogyakarta) 177 Siti Halimah Sa’diyah binti Rosadi (Yogyakarta)
52 Zahro Karimatul Aini binti Karmaji (Probolinggo) 115 Rodiatun binti Bunadi (Kudus) 178 Bita Zuhri Mustahibbah binti Muhadi (Yogyakarta)
53 Wardatun Nafisah binti Suyadi Koesnen (Lampung) 116 Nur Hidayah binti Zaenurodin (Magelang) 179 Fatin Muniroh Syauki binti Istakhori (Temanggung)
54 Wahyu Eka Putri binti Jumakir (Yogyakarta) 117 Nila Sa’adah binti Marsidi.SAg (Magelang 180 Sarmada Rahmah binti A. Jazuli Agus M. (Yogyakarta)
55 Monika Rahayu binti H.Son Haji (Wonosobo) 118 Anita Laelatul Khomsatun binti Mohammad Basuki (Rembang) 181 Siti Fatonah binti Purwanto (Magelang)
56 Pramita Sari Dian Saputri binti Rochani (Temanggung) 119 A’isatul Arifah binti Imam Syafi’i (Magelang) 182 Heni Nur Afiati binti H. Agus Salim (Magelang)
57 Avida Zulfiana D binti Khamdani (Klaten) 120 Nur Rochmah binti Edy Supoyo (Magelang) 183 Silva Zahrotun Nafisah binti Sinwan (Kendal)
58 Dhia Nabila binti Murtadlo Purnomo (Klaten) 121 Luluk Nurfaizah binti Kumpul Sutrisno (Wonosobo) 184 Reni Wulandari binti Sudarji (Magelang)
59 Halimatu Nadia binti H. Mustaghfirin (Semarang) 122 Ula Rahmatika binti K.H. Bustanul Arifin (Yogyakarta) 185 Umi Aminatus Sholihah binti S. Abd.Malik (Lampung)
60 Zahrah Husna binti Budiman (Bogor) 123 Fitriyani Ruli Ramadhani binti Massadakah (Temanggung) 186 Munawaroh binti H. Maman Suparman (Garut)
61 Meida Kryzpa Emaer binti Muhammad Ali Rahman (Lampung) 124 Ulfa Roaisi binti Sabarudin (Wonosobo) 187 Ambar Novitasari binti Sodik Sutarmin (Klaten)
62 Rezki Putri Iman Sari binti Mulyono (Magelang) 125 Umi Laily Hidayati binti Sunardi (Demak) 188 Rizqi Amaliah binti Munasir (Temanggung)
63 Siti Nur Hidayah binti Mawardi (Yogyakarta) 126 Ayu Permata Putra Marta binti Mulyono (Yogyakarta) 189 Shofi Afdila binti Munawir (Magelang)
NO NAMA PESERTA (ASAL)
NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL)
34 M. Iqbal Al Ghifari bin Drs. Slamet Riyadi (Semarang) 45 Muchlas Andi Yulianto bin Pinggir Suripto (Temanggung) 56 Rifqi Maulana bin Marsidi (Kulon Progo)
35 M. Krisna Aziz bin (alm) Mubasyir S. (Magelang) 46 Muh ‘Ashim Fadlili bin M Johan (Pekalongan) 57 Rochmat Amrulloh bin Tukirno (Gunung Kidul)
36 M. Marzuki bin Kirmadi, BA (Klaten) 47 Muh Ghufron bin Syuhada’ Fahrudin (Magelang) 58 Sani Fahmi A bin Agus Atok (Sleman)
37 M. Mustangin bin Amir A.Ma (Boyolali) 48 Muh Zainal Abidin bin KH Muhamad Amin (Purworejo) 59 Slamet Romadlon bin Basari (Magelang)
38 M. Ridwan Dwi Astanto bin H. Tugimin (Riau) 49 Muhammad Fachry bin M. Khamilin (Karawang) 60 Syamsul Fauzi bin Rusdi (Magelang)
39 M. Syauqi Hanif Ardani bin T. Syarif (Purwokerto) 50 Muhammad Khasan Fauzi bin Muhainuddin (Temanggung) 61 Toufan Maulana bin Misran (Kendal)
40 M. Syukron Imamuddin bin Ahmad N Yasin (Sleman) 51 Muhammad Wahib bin Sardi (Kalimantan Barat) 62 Wildan Azkal Fikri bin Najahan Musyafak (Semarang)
41 Mahfudin bin Abd Jamal (Bantul) 52 Muhammad. Hafid bin Yayat (Ciamis)
42 Misbakhul Munir Abadi bin Mukhsan Afandi (Kebumen) 53 Muhid Wahyudi bin M. Lukman Hakim (Magelang)
43 Moh Ghozali bin Agus Hendro (Serang) 54 Rakhmat Rizki Yanto bin Sahuri (Magelang)
44 Moh Rizal Prayogi bin Mugiyo (Kendal) 55 Rifqi Aziz Ma’shum bin H. Marwiyanto (Sleman)

