You are on page 1of 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sekitar 90 jenis unsur terdapat di alam, sisanya merupakan
unsur buatan. Sebagian dari unsur tersebut terdapat sebagai unsur
bebas, tetapi lebih banyak yang berupa senyawa. Unsure-unsur gas
mulia (helium, neon, argon, krypton, xenon, dan radon) terdapat
sebagai unsur bebas. Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari
unsure gas mulia. Beberapa unsur logam, yaitu emas, platina, perak,
dan tembaga, juga ditemukan dalam bentuk bebas, disamping sebagai
senyawa. Begitu juga dengan beberapa unsure non logam, yaitu
oksigen, nitrogen, belerang, dan karbon.
Berbagai jenis unsure kita gunakan dalam kehidupan sehari-
hari maupun dalam industri. Penggunaan suatu unsure kita gunakan
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri. Penggunaan
suatu unsure bergantung pada sifat-sifat istimewa dari unsure
tersebut. Kita menggunakan tembaga sebagai tembaga sebagai kabel
listrik, karena tembaga mempunyai daya hantar yang baik, tahan
karat, dan tersedia dalam jumlah yang memadai. Kita menggunakan
aluminium untuk badan pesawat terbang karena ringan dan tahan
karat.
Seperti yang telah disebutkan diatas, penggunaan suatu unsure
didasarkan pada sifat-sifat dari unsure tersebut. Kita membedakan
sifat-sifat dari unsur atas sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis
menyangkut penampilan (seperti wujud, kekerasan, warna, bau, dan
rasa), serta sifat-sifat yang tidak melibatkan pengubahan unsure itu

103
menjadi zat lain (seperti jari-jari atom, titik leleh, titik didih, dan kalor
jenis). Sifat kimia berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dialami
oleh zat itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat
asam, dan sifat basa.
Sehingga dari percobaaan ini mahasiswa dapat mengambil
manfaat bahwa dengan mengetahui sifat-sifat unsur kimia, mahasiswa
dapat mengetahui penggunaannya terutama bagi kehidupan sehari-
hari.
1.2 Tujuan
− Mengetahui reaksi antara logam K dengan H2O.
− Mengetahui reaksi antara logam Mg dengan H2O.
− Mengetahui reaksi antara CaCl2 dan BaCl2 dengan larutan H2SO4.
− Mengetahui reaksi antara larutan CaCl2 dan BaCl2 dengan larutan
NaOH.

104
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Logam Alkali


Logam alkali tanah adalah unsure-unsur golongan I A (kecuali
hydrogen), yaitu litium, nat, rubidium, sesium, dan fransium. Kata alkali
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Air abu bersifat basa. Oleh
karena logam-logam golonan I A membentuk basa-basa kuat yang
larut dalam air, maka disebut logam alkali.
a Sifat fisis
Beberapa data fisis logam alkali :

Sifat Litium Natrium Kalium Rubidium Sesium

Nomor atom 3 11 19 37 55
Konfigurasi
(He) 2s (Ne)3s (Ar) 4s (Kr) 5s (Xe) 6s
elektron
Jari-jari atom 1,57 1,86 2,31 2,44 2,62
Jari-jari ion 0,60 0,95 1,33 1,48 1,69
Titik cair 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih 1347 883 774 688 678
Rapatan 0,53 0,97 0,86 1,53 1,88
Energi pengionan
(tingkat pertama) 520 496 419 403 376
(tingkat kedua) 7298 4562 3051 2632 2420
keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Kekerasan 0,6 0,4 0,5 0,3 0,3

105
Daya hantar listrik 17,4 35,2 23,1 13,0 8,1
Merah- Merah-
Warna nyala kuning ungu biru
tua biru
Potensial reduksi
3,04 2,71 2,92 2,92 2,92
standar

