Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Assalamu¶alaikum wr.wb.
Alhamdulillah, puji syukur kehadiratNya, sehingga dengan rahmat, hidayah dan taufikNya,
saya dapat menyusun Makalah Mikrobiologi,´Colliform dan pengaruhnya´ Tak lupa saya
2. Nabi Agung Muhammad SAW, Sebagai suri tauladan bagi seluruh makhlukNya,
penerang Alam Semesta ini
3. Bu Nor Widjayanti S, KM, sebagai Wali Dosen F.Km 2009, dan sebagai dosen
5. Kedua Orang Tua saya yang turut andil dalam menyusun laporan ini
Saya mengetahui dalam laporan masih ada kekurangan karena itu saya mohon
maaf, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan ini.
Demikian laporan ini saya susun sebagai kesimpulan tentang Observasi yang
saya lakukan saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu¶alikum wr.wb.
Magelang, Mei 2010
Penulis
M..Maulana N.
DAFTAR ISI
I.
Halaman Sampul
II.
Kata Pengantar
III.
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
D. Kegunaan penulisan
c
A. Hasil
B. Pembahasan
Bab IV Penutup
A. Simpulan
B. Saran
IV.
Daftar Pustaka
c
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat di tinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air
di perlukan untuk berbagai macam kegiatan seperti kegiatan sehari hari, pertanian, industri, perikanan,
dan rekreasi. Hampir 70% dari berat badan manusia terdiri dari air. Selain itu air merupakan
komponen penting kedua setelah oksigen. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan untuk beberapa
minggu, tapi akan bertahan beberapa hari tanpa minum. Dehidrasi akan lebih cepat menyebabkan
Air meliputi 70% dari permukaan bumi, tetapi banyak negara persediaan air dalam jumlah yang
sangat terbatas. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air di perlukan untuk
penggunaan tertentu, seperti air yang cocok untuk kegiatan industri atau untuk di minum. Oleh karena
itu penanganan air tertentu biasanya di perlukan untuk persediaan air yang di dapat dari sumber di
Pada umumnya masyarakat Indonesia memanfaatkan air dari mata air untuk memenuhi kebutuhan
sumber-sumber di
c
mereka. Khususnya penduduk yang berada di daerah pegunungan. Sering kali kita beranggapan
bahwa air yng kita konsumsi bersih dan sehat. Kita tidak sadar bahwa air yang berasal dari mata
Air yang bermutu sangat baik bila memasuki sistem distribusi mungkin mengalami kerusakan
sebelum sampai pada kran konsumen. Kerusakan ini dapat terjadi dalam sistem distribusi dari sediaan
air yang telah di beri klorin dan dimana sedikit sekali atau tidak ada sisa Chlorine di dalam air yang
sampai pada konsumen seperti dalam sistem distribusi air yang tidak di cuci hamakan. Organisme
Coliform dapat masuk ke dalam air dari sistem distribusi dari pompa-pompa booster, dari pengepak
yang di gunakan untuk menghubungkan pipa-pipa utama atau dari pipa pencuci di kran-kran umum.
Selain itu , air dalam sistem distribusi dapat tercemar dari luar, misalnya melalui hubungan silang,
hidran atau tempat pencucian yang rusak atau melalui perbaikan yang kurang baik pada sistem pipa-
pipa kran rumah. Meskipun organisme Coliform yang berasal dari kran pencuci atau bahan
penyambung pada pipa utama mungkin sedikit artinya dari segi kesehatan, masuknya pencemar dari
luar ke dalam air dalam sistem distribusi setidak tidaknya sama bahayanya dengan distribusi dari air
yang kotor secara aslinya dan tidak di tangani dengan secukupnya (Edwards, 1987). Krisis moneter
tahun 1998 ternyata membawa dampak yang sangat besar bagi semua penduduk di Indonesia, dalam
hal ini rakyat kecil dengan ekonomi lemahlah yang banyak merasakan akibatnya. Khususnya
Di karenakan proses, beban dan pembayaran air PAM yang mahal dan di tambah lagi pelayanan yang
tidak memuaskan dari pihak PDAM akhirnya penduduk memilih untuk mengolah air secara swadaya
dengan cara gotong royong dengan semua biaya pengelolaan di tanggung bersama, sehingga biaya
Tetapi selain banyak faktor positif juga ada faktor negatif yang menyertai misalnya pada pengolahan
tidah di antihamakan dan tidak di beri clhorin, jumlah mikroba dalam air tidak terkontrol dan tidak
melibatkan dinas terkait, distribusi air melalui pipa yang tidak memadai karena kondisi pipa yang
kurang kuat (tidak menggunakan pipa besi). Jika hujan tiba sering terjadi kerusakan pipa distribusi di
karena pecah/putus terkena arus sungai atau tertimbun batu. Air yang sampai ke konsumen menjadi
c
kotor bercampur lumpur bahkan hewan-hewan kecil sering masuk ke dalam pipa, jadi kemungkinan
air tersebut terkontaminasi mikroba yang terbawa bersama kotoran sangat besar. Oleh karena itu perlu
adanya penelitian untuk mengetahui ada tidaknya mikroba/bakteri dalam air yang di konsumsi
c
c
cccc ccc c
cc
c
cc c cc
cccc
cc
cc
cc cccccc ccc c
c
ccc c
ccccc
c c c c
ccccc
cc ccB. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat di tarik rumusan masalah apakah air yang di gunakan warga
selama ini memenuhi syarat bakteri Coliform sesuai dengan standar kualitas air bersih (PERMENKES
RI No.173/MENKES/PER/VIII/77) ?
