Professional Documents
Culture Documents
T. HELVI MARDIANI
Bagian Biokimia
Fakultas Kedokteran
Pendahuluan
menjelaskan mengapa sebagian reaksi dapat terjadi sedangkan sebagian yang lain
tidak. Sejumlah sistem non biologik dapat menggunakan energi panas untuk
dan memakai energi kimia untuk memberikan tenaga bagi proses kehidupan.
elektron berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang
oksidasi dalam sel hidup dapat berlangsung tanpa peran molekul oksigen.
sebagai suatu zat antara berenergi tinggi dikenal dengan fosforilasi oksidatif.
dengan proporsi yang lebih besar bila dibandingkan dengan organisme an aerob.
BIOENERGETIKA DAN FOFORILASI OKSIDATIF
Hukum termodinamika
berbagai tujuan seperti pemeliharaan sel, reproduksi dan berbagai kerja baik fisik
maupun kimia. Dalam banyak reaksi biokimia, energi dari reaktan diubah dengan
sangat efisien menjadi bentuk yang berbeda. Dalam fotosintesa, energi cahaya
diubah menjadi energi ikatan kimia. Dalam mitokondria, energi bebas yang
terkandung dalam molekul kecil dari bahan makanan diubah mnjadi suatu alat tukar
energi dalam bentuk adenosin trifosfat ( ATP ). Energi ikatan kimia yang terkandung
dalam ATP selanjutnya digunakan dalam berbagai cara dan tujuan. Dalam kontraksi
otot, energi ATP diubah oleh miosin menjadi energi mekanik. Membran dan organel
sel mempunyai pompa yang menggunakan ATP untuk transport molekul dan ion. ATP
lingkungannya adalah tetap. Hukum kedua menyatakan bahwa suatu proses dapat
berlangsung spontan hanya bila jumlah entropi (tingkat kekacauan) suatu sistem
kriteria apakah suatu reaksi kimia dapat berjalan spontan, ialah bahwa perubahan
entropi reaksi kimia tidak dapat diukur secara langsung. Kesukaran ini diatasi
©2004 Digitized by USU digital library 1dengan menggunakan fungsi thermodinamika lain yang disebut
energi bebas ( G )
dengan persamaan : tG = tH - T tS .
tG adalah perubahan energi bebas suatu sistem yang mengalami perubahan pada
suatu tekanan (P) dan suhu (T) yang tetap. tH adalah perubahan entalpi
tV dalam reaksi biokimia kecil sehingga tH hampir sama dengan tE, maka : tG
= tE - T tS .
bebas (tG ) suatu reaksi adalah kriteria yang berharga untuk menentukan apakah
reaksi tersebut dapat berlangsung dengan spontan. Suatu reaksi dapat berlangsung
spontan hanya bila tG negatif. Bila tG nol, sistem berada dalam keseimbangan dan
bila positif, diperlukan masukan energi bebas untuk menggerakkan reaksi tersebut.
proses anabolisme.
Untuk merangkaikan kedua proses eksergonik dan endergonik harus ada
senyawa antara dengan potensial energi tinggi yang dibentuk dalam reaksi
eksergonik dan menyatukan senyawa yang baru dibentuk tersebut kedalam reaksi
Senyawa antara yang dibentuk tidak perlu mempunyai hubungan struktural dengan
reaktan-reaktan yang bereaksi. Dalam sel hidup, reaksi oksidasi yang melepas
energi bebas selalu disertai dengan peristiwa fosforilasi yang membentuk senyawa
dengan potensial energi lebih tinggi. Senyawa pembawa atau senyawa antara energi
ATP adalah nukleotida yang terdiri dari adenin , ribosa dan trifosfat . Bentuk
2+
atau Mn
2+
. Sebagai pengemban
energi, ATP kaya energi karena unit trifosfatnya mengandung dua ikatan
menjadi adenosin difosfat (ADP) dan ortofosfat (Pi) atau ketika ATP dihidrolisis
glukosa menjadi glukosa 6 fosfat adalah reaksi yang endergonik (tGº = + 13,8
kj/mol), agar reaksi dapat berlangsung harus terangkai dengan reaksi lain yang lebih
eksergonik yaitu hidrolisa gugus terminal fosfat ATP (tGº = - 30,5 kj/mol ) sehingga
Konversi antar ATP, AMP dan ADP adalah mungkin. Enzym adenilat kinase
(miokinase) mengkatalisis reaksi : ATP + AMP ⇔ ADP + ADP. Reaksi ini mempunyai
fungsi antara lain, memungkinkan fosfat energi tinggi dalam ADP untuk digunakan
dalam sintesa ATP, memungkinkan AMP yang terbentuk dari beberapa reaksi aktivasi
peningkatan konsentrasi AMP (ketika ATP terpakai habis) sebagai sinyal metabolik
reaksi biosintesis dijalankan oleh nukleotida trifosfat yang analog dengan ATP, yaitu
guanosin trifosfat (GTP), uridin trifosfat (UTP) dan sitidin trifosfat (CTP). Bentuk
difosfat nukleotida-nukleotida ini disebut dengan GDP, UDP dan CDP dan bentuk-
©2004 Digitized by USU digital library 2bentuk monofosfatnya dengan GMP, UMP dan CMP. Transfer
gugus fosforil terminal
dari satu kelain nukleotida dapat terjadi dengan bantuan enzym nukleosida difosfat
kinase seperti reaksi-reaksi ATP + GDP ⇔ ADP + GTP dan ATP + GMP ⇔ ADP + GDP.
