You are on page 1of 69

 Cedera kepala adalah Suatu kerusakan neurologis

langsung disebabkan oleh suatu benda atau


serpihan tulang yang merobek jaringan yang
melindungi otak, oleh pengaruh suatu kekuatan
atau energi yang diteruskan ke otak.
 EKSTRA KRANIAL :
◊ Kalvarium : kulit, otot tendo, galea, sub galea
aponeurotika, tulang.
◊ Wajah : kulit, otot tendo, orbita, telinga,
hidung, mulut, tulang.
 INTRA KRANIAL : lapisan meningens, otak,
pembuluh darah, CSF.
 Lesi primer
 Lesi Sekunder
 EKSTRKANIAL : Lesi kulit wajah, mata, mulut,
hidung, telinga, laserasi otot kepala, perdarahan
subgalea.
 KRANIUM : fraktur dan diastasis satura
 INTRAKRANIAL SELAPUT OTAK : hematom
epidural, hematom sub dural, higroma, hematom
sub arachnoid.
 LESI PEMBULUH DARAH : Hematom serebri,
edema serebri traumatik, koagulasi intravaskuler,
kongesti.
 LESI JARINGAN SARAF SENTRAL : komosio
serebri, kontusio serebri, laserasi serebri, lesi
otak difus, lesi otak fokal.
 LESI JARINGAN SARAF FERIFER : lesi
nervus cranialis.
 Infark
 Perdarahan
 Herniasi
 Edema
 Kongesti pasca operasi
 Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak (
akselaerasi )
 Kepala yang bergerak membentur benda yang
diam ( deselerasi )
 Kepala yang tidak dapat bergerak karena
menyender pada benda yang lain dibentur oleh
benda yang bergerak ( kepala tergencet )
 Massa, densitas, bentuk kecepatan benda yang
memukul.
 Sebagian energi akan diserap oleh kepala 
pelekukan ke dalam ( Inbending ) pada daerah
impak.
 Jika energi terserap melewati suatu ambang
tertentu maka terjadi  fraktur tengkorak.
 Getaran Otak
 Deformitas Tengkorak
 Pergeseran Otak
 Rotasi Otak
Berdasarkan mekanismenya cedera kepala di klasifikasikan,
sebagai:
1. Cedera kepala terbuka: luka tembak dan luka tusuk
2. Cedera kepala tertutup: kecelakaan kendaraan, jatuh, dan juga
pukulan.
Istilah “Coup Contrecoup” menggambarkan lokasi kerusakan
internal yang berhubungan dengan sisi yang terbentur
 Cedera “Coup” mengakibatkan kerusakan yang relative dekat
dengan daerah yang terbentur,
 Cedera “Contrecoup” berlawanan pada sisi desakan
benturan.
Istilah “Coup Contrecoup” menggambarkan lokasi
kerusakan internal yang berhubungan dengan sisi yang
terbentur

 Cedera “Coup” mengakibatkan kerusakan yang


relative dekat dengan daerah yang terbentur,
 Cedera “Contrecoup” berlawanan pada sisi desakan
benturan.
 Cedera kepala biasanya terjadi pada dewasa
muda antara 15-44 tahun.
 Laki-laki dua kali lebih sering mengalaminya
dibanding perempuan
 Kecelakaan kendaraan bermotor penyebab paling
sering dari cedera kepala, sekitar 49% dari kasus
 Jatuh terjadi lebih sering pada anak-anak serta
biasanya dalam derajat yang kurang berat
 Pasien dengan kecelakaan kendaraan bermotor
biasa disertai cedera berganda. Lebih dari 50%
penderita cedera kepala berat disertai oleh cedera
sistemik berat
 Sekitar setengah pasien yang tidak sadar yang
dibawa ke rumah sakit akibat cedera kepala
memiliki hematoma intracranial yang berat
 Hematom Epidural
 Hematom Subdural
 Higroma Subdural
 Perdarahan Subaracnoid
 Hematom Serebri
 Edema otak
Eye
Spontan :4
Ikut Perintah :3
hadap rangsangan Nyeri : 2
Tidak Ada Reaksi Nyeri :1
Motorik
 Mengikuti perintah :6
 Menepis Rgsg Nyeri :5
 Gerak menghindari nyeri :4
 Gerak fleksi dekortikasi :3
 Gerak ekstensi deserebrasi :2
 Tidak ada gerakan :1
Verbal
 Orientasi baik :5
 Disorientasi/bingung :4
 Tiadak sesui/ 1 kata :3
 Tidak dimengerti/suara saja :2
 Tidak ada suara :1
 Normal : 15
 Kesadaran Menurun :<7
 Coma :3