Juni 2010 45
Aktivita
Khatmil Qur’an

DAFTAR PESERTA KHATAMAN BINNADZRI 30 JUZ PUTRI


NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL) NO NAMA PESERTA (ASAL)
1 Afina Putri binti Sucipto (Magelang) 33 Himmaty Alimatun Nafi’ah binti Ma’sum Umar (Kupang) 65 N. Latiefah Habibah Arrohima binti Abdullah (Klaten)
2 Alfiannisa’ Nurkholisotin Ni’mah binti Fifin Nurkholis (Sleman) 34 Iit Wakhidah binti Kabul Asrofi (Temanggung) 66 Nurwiyati Rahayu binti Santoso (Kalimantan Barat)
3 Alifah Nur Safitri Mugiono binti Sukendar (Klaten) 35 Ika Nurul Qomariah binti Andria Fahrudin (Purworejo) 67 Puji Pramudya Wardani binti Sujongko (Magelang)
4 Aniq Khafidhoh Khannan binti Muh. Fathoni (Temanggung) 36 Indana Zulfa binti Muchtarom (Demak) 68 Putri Anisatul Mabruroh binti Murtija (Purbalingga)
5 Anis Nur Laili binti Sadiman, S,Pd.I (Banjarnegara) 37 Isma Farikha Latifatun Nuzulia binti Drs. Samsul M. (Wonosobo) 69 Qonitatu Zahara binti Muhasyim Abdul Majid (Jaksel)
6 Anis Prita Mahwati binti Ginu (Sleman) 38 Isnah Ashariah binti Ating (Bandung) 70 Qorri ‘Aina binti Ashim (Bantul)
7 Anisul Anamah binti Syaifudin Ali (Pemalang) 39 Ita Novita binti (alm) Untung Ruyana (Indramayu) 71 Rahmi Hanifah binti Saejana B (Sulawesi Tenggara)
8 Anna Yuli Kurnia Yanti binti Tugino (Gunung Kidul) 40 Khoirunnisa Eka Kurnia Miyosita M. binti H. M. Miyono (Kalsel) 72 Rima Rahmawati binti H. Muhammad Sahudi (Kendal)
9 Annisa Latifah binti Anwari (Magelang) 41 Kuni Uli Shofa binti Tohari (Ngawi) 73 Risha Astiani binti Sihono (Sleman)
10 Annisa Nur Oktaviana binti (alm) Sutarojo (Banjarnegara) 42 Layyinatus Syafi’a binti Abdul Ghoni (Demak) 74 Rizky Istikomah binti Tukiran (Jakarta Selatan)
11 Arga Mahatva Yodha binti Fauzun Amirul Arosat (Temanggung) 43 Maha Anugrahani binti Muh. Daroni (Yogyakarta) 75 Rizqi Makrifatun Ni’mah binti Budi Santoso (Wonosobo)
12 Arina Hikmah binti Muhammad Suhadi (Wonosobo) 44 Marisatul Chalwa Zamroni binti Hamid (Pekalongan) 76 Sarah Ulya Sufah binti Miftahul Huda (Wonosobo)
13 Arina Hilma Shabrina binti Drs. H.M.W.Nuruddin (Jaksel) 45 Mas’adah binti H. Ta’ibin (Pekalongan) 77 Siti Ainal Mardhiyah binti Achmad (Kendal)
14 Atin Puji Suprapti binti (alm) Suprapto (Gunung Kidul) 46 Masyitoh Farah Laila binti H. Nasikhin (Temanggung) 78 Siti Jazilah binti Jumakir (Bantul)
15 Aulia Noor Azizah binti Sunarto (Klaten) 47 Mifrochatun Laely Yuliana binti Abdul Chalim (Pemalang) 79 Siti Khotimah Aisyiyah binti Habib Sholeh (Magelang)
16 Ayu Putri Rahmawati binti H. Sukidjo, B.A (Klaten) 48 Mifrohatul Laela Khasanah binti Zaenal Abidin (Pekalongan) 80 Siti Magfiroh binti Muchjidin (Cirebon)
17 Badriyah binti Abdul Jamil (Pemalang) 49 Miftakhur Rohmah binti M. Wahyudin (Sleman) 81 Siti Masruroh binti Misbachul Munir (Purworejo)
18 Binti Khoiriyah binti M. Burhanuddin (Sleman) 50 Musfiatul Nur Laela binti Mustangin (Magelang) 82 St. Miftahul Lukluil Karimah binti Musthofa (Purworejo)
19 Binti Nafi’ah binti karmiyono (Kulon Progo) 51 Mutammimatul Ulya binti Sudarmadji (Magelang) 83 Siti Muthohharoh binti Masyhudi (Jakarta Selatan)
20 Binti Sholikhah Nur Rohmah binti Muhammad Hamidi (Klaten) 52 Mutiara Nur Said binti Said (Cirebon) 84 Siti Nur Janah binti Agus Waluyo (Cilandak, Jaksel)
21 Cahyaningrum Firdausy binti H. Wahban Hilal (Bantul) 53 Nashrila Akrom binti Cucu Suhendar (Bantul) 85 Siti Rachmatun Nisa binti Cucu Suhendar (Garut)
22 Dea Fizah Fahrana binti Ir. H. Asy’ari Shodiq (Solo) 54 Nasyatul Haditsah binti Khoirul Anas (Jepara) 86 Siti Vaoziah binti Nurhadi (Ciamis)
23 Diana Pertiwi binti Sunyoto (Kubu Raya, Kalbar) 55 Nelly Fadlliyani binti Muttaqin, S.Ag (Yogyakarta) 87 Siti Za’iimah binti H. Asrori (Magelang)
24 Dyan Anggraini binti M. Kolib (Magelang) 56 Nilam Saraswati binti Syafrizal (Magelang) 88 Sri Wahyuningsih binti Sumidi (Yogyakarta)
25 Dzakirotillah binti (alm) KH. Mustahdi Hasbullah (Cirebon) 57 Nilatul Anikhoh binti H. Ahmad Athoillah (Kendal) 89 Sri Wahyuningsih binti Boiman (Riau)
26 Enita Zahara binti Harun (Bantul) 58 Nur Afrilia Tri Ningsih binti Much Muzni (Magelang) 90 Susanti binti Haryanto (Wonosobo)
27 Fahmia Purna Lestari binti Drs. Mawardi (Pontianak) 59 Nur Alifah binti Sabari (Bantul) 91 Syifa Uwwa Rochmah binti M. Syofi’i (Cirebon)
28 Farah Nabilah binti Syakuri S.H (Depok) 60 Nur Faizah binti Santoso (Magelang) 92 Thava Yuniantari binti Rakhmat (Purworejo)
29 Fatma Hidayati binti H. Sumakmun (Magelang) 61 Nur Nika Asri Dewi binti Handoko Teguh W (Solo) 93 Vina Rahmatul Nur binti M. Fadlun (Pekalongan)
30 Geby Ayu Fadhilah binti H. Ubaidillah Kabier (Serang) 62 Nur’aini Azizah binti Sunarso (Solo) 94 Yuliyani Khabibah binti Kabul Asrofi (Temanggung)
31 Hayulia binti Sariyo (Sumatra Selatan) 63 Nurlaili Fauziah binti M. Dalhari (Kalbar) 95 Zain Nisau Royani binti Zaki Achmad (Magelang)
32 Hilyana Ma’rufah binti Achmad Sujadi Saddad (Lampung) 64 Nurul Afifah binti Ahmad (Bantul)

AGENDA KHOTMIL QUR’AN 1431 H (27-28 JULI 2010)

TANGGAL 27 JULI 2010 TANGGAL 28 JULI 2010


- Semaan al-Qur’an - Temu Alumni
- Festival Kesenian - Khitanan Massal
dan Budaya - Parade Drum Band MTs dan MA Sunan Pandanaran
(masih dalam konfirmasi - Ziarah ke makam KH Mufid Mas’ud
dengan masyarakat) - Dibaan
- Prosesi Khotmil Qur’an

Ketawa Itu Halal


THAAHA MAKAN BERSAMA

S eorang santri bernama Siti Rahmah (sebut saja begitu, red),


mempunyai pengalaman unik di Pandanaran. Mbak Siti yang
nyantri pada akhir 80-an sampai awal 90-an ini adalah santri huffadz.
K isah ini terjadi pada M. Suhaily pada dekade 90-an.
Cerita bermula dari kegiatan rutin PPPSPA saat mau-
lud tiba. Waktu itu seluruh santri berkumpul di komplek
Waktu itu hafalan yang sedang disetorkan kepada almaghfurlah KH II untuk mujahadah dalam rangka maulid Nabi. Selepas
Mufid Mas’ud sudah sampai surat Maryam dan mulai beranjak ke mujahadah, para santri mendapat jamuan spesial, satu
surat Thaaha. Hafalan pun ia persiapkan dengan baik. Tiba saatnya nampan porsi 4-6 santri berisi nasi lengkap dengan
menyetorkan kepada al-Mukarram. Namun, sampai disini ia menemui segala lauk pauknya.
kesulitan. Entah kenapa, setiap kali setoran surat Thaaha kepada al-
Mukarram, hafalannya mendadak hilang, lenyap dari pikiran. Sehingga Suhaily pun ikut menikmati hidangan dengan penuh
ketika setoran pun hanya melafalkan lafadz “Thaaha” berulang-ulang. semangat. Maklum, kondisi badan teramat lelah setelah
“Bismillahirrahmaanirrahiim... Thaaha...,Thaaha...”. Mbak Siti hanya selesai mujahadah dan perut kosong nyaring bunyinya.
mampu menyetor satu lafadz “Thaaha”. Tak bisa dibayangkan betapa Ia pun makan dengan lahap bersama teman-temannya.
malunya ia kepada al-Mukarram.
*** Namun tanpa diduga, secara tiba-tiba al-Mukarram KH
Beberapa tahun kemudian, Mbak Siti boyong, ia menikah. Tahukah Mufid Mas’ud menghampiri Suhaily dan serta merta ikut
Anda, dengan siapa Mbak Siti menikah ? Tak disangka tak dinyana, dahar (makan, red) disitu. Sontak Suhaily pun kaget
ternyata Mbak Siti menikah dengan seorang laki-laki bernama sama bukan kepalang, malu dan salah tingkah. Namun dalam
dengan nama surat yang dulu sempat kesulitan disetorkan kepada al- hatinya, Suhaily bergumam, “Ah, mudah-mudahan men-
Mukarram, ‘Thoha’ ! (Ema) jadi barokah...”, amien...(Hisyam)