fosfat yang lebih tinggi dari ATP, hal ini berarti senyawa-senyawa tersebut dapat
memindahkan gugus fosforilnya ke ADP untuk membentuk ATP. Potensial transfer
fosfat, fruktosa 6 fosfat, glukosa 6 fosfat dan gliserol 3 fosfat lebih rendah dari ATP.
energi adalah senyawa yang banyak melepaskan enegi bebas ketika mengalami
menunjukkan senyawa yang punya potensial transfer fosforil tinggi. Ada tiga sumber
fosforilasi oksidatif, sumber ~ P yang paling besar pada organisme aerobik, sumber
energi bebas untuk menggerakkan proses ini berasal dari reaksi-reaksi oksidasi
rantai pernapasan. Sumber kedua adalah glikolisis, membentuk total dua ~ P yang
terjadi pada reaksi pemecahan glukosa menjadi laktat. Sumber ketiga adalah siklus
asam sitrat, dimana satu ~ P dihasilkan langsung pada konversi suksinil ko-A
menjadi suksinat.
tinggi adalah yang mengandung ikatan tiol ester, mencakup koenzym A, protein
Reaksi oksidasi molekul bahan bakar dimana NADH dan FADH2 adalah
pengemban elektron utama
seperti glukosa dan asam lemak. Pada organisme aerob, akseptor elektron terakhir
adalah oksigen. Transport elektron dalam reaksi-reaksi oksidasi tidak langsung dari
nukleotida piridin atau flavin. Pengemban yang tereduksi ini kemudian memindahkan
elektron potensi tingginya ke oksigen melalui rantai pernapasan yang terdapat pada
sisi dalam membran mitokondria. Gradien proton yang terbentuk sebagai hasil aliran
elektron dalam rantai pernapasan ini yang kemudian mendorong sintesis ATP dari
ADP dan ortofosfat ( Pi ). Proses ini yang disebut fosforilasi oksidatif, yang menjadi
sumber utama ATP pada organisme aerob. Selain itu, elektron potensi tinggi yang
berasal dari oksidasi molekul bahan bakar dapat digunakan pada reaksi-reaksi
adalah cincin
NAD
+
menerima satu ion hidrogen dan dua elektron, yang ekivalen dengan satu ion
hidrida(H
).
, sedangkan yang
©2004 Digitized by USU digital library 3lainnya terdapat dalam pelarut sebagai proton. Kedua elektron
yang dilepaskan oleh
adalah flavin adenin dinukleotida (FAD). Bentuk tereduksinya adalah FADH2. Bagian
reaktif dari FAD adalah cincin isoaloksazinnya. FAD, seperti juga NAD
, dapat
ion hidrida.