Penulisan : E4 M6 V5
Jenis Skor Deskripsi Frek
Cedera
Minor 13 - 15 Dapat terjadi kehilangan 55%
kesadaran atau amnesia tetapi
kurang dari 30 menit.
Tidak ada fraktur tengkorak, tidak
ada kontusio serebral, hematoma.
Sedang 9 - 12 Kehilangan kesadaran dan/atau 24%
amnesia lebih dari 30 menit tetapi
kurang dari 24 jam
Berat 3-8 Kehilangan kesadaran dan/atau 21%
terjadi amnesia lebih dari 24 jam.
Juga meliputi kontusio serebral,
laserasi, atau hematoma
intrakranial.
DILANJUTKAN BESOK
 Perdarahan yang terjadi diantara tulang tengkorak
dan duramater
 EDH : terjadi pada 1-3 % kasus cedera kepala.
 80 % EDH disertai dengan fraktur tulang
tengkorak.
 Robeknya salah satu cabang arteri meningens
media
 Robeknya sinus venosus duramater
 Robeknya arteri diploika
 Temporal atau
temporoparietal ( 70
%)
 Frontal, oksipital dan
fossa serebri posterior
 Lucid Interval : masa sadar setelah pingsan
hingga kesadaran menurun lagi.
 Jika volume perdarahan > 50 cc pasien akan
mengalaimi Gejala neurologis.
 Desakan hematom pada lobus temporal, akan
mendorong jaringan otak ke bawah ke arah
insisura tentori N. Okulomotorius sesisi akan
tertekan mengakibatkan pupil melebar pada sisi
hematom
 Refleks babinsky kontralateral dari hematom
 Nyeri kepala dan gangguan mental
 Jika terjadi herniasi unkus ke dalam insisura
tentori : hemiparese kontralateral, paralisis total
N. Okulomotorius.
 Jika terjadi herniasi tonsila serebri ke dalam
foramen magnum : Trias Chusing yaitu :
Bradikardia, Hipertensi, bradipnea.
 Papil edema .
 Pantau ketat GCS
 Pantau ketat lebar pupil, kesadaran, kaku kuduk,
nadi , tek. Darah dan pernafasan.
 RO : untuk identifikasi tanda fraktur tulang
tengkorak,
 CT-Scan : kemungkinan terjadi TIK meningkat
 EDH yang progress : Sito Operasi
 Bila vol. Hematom 30 cc atau kurang, OP tdk
perlu.
 CT control untuk mengetahui volume perdarahan
 Angka kematian EDH 25 %
 Bila tdk terlambat dilakukan operasi :
prognosisnya baik.
 SDH : perdarahan yang terjadi
diantara duramater dan araknoidea.

 Sumber perdarahan :
1. Ruptur vena jembatan yang
berjalan dari ruang sub araknoidal
atau korteks cerebri melintasi
ruangan subdural.
2. Robekan pembuluh darah
kortikal, subaraknoidal disertai
robekan araknoidea.
 Trauma Kapitis
 Trauma di t4 lain pada badabn yang berakibat
terjadinya pergeseran atau putaran otak terhadap
duramater. Con : jatuh duduk
 Trauma pada leher karena guncangan pada badan.
 Pecahnya aneurisme atau malformasi pembuluh
darah di dalam ruang subdural.
 Gangguan pembekuan darah.
 Perdarahan terjadi antara duramater dan arakhnoidea. Perdarahan dapat
terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang
menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus venosus di dalam
duramater atau karena robeknya araknoidea.

 Karena otak yang bermandikan cairan cerebrospinal dapat bergerak,


sedangkan sinus venosus dalam keadaan terfiksir, berpindahnya posisi
otak yang terjadi pada trauma, dapat merobek beberapa vena halus pada
tempat di mana mereka menembus duramater Perdarahan yang besar
akan menimbulkan gejala-gejala akut menyerupai hematoma epidural.