46 Juni 2010
Lensa Santri

ILMI MUKARROMAH

Mengejar Mimpi Mendulang Prestasi


I
lmi, demikian panggilan akrab Ya, Ilmi memang telah
santriwati ini. Saat ini ia duduk di mengantongi segudang prestasi. Di
kelas X A Madrasah Aliyah Sunan antaranya adalah Juara I Puitisasi
Pandanaran. Putri dari pasangan Al-Quran Tingkat SMA / MA /SMK
bapak Asrofin dan ibu Ngaterum ini se-DIY tahun 2010, (Penyelenggara
lahir di Kendal 18 Mei 1994, dengan MA Muallimin Yogyakarta), Juara
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

nama lengkap Ilmi Mukarromah. III Pembacaan Puisi “ Chairil Anwar”


Dari Kendal ke Pesantren Sunan tingkat SMA/MA/SMK se-DIY tahun
Pandanaran ia membawa sejuta asa. 2010, (Penyelenggara Fak.Imu Budaya
Menjadi ilmuwan Muslim berkelas UGM Yogyakarta), Juara III Pidato
nasional bahkan internasional adalah Bahasa Arab tingkat SMA/MA/SMK
cita-cita utamanya. se DIY tahun 2010, (Penyelenggara
Cita-cita besar ini dilandasi MA Ali Maksum Bantul) dan Juara
dengan kesadaran yang cukup II Pidato Bahasa Arab POSPEDA
sederhana, yaitu ingin menjadikan tingkat Propinsi DIY tahun 2009,
dirinya bermanfaat bagi keluarga, (penyelengara Pemprop DIY).
masyarakat, agama, bangsa dan Dengan prestasinya, ia pun
negara. diganjar gelar “Putri Al-Khondaq
Apa yang dicita-citakan Ilmi tahun 2010”. Gelar ini disematkan
bukanlah angan-angan kosong. pada dirinya dalam acara tahunan
Baginya, menjadi besar berawal dari memperingati Hari Kartini.
sesuatu yang kecil. “Bukankah untuk Dalam urusan prinsip hidup,
menapak seribu langkah harus diawali Ilmi seolah tak mau kalah dengan
dengan satu langkah”, katanya kepada para filosof Yunani. Ia pun berfilsafat,
Suara Pandanaran. Dan langkah itu “Impian tidak mutlak menjadikan
ia wujudkan melalui banyak prestasi orang menjadi sukses , tetapi orang
sejak saat ini. sukses selalu mempunyai impian”.
(Faizun)
MUHAMMAD LUTHFI AL-FIRDAUS
Menikmati Buah Kerja Keras
M enjadi santri itu harus menguasai ilmu-ilmu
keislaman. Demikian ujar Luthfi Al-Firdaus ketika
ditemui Suara Pandanaran. Seorang santri, lanjutnya,
Kabupaten Sleman tahun
2009, (Penyelengara Depag
Kabupaten Sleman). Dan FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

tidak pantas kalau kerjanya hanya makan-tidur, juara III Musabaqah Qira’atul
makan-tidur, dan makan-tidur. Ya, Luthfi tidak sedang Kutub (MQK) cabang Hadis
bercanda. Tetapi sedang mengungkapkan kemirisan tingkat Propinsi DIY tahun
hatinya setelah melihat begitu banyak santri yang tidak 2010, (Penyelenggara Kanwil
tahu mengapa dan bagaimana ia seharusnya menjadi Depag DIY).
santri. Putra dari pasangan bapak Fathurahman dan ibu
Supaya tidak terjebak dalam kesenangan masa Siti Sukainah ini, lahir di Wonosobo enam belas tahun
remaja yang identik dengan bermain dan hura-hura, silam, tepatnya pada 18 Oktober 1994. Sekarang ia
Luthfi mengisi waktu luangnya dengan membaca. duduk di kelas X G MASPA.
Hasilnya luar biasa. Bak pepatah Arab “Barang siapa Tatkala diminta berbagi pesan dengan sahabat-
menanam pasti memetik”, saat ini Luthfi sudah sahabatnya, ia mengatakan, “Gantungkan harapan dan
menikmati buah dari apa yang pernah ia tanam melalui mimpi setinggi langit, lalu raih dengan ridlo kedua
aktivitas membaca. orang-tua dan guru”. Tak lupa ia menambahkan kata-
Apa saja buah yang dinikmatinya. Simak kata bijak, “Dengan cinta hidup menjadi indah, dengan
prestasi Luthfi berikut ini. Ia pernah menjadi juara I ilmu hidup menjadi mudah dan dengan iman hidup
Musabaqah Qira’atul Kutub (MQK), cabang Hadis tingkat menjadi terarah”. (Faizun)

Juni 2010 47
Tamu Kita
Syaikh Rajab al-Dayb

Mursyid Naqsyabandiyah Syria


Sirami Hati Santri Pandanaran

FOTO : MISHBAHUL MUNIR


"
siapa saja santri putra maupun
putri di Pesantren Sunan
Pandanaran ini yang bisa menghafal
bahwa apabila seorang penuntut ilmu
agama sedang berjalan, maka malaikat
Jibril menaruh sayapnya di dekatnya
membersihkan jiwa. Maka hendaklah
kalian senantiasa melakukan semua
itu,” kata Syeikh Rajab memberikan
Al-Qur’an dengan lancar dalam waktu sebagai rasa hormat terhadapnya. Dan saran.
enam bulan, akan saya beri hadiah Jibril tidak pernah melakukan hal itu Beliau mencontohkan dengan
kalung permata dari Suria. Tahun kecuali terhadap para penuntut ilmu. sebuah riwayat, suatu ketika wahyu
depan Insya Allah saya datang ke sini Malaikat Jibril bertindak tidak kunjung turun kepada Nabi
lagi untuk menepati janji saya ini." demikian, jelasnya, karena derajat Muhammad Saw dalam waktu
Demikian salah satu tawaran para penuntut ilmu berada satu yang cukup lama. Para sahabat
Syeikh Rajab Al-Daib, Mursyid ‘Am tingkat di bawah derajat para nabi. pun bertanya kepada baginda Nabi
Thariqoh Naqsyabandiyah di Republik Maka, para santri di pesantren ini Saw, “Wahai Rasulullah, apa yang
Arab Suria, kepada para santri saat tengah berada di derajat yang sangat menyebabkan wahyu begitu lama
mengunjungi Pesantren Sunan mulia. Teruskan lah belajar Al-Qur’an tidak turun kepadamu?”
Pandanaran pada Jumat (28/5/2010). karena kalian mendapatkan kemuliaan Rasulullah pun menjawab,
Apa yang disampaikan oleh Syeikh dari Allah Swt. “Bagaimana mungkin wahyu Allah
Rajab merupakan ungkapan rasa “Tetapi jangan lupa akan turun kepadaku, sedangkan
cintanya kepada para santri yang memperhatikan hal-hal yang kalian tidak menjaga kebersihan diri
dengan ikhlas menghafal Al-Qur’an. menunjang kemuliaan ini. Mempelajari kalian. Kalian tidak memotong kuku,
“Sebaik-baiknya orang Muslim Al-Qur’an harus dibarengi pula tidak merapikan rambut, dan tidak
adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan dengan membersihkan hati dan raga. membersihkan gigi”.
mengajarkannya,” kata Syeikh Rajab Wudhu akan memberihkan raga, dan Menurut Syeikh Rajab, ini
lebih lanjut. Beliau juga mengatakan melakukan hal-hal yang baik akan menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah

48 Juni 2010
Tamu Kita
Syaikh Rajab al-Dayb

kitab suci yang hanya diturunkan samping itu, juga ingin bersilaturahmi
kepada orang-orang yang menjaga dengan ulama-ulama di Yogyakarta.
kesucian diri. Baik itu suci jiwa “Maka, saya mengundang beberapa
ataupun raganya. ulama untuk turut hadir menyambut
Kunjungan pertama Syeikh Rajab beliau,” tutur KH Mu’tashim.
ini mendapat sambutan cukup meriah Syeikh Rajab sendiri disertai
dari pihak Pesantren Pandanaran. tiga ulama dari Suria. Mereka keliling
Tidak hanya pengasuh dan santri yang ke pesantren-pesantren di pulau
hadir menyambutnya, tetapi juga Jawa. “Setelah berkunjung ke banyak
sejumah alim-ulama di Yogyakarta. pesantren di Jawa ini, saya melihat
KH. Mu’tashim Billah, pengasuh adanya potensi umat Islam Indonesia
Pesantren Sunan Pandanaran, untuk maju. Saya berdoa semoga Allah
FOTO : MISHBAHUL MUNIR

mengatakan bahwa kehadiran Syeikh memberikan berkah-Nya kepada umat


Rajab ke sini ingin melihat langsung Islam Indonesia,” tuturnya kepada
proses pengajaran Al-Qur’an. Di Suara Pandanaran. (Rido)

‫ˇحماضرة الشيخ رجب الديب ( املرشد العام للطريقة الهقشبهدية جبمهورية سوريا العربية) عو تطهري الهفس و تقوية حفظ القرأى فى املعهد سوناى فانداى اراى االسالمى‬

Juni 2010 49
Tamu Kita
Iwan Fals
FOTO : MISHBAHUL MUNIR

Perjalanan Religi

IWAN FALS
bersama Ki Ageng Ganjur ke PANDANARAN

S
enin, 26 April 2010, pesantren
kita kedatangan tamu istimewa.
Musisi Iwan Fals bersilaturahmi ke
Pandanaran dalam rangka melakukan
perjalanan religi bersama grup musik
Ki Ageng Ganjur ke beberapa pesantren
Iwan Fals bersama KH di Jawa. Selain bersilaturahmi, Iwan
Mu’tashim Billah saat ziarah Fals menggelar konser dan mengadakan
ke makam almaghfurlah KH kegiatan menanam pohon di beberapa
Mufid Mas’ud
pesantren.
Iwan Fals bersama rombongan tiba
di PPSPA menjelang ashar dan segera
beramah tamah dengan pengasuh.
Tampak dalam rombongan tersebut Endi
Aras (pendiri Oi) dan pemilik Ki Ageng
FOTO : DOK SUARA PANDANARAN

Ganjur, Zastrouw al-Ngatawi. Istri


Iwan Fals sendiri, Mbak Yos, menyusul
kemudian bersama si bungsu Rayya
Rambu Rabbani.

50 Juni 2010
Tamu Kita
Iwan Fals
FOTO : MISBAHUL MUNIR

Iwan Fals berjabat tangan dan berpelukan dengan KH Mu’tashim Billah di nDalem Komplek II
Suasana kekeluargaan terlihat di Ageng Ganjur dan pengajian budaya
kediaman KH Mu’tashim Billah. Beliau oleh Zastrouw. Ia menegaskan
berujar bahwa suatu kehormatan bagi bahwa pesantren adalah pusat seni
Pandanaran kedatangan seorang Iwan dan budaya yang esensinya adalah
Fals. Bersama Zastrouw, Iwan Fals mengajarkan islam yang toleran,
Menurut bercerita mengenai perjalanannya, bukan sarang teroris.
termasuk ziarah ke leluhur KH Mufid Sekitar pukul 21.00 WIB, Iwan
Zastrouw, nilai- Mas’ud di Bayat. Iwan mengaku Fals yang malam itu terserang flu
perjalanannya sangat menenteramkan tampil di hadapan ribuan santri yang
nilai yang hati karena semua berisi doa. Setelah duduk bersila ala mujahadah dan
ramah tamah, Iwan Fals beristirahat terpisah antara lelaki dan perempuan.
terkandung dalam di kediaman KH Mufid Mas’ud yang Tak ketinggalan pula penggemar
berada di sebelah utara masjid fanatik Iwan Fals (Oi) ikut meramaikan
lagu-lagu Iwan Komplek I dan menempati kamar yang konser religi kali ini.
dulu ditempati KH Mufid. “Ribuan kilo jalan yang
Fals sesungguhnya Agenda “Perjalanan Spiritual” kau tempuh, lewati rintang untuk
Iwan Fals dilanjutkan konser pada aku anakmu…”. Iwan Fals yang
selaras dengan malam harinya yang bertempat di mengenakan kaos putih sederhana
Komplek III. Tim shalawat Pandanaran dan celana bercorak batik plus syal
ajaran islam mengawali acara dengan pembacaan biru mengawali penampilannya
shalawat dan asmaul husna serta malam itu dengan lagu berjudul Ibu.
doa yang dipimpin oleh KH. Masykur Kesederhanaan penampilannya malam
Muhammad. Acara dilanjutkan itu tampak lebih berkilauan dari
dengan penampilan grup musik Ki cahaya lampu panggung.
Menurut Zastrouw, nilai-nilai
yang terkandung dalam lagu-lagu
Iwan Fals sesungguhnya selaras
dengan ajaran islam. Lagu Ibu
mengingatkan kita untuk selalu
menghormati ibu, seperti dalam
hadist Nabi, juga bahwasannya surga
berada di bawah telapak kaki ibu serta
mengingatkan kisah Alqamah. Iwan
Fals sendiri menyinggung tentang
cerita rakyat “Malin Kundang”.
Iwan Fals melanjutkan
penampilannya dengan membawakan
lagu Siang Seberang Istana, Tanam
FOTO : MISHBAHUL MUNIR

Siram Tanam, Dendam Damai dan


Bento. Dalam sela-sela lagu yang
dibawakan Iwan Fals, Zastrouw
menjelaskan tentang pesan moral
dari setiap lagu. Dalam kesempatan
Beginilah aksi Iwan Fals saat konser religi di Komplek III PPSPA ini pula, Iwan Fals menerima suvenir

Juni 2010 51
Tamu Kita
Iwan Fals

Ki Ageng Ganjur menjadi lagu


FOTO : MISHBAHUL MUNIR

penutup. Menurut Zastrouw,


kisah dalam lagu Bento ini mirip
dengan kisah Qarun pada zaman
Nabi Musa.