oksidasi asam lemak dan reaksi-reaksi oksidasi dalam siklus asam sitrat merupakan
ini diberikan pada oksigen molekuler, sejumlah besar energi bebas akan dilepaskan
dan dapat digunakan untuk menghasilkan ATP. Adanya perbedaan potensial oksidasi
reduksi (E0’) atau potensial transfer elektron memungkinkan elektron mengalir dari
unsur yang potensial redoks lebih negatif (afinitas elektronnya lebih rendah) ke
unsur yang potensial redoksnya lebih positif (afinitas elektronnya lebih tinggi). Aliran
elektron ini akan melalui komplek-komplek protein yang terdapat pada membran
mitokondria. Akibatnya terbentuk kekuatan daya gerak proton yang terdiri dari
mengalir kembali kedalam matriks melalui suatu kompleks enzym sintesa ATP. Jadi,
oksidasi dan fosforilasi terangkai melalui gradien proton pada membran dalam
transfer elektron dari NADH atau FADH2 kepada oksigen melalui serangkaian
pengemban elektron. Proses ini adalah sumber utama pembentukan ATP pada
organisme aerob. Pembentukan ATP dalam glikolisis sempurna glukosa menjadi CO2
dan H2O, dari 30 ATP yang terbentuk 26 ATP berasal dari proses fosforilasi oksidatif.
pengangkutan elektron dari molekul NADH atau FADH2 ke oksigen molekuler dimana
terbentuk sejumlah ATP dan molekul air dikenal dengan rantai pernapasan. Komplek
komplek yang lain, tidak memompa proton. Dalam fosforilasi oksidatif, daya gerak
elektron diubah menjadi daya gerak proton dan kemudian menjadi potensial
fosforilasi. Fase pertama adalah peran komplek enzym sebagai pompa proton yaitu
transmembran ini mengandung banyak pusat oksidasi reduksi seperti flavin, kuinon,
besi-belerang, heme dan ion tembaga. Fase kedua dilaksanakan oleh ATP sintase,
suatu susunan pembentuk ATP yang digerakkan melalui aliran balik proton kedalam
matriks mitokondria.
Elektron potensial tinggi dari NADH masuk rantai pernapasan pada NADH-Q
reduktase atau disebut juga dengan NADH dehidrogenase atau komplek I. Langkah
awal adalah pengikatan NADH dan transfer dua elektronnya ke flavin mononukleotida
(FMN), gugus prostetik komplek ini, menjadi bentuk tereduksi, FMNH2. Elektron
kemudian ditransfer dari FMNH2 keserangkaian rumpun belerang besi (4Fe-4S), jenis
kedua gugus prostetik dalam NADH-Q reduktase. Elektron dalam rumpun belerangbesi kemudian
diangkut ke ko-enzym Q, dikenal juga sebagai ubiquinon. Ubiquinon
mengalami reduksi menjadi radikal bebas anion semiquinon dan reduksi kedua
terjadi dengan pengambilan elektron kedua membentuk ubiquinol (QH2) yang terikat
enzym. Pasangan elektron pada QH2 dipindahkan ke rumpun belerang besi (2Fe-2S)
kedua yang ada pada NADH-Q reduktase, dan akhirnya ke Q yang bersifat mobil
©2004 Digitized by USU digital library 4dalam inti hidrofobik membran dalam mitokondria. Aliran dua
elektron ini
Ubiquinol ( QH2 ) juga merupakan tempat masuk elektron dari FADH2 enzymenzym flavoprotein
kerantai pernapasan. Suksinat dehidrogenase merupakan bagian
dari komplek suksinat-Q reduktase atau disebut juga komplek II, suatu protein
masuk rantai pernapasan dalam bentuk QH2. Berbeda dengan komplek I, komplek II
dan enzym lain yang mentransfer elektron dari FADH2 ke Q tidak memompa proton
karena perubahan energi bebas dari reaksi yang dikatalisanya terlalu kecil. Itulah
sebabnya, ATP yang terbentuk pada oksidasi FADH2 lebih sedikit dari pada melalui
NADH.
heme sebagai gugus prostetik. Komplek III ini berfungsi mengkatalisir transfer
elektron dari QH2 kesitokrom c dan secara bersamaan memompa proton sebanyak
dua H
dalam komplek ini, juga mengandung protein Fe-S dan beberapa rantai polipeptida
lain. Heme pada sitokrom b berbeda dari heme yang ada pada sitokrom c dan c1
Sitokrom oksidase, komponen terakhir dari tiga pompa proton dalam rantai
sebagai akseptor terakhir. Sitokrom oksidase mengandung dua gugus heme yang
berbeda dari heme pada sitokrom c dan c1 karena gugus rantai samping hemenya
dan ikatannya pada enzym secara non kovalen. Heme komplek ini dikenali sebagai
heme a dan heme a3, karenanya komplek ini juga disebut sitokrom aa3. Selain heme
komplek ini juga mengandung dua ion tembaga, dikenal dengan CuA dan CuB.