 Perdarahan yang tidak terlalu besar akan membeku dan di sekitarnya


akan tumbuh jaringan ikat yang membentuk kapsula. Gumpalan darah
lambat laun mencair dan menarik cairan dari sekitarnya dan
mengembung memberikan gejala seperti tumor serebri karena tekanan
intracranial yang berangsur meningkat
 Hematom subdural akut
Gejala timbul segera hingga berjam-jam setelah trauma.
Perdarahan < 5 mm tdk melebar
 Hematomsubdural sub akut
Gejala timbul beberapa hari hingga 10 hari setelah trauma.
Perdarahan lebih tebal tapi belum terbentuk kapsul
 Hematom subdural kronik
Gejala timbul >10 hari hingga beberapa bulan setelah
Trauma. Kapsul jaringan ikat mengelilingi hematom
 Perkembangan defisit neurologisnya lambat
 Midriasis pupil ipsilateral.
 Hemiparese kontralateral
 Nyeri kepala kronis dan progresif.
 Pupil anisokor
 Kaku kuduk
 Apatis, amnesia, perubahan kepribadian, kejang.
 Midriasis pupil ipsilateral dengan trauma
 Gangguan ekstrapiramidalis kontralateral
 Ct Scan : ?
 Kasus akut/kronik bila ada gejala2 progresif
dilakukan tindakan operasi
 Perdarahan kecil Vol < 30 cc, terapi konservatif
 Baik : pasien akan sembuh total
 SDH akut : kurang baik mortalitasnya 20 %
 SDH disertai dengan lesi parenkim otak
mortalitasnya 50 %
 Higroma/hidroma subdural adalah : penimbunan
cairan serebrospinal diantara duramater dan
araknoidea.
 Liquor Serebrospinalis yang mengalir ke dalam
rongga subdural melalui robekan araknoidea
atau merembes melaui araknoidea yang tiris.
 Darah hematom subdural yang mencair
bercampur CSF.
 Higroma banyak terjadi pada daerah frontal dan
temporal
 Nyeri kepala kronik bertambah berat jika batuk
atau mengejan.
 Sulit berkonsentrasi
 Mudah marah/ kesal
 Tidak mampu memfokuskan pekerjaan seperti
sebelum sakit
 Jika volume cairan besar : gejala sama dengan
SDH Kronik.
 Jika vol cairan banyak : operasi
 Bila tidak menimbulkan gejala : konserfatif.
ASKEP PATIK
( PENINGKATAN AKUT TEK. INTRA KRANIAL )

Created By :
Takdir Tahir
Tekanan Intra Kranial adalah
Hasil dari sejumlah jaringan otak,
volume cairan darah, & CSF di
dalam tengkorak dalam satu
satuan waktu.
Aliran Darah Serebral

Tek. Perfusi Cerebral

Edema serebral
 Ruang Intra Kranial Berisi:
Jaringan Otak ( 1400 gr)
Darah ( 75 ml )
CSF ( 75 ml )
 Hipotesa Monro Kellie :
Keterbatasan Ruang utk ekspansi di dlm
tengkorak karena adanya peningkatan salah
satu komponen ini menyebabkan perubahan
pada volume yang lain
Responsivitas/kesadaran
Letargi  tanda dini
Gelisah
Konfusio
Suara keras & nyeri  tanda serius
Respon motorik verbal:
Dekortikasi
Deserebrasi
Flaksiditas
Dekortikasi :
terjadi rotasi internal & fleksi pada eksteremitas
atas dan fleksi pada telapak kaki .

Kerusakan serebral bag. Hemisfer


Deserebrasi :
Ekstensi dan rotasi keluar pada ekstremitas atas dan
telapak kaki

Kerusakan otak tengah & Pons


Flaksiditas :
Eksteremitas menjadi flaksid & tak ada Refleks,
klien seperti boneka yang buruk, obstruksi jalan
nafas, respon tidak adekuat, terjadi koma, pupil
dilatasi

Fatal /Kematian
Respon Cerebral Peningkatan TIK

Kompensasi Dekompensasi
Mempertahanka Perubahan
n perfusi serebral status mental
Tidak terjadi Perubahan tanda
gangguan vital
neurologis Terjadi herniasi
 Edema cerebri : diuretik osmotik
 Mempertahankan perfusi serebral : inotropik
 Menurunkan CSS & Vol. darah : Drainase
CSS
 Mengontrol demam : Antipiretik, AB
 Menurunkan Metabolisme : Barbiturat.

You might also like