You are on page 1of 19

1) DEFINISI

2) PRINSIP DASAR
3) DAUR GEOLOGI
4) DISPERSI
5) LINGKUNGAN GEOKIM IA
6) MOBILITAS UNSUR
7) ANOMALI GEOKIMIA
DEFINISI
 Geokimia mempelajari jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan
tanah, air, dan atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit
terkecil dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan
serta distribusi inti atom

 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar dapat dikelompokan
kedalam dua hal; yakni :
 1. Distribusi unsur dalam bumi (deskripsi)
 2. Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut di atas (interpretasi)
 Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan,
distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat
dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian yang lebih
sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis satu atau lebih unsur
jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk
mendapatkan anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang
kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).
PRINSIP DASAR
 Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral
yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina,
kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang
kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
 Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini
dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak
tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat
seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk
pola dispersi bisa:
 memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya: serussit dan
anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
 dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari endapan kalkopirit)
 bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan lempung yang
berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
 bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material organik pada
aliran sungai bisa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit)
 bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan atau khewan)
 
DAUR GEOLOGI

Semua endapan bijih adalah


produk dari daur yang sama di
dalam proses-proses geologi yang
mengakibatkan terjadinya tanah,
sedimen dan batuan.
Skema daur ulang
DISPERSI

Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang


transpor dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi
dapat terjadi secara mekanis (contohnya pergerakan
pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi,
difusi dan pengendapan dalam larutan).
LINGKUNGAN GEOKIMIA
Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah
zona pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan
temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan
oksigen bebas yang rendah.

L ingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan


pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh
temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas,
dan melimpahnya O2, H2O dan CO2.

Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan


sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi
survey tanah dan sedimen.
MOBILITAS UNSUR
Mobilitas unsur adalah kemudahan unsur bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa
unsur dalam proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak atau
mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn dipakai sebagai petunjuk dalam
prospeksi endapan Uranium.

Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda, contohnya: F bersifat sangat mobil dalam
proses pembekuan magma (pembentukan batuan beku), cebakan pneumatolitik dan hidrotermal,
namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses metamorfose dan pembentukan tanah.
Bila F masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.

 Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki mobilitas yang sangat
berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara spasial. Misalnya: Pb dan
Zn sangat sering terdapat bersama-sama (berasosiasi) di dalam endapan bijih (di dalam lingkungan
siliko-alumina), sedangkan dalam lingkungan pelapukan Zn yang jauh lebih mobil daripada Pb akan
mudah mengalami pelindian, sehingga Pb yang tertinggal akan memberikan anomali pada zona
mineralisasinya. Contoh lainnya:

 Emas yang tahan terhadap larutan akan tertinggal dalam gossan


 Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang relatif tidak larut. oleh karena
itu Pb cenderung tahan dalam gossan
 Mineral sulfida Cu, Zn dan Ag mudah terurai dan bermigrasi ke level yang lebih rendah membentuk
bijih yang kaya oksida
UNSUR PENUNJUK
 Karena unsur-unsur memperlihatkan mobilitas yang berbeda (dikontrol oleh
perbedaan stabilitas dan oleh lingkungan tempat mereka bermigrasi) sering
dilakukan penggunaan unsur penunjuk dalam prospeksi suatu unsur. Unsur
penunjuk adalah suatu unsur yang jumlahnya atau pola penyebarannya dapat
dipakai sebagai petunjuk adanya mineralisasi. Alasan penggunaan unsur
penunjuk antara lain:

 Unsur ekonomis yang diinginkan sulit dideteksi atau dianalisis


 Unsur yang diinginkan deteksinya mahal
 Unsur yang diinginkan tidak terdapat dalam materi yang diambil (akibat
perbedaan mobilitas)

Contohnya : Emas kelimpahannya kecil dalam bijih, oleh karena itu pola
dispersinya hanya mengadung kadar emas yang sangat rendah, kurang dari
batas minimal yang dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu, As, atau Sb dapat
berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang relatif besar.
ANOMALI GEOKIMIA
Bijih mewakili akumulasi dari satu unsur atau lebih diatas kelimpahan yang kita anggap
normal. Kelimpahan dari unsur khusus di dalam batuan barren disebut background.
Penting untuk disadari bahwa tak ada unsur yang memiliki background yang seragam,
beberapa unsur memiliki variasi yang besar bahkan dalam jenis batuan yang sama.
Contohnya background nikel:
 dalam granitoid kira-kira 8 ppm dan relatif seragam
 dalam shale berkisar antara 20 – 100 ppm
 dalam batuan beku mafik Ni rata-rata sekitar 160 ppm dan relatif tidak seragam
 dalam batuan beku ultramafik Ni rata-rata sekitar 1200 ppm dengan variasi yang besar.