Seperti dapat dilihat pada tabel diatas, kecenderungan sifat


logam alkali sangat beraturan. Dari atas kebawah, jari-jari atom, dan
massa jenis (rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan titik didih
berkurang. Sementara itu, energi pengionan dan keelektronegatifan
berkurang. Potensial electrode (besaran yang menggambarkan daya
reduksi dalam larutan), dari atas ke bawah cenderung bertambah,
kecuali litium. Litium ternyata mempunyai potensial electrode yang
paling besar. Hal ini merupakan penyimpangan sebagaimana sering
diperlihatkan oleh unsure-unsur periode kedua. Seperti pernah
disebutkan, penyimpangan itu berkaitan dengan kecilnya volum atom
unsure periode kedua tersebut.
Dalam banyak hal, litium lebih mirip dengan magnesium dari
golongan II A. hubungan seperti itu disebut hubungan diagonal.
Hubungan diagonal juga diperlihatkan oleh berilium yang mirip
dengan aluminium dan boron yang mirip dengan silicon.
Li Be B C
Na Mg Al Si

b Sifat kimia
Logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif.
Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah (dari litium ke fransium).
Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan energi ionisasinya yang

106
rendah, sehingga mudah melepaskan electron. Hamper semua
senyawa logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam air.

c Reaksi-reaksi logam alkali


1) Reaksi dengan air
Semua logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa
dan gas hydrogen. Litium bereaksi agak pelan, sedangkan
natrium bereaksi hebat. Kalium, rubidium, dan sesium meledak
jika dimasukkan ke dalam air.
2L + 2H2O  2 LOH + H2 (L=logam alkali)
Oleh karena reaksi itu sangat eksoterm, maka gas hirogen
yang terbentuk segera terbakar. Janganlah sekali-sekali
memegang logam alkali, karena logam itu dapat bereaksi dengan
air pada tangan yang dapat menimbulkan api atau ledakan.
2) Reaksi dengan hydrogen
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas
hydrogen membentuk hibrida, suatu senyawa ion yang
hidrogennya membentuk hibrida, suatu senyawa ion yang
hidrogennya mempunyai bilangan oksidasi -1.
2L + H2  2LH
3) Reaksi dengan oksigen
Logam alkali terbakar dalam oksigen membentuk oksida,
peroksida, atau superoksida.
4L + O2  2L2O (L=logam alkali)
Jika oksigen berlebihan, natrium dapat membentuk peroksida.
2Na + O2  Na2O2
Kalium, rubidium, dan sesium dapat membentuk superoksida
dalam oksigen berlebihan :

107
L + O2  LO2
Oleh Karena sangat mudah bereaksi dengan air dan
oksigen, maka logam alkali biasanya disimpan dalam cairan yang
inert misalnya minyak tanah (kerosin) atau dalam botol yang
diisolasi. Walaupun demikian, permukaan logam itu sedikit demi
sedikit bereaksi juga. Logam kalium yang telah disimpan lama
akan ditutupi lapisan peroksida. Memotong logam kalium yang
sudah tertutup lapisan peroksida harus dilakukan dengan hati-hati
karena mata pisau dapat menekan lapisan peroksida sehingga
masuk ke dalam lapisan kalium dan menimbulkan reaksi
eksoterm.
KO2+ 3K  2K2O
Kalor yang dibebaskan reaksi itu dapat mendidihkan
kalium yang segera bereaksi dengan oksigen atau uap air
diudara, yang dapat menimbulkan ledakan.
4) Reaksi dengan halogen
Logam alkali bereaksi hebat dengan halogen membentuk garam
halide.
2L + X2  2LX
Natrium cair terbakar dalam gas klorin menghasilkan nyala
berwarna kuning khas logam natrium.

2.2 Logam Alkali Tanah


Logam alkali tanah meliputi berilium, magnesium, kalsium,
strontium, barium, dan radium. Dalam system periodic, keenam unsure
itu terletak pada golongan II A. logam alkali tanah juga membentuk
basa, tetapi lebih lemah dari logam alkali. Berbeda dengan golongan I
A, senyawa dari logam golongan II A umum,nya ditemukan dalam

108
tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu disebut logam alkali
tanah (alkaline earth metal).
a Sifat-sifat fisis logam alkali tanah

sifat Be Mg Ca Sr Ba

Nomor atom 4 12 20 38 56
Konfigurasi
[He] 2s [Ne] 3s [Ar] 4s [Kr] 5s [Xe] 6s
elektron
Titik cair 1278 649 839 769 725
Titk didih 2970 1090 1484 1384 1640
Rapatan 1,85 1,74 1,54 2,6 3,51
Energi pengionan
Tinkat pertama 899 738 590 590 503
Tingkat kedua 1757 1451 1145 1064 965
Tingkat ketiga 14848 7733 4912 4210 3430
Keelektronegatifan 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9
Potensial reduksi
-1,70 -2,38 -2,76 -2,89 -2,90
standar
Jari-jari atom 1,11 1,60 1,97 2,15 2,17
Jari-jari ion 0,30 0,65 0,99 1,13 1,35
Kekerasan 5 2,0 1,5 1,8 2
Daya hantar listrik 8,8 36,3 35,2 7,0 -
Tidak Tidak Jingga
Warna nyala Merah hijau
ada ada merah