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah
Mengetahui jumlah bakteri coliform pada makanan, minuman, ataupun air
minum
D. Kegunaan penulisan
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui apakah air yang mereka gunakan selama ini
terkontaminasi bakteri Coliform.
2. Bagi Pemerintah setempat
Mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran air khususnya pada daerah
desa blado potorono
3. Bagi Penulis
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang di peroleh
selama pendidikan.
E. Ruang Lingkup penulisan
Penelitian ini terbatas pada analisa bakteri Coliform pada sampel yang diperiksa yaitu pada makanan,
minuman, dan air minum dan penelitian ini menggunakan metode MPN (Most Probable Number) .
n atau tidak.
c
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, dapat di tarik rumusan masalah apakah air yang di gunakan warga
selama ini memenuhi syarat bakteri Coliform sesuai dengan standar kualitas air bersih (PERMENKES
RI No.173/MENKES/PER/VIII/77) ?
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah
Mengetahui jumlah bakteri coliform pada makanan, minuman, ataupun air
minum
D. Kegunaan penulisan
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui apakah air yang mereka gunakan selama ini
terkontaminasi bakteri Coliform.
2. Bagi Pemerintah setempat
Mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran air khususnya pada daerah
desa blado potorono
3. Bagi Penulis
Dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang di peroleh
selama pendidikan.
E. Ruang Lingkup penulisan
Penelitian ini terbatas pada analisa bakteri Coliform pada sampel yang diperiksa yaitu pada makanan,
minuman, dan air minum dan penelitian ini menggunakan metode MPN (Most Probable Number)
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Bakteri Indikator Sanitasi, Escherichia coli dan Coliform
Dalam bidang mikrobiologi pangan, dikenal istilah bakteri indikator sanitasi. Dalam hal ini pengertian
pangan adalah pangan seperti yang tercantum pada Undang-Undang Pangan No. 7 tahun 1996 yang
mencakup makanan dan minuman (termasuk air minum). Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri
yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar
oleh kotoran manusia. Mengapa demikian? Karena bakteri-bakteri indikator sanitasi tersebut pada
umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau
makanan tersebut pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh
Apa sajakah bakteri indikator sanitasi? Sampai saat ini ada 3 jenis bakteri yang dapat digunakan untuk
Clostridium perfringens adalah bakteri Gram positif pembentuk spora yang sering
ditemukan dalam usus manusia. Meskipun demikian, bakteri ini jarang digunakan sebagai indikator
sanitasi karena metode pengujiannya kurang spesifik, kadang-kadang ditemukan di luar usus manusia
(tanah, debu, lingkungan dan sebagainya) dan karena bakteri ini termasuk patogen asal pangan (
KelompokStr eptococcifekal merupakan bakteri Gram positif bukan pembentuk spora yang ditemukan
dalam usus manusia. Akan tetapiStr eptococci fekal relatif tidak banyak diujikan sebagai indikator
sanitasi karena beberapa spesiesnya ditemukan di luar usus manusia (S.equinus pada usus kuda, S.
bovis pada sapi) dank korelasinya dengan terdapatnya patogen tidak dianggap bagus. Meskipun
demikian bakteri ini baik digunakan sebagai indikator sanitasi apabila jarak pengambilan sampel dan
laboratorium pengujian cukup jauh karena relatif lebih tahan berada di dalam air ketimbang
Escherichia coli .
Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli , karena bakteri ini
adalah bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga
pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis
keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan
bakteri. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan
E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang
merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen,
coli Enterotoksigenik danE.coli Enterohemoragik. Jadi adanya E. coli dalam air minum menunjukkan
bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung
patogen usus. Oleh karenanya standar air minum mensyaratkan E. coli harus absen dalam 100 ml.
c
Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis konvensional yang masih banyak
dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis yang memerlukan waktu 5-7 hari. Empat tahap analisis
probable number ), Uji penguat pada medium selektif, Uji lengkap dengan medium
lactose broth, serta Uji Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC (indol, methyl red, Vogues-
Praskauer, dan citrate). Jadi untuk dapat menyimpulkan E. coli berada pada air atau makanan
diperlukan seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipe dari E.
coli yang diperoleh untuk memastikan apakahE.coli tersebut patogen atau bukan maka dapat
dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, beberapa serotipe patogen tertentu seperti O157:H7 yang
ganas tidak dapat diuji langsung dengan pengujian 4 tahap ini dan memerlukan pendekatan analisis
Karena uji E. coli yang kompleks, maka beberapa standar, misalnya Standar Nasional Indonesia
(SNI), mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum. Apakah yang dimaksud
denganColiform ? Coliform adalah kelompok bakteri Gram negatif berbentuk batang yang pada
umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa. Salah satu anggota kelompok
c
coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia maka E. coli sering disebut
sebagai coliform fekal. Pengujian koliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan
uji E. coli , karena hanya memerlukan Uji penduga yang merupakan tahap pertama ujiE
coli 4 tahap di atas. Apa artinya jika terdapat coliform dalam air minum atau makanan?
Artinya ada kemungkinan air atau makanan itu mengandung E. coli , tetapi mungkin juga tidak
mengandung E. coli karena bakteri-bakteri bukan patogen dan bukan asal usus dari genusEnter
obacter dan beberapaKlebs iella juga menghasilkan uji koliform positif. Jika ingin diketahui apakah
coliform tersebut merupakan coliform fekal atau E. coli maka uji tersebut dapat dilanjutkan dengan uji
4 tahap di atas. Akan tetapi jika uji penduga tidak menunjukkan adanya coliform, maka tidak perlu
dilakukan uji 4 tahap di atas. Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan persyaratan
c
coliform dani E. coli . Air untuk kolam renang misalnya mensyaratkan kandungan coliform <2.4 x 10
3 , tetapi syarat E. coli tentunya lebih ketat yaitu < 1 x 10 3 dalam 100 ml
BAB III
PEMBAHASAN
Coliform adalah suatu group bakteri yang di gunakan sebagai indikator adanya populasi kotoran dan
kondisi sanitasi yang kurang baik terhadap air, makanan, susu dan produk susu.
Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya
mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik yang berbahaya bagi manusia. Bakteri
Coliform Fekal
Misalnya Escerechia Coli
Coliform non Fekal
Misalnya Enterobacter Aerogenes
Eescerechia Coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia sedang
Enterobacter Aerogenes biasanya di temukan pada hewan atau tanaman yang telah mati.
Jenis mikro organisme ini sering di jumpai pada alat-alat pencemaran hewan dan burung, baik yang
sudah di ternakkan atau yang masih liar. Tempat di perolehnya jenis organisme yang terbanyak yang
sehubungan dengan suplay bahan pangan manusia adalah sapi, domba, babi dan ayam
(Edwards,1987).
Kuman Coliform merupakan segolongan besar dan heterogen kuman-kuman batang gram negatif
yang dalam batas-batas tertentu mirip Escerechia Coli. Disamping Escerechia Coli yang berasal dari
sering
di
masukkan
dalam
³Coliform´
(Fardiaz,1993).
c
sekarang sering di temukan pada infeksi-infeksi saluran pernafasan, dan saluran air kemih di rumah
sakit. Kuman ini di tandai pertumbuhan mukoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak bergerak
Serratia Marcoscens,İ Batang kecil gram negatif, hidupnya bebas, dapat menghasilkan pigmen merah
kuat dalam biakan , Serratia biasanya meragikan laktosa sangat lambat. (Ryadi,1984)
Ciri Organisme
Kuman Coliform adalah kuman batang pendek gram negatif yang dapat membentuk rantai.
Pembiakan yang tidak cocok terjadi dalam bentuk filamen panjang. Kapsul jarang ada pada E. Coli,
lebih sering pada Enterobacter. Berbentuk besar dan teratur pada Klebsiella Pergerakan terdapat
sebagian besar strain E.Coli dan beberapa strain Enterobacter. Pergerakan tidak ada pada Klebsiella.
Biakan
E.Coli membentuk koloni bulat konveks, halus dengan pinggir-pinggir yang nyata. Koloni
Enterobacter sama tetapi sedikit lebih mukoid. Koloni Klebsiella besar, sangat mukoid dan cenderung
Sifat-sifat pertumbuhan
E.Coli dan Enterobacter memecahkan banyak karbohidrat dengan membentuk asam dan
gas E.Coli menghasilkan CO2 dan H2.