Ziarah ke Makam KH Mufid


Sehari setelah konser,
Iwan Fals bersama KH Mu’tashim
Billah berziarah ke makam KH
Mufid Mas’ud. Ziarah, menurut
Iwan Fals dapat membuat
hati menjadi damai. Ketika
melantunkan tahlil, membaca
al-Fatihah, alif laam Mim dan
seterusnya, ia merasakan
hatinya menjadi sejuk. Hal yang
sama ia rasakan ketika berziarah
ke makam Rasulullah saw saat
Ekspresi Iwan Fals saat konser di Pandanaran
menunaikan ibadah haji.
dari PPSPA yang secara simbolis Dalam perjalanannya ke
diserahkan oleh KH Imaduddin "Saya diberi amanah Komplek III, KH Mu’tashim Billah
Soekamto di atas panggung. dan Iwan Fals berbincang mengenai
Pada lagu Siang Seberang untuk memberantas hama PPSPA. Mulai tentang Tahfidzul
Istana, Zastrouw berujar bahwa Quran, santri MTs dan Aliyah, UKM
semestinya kita peduli terhadap kehidupan, memberantas sampai peran pesantren terhadap
sesama sehingga tidak terjadi masyarakat. Dan setelah melihat dari
kesenjangan sosial, kebijakan hama RI” dekat, Iwan Fals merasa takjub akan
pemerintah pun harus berpijak pada kekayaan yang dimiliki pesantren di
kemaslahatan umat. Sedangkan mereka tumbuh bersama hijaunya bidang seni.
dalam lagu Tanam Siram Tanam daun, jangan biarkan mereka mati Setelah berziarah, Iwan Fals
yang merupakan lagu baru dalam dimakan hama kehidupan. berpamitan kepada KH Mu’tashim
album “Keseimbangan”, Iwan Iwan Fals sendiri bercerita Billah dan segera melanjutkan
Fals mengajak kita semua untuk singkat, “Ketika sowan Mbah Liem perjalanan religinya.
peduli terhadap lingkungan demi di Klaten, saya diberi amanah untuk Terima kasih bang, kehadiran
kehidupan yang lebih baik di masa memberantas hama kehidupan, Anda benar-benar spesial buat
depan, biarkan anak cucu kita belajar memberantas hama RI”. kami. Terasa hangat sampai ke jiwa,
di bawah pohon, biarkan anak cucu Lagu Bento yang diawali memancar ke penjuru dunia.
kita menghirup udara segar, biarkan dengan intro musik ala jathilan khas (Ali Hifni)

Iwan Fals, Gus Dur dan “Dendam Damai”

A
lmarhum Gus Dur mempunyai kenangan tersendiri bagi Iwan Fals. Adalah
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

lagunya yang berjudul Dendam Damai yang mengingatkannya kepada Gus


Dur. Lagu yang menjadi menu latihannya di Komplek I PPSPA sesaat sebelum
konser religi tersebut pernah diminta Gus Dur untuk dinyanyikan oleh Iwan Fals
dalam suatu kesempatan. Kala itu Gus Dur mengatakan bahwa hanya budaya yang
dapat menyatukan bangsa. Lirik pada lagu Dendam Damai memang mengajak
kita untuk hidup damai dan saling mencintai terhadap sesama. Iwan sendiri
mengaku bahwa Gus Dur adalah sosok yang CELAKA
DENDAM-DENDAM JEM U MENGGODA
sangat bersahaja dan ia merasa kehilangan SU T KIT A TA K
MENGHA
DA MA I-DAMAI DIMANA DNYA
saat Gus Dur dipanggil oleh Sang Khaliq. (Ali K ADA WUJU TI INI
BERSEMBUNYI TA YA SITUASI SEPER N ?
Hifni) KAPAN BE RA KH IRN
G BERPELUKA
SALIN
Iwan Fals, ingat Gus Dur TIDAK BISAKAH KITA

52 Juni 2010
Wawancara
Iwan Fals
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

WAWANCARA SUARA PANDANARAN DENGAN IWAN FALS

Iwan Fals :
“Ziarah membuat hati menjadi adem”
Suara Pandanaran sedang mewawancarai Iwan Fals

Dalam kunjungannya ke PPSPA, “Walinanggung” ya, lebih enak be- Lalu, apa yang dirampok dari Bang
majalah SUARA PANDANARAN men- gini, haha... Rutinitas bermusik di Iwan ?
dapat kesempatan untuk mewawan- Walinanggung seperti apa ? Z : Dia tidak merampok, tapi mela-
carai Iwan Fals yang sedang melaku- IF : Dulu sebulan sekali konser, te- lui lagu. Syair-syair Mas Iwan adalah
kan “Perjalanan Religi” ke beberapa
manya tergantung pada bulan apa dan gedoran hati, tamparan jiwa. Gejolak
pesantren di Jogja dan Jawa Tengah
bersama Ki Ageng Ganjur. Berikut diputuskan oleh rapat “Tiga Rambu” spiritualitas muda ini mulai mengen-
hasil wawancara kami dengan Iwan (manajemen Iwan Fals, red). dap. Jika Sunan Kalijaga mengendap-
Fals (IF) dan pimpinan Ki Ageng nya ketika bertemu dengan Sunan
Ide awal “Perjalanan Spiritual” ini
Ganjur, Zastrouw al-Ngatawi (Z). Bonang, Mas Iwan bertemu dengan
dari Bang Iwan sendiri atau dari
dirinya sendiri. Ketika Mas Iwan dialog

A
Mas Zastrouw ?
ssalamu’alaikum, apa ak- sendiri kok “kedengeran” kuping saya.
Z : Atas inspirasi Mas Iwan. Nilai-nilai
tivitas sehari-hari Bang Ya udah kita jalan, jadi “Mencari kebe-
di pesantren kan luar biasa. Mela-
Iwan? naran lewat kebetulan”, haha …
lui momentum seperti ini, kami ingin
IF : Wa’alaikumsalam, aktivitas saya
nilai-nilai pesantren yang selama ini Menarik sekali, apakah event ini
pengajian tiap malam jumat, karate
hanya berlaku di dalam dapat ke- adalah yang pertama kali diadakan
dan musik.
tarik keluar sehingga berlaku juga oleh Bang Iwan?
Bang Iwan, di Leuwinangun … untuk komunitas yang lebih besar, IF : Ya, dulu pernah berkunjung ke be-
IF : Leu-wi-nang-gung, tapi orang- yaitu bangsa. Spiritualitas Mas Iwan berapa pesantren tapi hanya sekedar
orang bilang “Wali-nanggung”. Ce- sama seperti Sunan Kalijaga waktu berkunjung saja.
ritanya ada makam wali disitu. Suka muda yang meledak-ledak. Tidak bisa
Ada rencana “Tour 100 Pesantren”?
diziarahin orang-orang kalau bulan menerima melihat ketidakadilan, ke-
IF : Wah jauh itu…Haha…
Maulud, kemudian jadi “Leuwi” (lu- mungkaran, penindasan dan sebagain-
bang) dan “nanggung”. Tapi orang ya. Ledakan-ledakan itu diekspresikan Bagaimana rasanya mengunjungi
bilang “Walinanggung”, karena wali dengan merampok harta orang lantas pesantren di tanah Jawa?
cuma sembilan kan? Haha … dibagikan kepada rakyat miskin. IF : Di Pekalongan ada yang Kyai-nya