Dari berilium ke barium jari-jari atom meningkat secara


beraturan. Pertambahan jari-jari menyebabkan penurunan energi
pengionan dan keelektronegatifan. Potensial electrode juga
meningkat dari kalsium ke barium, akan tetapi berilium menunjukkan
penyimpangan karena potensial elektrodenya relative kecil. Hal itu
disebabkan energi ionisasi berilium (tingkat pertama dan tingkat
kedua) relative besar. Titik cair dan titik didih cenderung menurun
dari atas ke bawah. Sifat-sifat fisis, seperti titik cair, rapatan, dan
kekerasan, logam alkali tanah lebih besar jika dibandingkan dengan

109
logam alkali seperiode. Hal itu disebabkan logam alkali tanah
mempunyai 2 elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat.
b Sifat-sifat kimia
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke
barium. Fakta ini sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena dari
berilium ke barium jari-jari atom bertambah besar sehingga energi
ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya,
kecenderungan untuk melepas electron membentuk senyawa ion
makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium,
yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, berbentuk senyawa ion,
tetapi magnesium membentuk beberapa senyawa kovalen
sedangkan senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.
Sifat logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi
logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi,
berilium kurang reaktif dibandingkan terhadap litium, magnesium
kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya. Hal
itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil sehingga
energi pengionan lebih besar. Lagipula logam alkali tanah
mempunayi 2 elektron valensi, sedangkan logam alkali hanya satu.
Kereaktifan kalsium, strontium, dan barium tidak terlalu berbeda dari
logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.
c Reaksi-reaksi logam alkali tanah
1) Reaksi dengan air
Kalsium, strontium, dan barium bereaksi baik dengan air
membentuk basa dan gas hydrogen, magnesium bereaksi sangat
lambat dengan air dingin dan sedikit lebih baik dengan air panas,
sedangkan berilium tidak bereaksi.
Ca + 2H2O  Ca (OH)2 + H2

110
2) Reaksi dengan udara
Semua logam alkali tanah terkorosi terus-menerus di
udara membentuk oksida, hidroksida atau karbonat, kecuali
berilium dan magnesium. Berilium dan magnesium juga bereaksi
dengan oksigen di udara, tetapi lapisan oksida yang terbentuk
melekat kuat pada permukaan logam sehingga menghambat
korosi berlanjut. Apabila dipanaskan kuat, semua logam alkali
tanah, termasuk berilium dan magnesium, terbakar di udara
membentuk oksida dan nitride.
2 M + O2  2 MO
3 M + N2  M3N2 (M=Logam alkali tanah)
3) Reaksi dengan halogen (X2)
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen
membentuk garam halide.
M + X2  MX2
Lelehan halide dari berilium mempunyai daya hantar listrik
yang buruk. Hal itu menunjukkan bahwa halide berilium bersifat
kovalen.
4) Reaksi dengan adam dan basa
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat
(seperti HCl) membentuk garam dan gas hydrogen. Reaksi makin
hebat dari Be ke Ba.
M + 2 HCl  MCl2 + H2
Be juga bereaksi dengan basa kuat, membentuk Be(OH)4 dan
gas H2 :
Be + 2NaOH + 2H2O  Na2Be(OH) 4 + H2

111
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat
− Tabung reaksi
− Gelas kimia
− Bunsen
− Penjepit tabung
− Pipet tetes
− Pinset
− Rak tabung reaksi
− Pipet volume 1 mL
Bahan
− Logam kalium
− Pita Mg
− Indikator PP
− Larutan CaCl2 0,5 M
− Larutan BaCl2 0,5 M
− Larutan H2SO4 0,5 M
− Larutan NaOH 0,5 M