Ferositokrom c memberikan satu elektronnya kerumpun heme a- CuA dan satu lagi
kerumpun heme a3- CuB dimana oksigen direduksi melalui serangkaian langkah
menjadi dua molekul H2O. Molekul oksigen merupakan ekseptor elektron terminal
yang ideal. Afinitasnya yang tinggi terhadap elektron memberi daya gerak
pernapasan tidak begitu pasti karena stoikiometri pompa proton, sintesa ATP dan
proses transport metabolite tidak harus dalam jumlah bulat atau bernilai tetap.
membran oleh Komplek enzym I, III dan IV per pasangan elektron, masing-masing
melalui ATP
sintase. Sedangkan untuk mengangkut ATP dari matriks kesitosol memerlukan satu
tambahan. Dengan demikian terbentuk kira-kira 2,5 ATP sitosol akibat aliran
sepasang elektron dari NADH ke oksigen. Untuk elektron yang masuk pada tahap
komplek III, misalnya yang berasal dari oksidasi suksinat, hasilnya adalah kira-kira
elektron terangkai erat dengan fosforilasi, elektron tidak mengalir melalui rantai
©2004 Digitized by USU digital library 5pernapasan ke oksigen bila tidak ada ADP yang secara simultan
mengalami
fosforilasi menjadi ATP. Fosforilasi oksidatif memerlukan suplai NADH atau sumber
elektron lain dengan potensial tinggi, oksigen, ADP dan ortofosfat. Faktor terpenting
konsumsi oksigen oleh mitokondria meningkat tajam bila ditambahkan ADP dan
kembali kenilai semula bila ADP yang ditambahkan sudah difosforilasi menjadi ATP.
Pengaturan oleh kadar ADP ini disebut pengaturan respirasi. Kepentingan fisiologis
mekanisme pengaturan ini jelas, kadar ADP meningkat bila ATP dipakai dan dengan
mengalir dari molekul bahan bakar kemolekul oksigen bila sintesa ATP tidak
diperlukan.
inhibitor spesifik. Inhibitor-inhibitor ini dibagi menjadi tiga golongan yaitu inhibitor
menjadi tak terkendali, karena konsentrasi ADP dan ortofosfat tidak lagi membatasi
pentaklorofenol dan yang memiliki daya paling kuat sampai seratus kali lebih besar
NADH yang terbentuk pada glikolisis disitosol, pada oksidasi gliseraldehid 3-fosfat,
membran mitokondria. Salah satu pembawa adalah gliserol 3-fosfat yang dapat
menyebrangi membran luar mitokondria. Langkah pertama dalam sistem ini adalah
fosfat yang dikatalisa oleh gliserol 3-fosfat dehidrogenase. gliserol 3-fosfat berdifusi
berbeda dengan enzym serupa yang ada disitosol, karena menggunakan FAD dan
bukan NAD sebagai akseptor elektron selain itu juga merupakan protein
kedalam sitosol untuk melengkapi sistem angkut ini. Flavin tereduksi dalam
pernapasan dalam bentuk QH2. Akibatnya hanya terbentuk 1,5 ATP dan bukan 2,5
ATP bila NADH sitosol yang dioksidasi dalam rantai pernapasan diangkut oleh gliserol
©2004 Digitized by USU digital library 6kedalam mitokondria melawan gradien konsentrasi NADH ,
walaupun untuk itu ,
sistem angkut ini harus merugi satu ATP dibanding bila sistem menggunakan NAD
.
Sistem angkut ini terutama berperan pada otot terbang serangga yang dapat
Dalam jantung dan hati, elektron dari NADH sitosol dibawa kedalam
penggemban membran dan empat enzym. Diawali dengan transfer elektron dari
aspartat, yang dapat diangkut kesisi sitosol. Berbeda dari sistem angkut gliserol
fosfat , NADH hanya dapat dibawa kedalam mitokondria bila ratio NADH / NAD
sitrat dan enzym-enzym oksidasi asam lemak. mitokondria memiliki dua sistem
membran, membran luar dan membran dalam yang luas dan berlipat-lipat. Lipatanlipatan pada
membran dalam disebut krista. Dua kompartemen dalam mitokondria
yaitu ruang antar membran (ruang antara membran dalam dan membran luar
mitokondria) dan matriks yang dibatasi membran dalam. Membran luar cukup
permeabel untuk sebagian besar molekul kecil dan ion, karena mengandung banyak
porin, suatu protein transmembran dengan pori besar. Sebaliknya hampir tidak ada
ion atau molekul polar yang dapat menembus membran dalam. Sekelompok besar
protein transport mengangkut metabolit seperti ATP dan sitrat, melalui membran
dalam kedalam matriks dan sebaliknya. Kedua sisi membran dalam disebut sisi
matriks (sisi negatif) dan sisi sitosol (sisi positif) karena potensial membran antara
dua sisi tersebut. Sisi ruang antar membran dikatakan sisi sitosol karena dapat
ATP dan ADP tidak berdifusi bebas melintasi membran dalam mitokondria.