Juni 2010 53
Wawancara
Iwan Fals

hafal lagu saya. Kemudian saya ber- diskusi budaya. Ketika dialog ada seni- IF : Wah, ini dia nih... Allah Maha Adil.
temu dengan Habib Luthfi. Surprise, man patung. Karyanya bagus, ada li- Ketika berziarah, hati menjadi adem.
beliau ternyata pandai bermusik. dah berduri segala. Idenya berangkat Disinilah adilnya Allah. Di tanah suci
Suaranya buagus bener! dari Aborigin. Wah, gila ini ! Ternyata maupun disini, ademnya itu alham-
pesantren mengakomodir kesenian dulillah sama. Dari ziarah kita dapat
Kapan-kapan mungkin bisa duet,
seperti ini juga. Oh iya, waktu di lebih menghormati leluhur dan menge-
Habib Luthfi dengan Bang Iwan ?
tempatnya Gus nal sejarah.
saya Di dalam perjalanan waktu
Kalau ada jodoh, siapa tahu ? Itu di
Mu’adz
Pekalongan. Kemudian ke Rembang, Ada perbedaan
masuk ke se- banyak terjadi peristiwa
di tempat Gus Mus, tapi beliau sedang radikal antara
buah ruangan, yang secara nalar saya
umrah. Saya melihat ada aula buat lagu lama Iwan
Joglo seder- dan sampeyan nggak bisa
ngaji disitu, suasananya tenang. Fals seperti “To-
hana. Rupanya menjawab, makanya aku
long Dengar Tu-
(alm) Gus Dur mengadu kepada Allah
han” dengan
tinggal disitu.
lagu masa kini yang lebih religius
Apa yang saya bayangkan ? Gus Dur,
seperti “Doa”, “Ya Allah Kami” dan
seorang Presiden tinggal disitu.
“Hadapi Saja”. Apa sih yang sebe-
Informasinya, Gus Dur sedang apa narnya terjadi dengan Bang Iwan ?
di tempat seperti itu? IF : Hmm, perjalanan waktu. Di dalam
IF : Nggak tahu. Gus Mu’adz cerita Gus nya banyak terjadi peristiwa yang se-
Dur, saya berimajinasi. Betapa seder- cara nalar saya dan sampeyan nggak
hana dan bersahajanya Gus Dur ya? bisa menjawab, makanya aku mengadu
kepada Allah. Soal ‘saling asah saling
Seberapa jauh Gus Dur sampai mem-
NARAN

asih saling asuh’ (lagu “Doa”, red),


pengaruhi pemikiran-pemikiran
FOTO : DOK. SUARA PANDA

disitu inspirasi banyak sekali. Satu


Bang Iwan ?
orang baik, luar biasa. Tapi kalau seri-
Nggak terlalu juga. Gus Dur adalah
bu orang baik, lebih luar biasa lagi ya?
orang hebat yang perlu diapresiasi.
Nah perubahan-perubahan tadi adalah
Saya bangga juga menjadi orang Indo-
“Hmm... ini dia nih majalah Suara sebuah proses. Saya tak berdaya meng-
nesia yang punya Gus Dur.
Pandanaran ... ” hadapinya. Menururt Mas Zastrouw,
Berbicara mengenai Gus Dur tentu saya mengalami fase seperti Sunan Ka-
Anda percaya bahwa di ruangan
tidak bisa lepas dari NU. Sementara lijaga dalam bentuk lain. Tetapi dasar
yang setiap hari dipakai untuk
Anda pernah berujar bahwa “Oi” saya teriak
mengaji tasawuf bisa membuat
sebaiknya seperti NU. Apa mak- s e p e r t i
tenang penghuninya?
sudnya ? dulu
IF : Saya sebenarnya kurang percaya
IF : Kan banyak yang bilang, Oi menja-
hal-hal seperti itu. Tapi ada cerita
di partai saja. Ya saya ngomong kalau
bahwa gamelan jawa, musik klasik dan
NU menginspirasi Oi. Oi tetep Oi. Tapi
adzan ada di bulan. Rupanya suara itu
kalau Oi “MEMBUAT” partai, silakan.
nggak hilang. Mungkin karena ada au-
Seperti NU bikin PKB. tapi kalau Oi
ranya ya? Entahlah, tapi memang itu
“MENJADI” (partai politik, red),
yang saya rasakan waktu ke tempatnya
wah, jangan deh...
Gus Mus.
Berarti “Oi” bisa menelurkan
Setelah itu Anda mengunjungi kota
partai politik?
mana Bang?
IF : Lha iya kalau ikut jalan pikiran
IF : Pati. Ketika waktu mau pulang
seperti itu.
berat rasanya. Pesantren menimbul-
kan rasa kekeluargaan yang teramat Kalau “Oi” membuat partai, Anda
sangat. Lalu di Jepara saya ziarah ke siap menjadi presiden dong ?
petilasannya Syeikh Siti Jenar, kemu- Bukan begitu. Biar aku jadi Presiden
dian jalan lagi dan ketemu kyai yang Kaos aja, haha…
menolak senar. Waduh, bagaimana ini
Bang Iwan baru saja berhaji dan
? Kayak diaduk-aduk kepala saya, di
ziarah ke makam Rasulullah,
satu sisi saya melakukan perjalanan
adakah perbedaan dengan zia-
spiritual bahkan dengan gitar elektrik,
rah wali ?
di sisi lain ketemu kyai sepuh yang
mengharamkan senar. Tapi sudah dija- Iwan Fals,
Mutiara terpendam ada di Pesantren
wab sama Mas Zastrouw waktu acara
FOTO : MISHBAHUL MUNIR