112
− H2O

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Reaktifitas Unsur
a − Disiapkan tabung reaksi yang berisi 2 mL H2O.
− Dimasukkan logam Mg
− Diamati dan diperhatikan reaksi yang terjadi (ditandai dengan
adanya gelembung-gelembung gas).
− Dipanaskan hingga terjadi reaksi.
− Ditambahkan 1 tetes Indikator PP.
− Diamati perubahan warna yang terjadi.
b − Disiapkan gelas kimia yang berisi 10 mL H2O
− Dimasukkan logam kalium.
− Diamati reaksi yang terjadi.
− Ditambahkan 2 tetes indicator PP.
− Diamati perubahan warna yang terjadi.
3.2.2 Kelarutan Garam Sulfat
− Disiapkan 2 tabung reaksi.
− Diisi masing-masing tabung reaksi berturut-turut dengan CaCl2 dan
BaCl2 dengan volume masing-masing 1 mL.
− Ditambahkan 1 mL larutan H2SO4 0,5 M ke dalam masing-masing
tabung reaksi.
− Diamati endapan yang terbentuk (bandingkan endapan yang ada
pada setiap tabung reaksi).
3.2.3 Kelarutan Garam Hidroksida
− Disiapkan 2 tabung reaksi.
− Diisi masing-masing tabung reaksi dengan 1 mL CaCl2 dan BaCl2.

113
− Ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,5 M.
− Diamati endapan yang terbentuk (bandingkan endapan yang ada
pada setiap tabung reaksi).

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pengamatan


4.1.1 Reaktifitas unsur
Unsur + air dingin dipanaskan Pengamatan
Tidak terjadi Terjadi Terbentuk gelembung-gelembung
Mg reaksi reaksi gas. Dan setelah ditetesi indicator
PP berwarna ungu muda
Terjadi Terjadi ledakan kecil dan
reaksi mengeluarkan percik api berwarna
K -
ungu. Setelah ditetesi indicator PP
berwarna ungu tua

4.1.2 Kelarutan Garam Sulfat


Larutan + H2SO4 Keterangan
Sedikit endapan Tidak larut sempurna dan membentuk
CaCl2
endapan berwarna putih susu.
Banyak Tidak larut sempurna dan membentuk
BaCl2 endapan endapan berwarna putih susu yang lebih
banyak

114
4.1.3 Kelarutan Garam Hidroksida
Larutan + NaOH Keterangan
Banyak Membentuk larutan koloid dengan endapan
CaCl2
endapan berwarna putih susu.
Sedikit Membentuk larutan koloid dengan sedikit
BaCl2
endapan endapan berwarna putih susu.

4.2 Pembahasan
Dari atas ke bawah suatu unsure logam dalam satu golongan,
ukuran atomnya semakin besar menyebabkan energi ionisasinya
semakin kecil, sehingga makin mudah melepaskan electron. Semakin
mudah melepaskan electron, makin mudah bereaksi, makin reaktif.
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, ukuran atonya semakin
kecil menyebabkan energi ionisasinya semakin kecil, sehingga makin
sulit melepaskan electron. Makin sulit melepaskan electron, makin sulit
bereaksi, makin tidak reaktif.
Beberapa data fisis logam alkali adalah sebagai berikut.
Sifat Litium Natrium Kalium Rubidium Sesium
Nomor atom 3 11 19 37 55
Konfigurasi electron [He] 2s [Ne] 3s [Ar] 4s [Kr] 5s [Xe] 6s
Jari-jari atom 1,52 1,86 2,31 2,44 2,62
Jari-jari ion 0,60 0,95 1,33 1,48 1,69
Titik cair 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih 1347 883 774 688 678
Rapatan 0,53 0,97 0,86 1,53 1,88
Energi pengionan
(tingkat pertama) 520 469 419 403 376
(tingkat kedua) 7298 4562 3051 2632 2420
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Kekerasan 0,6 0,4 0,5 0,3 0,3

115
Daya hantar listrik 17,4 35,2 23,1 13,0 8,1
Merah- Merah-
Warna nyala kuning ungu Biru
tua biru
Potensial reduksi
3,04 2,71 2,92 2,92 2,92
standar

Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, kecenderungan sifat


logam alkali sangat beraturan. Dari atas ke bawah, jari-jari atom, dan
massa jenis (rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan titik didih
berkurang. Potensial electrode (besaran yang menggambarkan daya
reduksi dalam larutan), dari atas ke bawah cenderung bertambah,
kecuali litium. Litium ternyata mempunyai potensial electrode yang
paling besar. Hal ini merupakan penyimpangan sebagaimana sering
diperlihatkan oleh unsur-unsur periode kedua. Seperti pernah
disebutkan, penyimpangan itu berkaitan dengan kecilnya volum atau
unsure periode kedua tersebut.
Logam alkali merupakan golongan logam yang paling reaktif.
Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah (dari litium ke fransium).
Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan energi ionisasinya yang
rendah, sehingga mudah melepas electron. Hampir semua senyawa
logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam air.
Beberapa data fisis logam alkali tanah :
Sifat Be Mg Ca Sr Ba
Nomor atom 4 12 20 38 56
Konfigurasi electron [He] 2s [Ne] 3s [Ar] 4s [Kr] 5s [Xe] 6s
Titik cair 1278 649 839 769 725
Titik didih 2970 1090 1484 1384 1640
Rapatan 1,85 1,74 1,54 2,6 3,51
Energi pengionan
Tingkat pertama 899 738 590 590 503
Tingkat kedua 1757 1451 1145 1064 965
Tingkat ketiga 14848 7733 4912 4210 3430

116
Keelektronegatifan 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9
Potensial reduksi
-1,70 -2,38 -2,76 -2,89 -2,90
standar
Jari-jari atom 1,11 1,60 1,97 2,15 2,17
Jari-jari ion 0,30 0,65 0,99 1,13 1,35
Kekerasan 5 2,0 1,5 1,8 2
Daya hantar listrik 8,8 36,3 35,2 7,0 -

Dari berilium ke barium jari-jari atom meningkat secara


beraturan. Pertambahan jari-jari atom menyebabkan penurunan energi
pengionan dan keelektronegatifan. Potensial electrode juga meningkat
dari kalsium ke barium, akan tetapi berilium menunjukkan
penyimpangan karena potensial elektrodenya relative kecil. Hal; itu
disebabkan energi ionisasi berilium (tingkat pertama + tingkat kedua)
yang relative besar. Titik cair dan titik didih cenderung menurun dari
atas ke bawah. Sifat-sifat fisis,seperti titik cair, rapatan, dan
kekerasan, logam alkali tanah lebih besar jika dibandingkan dengan
logam alkali seperiode. Hal itu disebabkan logam alkali tanah
mempunyai 2 elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat.
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dari berilium ke
barium. Fakta ini sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena dari
berilium ke barium jari-jari atom bertambah besar sehingga eneregi
ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya,
kecenderungan untuk melepas electron membentuk senyawa ion
makin besar. Semua senyawa dari kalsium, strontium, dan barium,
yaitu logam alkali tanah yang bagian bawah, terbentuk senyawa ion,
tetapi magnesium membentuk beberapa senyawa kovalen sedangkan
senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.

117
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini untuk
mengetahui reaktifitas unsure golongan I A dan II A adalah sebagai
berikut.
Mg + 2H2O  Mg(OH) 2 + H2
2K + 2H2O  2KOH + H2
PP + KOH  merah muda/lembayung
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini untuk
mengetahui kelarutan garam sulfat adalah sebagai berikut.
CaCl2 + H2SO4  CaSO4 + 2HCl
BaCl2 + 2H2O  BaSO4 + 2HCl
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan ini untuk
mengetahui kelarutan garam hidroksida adalah sebagai berikut.
CaCl2 + 2NaOH  2NaCl + Ca(OH) 2
BaCl2 + 2NaOH  2NaCl + Ca(OH) 2
BaCl2 + 2NaOH  2NaCl + Ba(OH) 2
Trayek perubahan indicator PP adalah 8,3-10,0. Indikator PP
tidak berwarna dalam larutan yang memiliki rentang pH sampai
dengan 8,3-10. Indikator PP tidak berwarna dalam larutan yang
memiliki rentang pH sampai dengan 8,3 dan berwarna merah dari pH
= 10, dan dalam larutan yang pH-nya antara 8,3-10, warna indicator
PP adalah kombinasi dari kedua warna tersebut yaitu berubah dari
tidak berwarna menjadi ungu kemudian menjadi merah.
Indikator PP yaitu zat warna yang akan menghasilkan warna
berbeda dalam larutan basa dan asam. Sehingga fungsi dari indicator
PP yaitu untuk membedakan suatu larutan bersifat asam, bersifat basa
atau bersifat netral dengan penunjukkan warna yang berbeda.
Dalam percobaan ini, reaksi antara logam K dengan H 2O
menimbulkan suatu ledakan kecil dan mengeluarkan percik api