Epidemi,Pencegahan dan Pengawasan
Kuman Coliform merupakan normal saluran pencernaan, beberapa hari setelah lahir dan sejak itu
merupakan bagian utama Coliform jasad renik erobik normal dari tubuh. E.Coli adalah suatu
prototipe. Ditemukannya Coliform dalam air atau susu di terima sebagai bukti adanya kontaminasi
tinja. Adanya spesies Escerechia atau Enterobacter atau ³intermediate´nya dalam jumlah besar dalam
Tindakan pengawasan tidak mudah di lakukan pada flora endogen normal. Erotipe enteropatogenik
E.Coli dan kuman ³parakalon´ harus di awasi seperti Salmonella. Coliform merupakan masalah
c
pokok infeksi rumah sakit saat ini. Yang penting untuk di ketahui adalah bahwa banyak kuman
koliform gram negatif adalah ³Kopartunis´ yang dapat menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam
penderita yang lemah dalam rumah sakit atau lembaga-lembaga lainnya. Kuman ini sering di tularkan
oleh pegawai, alat- alat atau pengobatan perenteral. Pengawasan kuman tergantung pada cuci tangan,
aseptis yang teliti, sterilisasi alat-alat, desimfeksi dan pengendalian perintah pengobatan
intravena dan tindakan pencegahan yang teliti dalam mempertahankan saluran air kemih
agar tetap steril (Jawest, Ernest dkk,1986).
Tinjauan Tentang MPN Coliform.
Penghitungan Mikroorganisme Dengan Metode Angka Paling Mungkin (Most Probable
Number = MPN).
Metode penentuan angka mikroorganisme dengan metode Angka Paling Mungkin di gunakan luas di
lingkungan sanitasi untuk menentukan jumlah kuman Coliform di dalam air, susu, dan makanan
lainnya. Metode ini adalah metode statistik didasarkan pada teori kemungkinan. Serangkaian sampel
diencerkan sampai titik akhir dimana tidak ada mikroorganisme hidup. Untuk mendapatkan titik
akhir, serangkaian pengenceran di biakkan di dalam media pertumbuhan yang cocok dan
perkembangan/perubahan sifat-sifat yang mudah di amati seperti pembentukan asam, atau kekeruhan
di pakai untuk mengetahui adanya pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri pada masing-masing
tabung di sesuaikan dengan tabel indeks MPN untuk menentukan konsentrasi mikroorganisme di
dalam sampel asli. Dan batas kepercayaan 95% untuk berbagai kombinasi hasil positif dan negatif
pada penggunaan 3 tabung 10ml, 3 tabung 1ml, dan 3 tabung 0,1ml (Dr.Harmita,Apt.2005).
a
c
c
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Bakteri Coliform di bagi menjadi dua :
Coliform Fekal
Misalnya Escerechia Coli
Coliform non Fekal
Misalnya Enterobacter Aerogenes
Epidemi,Pencegahan dan Pengawasan
Kuman Coliform merupakan normal saluran pencernaan, beberapa hari setelah lahir dan sejak itu
merupakan bagian utama Coliform jasad renik erobik normal dari tubuh. E.Coli adalah suatu
prototipe. Ditemukannya Coliform dalam air atau susu di terima sebagai bukti adanya kontaminasi
c
tinja. Adanya spesies Escerechia atau Enterobacter atau ³intermediate´nya dalam jumlah besar dalam
Tindakan pengawasan tidak mudah di lakukan pada flora endogen normal. Erotipe enteropatogenik
E.Coli dan kuman ³parakalon´ harus di awasi seperti Salmonella. Coliform merupakan masalah
pokok infeksi rumah sakit saat ini. Yang penting untuk di ketahui adalah bahwa banyak kuman
koliform gram negatif adalah ³Kopartunis´ yang dapat menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam
penderita yang lemah dalam rumah sakit atau lembaga-lembaga lainnya. Kuman ini sering di tularkan
oleh pegawai, alat- alat atau pengobatan perenteral. Pengawasan kuman tergantung pada cuci tangan,
aseptis yang teliti, sterilisasi alat-alat, desimfeksi dan pengendalian perintah pengobatan intravena dan
tindakan pencegahan yang teliti dalam mempertahankan saluran air kemih agar tetap steril (Jawest,
Ernest dkk,1986).
B. SARAN
Oleh karena itu perlu diperhatikan pengujian jenis bakteri yang relevan dan metode
pengujian
yang
terjamin
mutunya
sehingga
hasil
pengujian
da
pat dipertanggungjawabkan kepada khalayak. Dan diharapkan warga dapat menjaga diri dan
lingkungannya sendiri
DAFTAR PUSTAKA
http://agunggenilangit.blogspot.com/2009/09/uji-most-probable-number-mpn-
coliform.html
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf_bctrindktr.php
http://www.scribd.com/doc/16766824/uji-coliform?secret_password=&autodown=doc