54 Juni 2010
Wawancara
Iwan Fals

tidak beru- Saya sih percaya sama lingkungan menanam pohon. Ini bukan cuma
bah. Karena saya yang dapat menerima peca- memberantas hama RI tapi hama
memang kita han-pecahan itu. Aku cuma menu- kehidupan. Bayangkan bumi diam-
nggak boleh angkan pikiran lewat lagu. Orang bil minyaknya. Alam itu miniatur
mendiamkan
mau bilang apa, terserah saja. tubuh kita, kalau cairan kita diam-
ada yang
bil bagaimana? Tulang kita diam-
Dalam event i n i
PANDANARAN

terdzalimi
di sekitar bil? Waduh …
Bang Iwan juga
Apa harapan Bang
FOTO : DOK. SUARA

kita. Misal- men gede p a n k a n


nya tentang Iwan dari pesantren?
penanaman po-
“Al-Ma’un”
hon, apa kaitan IF : Mutiara terpen-
“Saya bangga juga atau ten-
menjadi orang Indonesia tang “Sore antara spirituali- dam ada di pesantren.
yang punya Gus Dur. ”
Tugu Panc- tas dengan ling- Santri banyak mengha-
oran”. Bagaimana bisa hidup tenang kungan hidup? fal dengan lagu. Mereka
kalau kita nggak peduli terhadap “Si IF : Pohon adalah menguasai tempo dasar
Budi” ? kehidupan dan dan melodi dalam bela-
Kenapa Bang Iwan memilih jalan
menjadi jawaban
“Biarlah saya menjadi
hidup bermusik? dari persoalan
Presiden Kaos saja, haha ...”
IF : Saya bisa bermusik dan Allah mem- global warm-
ing. Bahkan kalau besok
FOTO : DOK. SUARA

berikan rejeki saya disitu. Jadi saya


PANDANARAN

menjadi seniman tanpa menghilang- kiamat pun kita tetap harus me- jar bermusik yang dipadu dengan
kan kewajiban saya sebagai muslim. nanam. Dalam hadist disebutkan syair kehidupan dan nilai-nilai ke-
Untuk mendalami Islam seperti yang bahwa dalam keadaan perang kita baikan. Kalau bisa mengeksplorasi
Mas Zastrouw katakan tadi (toleran, dilarang menebang pohon. Banyak lebih jauh bakat santri, pesantren
red). krisis pangan di berbagai belahan akan melahirkan banyak seniman
Apa tujuan hidup dari Bang Iwan ? dunia. Se- tangguh.
IF : Menjalani kewajiban saya dan mua ber-
bagaimana menjawab takdir dengan
Apa Kesan tentang Ponpes Su-
harap ter-
gembira. nan Pandanaran?
hadap kita.
Z : Seperti kata Imam Syafi’i, “Ketika IF : Wah, bersih sekali dan mana-
Kalau nega-
engkau dilahirkan di dunia, kau me- jemennya tertib. Anak saya yang
nangis sendirian berusia 7 tahun (Rayya Rambu
“Dunia mau bayar apa enggak, masa
tetapi orang yang bodoh ! Yang penting kita menanam” Rabbani, red) secara polos bi-
ada disekitarmu lang, “Wah, Pa, kita tinggal disini
tertawa menyam- saja!”. Padahal dia biasa ke hotel
but kedatanganmu. Kini berusahalah ra dengan ya? Di Pandanaran airnya besih,
agar ketika meninggal, engkau tertawa p o p u l a s i
lagipula handuk dan sabun sega-
sendiri sedangkan semua orang me- 200 juta
nangis karena kepergianmu.”
la macem disediain, jadi sabunku
orang leb-
enggak kepakai, haha …
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

Luar Biasa. Banyak orang bilang ih ini menanam pohon, maka apa (Ali Hifni dan Diasz Kundi)
lagu Anda adalah lagu “dakwah yang kita lakukan adalah menye-
sosial”, adakah niat lamatkan dunia. Secara poli-
u n t u k tik dunia harus bayar kita
menjadi
IWAN FALS
dong, karena kita produksi
pendak- oksigen, kan begitu? Saya ng- Nama Lengkap
wah lewat gak peduli. Dunia mau bayar apa Virgiawan Listanto
lagu?
enggak, masa bodoh ! Yang pent-
IF : Eng-
ing kita menanam, menyelamatkan Lahir
gak...apa-
kehidupan. Bumi sudah enggak 3 September 1961
pun orang bilang,
biarlah seperti gelas bulat lagi, sudah seperti ban kem-
pes, iklimnya kacau. Disinilah Album Terbaru
pecah. Kita nggak
KESEIMBANGAN
pernah tahu kema- peran pesantren, santri harus ikut
na pecahannya. Menjadi seniman tanpa menghilangkan
FOTO : MISHBAHUL MUNIR
kewajiban sebagai muslim

Juni 2010 55
KBIH

DAFTAR NAMA JAMA’AH HAJI ‘09 / ’10


NO NAMA ALAMAT NO NAMA ALAMAT NO NAMA ALAMAT
1 Amirullah Condong Catur 13 Lasminah Umbulmartani 25 Suharsono Umbulmartani
2 Djastono bin Subqi Ngemplak 14 Maryono Depok 26 Sumirah Ngemplak
3 Djuwahir Candiwinangun 15 Ngadijo Moyudan 27 Suparni Moyudan
4 Emy Kristina Ngemplak 16 Ny. Suhartiningsih Candi 28 Suroto Candikarang
5 Habib Muhammad Tempel 17 Putut Wibowo Ngemplak 29 Surtilah Candimendiro
6 Habudin Ngemplak 18 Rejosuwito Turi 30 Suwandi Ngemplak
7 Hadi Suwarno Ngemplak 19 Rojikin Turi 31 Tri Ahmadadi Candimendiro
8 Hasan Ramelan Perum Pamugkas 20 Rubilah Depok 32 Triyantini Candikarang
9 Irsan restu Nugroho Perum Pamugkas 21 Siti Khotijah Ngemplak 33 Waqingah Ngemplak
10 Iswantoro Depok 22 Sri Hartati Condong Catur 34 Zaenal Arifin Sumberharjo
11 Karsinah Sumberharjo 23 Sugeng Rohmadi Ngemplak 35 Zuriyah Nglanjaran
12 KH. Syarifuddin Candi 24 Suharmi Candiwinangun

KBIH SUNAN PANDANARAN


H. HABIB MUHAMMAD
FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN

ang
Sudah baik tetapi sepertinya “kur KH. Abdul Wahid
ota
adil” jika semua urusan angg mendampingi jama’ah
jamaah haji hany a meng anda lkan
. haji Pandanaran yang
ketua rombongan, terlalu berat dipimpin oleh KH.
Mes tinya jama ah haji bisa man diri.
Syarifudin
KESAN DAN PESAN
Alhamdulillah, di KBIH Sunan Pandanaran saya merasa berkesan saat melaksanakan manasik haji. Selain
mudah di pahami materinya, juga mudah dilaksanakan dan diresapi dalam qolbu. Buku manasik yang
diedarkan KBIH Pandanaran sangat simpel, namun kedalaman materinya sangat luas... Ketika berada
di tanah suci, saya sebagai jama’ah merasa bahwa tujuan semula dari tanah air bisa tercapai, yaitu
jama’ah bisa mandiri. Dalam beribadah pun terasa ringan dan mantap walaupun ketika tidak didampingi

FOTO : DOK. SUARA PANDANARAN


pembimbing....Dan berkat do’a santri Pandanaran, ada rasa di hati yang tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata. Apalagi hubungan antara pihak KBIH dengan peserta sudah terasa seperti keluarga sendiri. Sekali
lagi, kami ucapkan terima kasih banyak kepada Pandanaran dan KBIH-nya. Jazakumullah khairal jaza’ ...
(H. SUGENG RAHMADI)