membran dalam mitokondria. Aliran ATP dan ADP terangkai secara antiport, ADP
masuk matriks bila ATP keluar matriks mitokondria, dan sebaliknya. Pertukaran ATPADP sangat banyak
mengunakan energi, kurang lebih seperempat energi yang
Beberapa protein pengangkut atau pengemban mitokondria lain untuk ion dan
metabolite bermuatan bekerja dengan cara simport dan antiport. Pengemban fosfat,
-
) dengan OH
. Kerjasama kedua
pengangkut ini, menyebabkan pertukaran ADP dan Pi sitosol dengan ATP matriks,
dan fumarat dikeluarkan dari mitokondria secara antiport dengan Pi. Pengemban
trikarboksilat, mengangkut sitrat dan satu proton masuk mitokondria secara antiport
dengan malat. Pengemban piruvat, membawa masuk piruvat dari sitosol kematriks
. Pengangkut
Protein-protein pengangkut mitokondria ini dan lebih dari lima yang lainnya
bebas terhadap molekul kecil yang tidak bermuatan, seperti air, oksigen, CO2, NH3
©2004 Digitized by USU digital library 7dan asam monokarboksilat (seperti 3-hidroksibutirat,
asetoasetat, dan asetat ),
karnitin.
energi tinggi dari mitokondria kesitosol. Gerakan ini menguatkan fungsi kreatin fosfat
sebagai pendapar energi dengan bekerja sebagai suatu sistem yang dinamis untuk
pemindahan fosfat energi tinggi dari mitokondria pada jaringan yang aktif seperti
otot jantung dan otot skelet. Jumlah ATP pada otot hanya mencukupi untuk
menopang aktivitas produksi selama kurang dari satu detik. Otot vertebrata
mengandung gudang fosfat energi tinggi dalam bentuk kreatin fosfat (fosfokreatin),
yang dapat dengan mudah mentransfer fosfat energi tingginya ke ADP membentuk
ATP. Kreatin fosfat mempertahankan konsentrasi ATP tinggi selama periode kerja
otot.
mengkatalisa pemindahan fosfat energi tinggi dari ATP kepada kreatin. Selanjutnya,
kreatin fosfat yang terbentuk diangkut kesitosol melalui porin (pori-pori protein)
yang terdapat pada membran luar mitokondria. Isozym kreatin kinase yang berbeda
mengantarai pemindahan fosfat energi tinggi ke dan dari berbagai sistem yang
terhadap kebutuhan ATP yang besar, seperti kontraksi otot. CKc, kreatin kinase
untuk mempertahankan keseimbangan antara kreatin dan kreatin fosfat, juga
keseimbangan ATP dan ADP. CKg, kreatin kinase yang menggabungkan glikolisis
pada kreatin untuk sintesa kreatin fosfat. Dan CKm, kreatin kinase mitokondria yang
hidrolisa ATP yang –7,3 kkal/mol maka, perubahan energi bebas standart pada
pembentukan ATP dari kreatin fosfat adalah –3 kkal/mol. Potensial transfer fosforil
kreatin fosfat yang lebih tinggi dari ATP, menyebabkan kreatin fosfat menjadi dapar
Kesimpulan
1. Reaksi berlangsung spontan bila terjadi pelepasan energi bebas (tG negatif)
yaitu reaksi tersebut bersifat eksergonik, dan jika tG positif, reaksi hanya
2. ATP adalah zat perantara penukar energi bebas, yang merangkaikan prosesproses yang bersifat
eksergonik dengan proses-proses yang bersifat endergonik.
3. Enzym oksidase dan dehidrogenase memiliki peran utama dalam proses rantai
pernapasan.
energi dari gradien proton untuk mensintesa ATP dari ADP dan Pi. Dengan
demikian jelas terlihat bahwa rangkaian reaksi oksidasi terangkai erat dengan
fosforilasi.
oksidasi dan peristiwa fosforilasi atau memutus rangkaian oksidasi dan fosforilasi.