118
berwarna ungu. Hal ini terjadi karena reaksi ini sangat eksoterm ,
sehingga gas hydrogen yang terbentuk akan segera terbakar. Setelah
ditetesi indicator PP berwarna ungu tua yang menandakan bahwa
reaksi antara logam K dengan H2O membentuk basa.
Reaksi antara logam Mg dengan H2O menimbulkan gelembung-
gelembung gas yaitu berupa gas H2 hasil reaksi. Berbeda dengan
logam K yang menghasilkan gas H2 yang langsung terbakar, logam Mg
hanya menghasilkan gas H2 berupa gelembung-gelembung gas, hal ini
dikarenakan logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali yang
disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih kecil sehingga
pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah mempunyai 2
elektron valensi, sedangkan alkali hanya satu sehingga logam alkali
tanah kurang reaktif dibandingkan logam alkali. Hal ini juga
berpengaruh terhadap pembentukan basa pada saat bereaksi. Setelah
ditetesi indicator PP ternyata berwarna ungu muda yang menandakan
pembentukan basa pada logam alkali tanah lebih lemah daripada
logam alkali.
Reaksi antara larutan CaCl2 dengan H2SO4 menghasilkan
CaSO4 berupa endapan dalam jumlah sedikit. Sedangkan reaksi
antara larutan BaCl2 dengan H2SO4 menghasilkan BaSO4 berupa
endapan dalam jumlah yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan oleh
kelarutan senyawa sulfat (SO4) semakin ke bawah semakin kecil; atau
semakin susah larut sehingga pada reaksi antara CaCl 2 dengan H2SO4
menghasilkan lebih sedikit endapan dibandingkan reaksi antara BaCl2
dengan H2SO4.
Reaksi antara larutan CaCl2 dengan NaOH menghasilkan
endapan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan reaksi antara larutan
BaCl2 dengan NaOH menghasilkan endapan dalam jumlah yang lebih
sedikit. Hal ini dikarenakan oleh kelarutan hidroksida (OH) makinke

119
bawah dalam satu golongan semakin besar atau semakin mudah larut
sehingga pada reaksi antara CaCl2 dengan NaOH menghasilkan lebih
banyak endapan dibandingkan reaksi antara BaCl2 dengan NaOH.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
− Reaksi antara logam K dengan H2O menghasilkan basa kuat atau
KOH dan gas hydrogen atau H2 yang segera terbakar sehingga
menimbulkan ledakan kecil.
− Reaksi antara logam Mg dengan H2O menghasilkan basa atau
Mg(OH) 2 dan gas hydrogen atau H2 berupa gelembung-gelembung
gas.
− Reaksi antara larutan CaCl2 dengan H2SO4 menghasilkan HCl dan
endapan CaSO4 dalam jumlah yang sedikit. Sedangkan reaksi
antara larutan BaCl2 dengan H2SO4 menghasilkan HCl dan endapan
BaSO4 dalam jumlah yang banyak.
− Reaksi antara larutan CaCl2 dengan NaOH menghasilkan Ca(OH)2
dan endapan NaCl dalam jumlah yang banyak. Sedangkan reaksi
antara larutan BaCl2 dengan NaOH menghasilkan Ba(OH)2 dan
endapan NaCl dalam jumlah yang sedikit.

5.2 Saran
Percobaan yang dilakukan tidak hanya terbatas CaCl2 dan BaCl2 tetapi
yang lain juga agar lebih banyak perbandingkan sehingga lebih terlihat

120
sifat-sifat unsurnya dan pemahaman praktikan lebih jauh. Larutan yang
dapat dicoba antara lain MgCl2 dan SrCl2.

DAFTAR PUSTAKA

Basri, Sursani. 1996. Kamus Kimia. Bhineka Cipta ; Jakarta.


Syukri. 1991. Kimia Dasar I. ITB ; Bandung.
Tresna, sastrawijaya. 1994. Kimia Dasar II. Universitas Terbuka Depdikbud ;
Jakarta.

Samarinda, 12 November
2008
Mengetahui,
Asisten, Praktikan

Siti Nurhidayati M. Natsir Eka


05.54453.01866.08 0809045031

121

You might also like