Saya merasa bimbingan haji dan manasik oleh KBIH Pandanaran berjalan dengan baik... Yang perlu
ditingkatkan adalah komunikasi saat pelaksanaan haji antara pembimbing dengan para jama’ah...
Kedepannya saya harap KBIH Pandanaran bisa mengirim 2 pembimbing, 1 pembimbing untuk bagian ibadah
dan 1 lagi untuk manajemen waktu. Mudah-mudahan KBIH Pandanaran bisa dapat lebih baik ...
(H. IRFAN RESTU)

Disamping bimbingan dari Ketua Rombongan, yang membuat saya lebih puas dan senang adalah, betapa
ketika saya merasa bingung di Negara orang (tanah suci), yang mana saya dan teman-teman tidak paham
bahasanya, ada “Om Wahid beserta keluarga” yang selalu membimbing, sehingga kami serasa di rumah
sendiri. (H. SUROTO)

Secara umum KBIH SPA sudah cukup baik, tinggal pembenahan sedikit pada manajemen waktunya di tanah
suci, meskipun saya maklum, mengingat situasi dan kondisinya sangat sulit ditebak. (H. HABUDIN)

Saya gembira bisa bergabung dengan KBIH SPA meskipun oleh DEPAG dipisah dalam hal rombongan, bis,
hotel, dan akomodasi lainnya. Tapi itu adalah tantangan bagi saya dan regu 3. Syukurlah, di tanah suci kami
tetap bisa bergabung dengan rombongan KBIH SPA dalam hal ibadah maupun ziarahnya... ( H. AMIRUDDIN)

Saya sudah katakan berkali-kali bahwa saya sangat senang ikut KBIH SPA karena dibimbing dari segi bacaan
do’a-do’a hingga praktek ibadah haji di tanah suci, sementara orang lain yang tidak ikut KBIH, di sana tidak
lancar berdo’a bahkan ada yang tidak berdo’a karena kurangnya bimbingan dan perhatian. (HJ. SUPARNI)

56 Juni 2010
Sampaikan Salamku

Nama : Layyinatul Mudzkiyyah Nama : Henny Widyawati


TTL : Pati, 3 Mei 1988 TTL : Batang, 23 Agustus 1992
Alamat : Ds. Pasucen Alamat : Jl Kramat No 22 Batang
Rt/Rw 07/03 Trangkil Hobby : Membaca
Pati Jawa Tengah Prestasi : Atlet Silat pandanaran
Kampus : Psikologi UII 2007 Motto : Dengan tersenyum selangkah
Hobby : Foto diri sendiri lebih maju
Pesan : Bersabarlah untuk menempuh
jalan panjang hidupmu

Nama : Mintahul Cholidah Nama : Muhammad Zahron


TTL : Bantul, 21 Juli 1989 TTL : Tanggamus,6 November 1980
Alamat : Jl Parangtritis No 280 Alamat : Tanggamus Lampung Selatan
Krapyak Wetan Hobby : Melamun yang syar’iy
Sewon Bantul Yogyakarta Prestasi : Betah Mondok
Kampus : Psikologi UII 2008 Motto : Mondoklah selama mungkin
Pesan : Wujudkanlah lamunanmu

Nama : Siti Aisah Nama : Sumanto


TTL : Tangerang, 10 Maret 1987 TTL : Gunung Kidul, 4 Mei 1982
Alamat : Duren Sawit Rt/Rw 06/05 Alamat : Semin Gunung kidul
Duren Sawit Jakarta Timur Hobby : Bulu tangkis
Kampus : FIAI UII 2005 Prestasi : Juara I Lomba Balap Sepeda
Gunung tingkat Gunung Kidul
Motto : Menggapai hidup lebih baik
Pesan : Teruslah menanjak sampai
ke langit

Nama : Miftakhurrokhmah Nama : Khafidzoh


Alamat : Sleman Yogyakarta Alamat : Indramayu Jawa Barat
TTL : Sleman, 3 November 1995 TTL : Indramayu,
Pesan : Jangan sia-siakan waktu 1 November 1993
luangmu hanya untuk hal Prestasi : Penthung Kendi (Juara 1) &
yang tidak berguna Renang (Juara 2)
Hobi : Membaca majalah Pesan : Jadilah dirimu apa adanya
dan ngobrol dan jalani hidup hanya
Motto : Hidup itu dijalanin aja! mengharap ridlo Allah…
Nggak usah dipikirin.. Hobi : Berenang
Motto : Apapun yang terjadi inilah aku,
dan kerudung adalah mahkotaku

Nama : A. Abdil Adhim Nama : Althof Dinantama


Alamat : Pekalongan Jawa Tengah TTL : Aceh, 16 Mei 1997
TTL : Pekalongan, Alamat : Perum Puri Permai B. 10
12 Oktober 1993 No. 1 Rt 02/05 desa Pete
Pesan : Jadikanlah objekmu Tigaraksa Tangerang
untuk ma’rifat Allah Hobby : Badminton, Sepak Bola dan
Hobi : Membaca dan Bercerita Membaca Cerita Nabi
Motto : Fikir dan Dzikir Motto : Siapa yang bersungguh-
sungguh pasti akan berhasil
Pesan : Berbakti kepada orang tua,
jangan cepat putus asa dan
berusaha menjadi yang terbaik

Juni 2010 57
Klik!

Syaikh Rajab bersama


dewan pengasuh PPSPA
di majlis mujahadah
Komplek II

Syaikh Rajab
memberi
kenang-kenangan
berupa buku
kepada KH Masykur
Muhammad

Ziarah ke
makam
KH Mufid
Mas’ud

Wartawan
asal Inggris
berbincang dengan
murid-murid
MTs SPA ketika
mengunjungi
PPSPA

aran
Grup Shalawat Pandan
n
menyambut kedatanga
ikh Raj ab al-D aib dar i Syria
Sya

Jama’ah Haji KBIH


Pandanaran bersama
KH Abdul Wahid

Para
santri
bermujahadah
membaca
Ratibul Hadad
bersama
Syaikh Rajab

58 Juni 2010
Klik!

PPSPA turut berbelasungkawa atas wafatnya


KH Abdurrahman Wahid

KH Imaduddin memberikan kenang-


kenangan kepada Iwan Fals di atas
panggung Konser Religi

Iwan Fals membawakan


lima lagu saat konser
religi di PPSPA
Islam Rahmatan Lil ‘Alamin,
Islam itu toleran. Zastrouw al-
Ngatawi memberikan Pengajian
Budaya di PPSPA.

Mantan anggota
JI, Nasir Abbas
mengunjungi
PPSPA dalam
acara dialog
seputar Terorisme

Rombongan dari
PPSPA dan pesantren
lainnya mengunjungi
Ghamkol Sharif di
Inggris

Juni 2010 59
Klik!

Pelepasan Siswa MA Sunan Pandanaran tahun ajaran 2009/10 Siswa MA Sunan Pandanaran saat penanaman seribu pohon bersama
ibu ibu

Lomba Puisi Nasional Tingkat SLTA di PP Sunan Pandanaran Aksi tim Drum Band MTs Sunan Pandanaran

Semarak takbir Idul Adha siswa MA Sunan Pandanaran Pemotongan daging kurban di Komplek III PPSPA oleh para santri
dan pengurus

Penampilan anak-anak PAUD dalam acara Pengajian Maulid Nabi Pawai Ta’aruf Wisuda TPA al-Baidlowi Godegan, Srandakan, Bantul
Muhammad Saw

60 Juni 2010

You might also like