Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Lina Marlin
Marlina Sinaga
Nova Riska
Oktari Maulani
JAKARTA
2010
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari/tanggal :
Waktu : 45 menit
Jumlah : 20 orang
Tujuan khusus :
Media : leaftlet,
Susunan kegiatan
LAMPIRAN MATERI
I. Pendahuluan
Jika hemoglobin pada kehamilan trimester pertama di bawah 11 g/dL dan pada
trimester kedua dan ketiga di bawah 10 g/dL, itu sudah dianggap anemia. Pengaruh
keadaan anemia terhadap kehamilan bergantung pada derajat anemia.
- laki-laki dewasa 13 g %
- wanita dewasa 12 g %
- wanita hamil 11 g %
- anak sekolah 12 g %
- anak prasekolah 11 g %
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah.
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia
atau Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%.
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro,
2002). Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja
jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada 3 bulan terakhir, karena pada
masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk diri sendiri sebagai persediaan
bulan pertama sesudah lahir
4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
7. Pendidikan rendah
8. Pekerja berat
3. Gejala Anemia
Dapat dilakukan dengan anamnesa pada ibu hamil dengan keluhan dari pasien
seperti : cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual
muntah lebih hebat pada hamil muda.
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu
hamil, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori,
yaitu normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8
g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu
hamil adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan
tertinggi 14.00 mg/dl. Hasil pemeriksaan Hb dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2-3kali, yaitu trimester I, II, dan III. Jika
ibu hamil mengalami anemia maka diberikan tablet Fe sebanyak 90 tablet.
Perdarahan Antepartum
Kala I memanjang
Kala II memanjang
Kala Uri dapar terjadi perdarahan post partum karena Atonia Uteri
6. Pencegahan
a. Makanlah makanan yang kaya akan sumber zat besi secara teratur yaitu dengan
cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi, sayuran berwarna
hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-
kacangan..
b. Makanlah makanan yang kaya sumber vitamin C untuk memperlancar penyerapan
zat besi.
c. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan
penyakit cacingan.
d. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
e. Minumlah pil penambah darah secara teratur.
f. Mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita
mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi
dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap
kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan
anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak
antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun.
Selain terapi obat dapat ditangani dengan terapi diet. Dengan cara
meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe),
Selain terapi obat penanganannya dapat dilakukan dengan terapi diet. Untuk
memenuhi asupan zat besi, tingkatkan konsumsi bahan makanan tinggi zat besi (Fe)
misalnya makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna hijau tua.
Defisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi
anemia tinggi, defisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling
dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi folat selama ini
dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah
anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah
Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg
ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pada
beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping seperti mual,
nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air besar. Agar tidak terjadi
efek samping dianjurkan minum tablet setelah makan pada malam hari.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia
dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka
kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus
mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi
hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada
kehamilan muda.
b. Saran
Masa hamil adalah masa yang akan dilewati oleh semua calon ibu yang akan
mempunyai buah hati, saat hamil, kondisi ibu sangat rentan terhadap suatu penyakit,
oleh sebab itu dengan di berikan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil, di
harapkan ibu akan bisa melewati masa hamil nya dengan baik. Semoga penyuluhan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
IV. Evaluasi
1. Jelaskan yang dimaksud dengan anemia?
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau
kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002).
2. Sebutkan gejala dari anemia?
Dapat dilakukan dengan anamnesa pada ibu hamil dengan keluhan dari pasien
seperti : cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual
muntah lebih hebat pada hamil muda.
Kala I memanjang
Kala II memanjang
Kala Uri dapar terjadi perdarahan post partum karena Atonia Uteri
Abortus (keguguran)
Kematian Intrauteri
Cacat bawaan
Manuaba, ida Bagus. 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
http://www.grahapermataibu.com/index.php
http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/01/24/anemia-pada-ibu-hamil/
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/30/12261371/Anemia.pada.Ibu.Hamil
http://devide.student.umm.ac.id/2010/02/04/anemia-pada-ibu-hamil/
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Bd. Tinur Raya Sinaga Am. Keb Bd. Ika Am. Keb