 
 Tujuan mencari nilai background adalah untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu
nilai di atas background yang sangat diharapkan berhubungan dengan endapan bijih.
Karena sejumlah besar conto bisa saja memiliki nilai di atas background, maka ada nilai
ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan anomali, yang dikenal dengan
sebutan threshold, yaitu nilai rata-rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi
normal. Semua nilai di atas nilai threshold didefinisikan sebagai anomali.
Teknik-teknik interpretasi baru melibatkan grafik frekuensi kumulatif, analisis rata-rata yang bergerak,
analisis regresi jamak banyak menggantikan konsep klasik background dan threshold
PERENCANAAN
EKPLORASI GEOKIMIA
Karena eksplorasi mineral makin lama makin sulit,
mahal, dan kompetitif, maka eksplorasi perlu
dilakukan seefisien mungkin, dengan biaya yang
betul-betul efektif.

Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen,


yaitu sampling (pengambilan conto), analisis, dan
interpretasi. Ketiganya merupakan fungsi bebas yang
saling terkait. Kegagalan pada tahap yang satu akan
mempengaruhi tahap berikutnya.
PEMILIHAN METODA
 Pemilihan teknik tergantung pada mineralogi dan geokimia daerah
target. Komposisi badan bijih akan menentukan unsur yang dapat
digunakan. Contohnya Cu sangat ideal untuk endapan tembaga, tapi
As sangat berguna dalam pencarian mineralisasi emas, dll. Lebih jauh
lagi mineralogi daerah target dikombinasikan dengan lingkungan
sekunder (pola dispersinya). Contohnya dispersi Cu bisa hidromorfik
dan mekanis, sedangkan timah putih sangat khas, hampir selalu
mekanis sebagai butiran kasiterit, atau terdapat dalam biotit atau
mineral asesori lainnya.
 
 Hal kedua yang perlu dipertimbangkan adalah relatif dari target
(badan bijih) yang dapat dijumpai sebagai : (1) bijih yang tersingkap,
(2) tersingkap sebagian, (3) tertimbun batuan penutup yang lebih
muda, atau (4) tertutup dalam batuan induknya (blind
PEMILIHAN METODA

Penyontoan di permukaan akan efektif untuk tipe 1) dan 2), tapi perlu antisipasi untuk
respon geokimia yang berbeda. Kasus 3) dan 4) perlu teknik yang optimum yang dapat
mendeteksi melalui penutup, bawah penutup, gas bocor dari mineralisasi,
•atau mendeteksi halo (lingkaran) sekitar batuan.
PEMILIHAN METODA
Survey geokimia diterapkan pada berbagai tahapan
eksplorasi mineral, yaitu:
Survey regional dengan tujuan mencari jalur
mineralisasi
Survey lokal dengan tujuan mengidentifikasi daerah
target untuk keperluan evaluasi
Survey kekayaan dengan tujuan menentukan batas
daerah termineralisasi
Survey deposit dengan tujuan menentukan lokasi dari
badan bijih individua
TIPE SURVEI GEOKIMIA
SURVEI SEDIMEN SUNGAI AKTIF (STREAM SEDIMENT)
Survey sedimen sungai aktif banyak digunakan untuk program
penyelidikan pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya
sulit. Di daerah tropis, pengambilan conto sedimen sungai dapat
dilakukan bersamaan dengan pengamatan geologi dari float dan
batuan dasar yang tersingkap.

Ada empat variasi dalam survey sedimen sungai aktif , yaitu:


 Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia
 Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai
 Analisis fraksi halus dari sedimen sungai
 Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai
Prospeksi mineral berat
Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua. Sampai sekarang
masih banyak digunakan untuk prospeksi endapan yang mengandung
mineral resisten seperti: kromit, kasiterit, emas, platina, mineral tanah
jarang, rutil, sirkon, turmalin, garnet, silimanit, kianit dsb.

Material conto yang optimum adalah kerakal dengan diameter rata-


rata 5 cm. Untuk dapat melakukan pembandingan antar conto, perlu
jumlah conto yang seragam dengan teknik konsentrasi yang standar.
Metode yang paling sederhana adalah pendulangan atau dengan meja
Wilfey. Spasi conto bervariasi antara satu per 50 – 100 km2 sampai l
satu per 0,5 km2. Waktu yang diperlukan tergantung ukuran butir
conto, keadaan medan dan metode konsentrasi. Identifikasi akhir dari
mineral dilakukan secara petrografis , analisa kimia dan magnetic
separator di laboratorium.
Analisis konsentrat mineral berat dari sedimen

Konsentrat mineral berat yang diperoleh dianalisis


unsur jejaknya untuk mengetahui mineral asalnya.
Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan
dianalisis Cu-nya. Pirit yang berasal dari endapan Cu
dapat mengandung 1100–1700 ppm Cu, pirit dari
endapan Au mengandung 40–480 ppm Cu, dan pirit
dari batubara menandung 100 -120 ppm Cu.
Analysis fraksi halus sedimen
sungai aktif
Pengambilan contoh sedimen sungai aktif fraksi halus
banyak digunakan di daerah yang drainagenya cukup
besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan conto
ditentukan oleh kerapatan drainage, namun secara
kasar kerapatan conto dapat diambil satu per 2 –10
km2 untuk survey regional, kerapatan conto satu per
0,5 – 2 km2 digunakan untuk penyontoan
pendahuluan yang lebih rinci.

You might also like